Sejak pertengkaran kecil yang terjadi tadi, pasangan pengantin baru itu tak saling bicara. Eleanor terlalu malas untuk menyapa atau mengajak bicara Aaron lebih dahulu, sedangkan Aaron yang kaku, tak tahu harus berbuat apa. Maka terjadilah aksi saling diam seperti ini.Ironis, dalam perjalanan bulan madu yang mestinya dipenuhi dengan romantika cinta, yang terjadi justru sebaliknya. Alih-alih menghabiskan waktu bersama, mereka malah duduk terhalang dinding dingin dan beku.Duduk sendirian di ruangannya sambil menatap tumpukan paper yang diberikan Lucas, Aaron membolak-baliknya sejak tadi.Kendati terlihat sibuk memeriksa laporan yang diberikan oleh Lucas, tapi pikirannya sedang mengawang-awang jauh memikirkan orang yang mendiamkannya demikian rupa. Aaron berulang kali mendengus resah. Akhirnya, dia melemparkan tumpukan kertas yang tergeletak di meja dengan kesal. Lalu, menghempaskan punggung pada sandaran kursi memijit pelipis yang terasa berdenyut.Wajar, jika dia merasa sakit kepala
Lucas begitu sibuk mengatur bagian dapur secara pribadi. Tamu yang dilayani bukan tamu biasa, melainkan pemilik dari resort ini. Jadi, suka atau tidak, dia harus melakukannya. Meski kedudukannya sebagai Manager tak mengharuskannya turun tangan dalam masalah teknis seperti ini. Dia harus memastikan sendiri, tidak ada kesalahan apapun supaya tidak mendapatkan notice dari Bos besarnya tersebut. Bahkan, bukan hanya dapur. Lucas sampai harus memeriksa sendiri penataan ruang tempat makan malam. Dia harus memastikan sesuai dengan standard Aaron Fletcher."Kerja bagus! Kalian akan mendapatkan bonus jika Tuan Aaron Fletcher puas dengan kerja kalian semua!" seru Lucas untuk mendapatkan perhatian anak buahnya."Tuan Aaron Fletcher sedang menikmati bulan madu dengan istrinya. Selama mereka di sini, kalian semua harus melayaninya dengan baik!" Sekali lagi, Lucas mengingatkan."Yes, Sir." Semua orang bekerja dengan semangat. Pada dasarnya, mereka cukup penasaran dengan sosok pemilik resort mewah
"Tante, aku tahu Tante pasti tidak percaya padaku, karena tindakanku sebelumnya. Sekarang, aku benar-benar ingin berubah. Eleanor gadis yang baik, aku ingin berteman dengannya."Untuk kesekian kalinya Grace Harper mencoba menarik simpati Rose Fletcher. Tidak putus asa ditolak beberapa kali, gadis itu masih belum menyerah datang lagi dan lagi sampai Rose bosan menolaknya. Meski dalam hati dia jengkel setengah mati harus mengemis pengertian keluarga Fletcher, Grace harus melakukannya.Suka atau tidak, Grace memang harus datang untuk mendapatkan informasi keberadaan pasangan Aaron Fletcher dan Eleanor Wilson menghabiskan waktu untuk bulan madu."Aku ingin bersahabat dengan Elle. Apa itu sesuatu yang buruk?" bujuk Grace sekali lagi. Julia yang menemani di sisi Grace hanya menghela napas berulang kali. "Benar, Tante. Aku jamin, Grace tidak akan berbuat yang tidak-tidak di sana. Tante bisa pegang ucapanku." Julia membantu membujuk.Melihat keseriusan Julia, akhirnya Rose luluh juga. Wanita
Aaron Fletcher dan Eleanor Wilson berjalan bersisian menyusuri koridor Grand Bay Resort yang mewah. Tatap mata pria itu lurus ke depan. Hanya sesekali tampak melirik wanita cantik yang mengayunkan langkah di sampingnya. Setelah semalaman berhasil mengurung istri cantiknya, Aaron terlihat berseri-seri. Kali ini, mereka akan menikmati banyak hal di Blue Sea."Akhirnya menemukan kalian di sini." Terdengar suara yang mengagetkan sepasang pengantin yang baru saja keluar dari sarangnya.Suara sapaan itu terdengar sangat familiar bagi telinga keduanya. Suara nyaring Grace Harper yang selalu hadir mengganggu, mana mungkin bisa terlupakan begitu saja.Tanpa perlu memedulikan Grace yang menyapa, Aaron Fletcher mengeratkan genggaman tangannya, mengajak Eleanor segera meninggalkan tempat tersebut."Nona Wilson, aah, maksudku Nyonya Muda Fletcher, bisakah kita bicara sebentar." Dalam hati, Grace mengutuk Julia, karena membuatnya terpaksa harus merendahkan diri sedemikian rupa.Mendengar namanya di
Semilir angin yang sebelumnya terasa menyejukkan, seketika berubah menyebarkan hawa panas dengan kemunculan Gavin. Bisa dibilang, Gavin merupakan orang hebat yang sanggup memanaskan emosi Aaron yang selama ini seakan tertutup salju tebal.Sebelumnya, Aaron tidak akan membiarkan seorang pun memancing emosinya. Dia hanya akan berekspresi datar, meski harus menghadapi masalah sebesar apapun.Namun sekarang, CEO Morgan Co ini begitu mudah emosional. Hanya karena dipancing sedikit oleh Gavin, kepalanya sudah terbakar."Apakah Anda tidak memiliki sopan santun?" sentak Aaron. "Bukankah ini tempat umum? Aku tidak tahu kalau menyapa orang yang dikenal di tempat ini adalah bentuk dari ketidaksopanan," sahut Gavin yang memasang wajah tanpa dosa.Dua pria itu saling bersitatap, dengan beda ekspresi. Gavin masih bertahan dengan sikapnya yang santai. Berbeda dengan Aaron yang membara.Siapa sebenarnya sosok Gavin yang begitu lancang mengganggu suasana romantis pasangan pengantin yang sedang bulan
"Baiklah, Nona Harper. Terima kasih karena Anda sudah meluangkan waktu. Sepertinya Anda sedang sibuk. Saya tidak akan menahan Anda lebih lama." Melihat Grace sudah terlihat tidak nyaman berlama-lama dengannya, Gavin cukup tahu diri. Kalimat tersebut mendapatkan sambutan hangat dari Grace yang memang sejak tadi lebih sibuk mengawasi Eleanor. "Kopi yang harum. Terima kasih atas undangannya." Grace Harper berpamitan setelah mengucapkan terima kasih, karena Gavin telah mentraktirnya secangkir kopi. Tak lupa, super model itu menyajikan senyuman paling manis yang dimilikinya."Bisakah kita minum kopi bersama di lain waktu? Ehm, maksud saya saat Anda tidak sibuk." Sebelum Grace benar-benar pergi, Gavin ingin memastikan satu hal. Sembari menyelidiki hubungan antara Grace Harper dengan keluarga Fletcher, dia ingin menjalin hubungan dengan Grace.Dia penasaran dengan posisi Grace Harper. Jelas-jelas, dia bisa melihat bahwa wanita ini menatap pasangan Aaron dan Eleanor dengan tatapan tidak suk
"Kotak apa itu, Isabel?" tanya Penelope dengan tatapan menyelidik. Begitu kembali ke dapur, Isabel dikerumuni oleh karyawan dan pelayan yang ditunjuk Lucas untuk melayani kebutuhan Aaron dan Eleanor selama menginap di Blue Sea. "Nyonya Eleanor tadi menyuruhku untuk membuangnya, tapi karena aku menyukainya aku boleh mengambilnya." Isabel berkata terus terang."Dibuang? Sepertinya, itu isinya barang bagus." Penelope memperhatikan kotak yang terlihat mahal dan mewah. Dahinya berkerut penasaran dengan isi di dalamnya. Kenapa Eleanor menyuruh Isabel untuk membuangnya?"Ya, ini adalah sepasang jam tangan mewah." Isabel sangat bersyukur mendapatkan barang mewah yang masih baru ini.Tangannya dengan terampil membuka kotak tersebut, menampilkan sepasang jam tangan mewah seperti yang diucapkan Isabel.Semua orang ternganga tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kenapa tadi bukan mereka yang bergegas datang saat Eleanor memanggil supaya mendapatkan hadiah mahal seperti ini?"Yakin, kamu tid
"Saya Berani bersumpah, Nona Harper. Semua yang saya ucapkan ini benar-benar. Lagipula, apa untungnya saya berbohong pada Anda? Justru saya sengaja mencari Anda hari ini untuk mengatakannya, karena saya kasihan pada Anda." Penelope harus berhasil meyakinkan Grace bagaimanapun caranya. Dia sedang mencari peruntungan dalam hal ini. "Kasihan padaku?" Grace menyipitkan mata. Tatapnya tajam mengarah pada Penelope yang duduk dengan tenang di hadapannya, seakan sudah siap menghadapi situasi ini."Ehm, maksud saya. Anda tidak seharusnya diperlakukan seperti ini. Nona Harper, saya bisa melihat Anda berniat baik dengan membelikan jam tangan mewah ini pada Nyonya Fletcher. Rasanya tidak adil jika niat baik Anda ini tidak dihargai. Hadiah semahal itu, tapi hanya berakhir dibuang begitu saja," imbuh Penelope yang begitu pandai mencari muka.Terdengar suara gigi saling beradu. Grace menahan geram. Dia melakukan semua itu bukan berdasarkan kesadaran, tapi hanya karena saran dari Julia. Sehingga di