"Jadi, kamu janjian makan siang dengan pria itu?" Begitu mobil sedan mewah milik Aaron Fletcher meluncur meninggalkan restoran, itulah kalimat pertama yang diucapkannya.Meski pria itu tetap berwajah datar dan dingin, tapi ada intonasi kemarahan dalam kalimat yang diucapkannya. Eleanor yang duduk di sisinya tak berminat untuk menjawab. Untuk apa? Aaron Fletcher sudah mempunyai persepsi, jika dia menjelaskan kalau sama sekali tidak janjian untuk makan siang dengan James, apakah Aaron akan mempercayainya?Lebih baik mendinginkan kepalanya sendiri yang saat ini sedang diterjang gelombang kebuntuan, karena ternyata Grace Harper telah mengetahui bahwa Eleanor Wilson yang bertanggung jawab dalam sesi pemotretan dan syuting iklan.Pembagian tugas yang telah disusunya bersama Fiona ternyata tidak berguna. Huh...."Ada hubungan apa kamu dengannya?!" Aaro. Merasa geram, karena Eleanor mengabaikan dirinya."Aku tidak paham, siapa maksudmu?" sahutnya sambil memijat kepalanya yang tiba-tiba berde
"Berisitirahatlah di kamar ini!" titah Aaron Fletcher tak bisa dibantah. Dia terang-terangan membawa Eleanor ke kamar pribadinya tanpa sungkan."Aaron, aku---" "Apakah aku harus memaksamu, hmm?" Aaron menancapkan tatapan setajam elang, meruntuhkan nyali. Kepala Eleanor tertunduk tak melawan demi mendengar ancaman tersebut. Dia tahu seberingas apa pria ini jika dia menantangnya. Lebih baik dia tidak memancing Aaron Fletcher untuk berbuat hal konyol dan tidak masuk akal.Aaron tak melepaskan cengkeraman tangannya, bahkan saat Eleanor telah didudukkan di tepi ranjang."Jika aku kembali nanti dan tidak menemukanmu di sini, kamu bisa bayangkan apa yang akan kulakukan padamu, bukan?" ancamnya seraya meraih ujung kaki Eleanor untuk melepaskan high heels-nya."Aku bisa melepasnya sendiri," ucapnya seraya menarik kakinya menjauh. Keduanya saling bertatapan sepersekian detik. Berakhir dengan Eleanor yang membuang pandangan ke arah lain terlebih dahulu, tak tahan harus berlomba dengan tatapan
"Bagaimana menurutmu, Fiona?" Amber berjalan mondar-mandir dengan resah. Tekanan yang diterimanya dari Aaron Fletcher dan Grace Harper membuatnya sakit kepala. Keduanya menginginkan hal yang saling bertentangan satu sama lain.Fiona tidak menjawab. Dia mengendikkan bahunya lemah. Situasinya memang serba tidak menguntungkan bagi NIC. "JK dan NIC sudah bekerja sama beberapa tahun, takutnya ... mereka akan kecewa jika Elle mengundurkan diri sekarang," cicitnya pelan."Seharusnya tidak masalah sih siapa yang akan menghandle proyek ini. Asalkan kita kerjakan sesuai dengan konsep yang telah mereka setujui, bukankah tidak masalah proyek ini dikerjakan siapapun?" Fiona tidak habis pikir, kenapa Amber begitu peduli?"Grace Harper mengatakan, dia hanya akan menyetujui sesi pemotretan jika Eleanor yang menghubunginya secara pribadi." Rahang Fiona hampir melorot sampai di lantai mendengarnya. Tidak disangka, gadis itu benar-benar menggunakan kekuasaan dengan sewenang-wenang. Dia menggunakan nam
"Ada apa denganmu, Grace? Kenapa kamu mempersulit tim dari NIC?" Siang ini, Manager Periklanan JK--- Kimberly memanggil Grace Harper untuk datang ke perusahaan. Dia mendapatkan laporan dari Amber bahwa tim NIC sudah menghubungi Grace untuk sesi pemotretan, tapi dia tidak merespon. "Apa maksudmu dengan kalimat aku mempersulit mereka?" Grace memasang wajah polos tanpa dosa. "Manager operasional NIC menelponku, katanya tim dibawahnya sudah berusaha menghubungimu sejak kemarin, tapi kamu belum merespon, Grace. Why?" tukasnya.Kimberly tidak suka dengan penundaan. Baginya waktu adalah uang. Makin cepat pekerjaan diselesaikan, makin bagus. Apalagi Grace Harper adalah seorang profesional di bidangnya. Harusnya dia tahu mekanisme kerja ketika terikat kontrak dengan perusahaan bonafit seperti JK."Ada banyak orang yang menyandarkan hidupnya dari perusahaan kami, Grace. Jangan sampai kamu membuat mereka jadi gelandangan, dengan cara kerjamu yang buruk!" lanjutnya.Ada kekecewaan yang ditangk
Ketukan suara high heels brand Christian Louboutin yang menginjak lantai marmer mewah di foyer kediaman keluarga Fletcher menciptakan nada seiring langkah pemiliknya yang anggun dan elegan. Seorang gadis berpakaian pelayan membukakan pintu dan mempersilakan Grace Harper masuk ke sana.Seorang gadis pelayan menatapnya dari ujung sepatu sampai ujung rambut Grace. Penampilan super model dunia itu memang mencengangkan. Tak pernah melewatkan hal kecil yang bisa menunjang penampilannya supaya terlihat sempurna."Nona Harper, Anda sangat cantik hari ini," puji gadis berpakaian pelayan tersebut."Apakah aku pernah tidak cantik?" "Tidak, tidak. Anda sangat sempurna. Mana mungkin Anda pernah tidak cantik," ulang gadis itu memperbaiki kalimatnya.Terbit seringaian dari sudut bibir Grace saat mendengarnya."Apakah semua baik-baik saja, Loli?" Grace melirik gadis bernama Loli tersebut. Lalu, Loli memangkas jarak antara keduanya."Nona Wilson semalam tidur di kamar Tuan Aaron," bisik Loli di teling
"Aku hanya sedikit menyayangkan, calon menantu keluarga Fletcher hanya bekerja sebagai pegawai rendahan di perusahaan lain." Di hadapan Rose Fletcher, Grace mulai menyerang posisi Eleanor di North Innovation Company yang hanya pegawai dari divisi operasional. Seringaian yang terbit di sudut bibir Grace menunjukkan penghinaan yang sengaja memancing emosi Eleanor. Rose hanya mengamati. Dia ingin melihat apa yang akan terjadi jika dia wanita ini saling serang. "Apa yang aku katakan tidak berlebihan, Tante. Selama ini, aku berpikir wanita yang akan dipilih Aaron adalah sosok wanita spek bidadari. Tidak hanya sekedar mempunyai latar keluarga setara dengan keluarga Fletcher, tapi juga cantik dan berbakat. Mempunyai karier bagus dan membuat mata semua orang bangga. Ternyata ... penilaianku tidak benar." Grace menjeda ucapannya dengan tawa kecil. Dia melipat tangannya saat melirik Eleanor dengan ekor mata. "Apa Tante sudah siap akan menjadi perbincangan di luar sana? Bukankah Eleanor ini
Di sebuah kafe yang hanya didatangi oleh mereka yang mempunyai kelas sosial tinggi, seorang pria duduk di salah satu sudut kafe yang lengang. Dia tengah menunggu dengan kliennya yang sepuluh menit yang lalu dihubunginya. Beberapa kali dia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, resah. Biasanya, klien yang menunggunya saat membutuhkan jasa. Kini, dia yang menunggu klien.Sedari tadi dia mengawasi pintu utama, Grace Harper tak juga muncul. Dari tempat duduknya, dia leluasa untuk mengawasi segala arah."Apa karena merasa sebagai orang penting, sehingga mengabaikan disiplin waktu?" dengkusnya tak sabar. Begitu Hugo Anderson menyelesaikan kalimatnya, sosok Grace Harper muncul dari pintu utama kafe. "Maaf, saya terlambat datang, Tuan Anderson." Tanpa rasa bersalah, Grace memasang senyuman termanis yang dimilikinya. Dia selalu percaya diri semua pria akan takhkuk padanya.Alih-alih terpesona, pria bernama Hugo Anderson itu memasang wajah datar tak tertarik."Anda ternyata buk
Sepasang kaki jenjang Eleanor Wilson terayun menyusuri lorong gedung kantor brand fashion nomor wahid di negara ini, JK. Amber-sang Manager memintanya untuk meluangkan waktu hari ini, karena Kimberly ingin bertemu. Di sela waktu makan siang, Eleanor pergi ke tempat ini sendirian."Nona Wilson, Anda sudah ditunggu di dalam." Begitu sampai di depan ruangan Manager Periklanan JK, Eleanor sudah disambut seorang gadis cantik yang menatap Eleanor Wilson dengan aneh."Baik, terima kasih." Kimberly menatap dari atas sampai bawah ketika Eleanor diantar masuk oleh sang Sekretaris. Setelan baju kerja design JK yang membalut sempurna tubuh Eleanor, menarik perhatian Kimberly."Tidak disangka, Anda ternyata penggemar design kami, Nona Wilson," sapa Kimberly setelah tersadar dari kekagumannya. "Hadiah dari seorang teman yang menggemari design dari perusahaan Anda, Nona Kim." Hanya jawaban standar, karena Eleanor tidak mengerti maksud kalimat Kimberly ditunjukkan untuk pujian atau sindiran.Harga