Share

Kunjungan

Penulis: fitosyin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Mobil hitam yang dulu menjemput Atika, siang ini kembali terlihat di pelataran parkir rumah. Tanpa berpikir lagi, Atika meraih ponsel serta menyelempangkan tas di bahu lalu berlari cepat menghampiri mobil dan segera mengambil duduk di kursi penumpang, membuat supir perusahaan yang belum sempat turun menoleh kaget.

"Antarkan aku ke kantor!"

"Saya diminta Pak Elang mengambil berkas yang tertinggal."

Baik Atika maupun supir perusahaan bicara dalam waktu yang bersamaan.

"Aku tunggu, setelah itu antar aku menemui pria itu!"

Kekesalan Atika sudah memuncak di ubun-ubun. Atika hafal betul janji Elang di depan ayahnya saat melamarnya dulu, Elang berjanji tidak akan membiarkan Atika merasa sendirian tapi apa yang terjadi? Sudah lima hari pria itu tidak menunjukkan batang hidungnya. Semua pesan yang Atika kirim sama sekali tidak Elang baca, jangan tanyakan tentang sambungan panggilan yang berakhir dengan suara operator yang menjemukan.

Selain itu, Atika hanya mendengar kalau Elang sempat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku Bocil Tajir   Adu Tawar

    Ruang kerja Elang persis kapal pecah. Kertas berserakan memenuhi meja kaca yang terletak di tengah ruangan dan menara-menara berkas map bermunculan seperti rumpun jamur di hutan hujan. Atika sampai kesulitan melangkah dan ketakutan setengah mati menyenggol berkas-berkas penting itu."Duduk di mana saja kamu bisa duduk, dan jangan coba merapikan apapun! Walau terlihat berantakan, aku sengaja menyusunnya seperti ini agar mudah kuraih," kata Elang yang kini telah duduk di lantai dan menekuri layar laptopnya."Kamu selalu belajar seperti ini?" Jiwa pendidik Atika muncul melihat Elang sengaja membuat berantakan materi yang tengah ia pelajari, meski begitu tetap saja telapak tangannya gatal untuk merapikan semua kekacauan ini.Pertanyaan Atika hanya dijawab bunyi ketukan keyboard laptop. Suaminya itu menatap layar laptop tanpa berkedip. Atika lalu duduk di undakan tangga di antara sofa hitam dan lemari yang berisi plakat-plakat penghargaan.Dari kejauhan, Atika dapat melihat rambut-rambut h

  • Suamiku Bocil Tajir   Jalan Tikus

    Bab 16 “Ulangi sekali lagi!” “Aku ingin bekerja di sini.Terus-terusan di rumah dan tidak ada kegiatan yang jelas membuatku mudah bosan, jadi aku mau bekerja,” tegas Atika. Atika bisa tahan menerima ledakan amarah yang biasa diberikan Cindy atau Anyelir, tetapi Atika tak akan sanggup bertahan terus menerus diabaikan seperti yang Elang lakukan padanya akhir-akhir ini. Setidaknya Atika harus tahu kesalahan apa yang ia lakukan sehingga pantas menerima hukuman. Karena itulah, dalam perjalanan tadi, Atika telah memutuskan jika Elang masih berusaha menghindarinya maka Atika yang akan terus menempel pada pria itu. Walau alasan yang ia ungkapkan pada Elang juga tak sepenuhnya bohong, Atika hampir mati kebosanan di rumah besar itu. Satu hingga dua hari bermalas-malasan awalnya menyenangkan tapi memasuki hari ketiga, Atika merasa usianya bertambah dua kali lipat setiap jamnya. “Kamu yakin itu alasannya, bukan karena ingin selalu bertemu dengan Daffa?” selidik Elang tanpa sadar menyuarakan

  • Suamiku Bocil Tajir   Kecemburuan Elang

    “Nyonya sepertinya sedang bahagia,” komentar Rika ketika Atika membantunya menata makan malam ke atas meja.“Apa sangat terlihat?”Rika mengangguk pelan. “Senang melihat Nyonya selalu tersenyum setelah pulang bertemu dengan Tuan Muda.”Atika bersenandung kecil sambil merapikan sendok dan garpu di samping piring, ia tak berniat membantah walau perkiraan Rika jelas salah. Atika bahagia bukan karena telah bertemu Elang, sebaliknya menemui Elang malahan menambah kusut pikirannya. Atika tak berhenti tersenyum karena berhasil meyakinkan Ria untuk memasukkan data Atika ke dalam berkas calon magang di divisi Ria bekerja. Awalnya tidak begitu mudah membuat Ria mau mengikuti kemauan Atika, tetapi setelah sedikit ancaman yang Atika pelajari dari Cindy akhirnya Ria meluluskan permintaan Atika. Atika melipat serbet dan menaruhnya dengan anggun ke atas meja lalu memandangnya dengan senyum kemenangan, ternyata menyenangkan jadi orang berkuasa. “Apa Nyonya yakin ingin merayakan ulang tahun Tuan Mu

  • Suamiku Bocil Tajir   Merajut Harapan

    "Bukan seperti ini. Hentikan!" batin Atika menjerit saat Elang mencium bibirnya dengan membabi buta. Berkali-kali Atika melepaskan pukulan meminta Elang menghentikan aksinya, tapi pria itu bergeming. Sesekali Elang mengigit keras bibir bawah Atika hingga terasa kebas, seakan ingin menyalurkan amarahnya pada istrinya. Atika tahu ia sudah salah tidak mengindahkan larang Elang, ia tetap bersikeras untuk melamar di perusahaan suaminya, namun Atika tidak ingin tubuhnya kembali menjadi sasaran pelampiasan amarah Elang. Cukup Cindy dan Anyelir yang dulu selalu melakukan kekerasan pada dirinya. Atika tidak ingin lagi terjebak dalam lubang kegelapan yang sama. Atika terlanjur menaruh harapan pada Elang, Atika tidak ingin harapan itu musnah begitu saja. Jika itu terjadi, Atika tidak tahu sampai kapan ia mampu bertahan. "Tika," panggil Elang dengan suara bergetar. "Kamu menangis?" Pertanyaan Elang malah membuat tangis Atika pecah. Perempuan itu merosot dan duduk bersimpuh di lantai. Kepalany

  • Suamiku Bocil Tajir   Pesta

    "Nyonya, bangun. Hari ini, Nyonya harus bangun lebih pagi," sapaan lembut Rika mengalun menarik Atika dari tidurnya yang tak bermimpi.Begitu membuka mata, Atika dikejutkan dengan kehadiran lima orang perempuan asing berseragam merah hati di kamarnya."Siapa mereka?" tanya Atika tanpa suara pada Rika."Maaf kami belum sempat memperkenalkan diri," ujar salah seorang perempuan yang terlihat lebih tua dibanding yang lainnya. "Saya dan anak buah saya akan membantu Nyonya agar tampil lebih memukau di pesta pernikahan Nyonya dan Tuan Elang."Perlu beberapa detik bagi Atika untuk memahami kalimat perempuan dengan rambut disanggul tinggi itu. Selama otak Atika memproses informasi itu, Atika menyisir pandangan ke sekeliling ruangan. Ini bukan kamar tidurnya! Atika baru menyadari kalau sekarang ia berada di tempat lain. "Kita ada di kamar hotel, Nyonya. Tuan muda Elang ingin memberikan pesta kejutan untuk Nyonya, saya harap Nyonya tidak marah." Rika berkata saat menyadari kebingungan majikanny

  • Suamiku Bocil Tajir   Waspada, Tika!

    “Jangan khawatir. Aku di sini,” bisik Elang pada Atika saat Anyelir berjalan cepat menghampiri mereka.“Atika, Mami bahagia sekali lihat kamu dan Elang hari ini. Kalian tampak serasi,” seru Anyelir seraya memeluk Atika erat hingga Atika kesulitan bernafas.“Tante, Atika bisa sesak nafas. Tolong lepaskan Atika!” tegur Elang.“Ah, maaf. Mami hanya merindukan anak Mami.” Anyelir tersenyum lebar dan beralih bicara pada Elang, “Lang, jangan panggil Tante! Sekarang kan kamu anak Mami juga, panggil saja Mami!”Baik Atika dan Elang saling bertukar pandang teringat amukan Anyelir satu hari sebelum Elang menjadi pewaris SJ Grup, Anyelir marah dan meminta Elang hanya memanggilnya dengan sebutan Tante.“Saya lebih suka dengan panggilan yang sekarang,” kata Elang tegas.Anyelir mendelik tak suka namun tidak dapat membantah toh dulu ia yang meminta Elang untuk menjaga jarak dengannya.“Papa ada di mana, Mi? Papa baik-baik saja, kan?” tanya Atika menimbulkan senyum di wajah Anyelir.“Papa mu baik-ba

  • Suamiku Bocil Tajir   Hidup yang tak Adil

    "Tante Anyelir bilang apa?" tanya Elang dengan nafas terengah-engah memasuki kamar hotel. Atika mengalihkan perhatian pada bayangannya di cermin dan memutar tubuh menghadap Elang. Suaminya itu terlihat seperti seseorang yang habis ikut lomba lari marathon tapi mengenakan setelan formal. "Om Burhan terkejut saat aku menghampirinya, aku baru sadar Tante Anyelir memintaku turun hanya akal-akalan darinya agar membuat kalian hanya berdua di sini," jelas Elang seraya melonggarkan ikatan dasinya. "Seandainya saja para tamu itu tidak mengucapkan salam dan mencegatku kembali ke sini lebih cepat, aku minta maaf...." "Sudah, gak apa-apa. Mami hanya mengatakan ia ikut bahagia." Atika tidak ingin menyulut emosi Elang menjadi semakin besar, ini hari penting mereka. Biarlah ia pendam semua keresahannya sendirian. Elang berjongkok dan meraih dagu Atika memaksa istrinya membalas tatapannya. "Kamu sembunyi lagi. Tante Anyelir tadi pasti mengatakan hal yang buruk, katakan padaku?" tuntut Elang. "B

  • Suamiku Bocil Tajir   Cinta yang Teguh

    "Terima kasih," cicit Atika malu-malu, ia melirik sekilas pada suaminya lalu kembali memandang ujung kaki mereka yang kini menari seirama dengan simfoni Moonlight Sonata yang dimainkan band orkestra."Untuk apa?" tanya Elang pura-pura tak tahu. Pria itu dengan sengaja mengeratkan pelukannya di pinggang Atika sehingga membuat mereka semakin dekat, Atika bahkan dapat merasakan detak jantung Elang yang berpacu dengan cepat di dadanya, sama seperti dirinya."Untuk semua, aku gak pernah berani memimpikan mendapat pesta sebesar ini. Ini sangat indah," desah Atika seraya menyapukan pandangan ke sekeliling ruangan. Atika tidak tahu pasti berapa luas ruangan yang disulap menjadi sebuah panggung pesta pernikahan mereka. Sejauh pandangan Atika, seluruh ruangan dihiasi dengan bunga-bunga asli yang tengah bermekaran, tak perlu ditanya seperti apa wangi yang kini mengelilingi mereka. Sekilas, Atika lupa bahwa ia masih berada di sebuah ruangan tertutup bukannya taman yang penuh bunga-bunga. "Aku

Bab terbaru

  • Suamiku Bocil Tajir   Terpasung

    "Neng, jangan lupa nanti tanggal dua belas kontrakannya dilunasi, ya. Sekalian sama tunggakan dua bulan kemarin!"Atika yang baru saja membuang bungkusan popok kotor sekali pakai ke tong sampah tersentak kaget. "Eh, maaf bukan maksud ibu bikin si Neng kaget!" ujar ibu pemilik rumah petak tempat Atika mengontrak satu tahu terakhir. "Tapi, ibu gak tega kalau datang ke kamar si Neng langsung, takut bangunin adek Dian."Atika tersenyum singkat dan mengangguk paham. "Iya, Bu gak apa-apa. Kebetulan saya lagi agak melamun tadi. Uang kontrakannya akan saya usahakan, ya Bu. Saya minta maaf sekaligus terima kasih, ibu mengijinkan saya tetap tinggal padahal saya bukan penyewa yang baik.""Aduh, si Neng. Jangan bilang gitu, ibu malah tambah gak enak. Neng Tika biar telat bayar kontrakan tapi sering bantu bersihkan rumput-rumput liar, pilah-pilah sampah, bantu kebersihan lingkungan kontrakan ini. Ibu sebetulnya mau gaji Neng untuk itu, tapi tahu sendiri kalau ibu juga punya uang dari mana." Ibu p

  • Suamiku Bocil Tajir   Akhir Bahagia Bagi Keyla

    “Key, baju nya ganti ah jangan yang itu terus.” Mama mengomentari penampilanku. Sontak aku berhenti di ambang pintu dan melihat penampilanku sendiri di kaca jendela. Tidak ada yang aneh, biasa saja hanya celana bahan berwarna hitam dan kemeja merah bata.“Kenapa diganti, yang ini juga bagus.”Aku berputar-putar di depan mama memperlihatkan penampilanku dari depan lalu ke belakang.“Warnanya sudah kusam, lebih baik yang lain. Terus kamu gak dibedak?”Aku menyentuh wajahku, sedikit berminyak. Aku berlari ke depan cermin mematut bayanganku. Tanpa sengaja tatapanku jatuh pada foto Kim Jae Hee yang kutaruh di samping cermin. Aku mengusap lembut foto itu, foto yang kudapat setelah bersusah payah, berdesak-desakkan dengan ratusan penggemar lainnya.Kuyakini aku sanggup bertahan meski kau tak pernah di sampingku. Waktu yang membuatku bertahan. Aku berhasil menguasai kembali apa yang kumau, sama seperti sebelum aku sadar aku membutuhkan kehadiran mu, aku mampu bertahan sendiri. Kini aku percay

  • Suamiku Bocil Tajir   Tanda Tanya Besar

    Hari ini, kegilaanku terus berlanjut. Karena semalam Ga Eun dan Hye Na tak sempat bertemu Kim Jae Hee mereka bersikeras agar aku mau kembali mengikuti jadwal Kim Jae Hee. Kali ini aku tidak memakai atribut apa pun yang berbau Kim Jae Hee, mereka kelihatan kecewa tapi aku tak mau mengambil resiko membuat Kim Jae Hee semakin muak padaku. Tapi sungguhkah Kim Jae Hee tidak suka melihatku, ekspresinya sulit dibaca. Aku hanya melihat kesedihan di matanya, mungkin ia sedih melihatku hancur.“kau juga harus menjaga kesehatanmu.” Setidaknya kalimat Kim Jae Hee semalam, membuatku yakin Kim Jae Hee masih mengkhawatirkan keadaanku.“Cha, Kita sudah sampai!” Kata Ga Eun, taksi yang kami tumpangi berhenti di depan sebuah rumah bergaya kontemporer. Setelah membayar ongkos taksi, aku ikut turun menyusul Ga Eun dan Hye Na. “Wah, kita beruntung, belum ada yang datang. Bebas pilih tempat!” Seru Hye Na, ia lalu mengeluarkan tikar tipis dari ranselnya.“Ini dimana?” Tanyaku.“Aish! Benar, kita belum bila

  • Suamiku Bocil Tajir   Bergabung dengan Fanbase

    Aku merapikan ikatan rambutku saat hampir mendekati gerombolan fans Kim Jae Hee yang menunggu di depan gedung teater tempat Kim Jae Hee tampil hari ini. Lee Hye Na dan Jang Ga Eun, dua remaja yang baru kukenal tadi berjalan di depanku. Setelah sedikit mencari informasi, dua gadis itu akhirnya tahu jadwal keseluruhan Kim Jae Hee mulai hari ini hingga minggu depan. Dan kami, memutuskan untuk terus mengikuti Kim Jae Hee. Aku sadar aku bertindak terlalu jauh, tapi yang kulakukan kali ini karena hatiku yang mengatakannya. Aku hanya ingin melihat Kim Jae Hee, dan melihat bagaimana Kim Jae Hee saat melihatku. Setidaknya, aku ingin membuktikan bahwa waktu yang sempat kami habiskan cukup berarti untuk dipertahankan. “Onnie, kemari! Kita harus berbaris. Jangan sampai membuat fans lain marah.” Hye Na menarik lenganku dan memosisikanku di tengah di antara ia dan Ga Eun. Ga Eun lalu mengeluarkan kaus bergambar kartun Chibi Kim Jae Hee yang memenuhi seluruh bagian depan kaus dan menyodorkannya pad

  • Suamiku Bocil Tajir   Kenangan yang Terus Muncul

    “Jika tetap ingin pergi, maka pergilah! Kupastikan ini terakhir kalinya kita bertemu!” Teriak So Hee sebelum ia berlari pergi meninggalkan Kim Jae Hee sendirian di aula sekolah. Kim Jae Hee tak berniat sedikit pun mengejar So Hee. Bukan hanya Kim So Hee yang sedang kesal saat ini, Kim Jae Hee merasa ia yang lebih berhak kesal dibanding So Hee. Ia kesal pada Kim So Hee yang masih bersikap egois padahal usianya sudah menginjak 20. Acara reuni SMA mereka akar masalah pertengkaran mereka, sejak bulan lalu So Hee selalu melonjak kegirangan setiap membicarakan reuni SMA. So Hee bahkan bersedia menjadi sukarelawan agar acara itu bisa berjalan lancar. Sisa waktunya yang tidak digunakan untuk kuliah dihabiskan So Hee mengelilingi hampir seluruh penjuru Seoul, mengkoordinasikan semua pihak yang berhubungan dalam acara itu. Bobot tubuh So Hee sempat turun drastis karenanya, namun Kim Jae Hee tak mampu mencegah So Hee, karena sama sepertinya, So Hee akan semakin membangkang saat dilarang.Sepanj

  • Suamiku Bocil Tajir   Terbuka

    “Bagaimana kau bisa tahu aku sakit?” Tanya Kim Jae Hee setelah ia selesai makan bubur buatan Keyla. Keyla tidak segera menjawab, ia menaruh mangkuk dan mengambil segelas air lalu menyodorkannya tepat di depan wajah Kim Jae Hee. “Minum.”kata Keyla pelan, ia menunduk menyembunyikan wajahnya yang rasanya sangat panas sejak kejadian beberapa menit yang lalu. Kim Jae Hee mengambil gelas di tangan Keyla, dan ia hampir saja tersedak saat menyadari alasan Keyla yang tiba-tiba pendiam.“Ya! Tak kusangka kau bisa malu.” Kata Kim Jae Hee, dan akhirnya tawanya meledak ketika melihat Keyla semakin menundukan kepala hingga dagunya hampir menyentuh dada.“Diamlah, apa kau tak mengerti ini baru bagiku.”“Benarkah? Jadi sebelumnya kau belum pernah berpacaran? jadi aku yang pertama.”Kim Jae Hee menepuk-nepuk dadanya sendiri, senyum bangga tercetak sangat jelas di wajahnya. “Aish! Tinggi sekali rasa percaya dirimu. Siapa bilang kau yang pertama, aku pernah pacaran sebelumnya!” Kata Keyla sengit, ia l

  • Suamiku Bocil Tajir   Rahasia?

    Kang Dong Jin tidak segera menjawab pertanyaan Keyla, ia menatap Keyla sejenak dengan alis bertaut lalu sedikit berdeham membersihkan tenggorokan.“Itu benar. Kim Jae Hee pernah mendorong seorang siswa dari lantai tiga. Tapi bukan karena siswa itu meminjam bukunya. Kim Jae Hee melakukannya karena ia lelah terus di bully. Semasa SMU Kim Jae Hee berbeda jauh dari Kim Jae Hee yang sekarang. Ia siswa dengan kacamata bulat tebal dengan buku yang selalu menempel di hidungnya. Lalu, anak-anak itu entah kesalahan apa yang dibuat Kim Jae Hee pada mereka, setiap hari Kim Jae Hee –kau tahu apa yang bisa mereka lakukan. Hingga hari itu, saat Kim Jae Hee sendirian di ruang seni di lantai tiga, mereka datang dan merobek buku yang sedang Kim Jae Hee baca. Mereka tidak tahu buku itu pemberian mendiang Kakek Kim Jae Hee. Akhirnya Kim Jae Hee berontak, ia berusaha mengambil kembali bukunya, salah satu siswa itu terus mengolok-olok Kim Jae Hee dan tak sadar ia sudah di ujung tangga. Anak itu jatuh, haru

  • Suamiku Bocil Tajir   Pergi ke Pesta

    “Bagaimana penampilanku?” Tanyaku pada Cellia, ia duduk di atas tempat tidurku. Sore ini, aku memintanya datang untuk membantuku berdandan ke pesta Girlband Dreams.“Baik, seperti Keyla biasanya.” Jawab Cellia sambil mengacungkan jempol kanannya, aku mendesah dan duduk di samping Cellia.“Aku merasa tak enak, seperti akan ada hal buruk. Apa mungkin aku salah kostum?” “Bagaimana mungkin, kamu bilang dress code nya casual. Tentu ini baik-baik saja.” Kata Cellia, ia menunjuk kaus putih dan celana jeans yang kupakai. “Ayolah, nyaman dengan dirimu sendiri. Ini resiko yang harus kamu hadapi karena bergaul dengan artis. Menghadiri pesta sudah makanan sehari-hari mereka.” Lanjut Cellia, ia lalu menyeringai jahil. “Apa penyanyi itu sudah menyatakan perasaanya?” Aku terkesiap dengan pertanyaan Cellia, “Apa maksudmu? Perasaan apa?”“Keyla, otakmu mungkin hanya diciptakan untuk membaca apa yang ditulis dalam buku. Baiklah kali ini aku akan berbaik hati menerangkannya, seorang laki-laki terlebi

  • Suamiku Bocil Tajir   Menghindar

    Aneh sekali, jelas-jelas ia sendiri yang mengajak Keyla datang ke pesta ulang tahun ayahnya. Tapi kenapa hari ini Kim Jae Hee ingin menghindari gadis itu? memang, sejak awal pertemuan mereka Kim Jae Hee memang selalu bersikap dingin pada Keyla sama seperti pada gadis-gadis lain. Namun kali ini, Kim Jae Hee tak mampu mengambil sikapnya yang biasa. Ia seperti ada yang menyiramkan air dingin dalam hatinya saat bersama dengan Keyla. Kim Jae Hee merasa asing dengan rasa itu. Di tangannya, Kim Jae Hee memegang dua gelas cocktail. Minuman yang menjadi alasannya menghindar dari Keyla. Dan kini ia masih berdiri di tempatnya mengambil minuman. Apa yang selanjutnya ia lakukan? Memberikan minuman ini pada Keyla, mengobrol kemudian mengajak Keyla berdansa seperti yang tamu-tamu lain lakukan. Dan Kim Jae Hee yakin, keluarganya sedang mengamati gerak-geriknya.Ada sebuah suara yang berteriak meyakinkannya bahwa itu ide bagus. Apalagi yang dilakukan di pesta selain berdansa? Toh Kim Jae Hee tak meng

DMCA.com Protection Status