Share

bab 16

"Reza" pekik Nia dengan menekankan suaranya walaupun pelan. Dia tak ingin jika ibu mertuanya mendengar percakapan mereka.

"Sudah saya bilang, saya sudah maafin. Permisi, Mbak,” jawab Reza sambil bangkit lalu membawa piring yang telah kosong ke belakang.

Nia menghela napas kasar. Dia akui dia salah, tetapi Nia berharap jika Reza mengerti dengan posisinya saat ini.

Dia pun bangkit dan menyusul Reza ke dapur. Namun, lelaki itu gegas kembali dan menuju kamar.

"Astaga." Nia mengusap wajahnya dengan kasar, lalu dia pun menyusul Reza ke kamar mereka.

Saat membuka pintu, terlihat Reza sedang duduk sambil melihat layar ponselnya. Nia pun gegas menutup pintu agar pembicaraan mereka tidak terdengar sampai ke luar ruangan.

"Reza," panggil Nia. Namun, lelaki itu hanya menjawab dengan gumaman, matanya masih tertuju pada layar ponsel.

“Reza, kita harus bicara,” ujar Nia terdengar tegas.

“Saya mengerti, Mbak. Saya mengerti dengan semua alasan yang mau Mbak bilang sama saya," ucap Reza yang kini beran
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status