Aaron Fletcher dan Eleanor Wilson berjalan bersisian menyusuri koridor Grand Bay Resort yang mewah. Tatap mata pria itu lurus ke depan. Hanya sesekali tampak melirik wanita cantik yang mengayunkan langkah di sampingnya. Setelah semalaman berhasil mengurung istri cantiknya, Aaron terlihat berseri-seri. Kali ini, mereka akan menikmati banyak hal di Blue Sea."Akhirnya menemukan kalian di sini." Terdengar suara yang mengagetkan sepasang pengantin yang baru saja keluar dari sarangnya.Suara sapaan itu terdengar sangat familiar bagi telinga keduanya. Suara nyaring Grace Harper yang selalu hadir mengganggu, mana mungkin bisa terlupakan begitu saja.Tanpa perlu memedulikan Grace yang menyapa, Aaron Fletcher mengeratkan genggaman tangannya, mengajak Eleanor segera meninggalkan tempat tersebut."Nona Wilson, aah, maksudku Nyonya Muda Fletcher, bisakah kita bicara sebentar." Dalam hati, Grace mengutuk Julia, karena membuatnya terpaksa harus merendahkan diri sedemikian rupa.Mendengar namanya di
Semilir angin yang sebelumnya terasa menyejukkan, seketika berubah menyebarkan hawa panas dengan kemunculan Gavin. Bisa dibilang, Gavin merupakan orang hebat yang sanggup memanaskan emosi Aaron yang selama ini seakan tertutup salju tebal.Sebelumnya, Aaron tidak akan membiarkan seorang pun memancing emosinya. Dia hanya akan berekspresi datar, meski harus menghadapi masalah sebesar apapun.Namun sekarang, CEO Morgan Co ini begitu mudah emosional. Hanya karena dipancing sedikit oleh Gavin, kepalanya sudah terbakar."Apakah Anda tidak memiliki sopan santun?" sentak Aaron. "Bukankah ini tempat umum? Aku tidak tahu kalau menyapa orang yang dikenal di tempat ini adalah bentuk dari ketidaksopanan," sahut Gavin yang memasang wajah tanpa dosa.Dua pria itu saling bersitatap, dengan beda ekspresi. Gavin masih bertahan dengan sikapnya yang santai. Berbeda dengan Aaron yang membara.Siapa sebenarnya sosok Gavin yang begitu lancang mengganggu suasana romantis pasangan pengantin yang sedang bulan
"Baiklah, Nona Harper. Terima kasih karena Anda sudah meluangkan waktu. Sepertinya Anda sedang sibuk. Saya tidak akan menahan Anda lebih lama." Melihat Grace sudah terlihat tidak nyaman berlama-lama dengannya, Gavin cukup tahu diri. Kalimat tersebut mendapatkan sambutan hangat dari Grace yang memang sejak tadi lebih sibuk mengawasi Eleanor. "Kopi yang harum. Terima kasih atas undangannya." Grace Harper berpamitan setelah mengucapkan terima kasih, karena Gavin telah mentraktirnya secangkir kopi. Tak lupa, super model itu menyajikan senyuman paling manis yang dimilikinya."Bisakah kita minum kopi bersama di lain waktu? Ehm, maksud saya saat Anda tidak sibuk." Sebelum Grace benar-benar pergi, Gavin ingin memastikan satu hal. Sembari menyelidiki hubungan antara Grace Harper dengan keluarga Fletcher, dia ingin menjalin hubungan dengan Grace.Dia penasaran dengan posisi Grace Harper. Jelas-jelas, dia bisa melihat bahwa wanita ini menatap pasangan Aaron dan Eleanor dengan tatapan tidak suk
"Kotak apa itu, Isabel?" tanya Penelope dengan tatapan menyelidik. Begitu kembali ke dapur, Isabel dikerumuni oleh karyawan dan pelayan yang ditunjuk Lucas untuk melayani kebutuhan Aaron dan Eleanor selama menginap di Blue Sea. "Nyonya Eleanor tadi menyuruhku untuk membuangnya, tapi karena aku menyukainya aku boleh mengambilnya." Isabel berkata terus terang."Dibuang? Sepertinya, itu isinya barang bagus." Penelope memperhatikan kotak yang terlihat mahal dan mewah. Dahinya berkerut penasaran dengan isi di dalamnya. Kenapa Eleanor menyuruh Isabel untuk membuangnya?"Ya, ini adalah sepasang jam tangan mewah." Isabel sangat bersyukur mendapatkan barang mewah yang masih baru ini.Tangannya dengan terampil membuka kotak tersebut, menampilkan sepasang jam tangan mewah seperti yang diucapkan Isabel.Semua orang ternganga tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kenapa tadi bukan mereka yang bergegas datang saat Eleanor memanggil supaya mendapatkan hadiah mahal seperti ini?"Yakin, kamu tid
"Saya Berani bersumpah, Nona Harper. Semua yang saya ucapkan ini benar-benar. Lagipula, apa untungnya saya berbohong pada Anda? Justru saya sengaja mencari Anda hari ini untuk mengatakannya, karena saya kasihan pada Anda." Penelope harus berhasil meyakinkan Grace bagaimanapun caranya. Dia sedang mencari peruntungan dalam hal ini. "Kasihan padaku?" Grace menyipitkan mata. Tatapnya tajam mengarah pada Penelope yang duduk dengan tenang di hadapannya, seakan sudah siap menghadapi situasi ini."Ehm, maksud saya. Anda tidak seharusnya diperlakukan seperti ini. Nona Harper, saya bisa melihat Anda berniat baik dengan membelikan jam tangan mewah ini pada Nyonya Fletcher. Rasanya tidak adil jika niat baik Anda ini tidak dihargai. Hadiah semahal itu, tapi hanya berakhir dibuang begitu saja," imbuh Penelope yang begitu pandai mencari muka.Terdengar suara gigi saling beradu. Grace menahan geram. Dia melakukan semua itu bukan berdasarkan kesadaran, tapi hanya karena saran dari Julia. Sehingga di
Empat karyawan Grand Bay Resort yang bertugas melayani Aaron Fletcher dan istrinya berdiri dalam diam. Meski penasaran dengan alasan pria itu mengumpulkan mereka semua, tapi tak ada yang berani bersuara. Hanya Penelope yang berusaha mencari perhatian di depan Aaron.Sejak sepuluh menit yang lalu Aaron Fletcher mengumpulkan mereka berempat di resortnya."Kalian tidak perlu menyebarkan pada orang lain tentang hadiah yang diberikan istriku pada salah satu dari kalian kemarin!" Aaron tidak ingin berbasa-basi. Dia menunjuk pada belanjaan yang kemarin sengaja dibelinya."Ambil yang kalian suka!" titahnya tak ingin berlama-lama. Jika bukan karena pria itu mengkhawatirkan istrinya akan diserang oleh Grace jika kabar hadiahnya diberikan pada pelayan, Aaron tidak perlu turun tangan seperti ini."Ingat satu hal, apapun yang terjadi di tempat ini, tidak boleh tersebar keluar!" titahnya tegas. "B-baik, Tuan." Isabel menjadi orang yang paling takut. Seakan ancaman itu untuknya.Di menit berikutny
Terdengar suara bel yang membuat dua wanita yang sedang sibuk mengatur napas itu saling tatap beberapa saat."Jangan bilang pelayan tidak tahu aturan itu datang lagi!" dengkus Julia sebal. Dia tidak bisa terima, Grace begitu mudah mempercayai orang asing. Mempertaruhkan reputasi yang sudah dibangun bertahun-tahun dengan mempercayai orang asing begitu mudah menurut Julia adalah sebuah kebodohan.Mati-matian dia menemani Grace Harper dari nol, sekarang ada orang asing datang sesuka hati untuk mendikte dan memanfaatkan Grace. Mana mungkin dia tidak marah?Grace bangkit begitu Julia menyinggung pelayan yang bernama Penelope. Dia harus bisa meredakan kemarahan Julia."Aku akan mengusirnya jika dia tidak mengikuti aturanmu, Julia," balasnya penuh keyakinan.Julia hanya mengendikkan bahu acuh tak acuh. Dia ingin melihat bagaimana Grace menangani hal tersebut. Sosok tinggi ramping dengan body goal dambaan semua wanita di seluruh dunia itu bergegas menuju pintu. Setelah merapikan rambut yang
"Bulan madu apa ini?" dengkus Aaron sebal. Selepas menutup panggilan Floretta, Aaron mengomel tidak jelas. Begitu Floretta tahu tempat seindah apa Blue Sea, dia merengek minta diantar ke sana. Terpaksa, Rose menyanggupi. Demi cucu kesayangannya, tak mungkin Rose menolak permintaan Floretta.Pada akhirnya, CEO Morgan Co itu harus menyesali idenya sendiri yang mengalihkan kekesalan Eleanor dengan menelpon Floretta."Bukankah kamu sendiri yang tadi bertanya, apakah aku merindukan Floretta atau tidak? Kamu juga yang menelpon ke rumah, kenapa sekarang jadi menyalahkanku?" sahut Eleanor tanpa rasa bersalah."Hey, aku hanya ingin kalian berdua berbincang di telepon. Kamu malah meminta Floretta datang ke sini!?" Bisa-bisanya, Aaron lupa bahwa wanita yang telah dinikahinya itu sangat pandai mengambil peluang. Seharusnya, dia sudah mengantisipasi hal tersebut. "Tuan Muda Fletcher, apa telinga Anda tidak bisa mendengar dengan baik? Bukankah tadi Floretta yang merengek minta diantar ke sini?" E
"Kita berjumpa kembali, El!" sapa Grace Harper ketika keduanya saling berhadap-hadapan. Dua wanita cantik itu saling melempar pandang. Grace Harper mengangkat dagu dengan angkuh, sedangkan Eleanor hanya membalas dengan tatapan datar. Jika bukan karena pekerjaan, Eleanor malas berurusan dengan Grace yang sangat merepotkan itu. Sialnya, mereka seakan telah diikat oleh takdir. Selalu saja dipertemukan di dalam setiap kesempatan. Cukup menguji kesabaran."Sepertinya, Aaron tidak keberatan kamu kembali bekerja sebagai staf dengan gaji rendah, El?" sindirnya.Tak ingin menanggapi ejekan Grace, istri Aaron Fletcher itu tetap bersikap tenang dan tersenyum tipis. Namun, senyumnya hanya di bibir saja, lengkungannya tak sampai di mata."Selamat bekerja kembali, Nona Harper," balasnya."Tentu saja harus kembali bekerja. JK sudah membayarku begitu mahal, tanggung jawabku adalah memenuhi apa yang telah menjadi kesepakatan kami." Grace mengangkat dagunya angkuh. Kesombongam jelas tampak dari kalim
"Pagi, El! Aaa, akhirnya kamu muncul juga," pekik Fiona semringah saat bertemu di foyer gedung kantor mereka. Tega sekali sahabat baiknya itu tidak memberi kabar kalau sudah pulang dari bulan madu. Tiba-tiba datang ke kantor tanpa konfirmasi lebih dahulu. Tidak tahu apa, kalau dia sudah menahan rindu karena ditinggal bulan madu Eleanor begitu lama. Huh....Menanggapi Fiona yang exiting melihatnya muncul tiba-tiba, Eleanor hanya tersenyum lebar sambil merentangkan tangannya menyambut pelukan Fiona."Kukira, Nyonya Eleanor Fletcher tidak akan kembali lagi ke NIC. Tak disangka, Nyonya Fletcher masih membutuhkan pekerjaan dengan gaji rendah ini," dengkus Fiona."Ha-ha-ha, mulutmu itu jahat sekali." "Bukankah sekarang, Anda sudah menjadi Nyonya Aaron Fletcher. Orang terkaya nomor tiga di Negara ini? Kenapa masih tertarik bekerja dengan gaji rendah yang bahkan jika dikumpulkan setahun pun belum cukup untuk membeli baju kerja yang Anda pakai sekarang, Nyonya, hmm?" Fiona menjawab dengan me
Grace Harper memandang Loli dengan mata yang menyala. Hatinya berdesir menahan kemarahan begitu mendengar Loli melaporkan apa yang didengarnya semalam. “Kenapa?” gumamnya, “Kenapa Eleanor harus hamil? Seharusnya itu aku!” Grace Harper meraung lepas kendali. Grace tak menyangka Aaron akan melangkah sejauh itu dengan Eleanor Wilson."Nona, tolong tenang dulu." Loli ikut panik melihat Grace yang tak bisa mengendalikan diri. Kesabarannya sedang teruji. “Nona Harper, kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka. Mungkin ada alasan yang kita belum ketahui. Mungkin saja---”Grace menggelengkan kepala. “Tidak, Loli. Aku mengenal Aaron lebih baik dari siapapun. Jika dia sudah mengatakan menginginkan bayi dari Eleanor, itu artinya Aaron memang mencintainya. Aku tidak bisa menerima hal ini. Aaron hanya boleh menjadi milikku saja!”Loli menggigit bibirnya kebingungan. “Nona, aku janji. Aku akan mencari tahu lebih lanjut. Selagi Nona memikirkan rencana untuk mencegah kehamilan Nyo
Aaron duduk di ruang kerjanya, menatap layar komputer yang sudah tidak dia sentuh selama beberapa menit. Pikirannya sedang tidak tenang. Besok, Eleanor sudah kembali bekerja. Kebiasaan yang sudah terlanjur terjalin beberapa pekan ini telah menjadikannya nyaman selalu berada di sisi Eleanor. Tiba-tiba dia merasa tidak nyaman dengan situasi yang akan dialaminya besok. Tepatnya, dia tidak siap.Jujur, Aaron terlalu over thinking dengan keadaan itu. Namun ego dan keangkuhannya menghalangi untuk mengungkapkan perasaan sebenarnya. Merasa kesal dengan keadaan ini, Aaron Fletcher bangkit. Dia memutuskan untuk kembali ke dalam kamar. Eleanor tengah sibuk dengan di depan laptop saat dia tiba. "Bisakah, jangan bawa pekerjaan ke dalam kamar. Aku tidak nyaman melihatnya!" protesnya sambil membuang pandangan tak suka. Seperti biasanya, setiap ucapannya hanya memancing emosi Eleanor.Eleanor menghela napas panjang. Padahal, Aaron juga baru saja menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja. Dia merasa
Di tengah hiruk-pikuk Bandara kota London, Grace Harper berjalan tergesa menuju pintu keluar. Tak sendiri, kali ini super model itu melakukan perjalanan berdua dengan seorang gadis muda. Ya, dia membawa Penelope ikut serta untuk diangkatnya sebagai asisten pribadi.Akhirnya, dia memutuskan untuk membawa gadis itu ke London. Grace membutuhkan seorang asisten pribadi untuk membantu pekerjaannya.“Sebagai asisten pribadi,” mulai Grace dengan suara yang tegas ketika mereka telah berada di dalam mobil. “Tugas utamamu adalah memastikan bahwa jadwalku terorganisir dengan sempurna. Setiap pertemuan, setiap sesi foto, setiap perjalanan harus direncanakan dengan detail jangan sampai ada hal yang tak terlewatkan!"Di sampingnya, Penelope, asisten pribadinya yang baru, menatap dengan penuh perhatian. Menjadi asisten pribado dari seorang super model kelas dunia adalah sebuah keberuntungan baginya. Penelope sangat menyukai pekerjaan barunya ini.Grace menatap Penelope tajam, dia butuh memastikan ga
Di dalam helikopter yang menderu, pasangan suami istri duduk berdampingan. Cahaya matahari pagi menyelinap masuk melalui jendela, menerangi rambut pirang mereka yang berkilau. Mata sebiru samudra milik Eleanor Wilson menatap keluar penuh dengan kekaguman. Sejak menikah dengan Aaron Fletcher, dia mempunyai kehidupan jet set seperti ini. Bertolak belakang dengan kehidupannya semasa lajang.Membiarkan Aaron yang berekspresi datar menggenggam erat tangan lembutnya. Eleanor haeus mulai terbiasa dengan temperamen pria itu yang naik turun seperti roller coaster. Hidup Eleanor memang seroller coaster itu sejak menikah dengannya.Suara rotor yang berputar mengisi dinding kebisuan yang tercipta sejak berangkat dari Blue Sea tadi. Di atas awan, jauh dari keramaian dunia, Eleanor merasa bebas dan hidup, siap untuk menjelajahi keindahan yang belum terjamah. Hanya sesekali saja Aaron mengajaknya berbicara tentang rencana mereka setiba di London. "Mungkin saja, kita mulai sibuk dengan pekerjaan ma
"Syukurlah kalau kalian sudah kembali." Rose menyambut menantu dan putranya di meja makan dengan senyum semringah. Fernando juga ikut bernapas lega. Melihat Aaron yang sudah bisa tersenyum tanpa beban, jauh berbeda dari terakhir kali mereka sarapan bersama.Diakui atau tidak, keberadaan Eleanor telah mengubah semua kebiasaan di keluarga mereka. Aaron terlihat lebih bahagia saat ada Eleanor di sisinya. Bahkan mungkin CEO Morgan Co itu tidak menyadarinya. Namun, semua itu jelas terlihat di mata Rose dan Fernando."Son, wajahmu terlihat lebih segar hari ini." Entah sebagai bentuk pujian atau hanya sekedar mengungkapkan perasaannya saja, Fernando berkata jujur."Ya, hari ini cukup menyenangkan," sahut Aaron acuh tak acuh.Tak hanya Aaron, senyum Floretta juga begitu lebar hari ini. "Bibi, akhirnya Bibi kbali ke Blue Sea," timpal Floretta ikut nimbrung."Apa kamu masih betah di tempat ini, Flow?" tanya Aaron menatap serius."Aku masih ingin berada di sini seminggu lagi." Floretta sangat m
Sepasang kekasih turun dari helikopter dengan senyuman mengembang, mengundang perhatian orang-orang yang sedang berlibur di Blue Sea. Selama beberapa hari terakhir keduanya menjadi sorotan gosip paling panas di kota kecil tersebut. Gosip tentang retaknya rumah tangga Aaron Fletcher dan Eleanor Wilson tengah menjadi hot issue yang menjadi trend perbincangan publik. Bukan tanpa sebab, ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membesarkan kabar tersebut supaya membuat nama Keluarga Fletcher mencuat ke permukaan.Keluarga Fletcher yang mempunyai kekayaan jutaan triliun, selama ini selalu menghindari media sorotan media. Dengan adanya berita itu, Rose dan Fernando tak bisa menikmati liburan dengan tenang. "Apa kamu kelaparan, Baby?" tanya Aaron Fletcher sembari menggandeng mesra tangan Eleanor."Tidak, tidak, kamu sudah bertanya padaku sepuluh kali dalam dua jam terakhir," sahut Eleanor merasa konyol. Apakah mengatakan lapar begitu tabu di depan pria ini? Padahal dia hanya mengatakannya sat
"Apa kamu sakit?" tanya Aaron yang memperhatikan Eleanor yang tampak pucat. Wanita itu menggelengkan kapala, mereka saat ini dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk menjenguk Eric.Hari ini, Aaron akan bertemu dengan saudara iparnya untuk pertama kali. Sebelumnya, Aaron hanya mempunyai Tifanny sebagai satu-satunya saudara ipar. Ternyata, sekarang dia mempunyai dua."Aku hanya sedikit lapar," sahut Eleanor lemah. 'Lapar lagi? Bukankah tadi kita habis sarapan?' batin Aaron sambil menatap serius seakan tak percaya dengan ucapan istrinya."Hmm, aku mudah lapar sekarang. Mungkin udara Newcastle yang nyaman membuat nafsu makanku bertambah besar." Eleanor berkata sekenanya."Apa kamu sangat berhemat selama di sini, El? Jangan merusak nama baikku, El. Bagaimana bisa istri seorang Aaron Fletcher kelaparan sampak pucat seperti ini? Dimana harga diriku! Beli apapun yang kamu inginkan!" Aaron mulai mengomel."Aku tidak berhemat, hanya sedikit lelah." "Jangan mengalihkan pembicaraan. Kamu tadi