Share

Bab 5

last update Last Updated: 2024-03-19 13:43:01

Damar menatap Fitri dengan tatapan tajam di dalam rumah sederhana itu. Melihat sang istri baru pulang ketika jam menunjukkan pukul 07.00 malam, membuat emosi Damar meledak seketika

Suaranya naik satu oktaf dan ketus saat dia bertanya, “Kenapa jam segini kamu baru pulang?! Jangan jadikan ini kebiasaan baru, Fitri! Kamu pasti senang kan cari-cari kesenangan, sedangkan suamimu yang LUMPUH ini cuma bisa diam di rumah?!”

Fitri terdiam, berusaha untuk tidak terpancing oleh kata-kata Damar yang semakin hari semakin melukai hatinya.

“Maaf, Mas. Tadi aku lembur di kantor, jadi baru pulang lewat magrib…,” ucap Fitri dengan nada lemah, berusaha menjelaskan pada suaminya.

Namun Damar hanya diam, matanya tidak menatap Fitri. Tanpa berkata apa pun, pria itu memutar kursi rodanya sendiri menggunakan kedua tangannya dan meninggalkan Fitri.

“Semakin hari, kau semakin kurang ajar! Dasar Istri durhaka!”

Fitri masih bisa mendengar umpatan Damar sebelum pria itu masuk ke dalam kamar. Ia pun hanya bisa menghela nafas lelah, berusaha menahan tangis. Sudah biasa suaminya bersikap seperti.

Fitri mencoba untuk tidak menghiraukan ucapan Damar yang menyakiti hatinya ia lebih memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Beberapa saat kemudian setelah ia selesai dengan ritual mandinya, Fitri duduk di meja makan seperti biasa ia berharap masih ada sisa makanan yang dimasak tadi pagi, akan tetapi nihil ia tidak mendapatkan apapun di atas meja.

Fitri menutup kembali tudung saji itu kemudian ia ingin membuat segelas teh manis namun telinganya mendengar handphonenya berdering seperti ada pesan masuk.

Fitri pun berjalan mendekat ke arah bufet tv karena ia meletakkan tasnya di atas bufet itu. Fitri mengambil handphone miliknya yang berada di dalam tas kemudian melihat Siapa yang mengirim pesan di aplikasi hijaunya. Mata Fitri membulat sempurna saat melihat pesan foto yang terkirim dari nomor yang tidak ia kenal.

“Ini kan? Ini foto tadi siang saat aku telah berbicara dengan Mamat karena ia telah membantuku, Siapa yang mengirim pesan ini?” Fitri berpikir kira-kira Siapa yang mengirim pesan berupa foto saat ia telah memeluk Damar karena refleks saat ia begitu senang Damar bisa membantunya.

Di Saat Fitri masih bertanya-tanya tentang siapa pengirim foto itu pesan kedua pun masuk dari nomor yang sama. Kali ini bukan berupa foto melainkan berupa pesan teks.

“Udah punya suami tapi masih suka godain cowok lain di kantor. Dasar jalang!”

Fitri semakin penasaran dengan pesan teks itu, namun ia dibuat lebih sakit lagi saat pesan foto kedua, ini masuk dari nomor yang sama. Fitri pun langsung berlari keluar rumah setelah melihat foto yang dikirim oleh nomor yang sama yang ia tidak kenal adalah foto depan rumahnya.

Fitri membuka pintu dengan kasar dan saat di luar rumah ia menoleh ke kanan dan ke kiri namun tidak menemukan siapapun.

“Siapa sih Orang itu?” gumam Fitri lirih namun ia dibuat kaget saat ada sebuah tepukan di pundaknya dan membuatnya ia menoleh seketika.

“Mbak Fitri cari apa?”

“Eh, Bu Tati,”

“Mbak Fitri cari apa?” Bu Tati mengulangi pertanyaannya kepada Fitri yang terlihat gugup.

“Oh, ini Bu, tadi aku dengar suara tukang bakso lewat, tapi pas keluar rumah uang baksonya sudah kabur,” jawab Fitri sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“Elaah, kirain ibu ada apa,” ucap Bupati sambil tersenyum.

“Fitri, cepat masuk!” teriak Damar begitu keras hingga mengagetkan Fitri dan bupati yang tengah mengobrol di luar rumah. Damar tidak mau Fitri bersosialisasi dengan tetangganya itu karena ia merasa khawatir jika Fitri membocorkan semua kelakuan Damar yang sering menyiksa Fitri.

“Bu maaf Aku masuk dulu ya,” ucap Fitri sambil meninggalkan Bu Tati yang masih terpenuhi karena kaget Damar berteriak memanggil istrinya.

“Astaghfirullahaladzim, Mas Damar itu kok bisa seperti itu sama Mbak Fitri?” gerutu Bu Tati sambil berjalan pulang.

“Di dalam rumah sederhana itu, tersembunyi lebih banyak cerita daripada yang terlihat. Fitri, dengan segala ketegarannya, mungkin menyimpan perasaan dan beban yang tak terungkap. Apakah ada harapan untuk perubahan?” gumam Bu Tati Yang masih memikirkan sikap Damar pada Fitri.

*****

Keesokan harinya Saat Fitri tengah berjalan di koridor lobby kantor ia tidak sengaja menabrak Cindy yang tengah membawa beberapa berkas di tangannya hingga berkas-berkas di tangan Cindy itu terjatuh dan berserakan.

Namun Fitri begitu terkejut saat membantu mengemas berkas yang berserakan itu kedua bola matanya membulat sempurna saat melihat CV data berkasnya ada di tumpukan berkas-berkas yang dibawa oleh Cindy.

“Ini kenapa CV aku ada di Mbak?” tanya Fitri sambil menatap wajah cantik Cindy yang masih sibuk merapikan berkas yang berserakan.

“Pertanyaan bodoh! Kok lupa jika aku ini stafnya Pak Alvin wajar dong kalau aku punya CV ini!” ucap Cindy kasar.

“Apakah Mbah Cindy in-?”

“Apa maksudmu? Lebih baik kau cepat masuk! Apakah kau tidak menyadari jika kau sudah terlambat?” Potong Cindy yang merasa jika Fitri mencurigainya.

Sambil berjalan meninggalkan Cindy yang masih membereskan map yang masih berjajar itu Fitri berpikir, “apa iya yang mengirimkan pesan semalam itu Mbak Cindy?” gumam Fitri sambil berjalan menuju ke meja kerjanya namun ia berpapasan dengan Mamat.

“Mbak Fitri kenapa? Wajahnya terlihat pucat sekali Apakah Mbak Fitri sakit?” tanya Mamat yang merasa khawatir.

“Aku nggak papa kok mas, mungkin hanya kurang tidur saja, aku permisi dulu ya,” pamit Fitri mencoba menghindari Mamat.

“Aku buatkan teh manis hangat ya mbak Mbak tunggu saja di meja kerja mbak nanti teh manisnya segera datang!” ucap Mamat yang hendak berlalu dari hadapan Fitri.

“Tunggu mas!”

Mamat pun kembali menoleh dan menghampiri Fitri, “kenapa Mbak, Mbak butuh apa lagi selain teh manis?”

“Sebaiknya kita jangan terlalu dekat Mas,”

Mamat begitu terkejut mendengar apa yang barusan Fitri ucapkan hingga alisnya tertaut.

“Memang kenapa Mbak? Kita kan hanya sebatas berteman, dan aku rasa di kantor ini tidak ada larangan apapun untuk sesama staf atau OB untuk dekat,”

Mamat begitu penasaran menunggu jawaban dari Fitri, namun Fitri masih terdiam di hadapannya, dan terlihat matanya berkaca-kaca. Ingin sekali Mamat memeluk Fitri untuk menenangkan gadis itu. Namun ia urungkan mengingat posisinya Tengah di kantor dan ia hanya bisa menahan rasa sesak di dadanya.

Fitri sendiri bingung Apakah ia harus jujur pada pria yang tengah berdiri di hadapannya tentang status pernikahannya yang ia sembunyikan. Fitri pun berdehem untuk bisa menetralkan perasaannya agar ia bisa jujur.

“Aku sudah bersuami Mas, aku sudah menikah,”

Related chapters

  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 6

    Michael masuk ke dalam rumah dengan raut wajah yang ditekuk-tekuk. Ia bahkan tidak menghiraukan panggilan sang Mama yang tengah duduk di ruang televisi. Michael langsung masuk ke dalam kamarnya dan kemudian ia merebakan dirinya di atas kasur.Michael memutar musik rock dengan volume yang tinggi. Meskipun begitu Mona tidak bisa mendengar karena ruangan di kamar membaca kedap udara.Di luar kamar Mona berteriak memanggil putranya akan tetapi tidak ada jawaban sama sekali."Michael! Michael! Buka pintunya Nak! Ini Mama!" Teriak Mona dari luar kamar akan tetapi Michael sendiri tidak mendengar suara teriakan mamahnya karena suara musik yang terlalu keras.Michael masuk ke dalam kamar mandi kemudian membersihkan diri setelah beberapa saat kemudian ia keluar dengan tubuh yang segar namun otaknya masih saja terasa panas setelah mengetahui fakta jika wanita pujaannya sudah menikah.Michael berjalan ke arah balkon dengan menggunakan pakaian rumahan yang lebih santai ia berdiri sambil memandang

    Last Updated : 2024-04-06
  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 7

    Alvin masih menertawakan Michael yang masih bersedih karena galau. Tawanya Baru berhenti setelah Ronald masuk dan menghampiri kedua pemuda yang tengah berdiskusi di balkon."Om! Papa!" seru Michael dan Alvin secara bersamaan pada Ronald yang menyapa keduanya."Ada apa dengan kalian? Bukannya Bi Atun sudah memanggil kalian dan mengajak kalian untuk turun ke bawah!" tanya Ronald menatap tajam ke arah Michael dan Alvin secara bergantian."Michael nggak lapar Pa, Papa sama Mama dan Alvin saja yang makan terlebih dahulu!" ucap Michael pada Ronald.Ronald tidak memaksa putranya Jika ia tidak mau makan. Putranya sudah besar bukan seperti anak umur 5 tahun lagi yang harus disuapi. Jadi jika putranya tidak mau makan Ronald tidak perlu repot-repot untuk membujuknya. Berbeda dengan Mona sebagai sang ibu yang tidak ingin anaknya sakit. Jika mendengar Michael tidak mau makan Mona langsung sigap mengantarkan makan malam dan menyuapi Michael dengan telaten.Ronald berjalan keluar kamar Michael denga

    Last Updated : 2024-04-13
  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 8

    Fitri terbangun di sebuah ruangan yang serba putih dengan tangan kanannya dipasang jarum infus. Pandangannya berotasi mengelilingi ruangan tersebut. Ia berpikir siapa yang membawanya ke rumah sakit ini. Ia yakin sekarang ia berada di rumah sakit.Pandangannya kemudian tertuju pada seseorang yang tengah tertidur di sofa. Kedua alisnya tertaut dan matanya memicing untuk mencoba mengenali siapa pria itu. "Pak Alvin!"Fitri begitu terkejut saat melihat jam dinding menunjukkan pukul 06.00 pagi. "Apa aku tidak salah lihat? Itu artinya aku sudah semalaman berada di rumah sakit ini? Lalu bagaimana dengan mas Damar?" gumam Fitri yang langsung mencoba turun dari brankar.Namun karena ranjang itu terlalu tinggi, dan Fitri kesusahan untuk menuruninya Fitri pun terjatuh sehingga membuat Alvin yang tengah tertidur terkejut dengan suara benda jatuh. Alvin yang hendak ingin membantu Fitri kembali ke atas ranjang, ia urungkan karena Fitri menolaknya."Mari saya bantu kamu untuk naik," ucap Alvin sam

    Last Updated : 2024-04-16
  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 9

    Setelah kepergian Alvin, Fitri mengatakan pada Asih Jika ia sudah baik-baik saja. Fitri meminta Asih untuk mengantarnya pulang."Asih, kamu bisa mengantarku pulang atau tidak? Aku khawatir pada Mas Damar dia pasti cemas," tanya Fitri pada Asih ia ingin mencabut selang infus yang menancap di punggung tangannya. Namun Asih menghentikannya."Jangan Fit!" Asih mencoba mencegah keinginan Fitri untuk pulang dan meninggalkan rumah sakit. Asih sudah menjalankan perintah sesuai dengan keinginan atasannya yaitu Pak Alvin yang menyuruhnya untuk menjaga Fitri selama dirawat di rumah sakit. Bahkan Alvin menjanjikan jika Fitri dan Asih akan tetap aman bekerja di kantor selama menuruti apa yang dikatakan oleh atasannya."Ini sudah perintah dari atasan kita, Pak Alvin sendiri yang menyuruhku untuk menjagamu!" ucap Asih saat Fitri menatapnya.Asih pun mengangguk kemudian tersenyum, dan meyakinkan Fitri agar percaya dengan apa yang ia ucapkan. Saat Fitri sudah membaringkan tubuhnya kembali di atas ran

    Last Updated : 2024-04-19
  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 10

    "Maaf pak, tadi tiba-tiba perut sebelah kiri saya terasa sakit mungkin karena saya belum sarapan tadi pagi," alibi Cindy sambil menampilkan raut wajah yang menahan rasa sakit. "Kalau begitu kau pulang saja!" perintah Alvin kepada Cindy kemudian Alvin segera memasukkan gawainya ke dalam saku jasnya dan segera meninggalkan ruangannya namun baru beberapa langkah ia menghentikan langkahnya karena Cindy menghentikannya dengan menanyakan bagaimana dengan acara yang akan digelar kantor ini perayaan ulang tahun Sanjaya Corporation."Pak tunggu! Bagaimana dengan acara perayaan ulang tahun Sanjaya corporation yang akan digelar dua hari lagi? kita belum membuat persiapan untuk merayakan acara penting itu," ucap Cindy yang sangat berharap rencananya akan berhasil.Alvin langsung menoleh ke arah Cindy, ia tersenyum karena dia sendiri merupakan acara penting di kantornya ia berterima kasih kepada Cindy yang sudah mengingatkan acara yang akan digelar dua hari lagi."Terima Kasih, kau sudah menginga

    Last Updated : 2024-04-22
  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 11

    Fitri berusaha menjelaskan dengan tenang, “Mas, aku mengerti kekhawatiranmu, tapi aku berjanji tidak ada yang terjadi antara aku dan Pak Alvin. Kami hanya memiliki hubungan profesional di kantor. Aku selalu setia padamu dan tidak akan pernah melakukan hal yang bisa merusak kepercayaanmu.” Fitri berharap suaminya bisa memahami dan percaya padanya.Fitri merasa tegang. Suaminya, Damar, masih menatapnya dengan pandangan tajam. Fitri tahu bahwa situasinya semakin rumit. Di satu sisi, dia harus menjaga hubungannya dengan Alvin di kantor agar tidak merusak karirnya. Di sisi lain, dia harus memastikan Damar tidak merasa cemburu dan curiga. Fitri merenung sejenak, mencari cara untuk mengatasi semua masalah ini.Sementara itu, Cindy, rekan kerjanya yang selalu mencurigai Fitri, semakin dekat dengan kebenaran. Dia terus mengintai dan mengumpulkan bukti tentang Fitri. Fitri merasa tertekan karena rahasia besar yang dia simpan.Dalam keheningan yang menegangkan, Damar akhirnya menghela nafas. “Ak

    Last Updated : 2024-04-27
  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 12

    Malam yang telah ditunggu-tunggu pun tiba. acara pesta ulang tahun Sanjaya corporation yang diselenggarakan di salah satu hotel bintang 5 sudah dipenuhi oleh para tamu undangan. Tamu undangan seperti klien penting dan beberapa karyawan kantor dan karyawan pabrik. Semua ikut merayakan kebahagiaan.Alvin yang baru saja tiba di gedung hotel bersama Fitri dan juga Asih, ketiganya langsung turun dari mobil Setelah tiba di ballroom. Seorang wanita yang datang menyambut kedatangan Alvin langsung menghentikan langkahmu dan bersembunyi di balik punggung beberapa security hotel itu. Wanita cantik itu, mengepalkan kedua tangannya hingga buku-bukunya memutih. Ia begitu kesal melihat Fitri berjalan bersama dengan atasannya bahkan Alvin sampai menyempatkan diri untuk menjemput Fitri. Wanita itu pun tersenyum menampilkan seringainya yang licik, "Kamu akan menyesal Fitri setelah menyakitiku!" gumam wanita cantik itu. Di tempat lain Mamat melihat jika Fitri berangkat dengan Alvin. Ia ingin sekali m

    Last Updated : 2024-05-01
  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 13

    "Michael tadi ada di sini tante, dan ia sebelumnya juga berbincang dengan beberapa klien di sana, tapi sekarang entah ke mana anak itu," jawab Alvin yang kesakitan sambil kedua tangannya memegang lengan Mona yang terus-menarik telinganya. "Tante Kenapa ada di sini? bukannya Tante dan Om bilang tidak akan hadir di acara penting ini?" sambung Alvin lagi sambil mengusap telinganya yang sudah memerah setelah Mona melepaskan tarikan tangannya di telinganya. "Pa, anak nakal itu tidak ada di sini!" lirih mona pada Ronald yang telah berdiri di sampingnya."Mungkin ia tengah berkumpul dengan relasi yang dan klien lainnya, Ya sudah biarkan saja Ma. lebih baik kita pulang saja tidak baik untuk Mama semakin malam di sini," ajak Ronald pada Mona. "Jika nanti kau melihat Michael langsung saja suruh pulang jangan mampir ke mana-mana lagi!" pinta Mona sebelum beranjak pergi pada Alvin yang hanya bisa menggukan kepalanya."Padahal Michael bukan anak umur 5 tahun lagi lo tante," gerutu Alvin namun Mo

    Last Updated : 2024-05-07

Latest chapter

  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 20

    Cindy menghentakan kakinya karena ia begitu kesal kepada Michael yang bukannya mengajak dirinya malah mengajak Alvin. Cindy menatap dua punggung tegak yang perlahan menjauh dari. Ia pun teringat pada seseorang yang beberapa hari yang lalu telah Ia perintahkan untuk menjebak Fitri. "Jangan sampai orang itu buka mulut jika suatu saat nanti bertemu dengan Pak Alvin. Aku harus secepatnya mencegahnya,'' gumam Cindy kemudian ia meraih tas kecilnya dan memasukkan handphone serta dompet yang berada di laci meja kerjanya. Cindy berjalan keluar kantor menuju tempat di mana ia akan bertemu pria yang ia suruh untuk menculik Fitri. Dan menjual Fitri kepada seorang germo yang terkenal di kota. Cindy juga ingin tahu siapa yang membeli Fitri saat malam itu. Cindy begitu yakin jika yang membeli Fitri itu adalah laki-laki hidung belang dan juga tua. Iya pun terkekeh geli saat membayangkan Fitri Tengah digagai oleh seorang pria hidung belang dan usianya sudah renta.Mobil yang dikendarai oleh Cindy

  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 19

    "Jangan sentuh aku!" teriak Fitri tepat di hadapan Michael. Fitri menatap Michael dengan tatapan yang tajam dan penuh kekecewaan. “Apa tujuanmu membohongiku, Michael? Kenapa kamu menyamar sebagai Mamat?” tanyanya, suaranya bergetar karena emosi yang bercampur antara marah dan sedih. Michael menghela nafas, matanya tidak bisa menatap langsung ke dalam mata Fitri. “Fitri, aku… aku hanya ingin dekat denganmu. Aku tahu ini salah, tapi aku tidak bisa menahan perasaanku,” jawab Michael dengan suara yang rendah. Fitri menggigit bibirnya, berusaha keras untuk tetap tenang. “Perasaanmu tidak bisa menjadi alasan untuk membohongi seseorang, Michael. Kamu telah melukai aku,” ucapnya, air mata mulai jatuh dari matanya. "Kamu tega! apa yang sudah kamu lakukan padaku semalam? memaksaku untuk menuruti nafsumu! kamu tega melakukan semua itu padaku merenggut kesucian yang selama ini aku jaga, bahkan suamiku sendiri Mas Damar belum pernah menyentuhku!" pekik Fitri dengan suara yang naik satu oktaf b

  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 18

    Keesokan harinya Fitri sudah mulai masuk ke kantor lagi. Meskipun Fitri merasa malu jika ia bertemu dengan pria yang sudah merenggut kesuciannya. akan tetapi jika Fitri tidak bekerja dari mana ia akan merasakan uang untuk bertahan hidup. setidaknya sikap suaminya sudah mulai melembut meskipun kadang masih suka membentak akan tetapi tidak seperti yang sebelumnya. "Mas, Aku berangkat kantor dulu ya," pamit Fitri pada Damar sambil mencium punggung tangan suaminya. "Berangkatlah! ingat pulangnya jangan terlalu malam, jika tidak ada lemburan cepatlah pulang!" ucap Damar menasehati istrinya. Fitri pun berangkat dengan menggunakan bus metromini angkutan kota seperti biasa. Uang yang Ia punya hanya cukup untuk membayar angkutan umum saja. Setibanya Fitri di kantor, ia merasa aneh pada semua Karyawan OB ataupun Satpam yang memperhatikannya dari Saat Fitri memasuki Luki kantor hingga akan memasuki sebuah lift menuju lantai di mana ruangannya berada. "Ada apa dengan mereka?" guma

  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 17

    Semua mata tertuju pada pria paruh baya yang telapak tangannya berlumuran darah, Michael dan Alvin begitu terkejut dengan kehadiran Ronald. Papa! Om Ronald! pekik Michael dan Alvin bersamaan. Namun saat Michael dan Alvin ingin membantu Ronal d untuk membawanya ke rumah sakit karena di telapak tangan pria paruh baya itu terdapat beberapa pecahan beli yang menancap. "Papa, Papa tidak apa-apa?" tanya Michael khawatir dan hendak memeriksa telapak tangan Ronald, namun alangkah terkejutnya Ronald menepis tangan putranya sebelum mendarat di lengannya. "Jangan sentuh aku!" Ronald menatap tajam pada Michael yang memasang raut wajah bingung. Di saat Ronald ingin menampar wajah sang putra tidak disangka Mona datang menghampirinya. wanita paruh baya itu menjerit mengetahui suaminya terluka. Papa! "Mike, Papa kamu kenapa?" tanya Mona yang menatap tajam ke arah putranya. Saat Mona ingin mencari beberapa satpam namun ia mengedarkan pandangannya akan tetapi Michael dan Alvin segera m

  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 16

    "Kau ini kenapa Bro?" tanya Alvin yang baru saja tiba di kamar Michael menginap. Alvin melihat Michael hanya diam dan tanpa menoleh sedikitpun padanya yang sudah berdiri di sampingnya. "Kau ini kenapa sih? ditanyain diam saja! Ada apa denganmu?" berondong Alvin pada saudara sepupunya yang terlihat begitu mengenaskan penampilannya. Alvin berjalan melewati Michael yang masih diam tanpa kata ia memilih merupakan dirinya di atas kasur berukuran king size. Alvin terlonjak kaget saat mendengar apa yang dikatakan Michael Jika ia ingin diantarkan ke rumah Fitri. Antarkan Aku ke rumah Fitri!" ucap Michael tanpa menoleh pada Alvin yang tengah terbaring hingga bibirnya membentuk huruf O. "Tumben bener kamu ingin ke rumah Fitri? Dia sama sepertimu semalam tidak pulang," "Aku tahu!" Kali ini Alvin langsung bangun dari posisinya rebahan. ia duduk di dekat Michael yang tengah memejamkan matanya sambil memijat pelipisnya. Alvin heran bahkan ia sampai mengerutkan keningnya karena Mi

  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 15

    Keesokan harinya Fitri bangun lebih awal. Ia perlahan turun dari ranjang kemudian segera memakai pakaian yang sudah koyak di bagian pundaknya. Ia kemudian mengambil sebuah jas yang terletak di sebuah kursi di kamar itu, kemudian Fitri segera meninggalkan kamar yang sudah membuat hidupnya hancur karena seorang pria yang telah tega memaksanya untuk menuruti semua keinginan. Fitri yang sudah berjalan di lorong hotel, namun ia teringat, jika ia tidak memiliki uang sepeser pun untuk ongkos naik ojek, jadi iya kembali lagi ke dalam kamar dan mencari dompet pria yang sudah merenggut kehormatannya. Kedua bola matanya membulat sempurna saat melihat sebuah dompet yang tergeletak di atas nakas, terlihat dari desainnya sudah jelas dompet itu bukan dompet sembarangan melainkan dompet yang harganya ratusan juta. Tangan Fitri bergetar saat meraih dompet itu ia membuka isi dompet itu dan ingin mengambil pecahan uang lima puluh ribu untuk ongkos pulang naik ojek. Tapi Fitri begitu terkejut saa

  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 14

    Damar begitu khawatir memikirkan Fitri yang sudah tengah malam belum tiba di rumah. Bahkan saat ia hendak membuat secangkir kopi dan mengambil gelas di tempat yang agak tinggi dan Damar tidak bisa menggapainya ia dengan susah payah mengambil gelas itu namun gelas yang tidak dapat dijangkau oleh Damar menjadi jatuh dan pecah di lantai. "Ada apa ini?" gumam Damar kemudian ia tidak jadi untuk membuat secangkir kopi. lebih baik ia mengarahkan kursi rodanya ke arah teras dan menunggu istrinya di luar rumah.Hingga ada sebuah mobil yang berhenti di halaman rumahnya dan itu adalah mobil Alvin yang tadi datang menjemput istrinya. Alvin mengantarkan Asih namun Damar tidak melihat adanya Fitri pulang bersama Asih dan Alvin. "Asih, di mana istriku? Kenapa kau tidak pulang bersamanya?" tanya Damar setelah Asih berada di hadapannya. Alvin dan Asih pun saling pandang saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Damar."Bukannya Fitri sudah pulang sejak tadi?" Asih balik bertanya kepada Damar

  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 13

    "Michael tadi ada di sini tante, dan ia sebelumnya juga berbincang dengan beberapa klien di sana, tapi sekarang entah ke mana anak itu," jawab Alvin yang kesakitan sambil kedua tangannya memegang lengan Mona yang terus-menarik telinganya. "Tante Kenapa ada di sini? bukannya Tante dan Om bilang tidak akan hadir di acara penting ini?" sambung Alvin lagi sambil mengusap telinganya yang sudah memerah setelah Mona melepaskan tarikan tangannya di telinganya. "Pa, anak nakal itu tidak ada di sini!" lirih mona pada Ronald yang telah berdiri di sampingnya."Mungkin ia tengah berkumpul dengan relasi yang dan klien lainnya, Ya sudah biarkan saja Ma. lebih baik kita pulang saja tidak baik untuk Mama semakin malam di sini," ajak Ronald pada Mona. "Jika nanti kau melihat Michael langsung saja suruh pulang jangan mampir ke mana-mana lagi!" pinta Mona sebelum beranjak pergi pada Alvin yang hanya bisa menggukan kepalanya."Padahal Michael bukan anak umur 5 tahun lagi lo tante," gerutu Alvin namun Mo

  • Suamiku Lumpuh Di Hari Pernikahan    Bab 12

    Malam yang telah ditunggu-tunggu pun tiba. acara pesta ulang tahun Sanjaya corporation yang diselenggarakan di salah satu hotel bintang 5 sudah dipenuhi oleh para tamu undangan. Tamu undangan seperti klien penting dan beberapa karyawan kantor dan karyawan pabrik. Semua ikut merayakan kebahagiaan.Alvin yang baru saja tiba di gedung hotel bersama Fitri dan juga Asih, ketiganya langsung turun dari mobil Setelah tiba di ballroom. Seorang wanita yang datang menyambut kedatangan Alvin langsung menghentikan langkahmu dan bersembunyi di balik punggung beberapa security hotel itu. Wanita cantik itu, mengepalkan kedua tangannya hingga buku-bukunya memutih. Ia begitu kesal melihat Fitri berjalan bersama dengan atasannya bahkan Alvin sampai menyempatkan diri untuk menjemput Fitri. Wanita itu pun tersenyum menampilkan seringainya yang licik, "Kamu akan menyesal Fitri setelah menyakitiku!" gumam wanita cantik itu. Di tempat lain Mamat melihat jika Fitri berangkat dengan Alvin. Ia ingin sekali m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status