"Ummph." Eleanor menguap. Kelopak matanya perlahan terbuka karena cahaya matahari merangsek masuk menyilaukan pandangan mata. Begitu membuka mata Eleanor sudah menemukan Aaron Fletcher sudah berdiri menghadap jendela kaca besar dengan pemandangan mentari pagi yang menyinari Kota London. Serta merta, Eleanor menutupi kepalanya dengan selimut. Susah payah dia menelan air ludah yang seakan tercekat di tenggorokan. "Kenapa tidak pergi ke kamarnya sendiri?" dengkus Eleanor lirih. Rasanya ingin berteriak mengusir pria itu dari kamarnya, tapi tak mampu. Dia takut pada pria gila itu.Bibirnya mengerucut kesal. Teringat kejadian semalam, kedua pipinya merona di balik selimut. Bisa-bisanya, dia tertidur lelap dan senyenyak itu! Benar-benar memalukan! Tak henti-hentinya Eleanor mengumpat dalam hati.Aaron menoleh, begitu menyadari wanita yang dinikahinya telah terjaga. Meski tak kentara, tarikan sudut bibirnya yang melengkung jelas menunjukkan bahwa dia senang melihat ulah konyol Eleanor y
Eleanor Wilson masih duduk mematung tak bicara sepatah kata, karena pria yang saat ini di sisinya tak mengajaknya bicara sama sekali sejak perjalanan mereka dari London.Sepasang netra sebiru samudra itu lebih sering melemparkan pandangan keluar jendela kaca besar yang membatasi lobi resort dengan keindangan Blue Sea yang eksotik.Pasir pantai yang berwarna keemasan berpadu dengan pantai biru toska lebih menarik perhatian Eleanor. Setidaknya, jika dibandingkan dengan wajah datar dan dingin Aaron Fletcher. Andai saja ada sedikit senyum dan kehangatan di sana, Eleanor mungkin akan berubah pikiran.Dia sampai bertanya-tanya dalam hati. Benarkah ini pria yang sama dengan yang mengajaknya menghabiskan malam bersama, semalaman? Kenapa seperti tampak berbeda?"Aku mau jalan-jalan," pamit Eleanor kemudian, tak tahan dengan sikap dingin suaminya. Aaron Fletcher menoleh, demi mendengar celoteh bosan Eleanor. Sepasang mata elangnya menatap tajam paras cantik yang sedang masygul tersebut."Kamu
"Nona, lain kali kita berjumpa lagi tanpa pengganggu ini!" Gavin berseloroh sambil menatap lembut Eleanor, mengabaikan keberadaan Aaron Fletcher yang mengaku sebagai suaminya.Sontak, Aaron makin mengeratkan kepalan tangannya. Belum pernah dia mengalami hal seperti ini sebelumnya. Sebagai putra bungsu Keluarga Fletcher, dia bahkan diperlakukan melebihi putra mahkota selama ini. Tidak ada orang yang berani menolak atau melawan keinginannya. Sekarang, di Grand Bay Resort yang merupakan salah satu cabang bisnisnya sendiri, dia justru dipertemukan dengan pria gila seperti model Gavin ini. Bagaimana dia bisa terima begitu saja?Sepasang netra biru Eleanor menangkap dengan jelas gelagat Aaron yang mulai terpancing emosi.Tak ingin terjadi perkelahian antara dua pria itu di tempat ini, Eleanor harus segera bertindak."Maaf, Tuan. Suami saya sudah mengajak saya pulang," sahutnya tanpa secuil senyum. "Ayo, Sayang. Kita kembali." Eleanor segera menggandeng tangan Aaron Fletcher dan membawany
Sejak pertengkaran kecil yang terjadi tadi, pasangan pengantin baru itu tak saling bicara. Eleanor terlalu malas untuk menyapa atau mengajak bicara Aaron lebih dahulu, sedangkan Aaron yang kaku, tak tahu harus berbuat apa. Maka terjadilah aksi saling diam seperti ini.Ironis, dalam perjalanan bulan madu yang mestinya dipenuhi dengan romantika cinta, yang terjadi justru sebaliknya. Alih-alih menghabiskan waktu bersama, mereka malah duduk terhalang dinding dingin dan beku.Duduk sendirian di ruangannya sambil menatap tumpukan paper yang diberikan Lucas, Aaron membolak-baliknya sejak tadi.Kendati terlihat sibuk memeriksa laporan yang diberikan oleh Lucas, tapi pikirannya sedang mengawang-awang jauh memikirkan orang yang mendiamkannya demikian rupa. Aaron berulang kali mendengus resah. Akhirnya, dia melemparkan tumpukan kertas yang tergeletak di meja dengan kesal. Lalu, menghempaskan punggung pada sandaran kursi memijit pelipis yang terasa berdenyut.Wajar, jika dia merasa sakit kepala
Lucas begitu sibuk mengatur bagian dapur secara pribadi. Tamu yang dilayani bukan tamu biasa, melainkan pemilik dari resort ini. Jadi, suka atau tidak, dia harus melakukannya. Meski kedudukannya sebagai Manager tak mengharuskannya turun tangan dalam masalah teknis seperti ini. Dia harus memastikan sendiri, tidak ada kesalahan apapun supaya tidak mendapatkan notice dari Bos besarnya tersebut. Bahkan, bukan hanya dapur. Lucas sampai harus memeriksa sendiri penataan ruang tempat makan malam. Dia harus memastikan sesuai dengan standard Aaron Fletcher."Kerja bagus! Kalian akan mendapatkan bonus jika Tuan Aaron Fletcher puas dengan kerja kalian semua!" seru Lucas untuk mendapatkan perhatian anak buahnya."Tuan Aaron Fletcher sedang menikmati bulan madu dengan istrinya. Selama mereka di sini, kalian semua harus melayaninya dengan baik!" Sekali lagi, Lucas mengingatkan."Yes, Sir." Semua orang bekerja dengan semangat. Pada dasarnya, mereka cukup penasaran dengan sosok pemilik resort mewah
"Tante, aku tahu Tante pasti tidak percaya padaku, karena tindakanku sebelumnya. Sekarang, aku benar-benar ingin berubah. Eleanor gadis yang baik, aku ingin berteman dengannya."Untuk kesekian kalinya Grace Harper mencoba menarik simpati Rose Fletcher. Tidak putus asa ditolak beberapa kali, gadis itu masih belum menyerah datang lagi dan lagi sampai Rose bosan menolaknya. Meski dalam hati dia jengkel setengah mati harus mengemis pengertian keluarga Fletcher, Grace harus melakukannya.Suka atau tidak, Grace memang harus datang untuk mendapatkan informasi keberadaan pasangan Aaron Fletcher dan Eleanor Wilson menghabiskan waktu untuk bulan madu."Aku ingin bersahabat dengan Elle. Apa itu sesuatu yang buruk?" bujuk Grace sekali lagi. Julia yang menemani di sisi Grace hanya menghela napas berulang kali. "Benar, Tante. Aku jamin, Grace tidak akan berbuat yang tidak-tidak di sana. Tante bisa pegang ucapanku." Julia membantu membujuk.Melihat keseriusan Julia, akhirnya Rose luluh juga. Wanita
Aaron Fletcher dan Eleanor Wilson berjalan bersisian menyusuri koridor Grand Bay Resort yang mewah. Tatap mata pria itu lurus ke depan. Hanya sesekali tampak melirik wanita cantik yang mengayunkan langkah di sampingnya. Setelah semalaman berhasil mengurung istri cantiknya, Aaron terlihat berseri-seri. Kali ini, mereka akan menikmati banyak hal di Blue Sea."Akhirnya menemukan kalian di sini." Terdengar suara yang mengagetkan sepasang pengantin yang baru saja keluar dari sarangnya.Suara sapaan itu terdengar sangat familiar bagi telinga keduanya. Suara nyaring Grace Harper yang selalu hadir mengganggu, mana mungkin bisa terlupakan begitu saja.Tanpa perlu memedulikan Grace yang menyapa, Aaron Fletcher mengeratkan genggaman tangannya, mengajak Eleanor segera meninggalkan tempat tersebut."Nona Wilson, aah, maksudku Nyonya Muda Fletcher, bisakah kita bicara sebentar." Dalam hati, Grace mengutuk Julia, karena membuatnya terpaksa harus merendahkan diri sedemikian rupa.Mendengar namanya di
Semilir angin yang sebelumnya terasa menyejukkan, seketika berubah menyebarkan hawa panas dengan kemunculan Gavin. Bisa dibilang, Gavin merupakan orang hebat yang sanggup memanaskan emosi Aaron yang selama ini seakan tertutup salju tebal.Sebelumnya, Aaron tidak akan membiarkan seorang pun memancing emosinya. Dia hanya akan berekspresi datar, meski harus menghadapi masalah sebesar apapun.Namun sekarang, CEO Morgan Co ini begitu mudah emosional. Hanya karena dipancing sedikit oleh Gavin, kepalanya sudah terbakar."Apakah Anda tidak memiliki sopan santun?" sentak Aaron. "Bukankah ini tempat umum? Aku tidak tahu kalau menyapa orang yang dikenal di tempat ini adalah bentuk dari ketidaksopanan," sahut Gavin yang memasang wajah tanpa dosa.Dua pria itu saling bersitatap, dengan beda ekspresi. Gavin masih bertahan dengan sikapnya yang santai. Berbeda dengan Aaron yang membara.Siapa sebenarnya sosok Gavin yang begitu lancang mengganggu suasana romantis pasangan pengantin yang sedang bulan