Home / Romansa / Suamiku Bos Galak / Bab 2. Suapin

Share

Bab 2. Suapin

Author: Syatizha
last update Huling Na-update: 2025-03-06 08:46:52

"Memangnya Mamah mau punya mantu serba minimalis kayak dia? Penampilan minimalis, otak minimalis, hidungnya minimalis, tingginya juga minimalis," cibir Sadam melirik Anna yang merunduk malu. Baru kali ini ada orang yang menghinanya terang-terangan. Anna berusaha menahan kesedihan dan air matanya. 

"Astaghfirullah, Sadam ... Jaga bicaramu, Nak. Sekarang minta maaf sama ... siapa namamu, Nak?"

Salsa agak membungkukkan badan, menatap wajah Anna yang merunduk. 

"Anna Isabella, Tante," jawab Anna sembari meraih telapak tangan Salsa, mencium takzim. 

"Oh namanya cantik. Anna, ucapan Sadam jangan diambil hati, ya? Eh, Sadam ... minta maaf dulu sama Anna. Sadaaamm ...." teriak Salsa karena Sadam sudah masuk ke dalam rumah lebih dulu. 

"Nanti aja minta maafnya, kalau lebaran."

Jawaban Sadam membuat Salsa semakin tak enak hati pada Anna. 

"Astaghfirullahalazim.... "

"Enggak apa-apa kok, Tante. Kenyataannya kan saya emang serba minimalis, hehehe." sebisa mungkin Anna ingin terlihat baik-baik saja di depan Salsa. 

"Anna, maafin Sadam, ya? Sekarang dia menghinamu, suatu saat dia akan mencintaimu."

"Ck, gak mungkin, Tante." Anna langsung mengelak. 

"Pasti mungkin. Ya udah, masuk ke dalam yuk! kamu belum makan kan?" tanya Salsa sambil merangkul pundak Anna. 

"Udah, Tante."

"Mau makan lagi gak?" Salsa bertanya seraya tersenyum. 

"Enggak, Tante. Terima kasih, saya masih kenyang."

"Eh, Annabel! Kamu makan lagi sini! Ada makanan enak. Kamu pasti suka! Cepat sini!" Suara Sadam yang berdiri di dinding pembatas antara ruang keluarga dan ruang makan. 

"I-iya, Bos. Tante, saya ke sana dulu, ya?"

"Iya, Anna. Inget kata Tante, suatu saat dia akan mencintaimu," bisik Salsa yakin kalau Anna akan dicintai oleh anak semata wayangnya. 

"Tante bisa aja," timpal Anna sambil berjalan menghampiri Sadam. 

Salsa berjalan ke kamarnya yang berada di lantai dua. Meninggalkan Anna dan Sadam yang hendak makan malam. 

"Duduk situ!" titah Sadam. Ia menyendokan nasi dan beberapa lauk pauk ke atas piring Anna. 

"Nih, makan! Tenang aja, makanan itu gratis. Bonus bulananmu tetep aman, enggak akan aku potong buat makan enak ini," kata Sadam menatap Anna yang tampak ragu memakan sepiring nasi beserta lauk pauk yang beraneka macam. 

"Bos, ini kebanyakan. Enggak akan habis. Makan berdua sama Bos mau gak? Biar aku yang suapin," ucap Anna bingung cara menghabiskan nasi dan lauk pauk yang begitu banyak di atas piring. Sadam yang sebelumnya tersenyum, seketika bibirnya mengerucut. 

"Kamu mau ... mau nyuapin aku?" tanya Sadam sekadar meyakinkan pendengarannya. 

"Iya. Dari pada mubazir. Nih, buka mulutmu!" Anna sudah mengangkat nasi ke atas sendok, bersiap menyuapi makanan ke dalam mulut Sadam. 

Anak tunggal Damian dan Salsa itu menurut. Ia membuka mulut hingga mereka saling suap menyuapi. 

Usai menyantap makan malam bersama, Sadam mengantarkan Salsa ke kamarnya. 

"Kamarmu yang itu. Di dalam kamar itu, udah disediakan baju ganti dan hal-hal yang kamu butuhkan. Sekarang lebih baik kamu mandi soalnya badanmu, bau kecut!"

Ucapan Sadam membuat Anna langsung mencium ketiaknya kanan dan kiri. 

"Emangnya bau kecut? Enggak bau kok, orang masih wangi," elak Anna. 

"Katamu masih wangi. Sudah sana mandi! Mau aku mandiin?"

"Dih, enggaklah. Enak aja! Walaupun serba minimalis, tapi aku masih v1rgin!"

"Iya, iya. Ya udah masuk kamar sana! Jangan lupa mandi supaya tidurmu nyenyak, bisa bangun pagi-pagi. Besok kita ke kantor jam enam pagi  buat persiapan persentasi dengan klien dari luar kota." 

"Siap, Bos!"

Tanpa berkata-kata lagi, Sadam pergi meninggalkan Anna. 

Sebelum tidur, Anna membersihkan badan. Tidak peduli waktu yang sudah tengah malam. Usai mandi, keadaan badan Anna sudah menjadi lebih segar, dia pun membaringkan tubuh ke atas r4njang, lalu terlelap. 

****

Anna terbangun pukul lima Subuh. Usai salat Subuh, Anna keluar kamar. Rasanya tak enak jika menginap di rumah orang tapi berleha-leha. Anna ingin membantu asisten rumah tangga Sadam beres-beres atau menyiapkan sarapan. 

"Non ... Non-nya Mas Sadam udah bangun?" Kening Anna mengkerut mendengar panggilan wanita yang usianya mungkin sekitar lima puluh tahunan. 

"Nama saya Anna, Bi. Bukan Non-nya Mas Sadam," ralat Anna menghampiri Bi Sanah yang memanggang roti tawar. 

"Oh, namanya Non Anna. Maaf, Bibi gak tau. Non Anna duduk di sana aja. Biar Bibi yang memanggang roti tawarnya," ucap Bi Sanah yang sudah terlihat semakin menua. Usia Bi Sanah sekarang sudah mendekati 80 tahunan tetapi wanita itu tetap ingin bekerja di keluarga Adiwilaga bahkan Bi Sanah ingin bekerja di rumah ini sampai akhir hayat. 

"Enggak apa-apa, Bi. Insya Allah saya juga bisa," kata Anna membantu Bi Sanah memanggang roti tawar. 

"Bi, maaf. Tuti kesiangan." Pembantu lainnya yang berusia sekitar tiga puluh tahunan datang, menggantikan Bi Sanah. 

"Kamu itu, Tut. Jangan kesiangan terus. Kalau Mas Damian dan Non Salsa tau, Bibi yang malu. Makanya kalau malam, jangan main hape mulu," omel Bi Sanah pada Tuti yang masih ada hubungan kekerabatan dengannya. 

"Iya, maaf, Bi. Hm, maaf ... Non pacarnya Mas Sadam?" tanya Tuti penasaran, menoleh pada Anna. 

"Bukan, Mbak. Saya cuma sekretarisnya. Semalam nginap di sini soalnya lembur. Kata Bos Sadam, nginap di sini saja supaya ke kantornya gak telat," jelas Anna pada kedua asisten rumah tangga keluarga. 

Setelah beberapa menit berlalu, Salsa dan Damian sudah keluar dari kamar. 

"Kamu yang namanya Anna Isabella?" tanya Damian dingin. Semalam Salsa sempat bercerita tentang gadis yang dibawa Sadam ke rumahnya. 

"I-Iya, Pak," jawab Anna berdiri. 

Anna tentu tahu kalau yang menyapanya adalah Damian Adiwilaga. Lelaki yang terkenal dingin dan bertangan besi dalam menjalankan bisnisnya. Terbukti, sampai sekarang bisnis keluarga Adiwilaga ada yang bergerak di restoran, cafe, dan sekarang sejak Damian memiliki anak, Damian mencoba bisnis dalam bidang property dan bahan-bahan tekstil. 

"Anna, gak usah takut-takut begitu. Suamiku ini orangnya sangat baik. Silakan duduk lagi, kita sarapan bersama." Salsa sangat ramah. Anna sangat menyukai sikap ramah wanita telah melahirkan Sadam, bos galak di muka bumi ini. 

Sadam datang, langsung duduk di samping Anna. 

"Annabelle, ambilkan aku roti panggang, sekalian olesin selai cokelat," titah Sadam pada gadis yang sudah berpakaian rapi. 

"Iya, Bos."

Dengan cekatan Anna melakukan perintah Sadam. Kemudian, roti panggang yang sudah diberi selay diletakkan di atas piring. 

"Ini roti panggangnya," ujar Anna masih menjaga sikap.

Sadam mengerutkan kening, menoleh pada Anna. Sedangkan Salsa dan Damian diam-diam memerhatikan tingkah laku putranya. 

"Kenapa diletakkan di atas piring? Yang mau sarapan itu aku, bukan piring. Harusnya kamu letakkan roti itu ke dalam mulutku!" sentak Sadam membuat Salsa dan Damian menggelengkan kepala. 

"Ma-maksudnya Bos?"

"Suapin aku!"

Hah? 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Suamiku Bos Galak   Bab 3. Anterin

    Mendengar perintah Sadam, Anna jadi serba salah. Menyuapi Sadam di depan kedua orang tuanya? Anna sangat malu. "Eh, kamu denger gak?" sentak Sadam membuat lamunan Anna buyar. "Denger, Bos." Anna bergegas mengangkat piring yang berisi nasi dan beberapa lauk pauk, lalu menyuapi Sadam dengan telaten. Salsa dan Damian yang melihat prilaku putranya hanya menggelengkan kepala dan diam seribu basa. Sebagai seorang ibu, sebetulnya Salsa tak enak hati pada Anna. Akan tetapi, Salsa pun tahu betul watak Sadam. "Kita berangkat sekarang! Bawa sarapanmu, nanti sarapannya di mobil!"Kedua pundak Anna menurun mendengar perintah selanjutnya dari Sadam. Anna menelan air liur melihat sarapan yang terhidang di atas meja makan keluarga Adiwilaga. "Sadam, Anna sarapan di sini dulu sebentar. Setelah itu, baru kalian berangkat."Anna tersenyum mendengar ucapan wanita yang telah melahirkan Sadam. Dalam hati, Anna berharap Sadam mau menuruti perintah Salsa yang tak lain ibu kandungnya. "Enggak apa-apa, M

    Huling Na-update : 2025-03-06
  • Suamiku Bos Galak   Bab 4. Pasien RSJ

    "Kamu kenapa ngomongin nasi uduk? Kenapa ngomongin jengkol? Kenapa bilang suka jengkol? Kenapa? Aku sama Papah gak suka makanan itu. Bau!"Mulai dah, bos kampret merepet. Kalian tahu kenapa aku bilang dia bos kampret? karena bos galak itu selalu pulang malam dari kantor. Kalau dia pulang malam, aku juga pulang malam. Gak pernah tuh pulang sore apalagi masih siang. Aneh, jadi bos tapi jam kerjanya melebihi karyawan. Aku tak menanggapi ucapannya. Lebih memilih menikmati roti tawar panggang selay kacang. Ternyata rasanya sangat mantap. Jujur, baru kali ini merasakan roti panggang. Biasanya Aku makan roti tawar tanpa dipanggang. "Harusnya kamu bilang aja, gak suka jengkol. Enggak biasa ke pasar. Enggak biasa makan uduk! Sukanya makan steak, sukanya ke swalayan."Ngomel aja terus. Ya anggap aja, nyanyian di pagi hari. Aku tetap diam, sesekali tersenyum menikmati lezatnya roti tawar panggang. Ya emang norak, tapi memang beginilah aku. "Anabel! Kamu denger aku gak?"Kunyahanku seketika te

    Huling Na-update : 2025-03-06
  • Suamiku Bos Galak   Bab 5. Ultimatum

    "Hah? Masa sih, Bos?""Iya.""Emang Juwita diapain sampe gila begitu?" tanya Anna penasaran. "Sini, duduk kamu di sini!"Anna mengikuti langkah Sadam, duduk di sofa bersebelahan. Lelaki itu mengeluarkan sebungkus rokok, mengambil sebatang, memantiknya. Asap rokoknya sangat mengganggu. Kebiasaan Sadam, tiap kali mau cerita, pasti sambil merokok. "Aku mau cerita, kamu mau dengerin gak?" tanyanya dingin. Anna menganggukan kepala, mengubah posisi duduk lebih menghadapnya. "Gimana ceritanya, mantan pacar Bos itu mengalami gangguan jiwa."Sadam melonggorkan dasi, sorot matanya yang tajam menatap lurus ke depan. Sekian menit, terjadi keheningan. Anna sampai menarik napas panjang berulang kali menunggu cerita yang disampaikan lelaki yang tengah merokok itu. "Juwita gila gara-gara video m3svm mereka disebarluaskan. Wajah si Jagat gak dilihatin, cuma Juwita aja. Itu juga kata temenku yang lihat videonya.""Kamu juga lihat videonya?""Enggak," jawab Sadam menjentikkan abu rokok ke atas as

    Huling Na-update : 2025-03-06
  • Suamiku Bos Galak   Bab 6. Mau?

    "Assalamu'alaikum, Tante ..., " sapa Anna saat pintu telah dibuka oleh seorang wanita cantik meski sudah tak lagi muda. "Waalaikumsalam, Anna Isabella... Tante pikir kamu gak jadi nginep.""Jadi dong, Tante.... Anna kan udah janji.""Eh, kamu pake parfum apa sih? Wanginya Tante seneng deh!"Hidung Salsa mengendus tubuh Anna. Dia memang mengkoleksi berbagai macam parfum. Dari harga 15 ribu rupiah sampai 150 juta. Yamaklum, istri seorang Damian. Apapun yang diinginkan, pasti dikabulkan. Parfum seharga 150 juta bagi Damian, bukan masalah besar. Masalah besar bagi Damian jika istri tercinta tidak bicara padanya lewat dia jam. "Dia pake parfum murah, Mah. Paling wanginya cuma satu jam doang." Baru saja Anna mau menjawab, sudah dijawab lebih dulu oleh Sadam. "Jangan diambil ati ucapannya. Dibalik nyinyirannya, ada pujian yang tersembunyi, " bisik Salsa pada Anna yang wajahnya sempat murung. "Masa sih, Tante? Kayaknya gak mungkin deh." Anna langsung mengelak ucapan Salsa. Secara nyata,

    Huling Na-update : 2025-03-06
  • Suamiku Bos Galak   Bab 7. Celana Dalam

    "Nikah sama Anabel? Yang bener aja, Mah!" Tanggapan Sadam tampak tak suka. Terkejut, menyugar rambut kesal. "Gak bener kenapa? Anabel itu anak yang baik, cantik, menarik lagi. Kurang apa coba? Udahlah, Dam ... lupain Juwita. Move on ...." Salsa tak henti, membujuk anak semata wayangnya agar mau menikah dengan Anna Isabella. Gadis yang selama ini menjadi sekretarisnya. "Aku belum pengen nikah, Mah. Dah ya, aku mau tidur dulu. Night, Mah."Belum sempat Salsa menanggapi ucapan Sadam, lelaki itu langsung menutup pintu kamar. Salsa hanya menghela napas berat. Meninggalkan pintu kamar Sadam, berjalan menghampiri sang suami yang menunggu di dalam kamarnya. Damian yang tengah menonton berita tanah air di televisi kamar menoleh. Salsa masuk kamar, bibirnya cemberut, terlihat kesal. "Bibirmu manyun gitu, pengen aku sosor?"Damian justru menggoda istrinya. Salsa memutar bola mata malas. Menajuhkan bibir Damian yang hendak meng3cup bibirnya. "Aku kesel sama Sadam. Masa dia belum mau nikah se

    Huling Na-update : 2025-03-06
  • Suamiku Bos Galak   Bab 8. Disuruh

    Anna terkejut mendapat perintah Sadam. Dia bingung, mau mengambilkan celana d4lam Sadam atau gak. "B-Bos ... yang bener aja, cuma cel4na dalam saya yang ngambilin?" Anna meringis, garuk-garuk kepalanya yang tak gatal."Ya sudah kalau gak mau. Keluar sana!"Anna bernapas lega. Sadam tidak memaksa seperti biasa. Gadis itu melenggang keluar kamar, berjalan ke ruang makan. Di sana Salsa dan Damian sedang menyantap sarapan. "An, Sadam susah dibanguninnya ya?" tanya Salsa melihat Anna sudah datang ke ruang makan. Anna menarik kursi, duduk dan tersenyum simpul. "Bos Sadam udah bangun, Tante.""Kok kamu sampe lama?""Itu ... Bos Sadam pengen disiapin pakaiannya.""Oohh ...." Salsa menanggapi sambil melirik suaminya yang tampak menggelengkan kepala. Tidak berselang lama, Sadam datang. Lelaki itu duduk di kursi samping Anna. Sadam mengambil roti tawar yang sudah diberi selai Kacang oleh Anna. "Sadam, nanti di pasarnya kamu nungguin di mobil aja. Gak usah ikut masuk pasar," tukas Salsa mena

    Huling Na-update : 2025-03-20
  • Suamiku Bos Galak   Bab 9. Dicegah

    Baru kali ini Salsa sangat menikmati masakan sendiri. Makan masakan favorit tidak sendirian, ada temannya. Sepertinya Anna harus, wajib, mesti, jadi istrinya Sadam. Cewek kayak gini tuh sulit dicari apalagi multitalenta. Anna bukan hanya pandai memasak masakan kampung, tetapi dia juga gadis yang cerdas. Mampu bekerja di perusahaan besar. "An, kamu mau gak jadi mantu, Tante?" Salsa sudah tak tahan ingin bertanya masalah itu pada Anna. "Hah? Mantu, Tante? Gak salah?"Gadis itu kayaknya masih gak percaya kalau Sadam jatuh hati padanya. Salsa yakin, Sadam sebenarnya sangat menyukai Anna. Kalau gak suka, mana berani Sadam bawa cewek ke rumah. Dulu, waktu pacaran sama Juwita, dia gak pernah bawa Juwita ke rumah. Salsa dan Damian hanya dikenalkan di restoran waktu Sadam ingin makan malam bersama mereka. Tapi, Salsa gak suka pada Juwita. Menurut Salsa, Juwita orangnya sombong. Memang dia lebih cantik jika dibandingkan Anna, tetapi sama sekali tidak ramah. Dia ramah saat ada Sadam saja. Kala

    Huling Na-update : 2025-03-20
  • Suamiku Bos Galak   Bab 10. Dinner

    "Maaf, Nak. Papa gak bisa melarang mamamu pergi dengan Anna," jawab Damian lesu. Menoleh ke dalam kamar, melihat istrinya sedang mematut diri di depan cermin rias. "Ya elah, Pa ... kenapa gak bisa? Aku beneran lagi banyak kerjaan. Butuh Annabel aku, Pah. Ck, mama tuh ada-ada aja."Sadam mulai frustasi jika mengingat kembali kelakuan wanita yang telah melahirkannya. Sejak mengenal Anna, Salsa jadi sering mengganggu pekerjaan sekretaris Sadam itu. "Kamu kayak gak tau mamamu saja, Nak. Gini aja, sekarang Papa ke kantor. Papa bantuin kerjaanmu.""Enggak usah, Pa. Aku butuhnya Annabel bukan Papa." Sangat tegas, Sadam mengucapkan kalimat tersebut. Damian tidak tersinggung, ia sudah tahu betul sifat anaknya. Sadam suka ceplas-ceplos. Kadang tak peduli, apakah perasaan orang lain akan tersinggung atau tidak. Damian justru tersenyum, mengingat kembali masa mudanya ketika awal mula menikah dengan Salsa. Dia pun sama. Selalu ketus pada Salsa, selalu menghina dan mengejek Salsa. Namun, seiring

    Huling Na-update : 2025-03-21

Pinakabagong kabanata

  • Suamiku Bos Galak   Bab 30. Suara Tembakan

    Sindiran Salsa membuat Sadam tercengang, sikapnya berubah salah tingkah. Tidak setenang seperti sebelumnya. Dia benar-benar gugup. Anna melirik lelaki yang duduk di sisi. Sadam meneguk segelas air hingga tandas. "Annabel, kita berangkat sekarang!""Baik."Tanpa ingin lebih beralama-lama lagi dan penasaran akan ucapan Salsa, Sadam memutuskan segera berangkat. "Kalian mau ke kantor sekarang?" tanya Salsa menunjukkan ekspresi wajah tak berdosa ketika Sadam dan Anna mencium punggung tangannya. "I-iya, Ma," jawab Anna sembari meringis. Setelah Sadam dan anak menantunya hilang dari hadapan mata, Salsa melepaskan gamitan tangan pada lengan Damian. Damian menoleh, melihat tangan Salsa yang dilepaskan dari lengannya. "Kenapa dilepasin, Sayang?" tanya Damian menatap penuh cinta wajah wanita yang telah dinikahinya bertahun-tahun. "Sadam dan Anna udah pergi," jawab Salsa sesantai mungkin. Damian menghela napas berat, menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Jadi tadi cuma pura-pura mesra?" Da

  • Suamiku Bos Galak   Bab 29. Disindir

    Sepanjang malam, Anna tak bisa memejamkan kedua mata. Perutnya lapar, kedua mata tak juga terpejam. Anna menoleh pada lelaki yang tertidur memunggungi. Ingin sekali Anna memeluk tubuh Sadam, tetapi ia tak berani. Akhirnya Anna pun memiringkan tubuh, memunggungi Sadam. Bukankah harusnya Anna yang marah? Bukankah harusnya Sadam yang merasa bersalah? Kenapa mesti sebaliknya. Sebulir air mata membasahi wajah Anna. Ia menghela napas berat, berusaha sekuat hati agar tidak meneteskan air mata. Anna menarik selimut sebatas dada, namun lagi-lagi tidak bisa tertidur. Anna menyibak selimut, duduk, menoleh pada Sadam yang enggan bergemang. Kemudian, ia beranjak dari dalam kamar. Keluar, mencari makanan di dapur. Perut Anna lapar. Dia tidak mau asam lambungnya kumat. Kalau sampai itu terjadi, pekerjaan kantor akan terbengkalai. "Kamu baru makan?"Suapan Anna terhenti mendengar pertanyaan dari suara yang amat dikenali. Anna mendongak, melihat Sadam yang berdiri di sampingnya. Anna kembali meru

  • Suamiku Bos Galak   Bab 28. Sanggup

    "Insya Allah aku sanggup, Ma. Tetapi, apa kesepakatan itu enggak akan menyinggung perasaan Sadam?" Anna tidak mau kalau suaminya berpikir bahwa ia tidak mempercayainya. Namun, sisi lain, Anna juga khawatir kalau Sadam ternyata kembali lagi menemui Juwita. "Mungkin tersinggung, tapi seenggaknya dia belajar memegang komitmen. Jujur saja, Mama kecewa denger Sadam masih menemui Juwita."Pandangan Salsa lurus ke depan. Teringat kembali sikap Juwita dahulu ketika ketahuan selingkuh oleh Salsa. Di depan Salsa, Juwita begitu pongah dan sombong mengenalkan Jagat pada dirinya. Saat itu, Salsa sangat marah dan menyuruh Sadam agar melepas Juwita. Awalnya Sadam tidak mau bahkan sempat ribut dengan Salsa. Sadam lebih membela wanita yang telah berkhianat padanya. Ternyata, Sadam mengetahui kebusukan Juwita satu Minggu setelah pertengkaran itu. Sadam menangis, meminta maaf pada Salsa karena sempat tidak percaya dan sempat lebih membela Juwita ketimbang wanita yang telah melahirkannya. Anna melihat

  • Suamiku Bos Galak   Bab 27B. Diam-Diam

    Anna masuk lagi ke dalam taksi. Menyuruh supir taksi melajukan kendaraannya. Kali ini Anna ingin pulang ke rumah, bisa jadi Sadam sebenarnya sudah di rumah. Tiba di halaman rumah keluarga Adiwilaga, tidak ada kendaraan pribadi suaminya. Anna turun dari taksi setelah membayar ongkos. Ia tak langsung masuk ke dalam rumah, berjalan sambil menenteng tas kerja ke bagasi. Memastikan, apakah mobil suaminya ada di bagasi atau tidak? Ternyata tidak ada. Berarti Sadam belum pulang. "Sadam kemana sih? Pergi kemana-mana kenapa enggak bilang?" gerutu Anna kesal. Menghentakkan kedua kakinya. "Anna!"Sebuah panggilan membuatnya membalikan badan. "Mama," pekik Anna tertahan. "Kamu ngapain di bagasi?" selidik Salsa, menghampiri menantunya yang berdiri di depan deretan mobil mewah. Sikap Anna salah tingkah namun ia berusaha tetap tenang. "Euu ... itu, Ma ... hm ...." Anna tidak ingin Salsa menaruh curiga kalau dirinya sedang ada masalah dengan Sadam. Anna menggigit bibir bawah, bingung menjawab.

  • Suamiku Bos Galak   Bab 27A. Informasi

    Setelah meyakinkan Anna, Sadam kembali melajukan kendaraannya. Meski belum sepenuhnya yakin, tetapi Anna tak lagi emosi, berusaha percaya akan ucapan Sadam. Sampai di kantor, keduanya berjalan beriringan. Anna menolak menggamit lengan Sadam, memilih berjalan lebih dulu. Sadam berusaha tidak tersinggung, hanya menghela napas berat, menggelengkan kepala berulang kali. Di dalam ruangan, Anna langsung duduk di kursi meja kerja. Menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda. Sadam memerhatikan Anna cukup lama. Perasaan bersalah menyusupi hati. Sadam memejamkan kedua mata, memijat pelipis lalu berusaha fokus melakukan pekerjaannya. "Mau makan siang dulu enggak?" tanya Sadam ketika waktu sudah menunjukkan jam satu siang. Lepas salat Dzuhur tadi, Anna kembali bekerja, tidak mengajak Sadam makan siang seperti biasa. "Kalau kamu mau makan siang, makan duluan saja. Pekerjaan saya belum selesai," jawab Anna tanpa menoleh pada lelaki yang berdiri di sampingnya.Sadam tak menanggapi, berjalan

  • Suamiku Bos Galak   Bab 26. Jaga Perasaan

    Tiba di rumah sakit jiwa, Sadam langsung berjalan menuju kamar pasien bernama Juwita Rahayu, mantan kekasih Sadam dulu. "Sadaaaaammmmm ... lepasin! Lepasin tangakuuuu ... aku pengen Sadaaaamm ... Huhuhu ... Hahahahahaha ...."Lengkingan suara tangisan dan gelak tawa keluar bergantian dari mulut wanita yang telah lama menghuni rumah sakit jiwa. Sadam menelan air liur. Tubuhnya kaku di depan jendela kaca ruangan Juwita. Tiga perawat yang berusaha menenangkan Juwita sudah kewalahan. Pandangan dokter Indira beralih pada sosok lelaki yang tinggi tegap berdiri di ambang pintu. "Juwita, Juwita, Mas Sadam sudah datang. Itu dia ... Kamu lihat ke sana!" dokter Indira memalingkan pelan wajah pasiennya ke arah pintu. Bibir pucat itu seketika melengkung, kedua mata yang mencekung membeliak lebar. "Sa-Sadam ... Sadaaaam ... Sayang ... Sadam sayangkuuu ...."Kondisi Juwita terlihat tenang. Tiga perawat mengikat kedua tangan Juwita dan juga kedua kakinya. Mereka khawatir kalau tindakan Juwita me

  • Suamiku Bos Galak   Bab 25. Jangan Cuma Katanya!

    "Bukan urusanmu! Kerja lagi sana!"Hati Anna sangat sakit dan tersinggung akan ucapan Sadam. Seolah Anna bukanlah istrinya. Anna terdiam, tak menimpali. Seketika Anna mulai ragu akan cinta Sadam. Apa mungkin pernikahan ini hanya terpaksa?Anna membatin sepanjang melakukan pekerjaannya. Mati-matian ia menahan air mata agar tangisannya tidak pecah. Belum satu jam lalu, mereka melakukan hubungan selayak dua pasang manusia yang saling mencintai dan menyayangi. Perlakuan lembut Sadam ketika berhubungan, sangatlah berbeda dengan keseharian. Jika keseharian Sadam sering membentak dan marah-marah, ketika sedang berhubungan suaranya begitu lembut dan penuh cinta. 'Apa semua itu palsu? Apa aku hanya dijadikan pemuas n4fsunya belaka? Astaghfirullah ....' Anna mengusap wajah dengan kasar. Menarik napas panjang, lalu beranjak keluar ruangan. "Annabel kamu mau kemana?" Sadam bertanya, namun pertanyaannya tak mendapat jawaban. Anna keluar ruangan dengan wajah ditekuk. Hatinya ingin marah tapi t

  • Suamiku Bos Galak   Bab 24. Akankah Kembali?

    Dug, dug, dug!"Sadam, Anna ... buka pintunya! Sadam ... dug, dug. dug!"Anna dan Sadam yang baru saja selesai melakukan hubungan suami istri terkejut. Bergegas turun dari tempat tidur, lalu masuk ke dalam toilet. "Bos, gak mandi dulu?" tanya Anna saat Sadam hendak membuka pintu usai mengenakan pakaian lengkap. "Kalau aku mandi dulu, nanti Papa curiga. Kamu duluan saja!" Anna tak berani membantah lagi. Dia masuk ke dalam toilet, mandi besar. Sadam mematut diri di depan cermin. Lalu keluar kamar, berjalan tenang ke pintu ruangan. "Ada apa, Pa?" tanya Sadam setelah mengenakan jas rapi. Damian menelisik penampilan anak semata wayangnya. "Kenapa pintu dikunci?""Emang dikunci?" Sadam pura-pura pilon. Mengecek handle pintu. "Pake nanya. Anna mana?"Sadam terkejut, mendapati pertanyaan papanya. Namun, Sadam berusaha tetap tenang. "Annabel ... Annabel aku suruh ke kantin. Papa ada apa ke sini? Harusnya Papa enggak usah ke kantor. Sekarang kan ada aku dan Annabel. Papa diam-diam saja

  • Suamiku Bos Galak   Bab 23. Pintu Dikunci

    "Video apaan ini?" tanya Anna memicingkan kedua mata, menatap video yang diputar suaminya di layar laptop. "Ini sih bukan video, tapi film. Film Jepang?" Anna menoleh, menatap wajah Sadam yang berada di belakang tubuhnya. "Iya. Aku lebih suka film Jepang kayak gini. Mafia-mafia-an, driver-driver-an. Dari pada film di bioskop tadi." Sadam mengeratkan rengkuhan pada pinggang Anna. Wanita itu tak bisa berkutik, pasrah akan perlakuan Sadam yang mulai bergerilya. "Bos, tangannya bisa diem dulu gak?" "Emang kenapa?""Geli tau ...."Sadam tak peduli, meneruskan aksinya. Usai nonton film, keduanya mandi bersama. Di dalam sana, Sadam kembali memberikan nafkah batin yang entah sudah berapa kali. ***"Sayang, Sadam kenapa udah pulang dari hotel ya? Apa mereka bertengkar?" tanya Salsa ingin tahu penyebab anak tunggalnya dan menantunya pulang lebih cepat. "Kayaknya enggak. Sadam cuma kepikiran masalah kerjaan aja.""Emang kamu nyeritain masalah kerjaan kantor ke dia?" tanya Salsa sewot. Me

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status