"Tante, aku tidak bermaksud untuk melibatkan keluarga Fletcher dalam hal ini." Grace Harper memasang wajah penuh penyesalan ketika berhadapan dengan Rose dan Fernando Fletcher. Ditemani Julia, Grace terpaksa datang untuk meminta maaf, meski hatinya dipenuhi dengan rasa jengkel tiada terkira.Dia harus mengikuti semua saran yang diberikan Julia demi mempertahankan popularitasnya. Rose hanya berwajah datar, sedangkan Fernando sedikit bersimpati. Namun, lengkungan bibir mereka telah memudar sejak Grace masuk ruangan. "Meski kamu tidak berniat, tapi kamu bisa saksikan bagaimana pemberitaan di media setelah itu. Pandangan mereka pada Aaron menjadi sangat buruk, seakan dia pria yang dipenuhi skandal." Fernando masih sempat menyampaikan keluhan. Dia telah banyak memberi toleransi pada Grace hanya karena gadis cantik itu adalah putri dari teman baiknya."Uncle, aku memang sangat bodoh. Jujur, aku sangat benci Nona Wilson yang sudah berani menipu Aaron mentah-mentah. Dia menikahi Aaron, kare
"Apa kamu gila? Aku nggak mungkin melakukan semua itu!" Begitu sampai apartemen, Grace tidak bisa lagi menahan diri. Nanar, dia menatap penuh kejengkelan pada sepupunya yang memberi saran tidak masuk akal padanya. Bisa-bisanya Julia memberi saran untuk mendekati Eleanor. "Aku pasti sudah gila kalau ikuti saran kamu yang aneh itu, Nona Julia Harper!" Grace membanting tubuhnya di sofa dengan wajah tenggelam dalam amarah. "Kamu sudah membuatku merendahkan diri untuk mengemis kata maaf dari mereka hari ini, itu sudah cukup melukai harga diriku. Sekarang, kamu malah menyuruhku untuk mendekati Eleanor, wanita jalang itu...." Suara Grace makin melengking. Rasanya belum puas jika belum melampiaskan kemarahannya hari ini pada Julia. Aaron jelas-jelas tidak memberinya kehormatan sama sekali. Kejadian di foyer kediaman keluarga Fletcher tadi, kembali berkelindan memenuhi ruang ingatan. Di depan Eleanor, Aaron bersikap begitu dingin padanya. Bukankah keluarga mereka sangat dekat, bahkan ter
"Jangan membuat keributan, James! Cukup diam dan saksikan apa yang akan terjadi. Kita tidak boleh menutup mata, bahwa Elle menginginkan pernikahan ini." Fiona tak henti-henti mengomel sedari tadi. James terus saja uring-uringan karena tidak berhasil membujuk Eleanor untuk membatalkan rencana pernikahannya dengan Aaron Fletcher. Hanya terdengar suara dengusan kasar, James tidak menjawab. Rahangnya mengeras menandakan rasa kesal yang campur aduk dengan amarah."James, kamu dengar tidak?!" Fiona berteriak jengkel melirik pria yang sedang fokus memperhatikan jalanan menuju Hotel Morgan, tempat resepsi pernikahan Eleanor Wilson dan Aaron Fletcher."Ya.""Ingat, James. Kalau kamu tidak bisa menahan diri, sebaiknya segera keluar dari tempat acara. Jangan membuat keributan!" ulang Fiona sekali lagi. Entah berapa kali gadis cantik itu mendikte perkataan yang sama sejak mereka berangkat tadi."Fiona, aku tidak tuli. Kenapa kamu masih mengulang-ulang seperti orang bodoh!" James menyahut jengke
Di ballroom Hotel Morgan, kemegahan acara pernikahan CEO Morgan Co bisa disaksikan semua orang. Design panggung dengan segenap kemewahan tersuguh di hadapan ribuan tamu undangan. Seperti yang pernah dijanjikan oleh Aaron Fletcher, bahwa dia akan menggelar pernikahan mewah ini secara terbuka di depan awak media. Tersemat pin khusus di dada sebelah kiri para tamu undangan, sebagai tanda bahwa mereka tamu resmi yang diundang oleh pemilik hajat.Sudah satu jam berlalu sejak acara dimulai, sepasang mempelai berdiri di panggung yang begitu megah. Penampilan dua mempelai juga tampak megah. Gaun pengantin yang berharga ratusan ribu dollar membalut tubuh indah Elenaor, membuatnya terlihat seperti seorang dewi yang rupawan.James menatap dari kejauhan dengan perasaan berkecamuk. Sendirian, Fiona sedang pamit ke kamar kecil sejak lima menit yang lalu."Sendirian?" sapa Grace pada James seakan mendapatkan momen. Sejak melihatnya bersitegang dengan Edger sebelumnya, Grace sudah menandai James seb
Di presidential suite room Hotel Morgan, Aaron Fletcher duduk dengan resah di sofa. Entah berapa kali, dia duduk kemudian berdiri, lalu duduk kembali. Menatap pintu yang tertutup rapat setelah mendesah gusar. Di hadapannya, ruangan tempat Eleanor bermalam, sedangkan dirinya mempunyai ruangan sendiri di sebelah kanan dari tempatnya berdiri.Bukan pertama kali bagi mereka menginap di tempat ini. Ada dua ruang tidur yang sebelumnya mereka tidur terpisah, karena saat itu mereka belum menikah. Ini adalah malam pengantin, tapi dia dan Eleanor bahkan tak saling bertegur sapa begitu resepsi usai. Istrinya menggeloyor masuk kamar begitu saja dan menutupnya rapat, meninggalkan Aaron di luar kamar dengan gelisah. Sekian menit berlalu, Aaron masih tidak bergerak dari sana. Terdengar suara dengusan napas ketika Aaron menghempaskan punggungnya di sandaran sofa. Rahangnya mengeras, jengkel dengan situasi ini. Tak boleh memaksa sentuhan fisik yang intim tanpa izin pihak lain, merupakan salah satu p
"Ummph." Eleanor menguap. Kelopak matanya perlahan terbuka karena cahaya matahari merangsek masuk menyilaukan pandangan mata. Begitu membuka mata Eleanor sudah menemukan Aaron Fletcher sudah berdiri menghadap jendela kaca besar dengan pemandangan mentari pagi yang menyinari Kota London. Serta merta, Eleanor menutupi kepalanya dengan selimut. Susah payah dia menelan air ludah yang seakan tercekat di tenggorokan. "Kenapa tidak pergi ke kamarnya sendiri?" dengkus Eleanor lirih. Rasanya ingin berteriak mengusir pria itu dari kamarnya, tapi tak mampu. Dia takut pada pria gila itu.Bibirnya mengerucut kesal. Teringat kejadian semalam, kedua pipinya merona di balik selimut. Bisa-bisanya, dia tertidur lelap dan senyenyak itu! Benar-benar memalukan! Tak henti-hentinya Eleanor mengumpat dalam hati.Aaron menoleh, begitu menyadari wanita yang dinikahinya telah terjaga. Meski tak kentara, tarikan sudut bibirnya yang melengkung jelas menunjukkan bahwa dia senang melihat ulah konyol Eleanor y
Eleanor Wilson masih duduk mematung tak bicara sepatah kata, karena pria yang saat ini di sisinya tak mengajaknya bicara sama sekali sejak perjalanan mereka dari London.Sepasang netra sebiru samudra itu lebih sering melemparkan pandangan keluar jendela kaca besar yang membatasi lobi resort dengan keindangan Blue Sea yang eksotik.Pasir pantai yang berwarna keemasan berpadu dengan pantai biru toska lebih menarik perhatian Eleanor. Setidaknya, jika dibandingkan dengan wajah datar dan dingin Aaron Fletcher. Andai saja ada sedikit senyum dan kehangatan di sana, Eleanor mungkin akan berubah pikiran.Dia sampai bertanya-tanya dalam hati. Benarkah ini pria yang sama dengan yang mengajaknya menghabiskan malam bersama, semalaman? Kenapa seperti tampak berbeda?"Aku mau jalan-jalan," pamit Eleanor kemudian, tak tahan dengan sikap dingin suaminya. Aaron Fletcher menoleh, demi mendengar celoteh bosan Eleanor. Sepasang mata elangnya menatap tajam paras cantik yang sedang masygul tersebut."Kamu
"Nona, lain kali kita berjumpa lagi tanpa pengganggu ini!" Gavin berseloroh sambil menatap lembut Eleanor, mengabaikan keberadaan Aaron Fletcher yang mengaku sebagai suaminya.Sontak, Aaron makin mengeratkan kepalan tangannya. Belum pernah dia mengalami hal seperti ini sebelumnya. Sebagai putra bungsu Keluarga Fletcher, dia bahkan diperlakukan melebihi putra mahkota selama ini. Tidak ada orang yang berani menolak atau melawan keinginannya. Sekarang, di Grand Bay Resort yang merupakan salah satu cabang bisnisnya sendiri, dia justru dipertemukan dengan pria gila seperti model Gavin ini. Bagaimana dia bisa terima begitu saja?Sepasang netra biru Eleanor menangkap dengan jelas gelagat Aaron yang mulai terpancing emosi.Tak ingin terjadi perkelahian antara dua pria itu di tempat ini, Eleanor harus segera bertindak."Maaf, Tuan. Suami saya sudah mengajak saya pulang," sahutnya tanpa secuil senyum. "Ayo, Sayang. Kita kembali." Eleanor segera menggandeng tangan Aaron Fletcher dan membawany
"Kita berjumpa kembali, El!" sapa Grace Harper ketika keduanya saling berhadap-hadapan. Dua wanita cantik itu saling melempar pandang. Grace Harper mengangkat dagu dengan angkuh, sedangkan Eleanor hanya membalas dengan tatapan datar. Jika bukan karena pekerjaan, Eleanor malas berurusan dengan Grace yang sangat merepotkan itu. Sialnya, mereka seakan telah diikat oleh takdir. Selalu saja dipertemukan di dalam setiap kesempatan. Cukup menguji kesabaran."Sepertinya, Aaron tidak keberatan kamu kembali bekerja sebagai staf dengan gaji rendah, El?" sindirnya.Tak ingin menanggapi ejekan Grace, istri Aaron Fletcher itu tetap bersikap tenang dan tersenyum tipis. Namun, senyumnya hanya di bibir saja, lengkungannya tak sampai di mata."Selamat bekerja kembali, Nona Harper," balasnya."Tentu saja harus kembali bekerja. JK sudah membayarku begitu mahal, tanggung jawabku adalah memenuhi apa yang telah menjadi kesepakatan kami." Grace mengangkat dagunya angkuh. Kesombongam jelas tampak dari kalim
"Pagi, El! Aaa, akhirnya kamu muncul juga," pekik Fiona semringah saat bertemu di foyer gedung kantor mereka. Tega sekali sahabat baiknya itu tidak memberi kabar kalau sudah pulang dari bulan madu. Tiba-tiba datang ke kantor tanpa konfirmasi lebih dahulu. Tidak tahu apa, kalau dia sudah menahan rindu karena ditinggal bulan madu Eleanor begitu lama. Huh....Menanggapi Fiona yang exiting melihatnya muncul tiba-tiba, Eleanor hanya tersenyum lebar sambil merentangkan tangannya menyambut pelukan Fiona."Kukira, Nyonya Eleanor Fletcher tidak akan kembali lagi ke NIC. Tak disangka, Nyonya Fletcher masih membutuhkan pekerjaan dengan gaji rendah ini," dengkus Fiona."Ha-ha-ha, mulutmu itu jahat sekali." "Bukankah sekarang, Anda sudah menjadi Nyonya Aaron Fletcher. Orang terkaya nomor tiga di Negara ini? Kenapa masih tertarik bekerja dengan gaji rendah yang bahkan jika dikumpulkan setahun pun belum cukup untuk membeli baju kerja yang Anda pakai sekarang, Nyonya, hmm?" Fiona menjawab dengan me
Grace Harper memandang Loli dengan mata yang menyala. Hatinya berdesir menahan kemarahan begitu mendengar Loli melaporkan apa yang didengarnya semalam. “Kenapa?” gumamnya, “Kenapa Eleanor harus hamil? Seharusnya itu aku!” Grace Harper meraung lepas kendali. Grace tak menyangka Aaron akan melangkah sejauh itu dengan Eleanor Wilson."Nona, tolong tenang dulu." Loli ikut panik melihat Grace yang tak bisa mengendalikan diri. Kesabarannya sedang teruji. “Nona Harper, kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka. Mungkin ada alasan yang kita belum ketahui. Mungkin saja---”Grace menggelengkan kepala. “Tidak, Loli. Aku mengenal Aaron lebih baik dari siapapun. Jika dia sudah mengatakan menginginkan bayi dari Eleanor, itu artinya Aaron memang mencintainya. Aku tidak bisa menerima hal ini. Aaron hanya boleh menjadi milikku saja!”Loli menggigit bibirnya kebingungan. “Nona, aku janji. Aku akan mencari tahu lebih lanjut. Selagi Nona memikirkan rencana untuk mencegah kehamilan Nyo
Aaron duduk di ruang kerjanya, menatap layar komputer yang sudah tidak dia sentuh selama beberapa menit. Pikirannya sedang tidak tenang. Besok, Eleanor sudah kembali bekerja. Kebiasaan yang sudah terlanjur terjalin beberapa pekan ini telah menjadikannya nyaman selalu berada di sisi Eleanor. Tiba-tiba dia merasa tidak nyaman dengan situasi yang akan dialaminya besok. Tepatnya, dia tidak siap.Jujur, Aaron terlalu over thinking dengan keadaan itu. Namun ego dan keangkuhannya menghalangi untuk mengungkapkan perasaan sebenarnya. Merasa kesal dengan keadaan ini, Aaron Fletcher bangkit. Dia memutuskan untuk kembali ke dalam kamar. Eleanor tengah sibuk dengan di depan laptop saat dia tiba. "Bisakah, jangan bawa pekerjaan ke dalam kamar. Aku tidak nyaman melihatnya!" protesnya sambil membuang pandangan tak suka. Seperti biasanya, setiap ucapannya hanya memancing emosi Eleanor.Eleanor menghela napas panjang. Padahal, Aaron juga baru saja menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja. Dia merasa
Di tengah hiruk-pikuk Bandara kota London, Grace Harper berjalan tergesa menuju pintu keluar. Tak sendiri, kali ini super model itu melakukan perjalanan berdua dengan seorang gadis muda. Ya, dia membawa Penelope ikut serta untuk diangkatnya sebagai asisten pribadi.Akhirnya, dia memutuskan untuk membawa gadis itu ke London. Grace membutuhkan seorang asisten pribadi untuk membantu pekerjaannya.“Sebagai asisten pribadi,” mulai Grace dengan suara yang tegas ketika mereka telah berada di dalam mobil. “Tugas utamamu adalah memastikan bahwa jadwalku terorganisir dengan sempurna. Setiap pertemuan, setiap sesi foto, setiap perjalanan harus direncanakan dengan detail jangan sampai ada hal yang tak terlewatkan!"Di sampingnya, Penelope, asisten pribadinya yang baru, menatap dengan penuh perhatian. Menjadi asisten pribado dari seorang super model kelas dunia adalah sebuah keberuntungan baginya. Penelope sangat menyukai pekerjaan barunya ini.Grace menatap Penelope tajam, dia butuh memastikan ga
Di dalam helikopter yang menderu, pasangan suami istri duduk berdampingan. Cahaya matahari pagi menyelinap masuk melalui jendela, menerangi rambut pirang mereka yang berkilau. Mata sebiru samudra milik Eleanor Wilson menatap keluar penuh dengan kekaguman. Sejak menikah dengan Aaron Fletcher, dia mempunyai kehidupan jet set seperti ini. Bertolak belakang dengan kehidupannya semasa lajang.Membiarkan Aaron yang berekspresi datar menggenggam erat tangan lembutnya. Eleanor haeus mulai terbiasa dengan temperamen pria itu yang naik turun seperti roller coaster. Hidup Eleanor memang seroller coaster itu sejak menikah dengannya.Suara rotor yang berputar mengisi dinding kebisuan yang tercipta sejak berangkat dari Blue Sea tadi. Di atas awan, jauh dari keramaian dunia, Eleanor merasa bebas dan hidup, siap untuk menjelajahi keindahan yang belum terjamah. Hanya sesekali saja Aaron mengajaknya berbicara tentang rencana mereka setiba di London. "Mungkin saja, kita mulai sibuk dengan pekerjaan ma
"Syukurlah kalau kalian sudah kembali." Rose menyambut menantu dan putranya di meja makan dengan senyum semringah. Fernando juga ikut bernapas lega. Melihat Aaron yang sudah bisa tersenyum tanpa beban, jauh berbeda dari terakhir kali mereka sarapan bersama.Diakui atau tidak, keberadaan Eleanor telah mengubah semua kebiasaan di keluarga mereka. Aaron terlihat lebih bahagia saat ada Eleanor di sisinya. Bahkan mungkin CEO Morgan Co itu tidak menyadarinya. Namun, semua itu jelas terlihat di mata Rose dan Fernando."Son, wajahmu terlihat lebih segar hari ini." Entah sebagai bentuk pujian atau hanya sekedar mengungkapkan perasaannya saja, Fernando berkata jujur."Ya, hari ini cukup menyenangkan," sahut Aaron acuh tak acuh.Tak hanya Aaron, senyum Floretta juga begitu lebar hari ini. "Bibi, akhirnya Bibi kbali ke Blue Sea," timpal Floretta ikut nimbrung."Apa kamu masih betah di tempat ini, Flow?" tanya Aaron menatap serius."Aku masih ingin berada di sini seminggu lagi." Floretta sangat m
Sepasang kekasih turun dari helikopter dengan senyuman mengembang, mengundang perhatian orang-orang yang sedang berlibur di Blue Sea. Selama beberapa hari terakhir keduanya menjadi sorotan gosip paling panas di kota kecil tersebut. Gosip tentang retaknya rumah tangga Aaron Fletcher dan Eleanor Wilson tengah menjadi hot issue yang menjadi trend perbincangan publik. Bukan tanpa sebab, ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membesarkan kabar tersebut supaya membuat nama Keluarga Fletcher mencuat ke permukaan.Keluarga Fletcher yang mempunyai kekayaan jutaan triliun, selama ini selalu menghindari media sorotan media. Dengan adanya berita itu, Rose dan Fernando tak bisa menikmati liburan dengan tenang. "Apa kamu kelaparan, Baby?" tanya Aaron Fletcher sembari menggandeng mesra tangan Eleanor."Tidak, tidak, kamu sudah bertanya padaku sepuluh kali dalam dua jam terakhir," sahut Eleanor merasa konyol. Apakah mengatakan lapar begitu tabu di depan pria ini? Padahal dia hanya mengatakannya sat
"Apa kamu sakit?" tanya Aaron yang memperhatikan Eleanor yang tampak pucat. Wanita itu menggelengkan kapala, mereka saat ini dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk menjenguk Eric.Hari ini, Aaron akan bertemu dengan saudara iparnya untuk pertama kali. Sebelumnya, Aaron hanya mempunyai Tifanny sebagai satu-satunya saudara ipar. Ternyata, sekarang dia mempunyai dua."Aku hanya sedikit lapar," sahut Eleanor lemah. 'Lapar lagi? Bukankah tadi kita habis sarapan?' batin Aaron sambil menatap serius seakan tak percaya dengan ucapan istrinya."Hmm, aku mudah lapar sekarang. Mungkin udara Newcastle yang nyaman membuat nafsu makanku bertambah besar." Eleanor berkata sekenanya."Apa kamu sangat berhemat selama di sini, El? Jangan merusak nama baikku, El. Bagaimana bisa istri seorang Aaron Fletcher kelaparan sampak pucat seperti ini? Dimana harga diriku! Beli apapun yang kamu inginkan!" Aaron mulai mengomel."Aku tidak berhemat, hanya sedikit lelah." "Jangan mengalihkan pembicaraan. Kamu tadi