Share

Menjadi Guru Privat

“Hati-hati ya, Key, jangan sampai terkunci di toilet lagi!”

Kalimat inilah yang sering diucapkan teman asramaku sebagai ucapan sampai jumpa selama dua hari ini. Aku hanya meringis malu setiap ada yang berkata seperti itu.

Gia penyebabnya, mungkin maksudnya ingin menolongku terhindar dari akibat yang lebih buruk, beasiswaku diberhentikan misalnya. Ia mengatakan aku terkunci di toilet, dan tukang kunci baru bisa datang satu jam kemudian karena terhadang gerombolan fans gila yang mengerubungi cafe. Tapi akibatnya, aku menjadi bahan olok-olokan. Aku jadi bingung harus berterima kasih atau marah pada Gia.

Selain memikirkan olok-olokan untukku, aku juga dipusingkan dengan tugas tambahan dari Prof. No. Harusnya aku berteriak “Yes!” karena Prof. No mau memberikanku kesempatan kedua. Namun tetap “No!” bagiku, karena aku harus menghabiskan akhir minggu di pojok perpustakaan universitas dengan bertumpuk-tumpuk buku belum lagi menyusun laporan penelitian.

Aku mengerjap-ngerjapkan mataku yang s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status