Share

Bab 60

Penulis: YL Wanodya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-09 20:26:01

"Ma-maafkan aku, Mas Arka. Tapi ini terlalu mewah untukku, aku sepertinya belum bisa menerima ini," ucap Aisha dengan menatap sendu ke arah Arka.

"Aisha, aku tidak bermaksud mengajakmu menikah secepatnya. Aku hanya ingin menjalin hubungan lebih dekat denganmu saja, cukup sampai situ. Beberapa hal bisa kita bicarakan setelah kamu siap!" terang Arka dengan lembut.

Pria soft spoken memang mampu meyakinkan siapa pun. Termasuk Aisha, ia menatap Arka dengan sendu.

Lembut sekali suara pria di hadapannya, ia merasa masih sangat jauh dari kata pantas!

"Mas Arka yakin?" tanya Aisha.

"Tentu, ini cincin peninggalan mendiang ibuku. katanya harus diberikan pada wanita yang benar-benar membuat hatiku terpaku," dengan senyuman Arka mulai memasangkan cincin itu.

"Ini sangat berharga, Mas. Apa tidak apa-apa jika aku yang memakainya?" Aisha terlalu cemas.

Beberapa kali ia menjalin hubungan tapi ia selalu gagal, kali ini ia benar-benar tidak menyangka. Kedekatan antara ke duanya baru 2 bula
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa   Bab 61

    "Gimana, Ann?" tanya Lena seraya merapikan mejanya. Jam kerja kantor telah usai, kini ia akan kembali ke apartment. "Gak deh, aku sekalian jenguk ayah. Lama gak ketemu soalnya, Len. Tapi bolehlah nebeng," ujarnya dengan cengengesan. "Hahahaha, ya udah ayo!" serunya. Ann dan Lena meninggalkan kantor, seharusnya memang langsung pulang. Tapi, Lena ingin ditemani makan di restoran. "Aisha pacaran sama sekertaris suamiku," celetuk Ann. "Wah, bagus dong! Semoga aja mereka cepat menikah!" seru Lena dengan antusias. Ia begitu bahagia melihat teman-temannya menikah. Namun, untuk mempersiapkan pernikahannya sendiri? Gak dulu! "Lalu kamu kapan serius berpacaran dengan satu orang?" tanya Ann dengan menohok. Deg! Lena tersedak makanan yang ditelannya, satu pertanyaan saja mampu menghentikan detak jantungnya sekian detik. "Minum!" seru Lena. Ann tertawa terbahak-bahak, ekspresi Lena yang sangat lucu. Membuatnya tidak bisa berhenti tertawa. "Ann, kamu benar-

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa   Bab 62

    "Restu?" Ann melempar tanya dengan menggantung. "Ayah masih sangat susah merestuimu, Ann. Maka dari itu cerailah saja dari Sena!" tegas Adi tanpa ragu. Cerai? Cerailah dari Sena? Kalimat yang mengisi benak Ann dengan gema yang mengganggu. "Ayah, sejak ibu meninggal aku seperti mati dan menjadi wanita tanpa kasih. Dan saat aku sudah memutuskan menikah ... suamiku selingkuh dengan anak tiri ayah. Hahaha, lalu sekarang?" Ann menggantungkan ucapannya. "Ann bukan itu maksud ayah, apa kamu tahu kalau ayah sekarang bangkrut karena siapa?" Adi mulai mencari simpati pada anaknya. Namun, semua itu gagal. Ann beranjak dari duduknya, langkahnya pergi meninggalkan Adi begitu saja. "Kalau ayah masih egois, minta aja ke anak kesayanganmu itu. Jangan ke aku!" hardiknya. "Ann!" seru Adi keras. Tidak memedulikan suara Adi, Ann tiba di kamar. Ia menangis tersedu-sedu, mengapa disaat bahagianya sudah mulai ada. Ia harus kehilangan itu lagi dan lagi. "Apa masih kurang mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa   Bab 63

    "Maksudmu? Kamu juga mau mencari pria seperti suamiku?" tanya Ann dengan mata membelalak. "Wahahaha!" Dewa tertawa keras sampai perutnya sakit. "Wanita seperti Ann yang dicari oleh tuan muda tampan dan kaya itu. Wanita seperti kamu mah dapatnya sekelas manager hahahaha!" celetuk Dewa tanpa ragu. Ann dibuat tertawa keras oleh celetukan Dewa, untuk kali ini atasannya itu sangat lucu. "Pak, udah pak! kena mental dia nanti, hahaha!" ujar Ann dengan tawa kencangnya. Sedangkan yang dibicarakan hanya bisa menatap sinis dua orang di hadapannya. "Kalian ini ya! Aku benar-benar kesal dengan kalian berdua," Lena segera kembali ke ruangannya. Kesal bukan main mendapat serangan dari Dewa dan Ann. "Gila mereka! Lihat saja aku akan mendapatkan tuan muda seperti suami Ann!" pekiknya. Ia menatap layar laptopnya kembali, beberapa tulisan terlihat kabur. "Ah, aku sangat mengantuk!" gumamnya. "Bangun, kamu mau aku siram!" teriak Ann dengan kekehan. Lena mendongakkan kep

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa   Bab 64

    "Kalian ngerasa aneh gak?" celetuk Lena setelah tiba di cafe. "Aneh?" Ann mengernyitkan dahinya bingung. "Iya aneh, hts aku mulai menjauh satu persatu," keluh Lena. "Hahahaha," Ann dan Aisha tertawa terbahak-bahak. Merasa lucu karena ucapan Lena, entah mengapa itu terasa geli bagi Ann dan Aisha. "Itu disuruh tobat, Mbak!" timpal Aisha. Menyesal! Mungkin itu kalimat yang ingin Lena utarakan, rasanya sangat kesal saat dua sahabatnya menertawakannya. "Aku ini sedih loh ditinggal pada hts-anku, bukannya dihibur malah dibully!" gertaknya. "Udahlah, mau aku cariin tuan muda gak? Kenalan suamiku," ucap Ann dengan tatapan tajam. "Gak ah, takutnya dikasih aki-aki!" ujar Lena. Setelah percakapan itu, satu persatu pesanan mulai berdatangan. "Oh ya, Aisha. Kalian beneran udah ke arah sana?" tanya Ann memastikan diri. "Iya, Mbak. Mas Arka sudah mengikatku!" dengan menunjukkan cincin yang ada dijari manisnya. Lena terdiam tatkala melihat itu. Bukan main! Mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa   Bab 65

    "Apa yang terjadi di sana, Ann?" tanya Sena di seberang. Ia merasa ada yang aneh dengan istrinya, mengapa secara tiba-tiba meminta pengacara? "Ada hal yang harus diselesaikan dengan pihak berwajib, apa kamu bisa datang dengan pengacara ke sini?" Ann melempar tanya pada Sena lagi. Keadaan seperti menghimpit, mau tidak mau ia harus kembali ke rumah. "Tunggu ya, aku akan segera pulang!" tegas Sena. Ia mulai menghubungi orang yang sangat ia percaya, Arka yang secara langsung diminta memesan tiket pesawat secara dadakan. "Tuan, mana bisa kita membeli tiket mendadak seperti ini?" tanya Arka dengan ragu. "Kamu ragu-ragu? Sudah biar aku saja!" elak Sena. "Ti-tidak, Tuan!" Arka bergegas membeli tiket sesuai permintaan Sena. Sedangkan Sena kini masih bertanya-tanya apa yang terjadi di rumah Adi sepagi ini. "Tuan, kita hanya punya waktu 2 jam sebelum boarding!" tegas Arka berseru. "Ya, kita persiapkan semuanya. Kalau tidak sempat dikemasi, tinggal saja!" tegas Sena

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa   Bab 66

    "Mas, ini gimana?" tanya Dewi dengan berbisik. Jantungnya tidak lagi berdetak beraturan, ia menggenggam erat tangan Rafael. "Kau diam atau memilih kita selesai di sini!" seru Rafael dengan berbisik. Nada bicaranya terdengar bergetar, ia takut pada siapa di balik pintu itu. Tapi ... siapa yang harus ia takuti kini? Ann atau ... Brak! Pintu itu terbuka dengan menampakkan sosok Ann yang berdiri di sana. "Rafael, Dewi sepertinya kalian harus diperiksa," ucap Ann dengan senyuman manisnya. "Kak, bukan kami yang melakukan itu," elak Dewi dengan tatapan penuh harap. Memohon agar dirinya dilepaskan saja, tapi sepertinya keadaan tidak pernah berpihak pada dirinya. "Apa yang kamu lakukan, Ann? Kamu menuduh kami melakukan ini?" tanya Rafael dengan menatap nyalang ke arah Ann. "Jika kamu tidak melakukan, kenapa raut wajahmu seperti itu, Rafael?" Saat membalikkan tanya pada Rafael, Ann bersama dengan seorang pria. Bukan Sena atau pun siapa yang mungkin Dewi kenal.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa   Bab 67

    Setelah beberapa hari, Ann mulai mengurus tambahan laporan tentang Rafael. Semua kebusukannya terlihat, Dewi sengaja dibebaskan dengan pertimbangan kehamilannya. "Aku tidak menyangka jika semuanya cukup rumit, Sena," ucap Ann lirih. "Tidak apa-apa, Sayang. Semua ini agar ia mendapatkan balasan yang setimpal," balas Sena. Ke duanya duduk di ruang tunggu, Rafael yang dihadirkan begitu kumuh dan lusuh. "Tuan, Nona, silakan jika ingin bicara pada pelaku," ucap seorang pria itu. "Terima kasih, Pak." Ann dengan gemetar mendekati Rafael, ia menatap nyalang ke arah pria yang dulu sangat ia cintai. "Aku tidak paham dengan jalan pikirmu, Rafael. Mungkin dulu aku sangat mencintaimu, tapi kini aku terpaksa menjebloskanmu ke penjara," ucap Ann dengan penuh ketegasan. "Jika bukan karena istriku yang menahanku menjebloskanmu lebih dulu. Mungkin kau sudah habis ditanganku, bajingan!" pekik Sena seraya mengepalkan tangan. "Sena, stop! Pak, tolong bawa dia masuk!" pinta Ann.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa   Bab 68

    "Selamat pagi, Tuan Muda," sapa Arka saat Sena hendak memasuki ruangan. "Pagi, Arka. Apa ada hal yang harus aku perhatikan hari ini?" tanya Sena. "Permisi, Tuan muda. Ada tamu yang menunggu di bawah," ucap seorang wanita. Sena mengernyitkan dahinya, sedangkan Arka mulai bertanya-tanya. "Arka, ada jadwal pertemuan pagi ini?" Sena melempar tanya dengan menatap sekretarisnya itu. "Tidak ada, Tuan. Coba saya cek dulu ya," Arka beranjak meninggalkan Sena. Langkahnya terburu-buru menuju lobi, seorang wanita yang cukup cantik berdiri di dekat pintu. "Selamat pagi, Nona," sapa Arka. "Pagi, apa saya bisa bertemu dengan Tuan Muda Gaharu?" tanyanya dengan terburu-buru. "Kalau boleh tahu, ada urusan apa dengan Tuan muda Gaharu? Beliau sangat sibuk hari ini, setelah saya cek Anda juga tidak membuat jadwal," terang Arka. Helaan nafasnya terlihat gusar, wanita yang tinggi semampai dengan pakaian yang sangat mencolok. "Oh, kamu karyawan baru di sini. Saya ini saudari Tuan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16

Bab terbaru

  • Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa   Bab 96

    "Kerja bagus, Arka. Belikan tiket pulang pergi," tegas Sena. "Anda dalam waktu dekat tidak ada perjalanan bisnis, Tuan," Arka sempat termangu sejenak. "Menjemput istri dan anakku, memang bukan perjalanan bisnis," terang Sena. Arka tergelak sejenak, menatap Sena dengan penuh tanya. sebenarnya apa yang terjadi pada pertemuan Tuan dan Nonanya itu? "Anak yang mana, Tuan? Memangnya Nona Ann sudah lahiran?" berondong tanya Arka. Sena mengangguk. "Tuan, kenapa Anda diam saja? kenapa tidak mengumumkan kalau Nona Ann sudah melahirkan anak. Parah sih, bagaimana bisa Anda diam seperti itu!" gerutu Arka dengan penuh kekesalan. Ini hal yang tidak Sena sukai, Arka selalu ingin tahu banyak hal. Bahkan dia sangat oversharing terkadang. "Jangan katakan pada siapa pun, sebelum Ann benar-benar kembali ke rumah. Atau kau akan mendapatkan masalah!" tegas Sena. "Ba-baik!" *** "Kangen banget sama Ann," gumam Lena. Dia gadis yang kini duduk di sudut cafe, menikmati sore har

  • Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa   Bab 95

    Pada detik-detik yang menegangkan, kontraksi yang kian terlihat jelas. Mau tidak mau bidan mengambil tindakan. Sena yang kini memasuki ruangan, melihat Ann merintih kesakitan. "Nona Ann, kita berjuang bersama ya, saya akan memberi aba-aba," ucap bidan dengan lembut. Di samping Ann, Sena mengusap pelan kening istrinya. Sesekali ia mengusap keringat yang keluar, dan membantu bidan menyampaikan aba-aba. Suara tangisan bayi yang memecah ramai suara rintihan Ann. Lahirlah seorang bayi laki-laki yang sangat lucu. "Syukurlah, bayinya lahir dengan kelamin laki-laki. Selamat Nona Ann dan Tuan Sena," ucap Bidan dengan membawa bayi itu untuk dibersihkan. Ann masih menggenggam erat tangan Sena, membiarkan pria di sampingnya itu luruh dalam perasaan campur aduknya. "Sayang, terima kasih banyak. Maafkan kesalahanku," bisik Sena lembut di telinga Ann. Sejenak mengingat keterangan Sena, ia merasa salah besar. Apakah ia berdosa sudah marah pada suaminya? Yah, Ann merasa gaga

  • Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa   Bab 94

    Pulang tanpa membawa apa-apa, untuk urusan pekerjaan Sena dan Arka kembali ke kota. Membawa duka dan kesal yang mendalam. "Kita akan meninggalkan Nona Ann di sini, Tuan?" tanya Arka seraya memasukkan kopernya ke mobil. "Ya, kita tunggu saja. Selesaikan dulu yang di kota, lalu biarkan aku kembali di sini," terang Sena. "Tuan? Benarkah Anda akan datang ke sini sendiri?" tanya Arka kembali melempar tanya. "Kau!" pekik Sena. Arka tergelak, tidak biasanya ia mendengar amarah tuannya. Sepanjang perjalanan menuju bandara, Sena hanya diam. "Arka, berikan nomor Bu Ratmi," tegas Sena. "Untuk apa, Tuan?" tanya Arka dengan mendongak. "Berikan padaku!" seru Sena. Arka langsung memberikan nomor Bu Ratmi. Tidak lama, Sena menjauh meninggalkan Arka. "Halo," sapa Sena. "Siapa?" tanya Ratmi di seberang. "Saya Sena, Bu. Boleh mengobrol dengan Ann sebentar?" tanya Sena dengan lembut. Helaan nafas panjang terdengar samar di sambungan telepon. "Ada apalagi, Sena? B

  • Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa   Bab 93

    Ratmi berjalan dengan gusar, setelah kepergian Sena dan Arka. Ia semakin tidak tega dengan Ann. "Ann," panggilnya. "Iya, Bu. Ada apa ya? Apa Sena sudah pulang?" tanya Ann memberondong. "Sudah, dia pria yang baik kelihatannya. Apa mualmu sudah mendingan, Nak?" tanya Ratmi. Ann hanya mengangguk pelan, dengan senyuman yang masih mengembang pada bibirnya. "Bu, apa yang aku lakukan ini salah?" tanya Ann. "Tidak, Ann. Laki-laki memang harus diberi pemahaman lebih agar dia mau berjuang. Jika kamu dengan mudah kembali dengannya, ia akan melakukan kesalahan yang sama," jelas Ratmi. Ratmi menggenggam tangan Ann dengan lembut. Mengusapnya secara perlahan, memberikan kekuatan pada gadis rapuh di hadapannya. "Baiklah, Bu. Aku akan beristirahat lebih cepat malam ini," ucap Ann. Raut wajahnya berubah, rona yang biasa Ratmi lihat kini telah berubah menjadi rona bahagia. Jiwa Ann seolah menemukan ketenangannya. "Ann, tunggu, apa kamu merindukan Sena?" tanya Ratmi. "Hehe

  • Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa   Bab 92

    Sesuai dengan perkataan ibu Ratna, Sena dan Arka bergegas menuju rumah di ujung desa itu. "Kau yakin Ann akan menemuiku?" tanya Sena dengan raut penuh tanya. "Ya, saya menjaminnya, Tuan muda!" tegas Arka. "Oke." Ketukan pintu Sena layangkan pada pintu kayu yang terlihat tidak layak. Helaan nafas panjang saat menunggu respon dari pemilik rumah. "Lihatlah, tidak ada jawaban apa pun!" ujar Sena. "Bersabarlah sedikit, Tuan muda." Kini, Arka berjalan mendekati pintu, tangannya mengetuk dengan perlahan. "Permisi, Bu Ratmi," Arka sedikit meninggikan suaranya. Tidak lama dari itu, suara kaki yang melangkah mendekati pintu. "Oh kamu lagi, duduklah di teras!" titahnya. Sena mengernyitkan sebelah alisnya, "Benar-benar ya, aku bukan siapa-siapa di sini," ungkapnya lirih. "Silakan duduk, Tuan muda," ucap Arka. Beberapa kali ia menatap jam tangan yang melingkar, sudah 10 menit dari kepergian Ratmi. Tapi, Ann tidak kunjung keluar. Alih-alih Ann, sekarang mal

  • Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa   Bab 91

    "Mbak Ann, ada beberapa pria nyari kamu," bisik Ratna. Ann mendongak pada gadis kecil di hadapannya, "Siapa, Ratna?" tanya Ann. Ratna menggeleng, ia hanya menarik lengan Ann untuk ikut dengannya. "Itu, Mbak. Om-om tampan itu yang mencari mbak," jemari kecilnya menunjuk seorang pria di halaman. Detak jantung tidak beraturan, nafas yang tersengal-sengal. Tahu dari mana dia jika Ann ada di sini? "Mbak, aduh!" seru Ratna tatkala Ann mulai limbung. "Ann!" seru Sena. Tidak sabar untuk segera melihat istrinya, Sena berlari menuju suara gadis kecil yang ia temui di jalan. Tapi, alih-alih dengan gampang ia mendekati Ann, Ratna yang awalnya antusias perlahan memberi jarak.. "Jangan mendekati Mbak Ann! Gara-gara Om, mbak Ann hampir pingsan!" pekiknya keras. "Ratna, Annindita adalah istriku. Kamu belum tahu urusan orang dewasa," elak Sena. "Aku tidak peduli, Om. Silakan pergi!" pekik Ratna kian keras. Sopan santun memang diajarkan oleh Ratmi padanya, tapi kali in

  • Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa   Bab 90

    Dua bulan berlalu. Ann yang berhasil melewati trimester pertamanya dengan tenang. Bantuan Ratmi sangat penting baginya. "Ann, hari ini kita ke dokter ya," ajak Ratmi dengan mengulas senyum ramah. "Iya, Bu." Sudah selayaknya ibu sendiri, Ann begitu di sayangi oleh Ratmi. Dan sebaliknya, Ratmi sudah menganggap Ann seperti anaknya sendiri. "Bu, aku sudah memasak nasi goreng, ayo sarapan!" ajak Ann. Ratna yang baru saja keluar kamar sontak mendongak, "Mbak masak lagi?" tanya Ratna. "Ya, Ratna. Ayo cuci muka dulu terus sarapan!" ajak Ann. Gadis dengan riang berlari menuju kamar mandi, bergegas mencuci muka dan menyusul ke ruang makan. "Bagaimana keadaanmu, Ann? Tidak ada masalah selama tidur 'kan?" tanya Ratmi. "Sudah baik-baik saja, Bu. Anak ini bisa diajak kerja sama dengan baik," jawab Ann dengan kekehan ringan. "Syukurlah, semalam aku mendengar kamu menangis. Apa yang membuatmu bersedih, Ann?" Ratmi menatap Ann dengan penuh tanya. Meski bukan anak ka

  • Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa   Bab 89

    "Mbak, bangun!" suara lirih Ratna berhasil membangunkan Ann yang terlelap. Tanpa sadar, ia telah tidur cukup lama. di luar sudah gelap, dan Ratmi terlihat sudah sibuk. "Mbak, ayo makan!" ajaknya. Ann masih terdiam sejenak, memikirkan keputusan apa yang akan ia ambil setelah ini. "Ya, ayo!" seru Ann setelah menyadari Ratna tidak beranjak. Setibanya di meja makan, Ratmi sudah menyiapkan beberapa makanan dan buah. "Saya tidak tahu mbak bisa makan apa tidak, karena trimester pertama itu sangat sensitif. Kalau gak bisa makan berat, ini ada beberapa buah yang sudah saya potong," papar Ratmi dengan tenang dan ramah. "Bu Ratmi, saya sangat berterima kasih," ucap Ann. Ratmi mengangguk dengan ulasan senyum, "Ya, makanlah, Mbak." Ann hanya bisa memakan beberapa suap, hingga ia harus memaksa makanan itu masuk ke perutnya. Hamil memang bukan perkara mudah, tapi kini Ann harus kuat dengan apa pun yang terjadi. "Bu Ratmi, saya boleh ngobrol sebentar?" tanya Ann. Ur

  • Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa   Bab 88

    Ann terdiam sejenak setelah membuka mata, ruangan yang begitu asing baginya. Kosong! Tidak ada seorang pun di sana kecuali dirinya. "Buk, Mbaknya sudah sadar!" seruan anak kecil yang nyaring membuat Ann menoleh. Setelah itu, terdengar langkah kaki yang mendominasi, hingga seorang wanita masuk ke dalam ruangan. "Mbak, gimana keadaan kamu?" tanya wanita itu. "Masih sedikit pusing, terima kasih sudah membantuku, Bu. Maaf kalau merepotkan," tutur Ann lembut. Wanita setengah baya itu tersenyum simpul, entah apa yang ada di benaknya. "Maaf jika pertanyaan ini sedikit sensitif, apa mbak sudah menikah?" tanyanya lagi. Ann tertegun, ada apa? Apakah ada seseorang yang mencarinya? "E ... iya, saya sudah menikah. Ada apa ya, Bu?" tanya Ann dengan gugup. Kembali senyum itu tersimpul, "Selamat ya, Mbak. Kamu sudah mengandung 6 Minggu," ucapnya. Seperti tersambar petir, Ann terdiam dalam lamunannya sendiri. "Mengandung? ja-jadi aku hamil?" tanya Ann terbata. "Iy

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status