Share

Bab 46. Setelah Kepergianmu

Empat tahun telah berlalu Jakarta metropolitan masih saja sama dengan segala problemnya yaitu macet dan banjir yang entah kapan usai. Namun, di sinilah harapan bagi para perantau untuk mengadu nasib.

Suara tangisan anak kecil laki-laki membaur dengan kebisingan ibukota. Kakinya yang mungil terus menyelusuri jalan yang entah membawanya ke mana, sambil sesekali memanggil-manggil dan celingukan mencari sesuatu.

"Ibu," panggilnya sambil berderai air mata.

Sementara itu dua orang pria sedang berjalan sambil bercakap-cakap. Mereka kemudian berpapasan dengan anak kecil itu.

"Eh kamu, ngapain malam-malam masih di jalan?" tanya Remon yang membuat anak itu terlihat ketakutan.

"Jangan takut ganteng, kamu sedang apa di sini?" tanya Tigor sambil mengelus kepala anak itu.

Dengan takut-takut anak kecil itu menjawab, "Mau pulang Om."

"Memangnya rumah kamu di mana?" tanya Tigor kemudian.

Anak kecil itu tampak menggeleng dan menjawab, "Nggak tahu, tapi rumah aku deket kereta!"

"Kayaknya dia ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status