Share

bab 15

“Ada apa ini ribut-ribut?” tanya Dewangga yang baru keluar dari kamarnya. “Nia?" gumamnya dengan wajah yang heran. Dia mendekat ke ruang makan. “Sama siapa kamu ke sini? Mana Reza?"

“Ayah.” Nia menghambur dan meraih tangan Dewangga lalu menciumnya dengan takzim. “Aku tadi ke sini dianter temen. Reza pasti udah pulang ke rumah." Sambungnya lagi.

"Tumben kamu ke sini?" ucap Dewangga.

Sementara itu Tante Desi dan Anita hanya memperhatikan dengan tatapan tak suka.

“Iya, Yah. Ada yang mau aku bicarakan dengan Ayah."

"Kamu basah begini? Kehujanan tadi?” Dewangga menilik kondisi putrinya yang basah di bagian kepala.

"Nggak, tadi disembur bisa ular," jawab Nia dengan enteng.

"Bisa ular?" Dewangga semakin kebingungan.

"Sudahlah, Yah, itu nggak penting. Aku kesini mau bicara sama Ayah soal mobil yang biasa aku pake. Apa boleh aku memakainya lagi untuk aku berangkat kerja?” tanya Nia yang mulai merasa berat dengan ongkos taksinya. Dia juga tidak mau diantar oleh Riki yang kemungkinan besar akan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status