"Jadi, siapa gadis itu, Tante? Tuan Putri dari keluarga mana?" Begitu datang di Mansion Keluarga Fletcher, Grace Harper tanpa segan menginterogasi pemilik rumah.Mendengar pria yang disukainya akan menikahi gadis lain, Grace Harper tidak terima. Dia bergegas datang ke rumah ini untuk menemui Aaron setelah berita ini sampai di indra dengarnya.Nyonya Besar Fletcher duduk dengan tenang di tempatnya. Pertanyaan Grace yang secara terang-terangan menyerangnya diabaikan begitu saja."Tante tidak menjawab, aku anggap rumor di luar sana yang mengatakan bahwa calon istri Aaron hanyalah seorang baby sitter benar adanya!" Grace berkata dengan sinis. Bisa-bisanya, Aaron memilih istri hanya seorang baby sitter. Aah, bukankah itu mencoreng nama baik keluarga Fletcher?"Apakah gadis itu bisa dibandingkan denganku? Aku super model dunia, selain kecantikan dan pendidikan yang tinggi, aku juga mempunyai latar belakang keluarga terhormat. Aaron mungkin saja sudah gila karena disihir oleh baby sitter it
Suasana hati Grace benar-benar buruk. Meski dia sudah berusaha meredam, tapi kemarahan jelas masih tercetak di wajah cantiknya. Selama ini, Grace selalu merasa superior. Dia merasa tidak ada yang bisa mengungguli dirinya. Baru kali ini dia merasa dikalahkan. Ternyata rasanya sangat tidak menyenangkan. Beberapa kali dia melampiaskan kemarahan dengan memukul kemudi berulangkali. "Shit!" "Aaarrggh. Apa matamu buta, Aaron Fletcher? Kamu mati-matian menghindariku, tapi malah jatuh cinta dengan seorang baby sitter. Aaarrgghh...." Harga diri Grace seakan dijatuhkan dari awang-awang. Pewaris keluarga Fletcher itu sangat keterlaluan. Terang-terangan dia menghina Grace. Seakan Grace tidak lebih baik dari seorang baby sitter. Tentu saja gadis yang berprofesi sebagai foto model itu tidak bisa menerima hal tersebut.Grace melajukan mobilnya menuju kantor Morgan Co untuk menemui Aaron. Dia harus berbicara dengan pria itu, segera.Bertepatan dengan saat langkah Aaron terayun dari ruangan CEO, Gr
"Selamat jalan, Bibi," tukas Floretta yang mengantar Eleanor sampai di selasar. Gadis kecil berumur tujuh tahun itu sangat proaktiv. Begitu Aaron menyinggung makan malam di luar, Floretta langsung mengerti. Dia sama sekali tidak keberatan harus meminjamkan Bibi Elle sementara waktu pada Aaron. Diam-diam, sang Paman mengulum senyuman. Terlalu gengsi untuk menampakkan rasa bahagia di depan Floretta ataupun Eleanor."Paman, Anda harus berjanji akan memperlakukan Bibi dengan baik!" pesan Floretta. "Apa menurutmu, aku orang jahat?""Tidak, tidak. Paman Aaron adalah pria terbaik di dunia ini. Pasti akan memperlakukan bibiku dengan baik." Aaron mengamati tubuh Floretta dan menggendongnya sebentar."Bibi Elle sangat sial. Ada orang jahat yang membuatnya sangat menderita," bisiknya pelan di telinga Aaron. Bocah itu menjeda ucapannya beberapa saat, lalu kembali melanjutkan, "jika bisa, Paman harus menghiburnya. Okay?!" Aaron tidak langsung menjawab. Floretta menunggu pria itu membuka mulutn
"El, kamu dipanggil Bu Manager!" Fabiola yang baru saja keluar dari ruangan Manager, menghampiri Eleanor yang tengah sibuk membalas email dari seorang klien. Sontak, gadis cantik itu mengangkat kepala. Bibirnya mengeja sebuah kalimat, "ada apa?" Fabiola hanya mengendikkan bahunya seraya melenggang pergi. Eleanor menatap Fiona penuh tanya, tapi gadis itu juga hanya bisa melakukan hal yang sama, mengendikkan bahu tanda tak tahu apa-apa.Tak punya pilihan selain bergegas masuk ke ruangan Manager. "Ada tugas penting untukmu, El!" Begitu masuk ruangan, sang Manager segera menyambut Eleanor dengan pekerjaan yang harus dilakukannya."Kabar gembira yang sudah kita tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Akhirnya, JK setuju dengan konsep iklan yang kamu rancang." Lolita sang Manager tersenyum semringah tak bisa disembunyikan. Mempunyai anak buah yang selalu mempunyai ide segar seperti Eleanor, sungguh membuatnya tak kehilangan kesempatan."Waah, akhirnya mereka setuju dengan konsep kita," seru
Semenjak berada di dalam mobil, mereka tak saling bicara sama sekali. Bahkan ketika keduanya memasuki restoran, tak ada kalimat sapaan yang terdengar. Aaron Fletcher tak menyapanya, Eleanor juga malas untuk mengawali pembicaraan. Agak lain memang, pria itu sengaja menjemput untuk mengajak makan siang, tapi tidak mengajaknya bicara sama sekali. Tidak jauh berbeda seperti berkencan dengan patung. Huh...."Mau makan apa?" Aaron Fletcher mendengus pelan, karena terpaksa harus mengawali pembicaraan. "Terserah." "Setidaknya, pilihlah menu yang kamu suka!" geram pria itu saat melihat Eleanor tak begitu antusias.Padahal dia sudah meluangkan waktunya yang berharga untuk mengajaknya makan siang, tapi Eleanor malah tidak menyambutnya dengan suka cita. "Restoran ini sangat mewah, semua makanannya pasti enak. Aku bisa menerima makanan apapun di tempat ini!" sahutnya."Benarkah? Beruntung sekali aku menikahi wanita yang tidak pilih-pilih makanan," sindir Aaron sambil mendengus kasar.Terpaksa,
"Jadi, kamu janjian makan siang dengan pria itu?" Begitu mobil sedan mewah milik Aaron Fletcher meluncur meninggalkan restoran, itulah kalimat pertama yang diucapkannya.Meski pria itu tetap berwajah datar dan dingin, tapi ada intonasi kemarahan dalam kalimat yang diucapkannya. Eleanor yang duduk di sisinya tak berminat untuk menjawab. Untuk apa? Aaron Fletcher sudah mempunyai persepsi, jika dia menjelaskan kalau sama sekali tidak janjian untuk makan siang dengan James, apakah Aaron akan mempercayainya?Lebih baik mendinginkan kepalanya sendiri yang saat ini sedang diterjang gelombang kebuntuan, karena ternyata Grace Harper telah mengetahui bahwa Eleanor Wilson yang bertanggung jawab dalam sesi pemotretan dan syuting iklan.Pembagian tugas yang telah disusunya bersama Fiona ternyata tidak berguna. Huh...."Ada hubungan apa kamu dengannya?!" Aaro. Merasa geram, karena Eleanor mengabaikan dirinya."Aku tidak paham, siapa maksudmu?" sahutnya sambil memijat kepalanya yang tiba-tiba berde
"Berisitirahatlah di kamar ini!" titah Aaron Fletcher tak bisa dibantah. Dia terang-terangan membawa Eleanor ke kamar pribadinya tanpa sungkan."Aaron, aku---" "Apakah aku harus memaksamu, hmm?" Aaron menancapkan tatapan setajam elang, meruntuhkan nyali. Kepala Eleanor tertunduk tak melawan demi mendengar ancaman tersebut. Dia tahu seberingas apa pria ini jika dia menantangnya. Lebih baik dia tidak memancing Aaron Fletcher untuk berbuat hal konyol dan tidak masuk akal.Aaron tak melepaskan cengkeraman tangannya, bahkan saat Eleanor telah didudukkan di tepi ranjang."Jika aku kembali nanti dan tidak menemukanmu di sini, kamu bisa bayangkan apa yang akan kulakukan padamu, bukan?" ancamnya seraya meraih ujung kaki Eleanor untuk melepaskan high heels-nya."Aku bisa melepasnya sendiri," ucapnya seraya menarik kakinya menjauh. Keduanya saling bertatapan sepersekian detik. Berakhir dengan Eleanor yang membuang pandangan ke arah lain terlebih dahulu, tak tahan harus berlomba dengan tatapan
"Bagaimana menurutmu, Fiona?" Amber berjalan mondar-mandir dengan resah. Tekanan yang diterimanya dari Aaron Fletcher dan Grace Harper membuatnya sakit kepala. Keduanya menginginkan hal yang saling bertentangan satu sama lain.Fiona tidak menjawab. Dia mengendikkan bahunya lemah. Situasinya memang serba tidak menguntungkan bagi NIC. "JK dan NIC sudah bekerja sama beberapa tahun, takutnya ... mereka akan kecewa jika Elle mengundurkan diri sekarang," cicitnya pelan."Seharusnya tidak masalah sih siapa yang akan menghandle proyek ini. Asalkan kita kerjakan sesuai dengan konsep yang telah mereka setujui, bukankah tidak masalah proyek ini dikerjakan siapapun?" Fiona tidak habis pikir, kenapa Amber begitu peduli?"Grace Harper mengatakan, dia hanya akan menyetujui sesi pemotretan jika Eleanor yang menghubunginya secara pribadi." Rahang Fiona hampir melorot sampai di lantai mendengarnya. Tidak disangka, gadis itu benar-benar menggunakan kekuasaan dengan sewenang-wenang. Dia menggunakan nam
"Kita berjumpa kembali, El!" sapa Grace Harper ketika keduanya saling berhadap-hadapan. Dua wanita cantik itu saling melempar pandang. Grace Harper mengangkat dagu dengan angkuh, sedangkan Eleanor hanya membalas dengan tatapan datar. Jika bukan karena pekerjaan, Eleanor malas berurusan dengan Grace yang sangat merepotkan itu. Sialnya, mereka seakan telah diikat oleh takdir. Selalu saja dipertemukan di dalam setiap kesempatan. Cukup menguji kesabaran."Sepertinya, Aaron tidak keberatan kamu kembali bekerja sebagai staf dengan gaji rendah, El?" sindirnya.Tak ingin menanggapi ejekan Grace, istri Aaron Fletcher itu tetap bersikap tenang dan tersenyum tipis. Namun, senyumnya hanya di bibir saja, lengkungannya tak sampai di mata."Selamat bekerja kembali, Nona Harper," balasnya."Tentu saja harus kembali bekerja. JK sudah membayarku begitu mahal, tanggung jawabku adalah memenuhi apa yang telah menjadi kesepakatan kami." Grace mengangkat dagunya angkuh. Kesombongam jelas tampak dari kalim
"Pagi, El! Aaa, akhirnya kamu muncul juga," pekik Fiona semringah saat bertemu di foyer gedung kantor mereka. Tega sekali sahabat baiknya itu tidak memberi kabar kalau sudah pulang dari bulan madu. Tiba-tiba datang ke kantor tanpa konfirmasi lebih dahulu. Tidak tahu apa, kalau dia sudah menahan rindu karena ditinggal bulan madu Eleanor begitu lama. Huh....Menanggapi Fiona yang exiting melihatnya muncul tiba-tiba, Eleanor hanya tersenyum lebar sambil merentangkan tangannya menyambut pelukan Fiona."Kukira, Nyonya Eleanor Fletcher tidak akan kembali lagi ke NIC. Tak disangka, Nyonya Fletcher masih membutuhkan pekerjaan dengan gaji rendah ini," dengkus Fiona."Ha-ha-ha, mulutmu itu jahat sekali." "Bukankah sekarang, Anda sudah menjadi Nyonya Aaron Fletcher. Orang terkaya nomor tiga di Negara ini? Kenapa masih tertarik bekerja dengan gaji rendah yang bahkan jika dikumpulkan setahun pun belum cukup untuk membeli baju kerja yang Anda pakai sekarang, Nyonya, hmm?" Fiona menjawab dengan me
Grace Harper memandang Loli dengan mata yang menyala. Hatinya berdesir menahan kemarahan begitu mendengar Loli melaporkan apa yang didengarnya semalam. “Kenapa?” gumamnya, “Kenapa Eleanor harus hamil? Seharusnya itu aku!” Grace Harper meraung lepas kendali. Grace tak menyangka Aaron akan melangkah sejauh itu dengan Eleanor Wilson."Nona, tolong tenang dulu." Loli ikut panik melihat Grace yang tak bisa mengendalikan diri. Kesabarannya sedang teruji. “Nona Harper, kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka. Mungkin ada alasan yang kita belum ketahui. Mungkin saja---”Grace menggelengkan kepala. “Tidak, Loli. Aku mengenal Aaron lebih baik dari siapapun. Jika dia sudah mengatakan menginginkan bayi dari Eleanor, itu artinya Aaron memang mencintainya. Aku tidak bisa menerima hal ini. Aaron hanya boleh menjadi milikku saja!”Loli menggigit bibirnya kebingungan. “Nona, aku janji. Aku akan mencari tahu lebih lanjut. Selagi Nona memikirkan rencana untuk mencegah kehamilan Nyo
Aaron duduk di ruang kerjanya, menatap layar komputer yang sudah tidak dia sentuh selama beberapa menit. Pikirannya sedang tidak tenang. Besok, Eleanor sudah kembali bekerja. Kebiasaan yang sudah terlanjur terjalin beberapa pekan ini telah menjadikannya nyaman selalu berada di sisi Eleanor. Tiba-tiba dia merasa tidak nyaman dengan situasi yang akan dialaminya besok. Tepatnya, dia tidak siap.Jujur, Aaron terlalu over thinking dengan keadaan itu. Namun ego dan keangkuhannya menghalangi untuk mengungkapkan perasaan sebenarnya. Merasa kesal dengan keadaan ini, Aaron Fletcher bangkit. Dia memutuskan untuk kembali ke dalam kamar. Eleanor tengah sibuk dengan di depan laptop saat dia tiba. "Bisakah, jangan bawa pekerjaan ke dalam kamar. Aku tidak nyaman melihatnya!" protesnya sambil membuang pandangan tak suka. Seperti biasanya, setiap ucapannya hanya memancing emosi Eleanor.Eleanor menghela napas panjang. Padahal, Aaron juga baru saja menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja. Dia merasa
Di tengah hiruk-pikuk Bandara kota London, Grace Harper berjalan tergesa menuju pintu keluar. Tak sendiri, kali ini super model itu melakukan perjalanan berdua dengan seorang gadis muda. Ya, dia membawa Penelope ikut serta untuk diangkatnya sebagai asisten pribadi.Akhirnya, dia memutuskan untuk membawa gadis itu ke London. Grace membutuhkan seorang asisten pribadi untuk membantu pekerjaannya.“Sebagai asisten pribadi,” mulai Grace dengan suara yang tegas ketika mereka telah berada di dalam mobil. “Tugas utamamu adalah memastikan bahwa jadwalku terorganisir dengan sempurna. Setiap pertemuan, setiap sesi foto, setiap perjalanan harus direncanakan dengan detail jangan sampai ada hal yang tak terlewatkan!"Di sampingnya, Penelope, asisten pribadinya yang baru, menatap dengan penuh perhatian. Menjadi asisten pribado dari seorang super model kelas dunia adalah sebuah keberuntungan baginya. Penelope sangat menyukai pekerjaan barunya ini.Grace menatap Penelope tajam, dia butuh memastikan ga
Di dalam helikopter yang menderu, pasangan suami istri duduk berdampingan. Cahaya matahari pagi menyelinap masuk melalui jendela, menerangi rambut pirang mereka yang berkilau. Mata sebiru samudra milik Eleanor Wilson menatap keluar penuh dengan kekaguman. Sejak menikah dengan Aaron Fletcher, dia mempunyai kehidupan jet set seperti ini. Bertolak belakang dengan kehidupannya semasa lajang.Membiarkan Aaron yang berekspresi datar menggenggam erat tangan lembutnya. Eleanor haeus mulai terbiasa dengan temperamen pria itu yang naik turun seperti roller coaster. Hidup Eleanor memang seroller coaster itu sejak menikah dengannya.Suara rotor yang berputar mengisi dinding kebisuan yang tercipta sejak berangkat dari Blue Sea tadi. Di atas awan, jauh dari keramaian dunia, Eleanor merasa bebas dan hidup, siap untuk menjelajahi keindahan yang belum terjamah. Hanya sesekali saja Aaron mengajaknya berbicara tentang rencana mereka setiba di London. "Mungkin saja, kita mulai sibuk dengan pekerjaan ma
"Syukurlah kalau kalian sudah kembali." Rose menyambut menantu dan putranya di meja makan dengan senyum semringah. Fernando juga ikut bernapas lega. Melihat Aaron yang sudah bisa tersenyum tanpa beban, jauh berbeda dari terakhir kali mereka sarapan bersama.Diakui atau tidak, keberadaan Eleanor telah mengubah semua kebiasaan di keluarga mereka. Aaron terlihat lebih bahagia saat ada Eleanor di sisinya. Bahkan mungkin CEO Morgan Co itu tidak menyadarinya. Namun, semua itu jelas terlihat di mata Rose dan Fernando."Son, wajahmu terlihat lebih segar hari ini." Entah sebagai bentuk pujian atau hanya sekedar mengungkapkan perasaannya saja, Fernando berkata jujur."Ya, hari ini cukup menyenangkan," sahut Aaron acuh tak acuh.Tak hanya Aaron, senyum Floretta juga begitu lebar hari ini. "Bibi, akhirnya Bibi kbali ke Blue Sea," timpal Floretta ikut nimbrung."Apa kamu masih betah di tempat ini, Flow?" tanya Aaron menatap serius."Aku masih ingin berada di sini seminggu lagi." Floretta sangat m
Sepasang kekasih turun dari helikopter dengan senyuman mengembang, mengundang perhatian orang-orang yang sedang berlibur di Blue Sea. Selama beberapa hari terakhir keduanya menjadi sorotan gosip paling panas di kota kecil tersebut. Gosip tentang retaknya rumah tangga Aaron Fletcher dan Eleanor Wilson tengah menjadi hot issue yang menjadi trend perbincangan publik. Bukan tanpa sebab, ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membesarkan kabar tersebut supaya membuat nama Keluarga Fletcher mencuat ke permukaan.Keluarga Fletcher yang mempunyai kekayaan jutaan triliun, selama ini selalu menghindari media sorotan media. Dengan adanya berita itu, Rose dan Fernando tak bisa menikmati liburan dengan tenang. "Apa kamu kelaparan, Baby?" tanya Aaron Fletcher sembari menggandeng mesra tangan Eleanor."Tidak, tidak, kamu sudah bertanya padaku sepuluh kali dalam dua jam terakhir," sahut Eleanor merasa konyol. Apakah mengatakan lapar begitu tabu di depan pria ini? Padahal dia hanya mengatakannya sat
"Apa kamu sakit?" tanya Aaron yang memperhatikan Eleanor yang tampak pucat. Wanita itu menggelengkan kapala, mereka saat ini dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk menjenguk Eric.Hari ini, Aaron akan bertemu dengan saudara iparnya untuk pertama kali. Sebelumnya, Aaron hanya mempunyai Tifanny sebagai satu-satunya saudara ipar. Ternyata, sekarang dia mempunyai dua."Aku hanya sedikit lapar," sahut Eleanor lemah. 'Lapar lagi? Bukankah tadi kita habis sarapan?' batin Aaron sambil menatap serius seakan tak percaya dengan ucapan istrinya."Hmm, aku mudah lapar sekarang. Mungkin udara Newcastle yang nyaman membuat nafsu makanku bertambah besar." Eleanor berkata sekenanya."Apa kamu sangat berhemat selama di sini, El? Jangan merusak nama baikku, El. Bagaimana bisa istri seorang Aaron Fletcher kelaparan sampak pucat seperti ini? Dimana harga diriku! Beli apapun yang kamu inginkan!" Aaron mulai mengomel."Aku tidak berhemat, hanya sedikit lelah." "Jangan mengalihkan pembicaraan. Kamu tadi