“Iya jadi mulai besok kamu gak akan saya gaji tiap bulannya Gas,” ucap bos Lee masih senyum senyum. Membuatku semakin penasaran saja. Aku masih diam tanpa komentar sambil menunggu ucapan bos Lee selanjutnya dengan deg degan. "Setiap bulan akan ada rekap hasil penjualan, nanti 30 persen untukmu 30 persen masuk saya 30 persen untuk modal 10 persen untuk urusan gaji karyawan," kata bos Lee menjelaskan. “Jadi saya gak akan gaji kamu lagi, tapi kamulah yang ngurus gajimu sendiri,” ucap bos Lee sambil tertawa. "jadi bayaran kamu adalah 30 persen dari total keuntungan bersih,jadi semakin banyak barang yang keluar semakin banyak pendapatan kamu," lanjutnya lagi. "Apa saya pantas mendapatkan itu semua Bos, padahal saya gak ada modal sama sekali di sini bagaimana bisa saya dapat bagian keuntungan?" kataku ragu-ragu. “Kemudian perlu kamu tau setelah ini kamu jangan berharap bonus lagi, saya gak akan memberimu bonus ya, kamu cari bonus kamu sendiri bisa?!” ucap bos Lee tegas. “Bos bisa saj
"Assalamu'alaikum Dek..." Mas Bagas langsung menghampiriku di belakang dengan terburu-buru lalu memelukku. "Wa'alaikumsalam.. ada apa ini Mas?" tanyaku kaget sambil melepas pelukan mas Bagas. Kemudian mas Bagas langsung menceritakan semua yang terjadi di toko. Aku hanya mampu berucap syukur dengan bahagia.Aku sungguh bersyukur dengan tanggungjawab baru mas Bagas. "Alhamdulillah Mas.. Segala masalah yang kita hadapi kemarin satu persatu terjawab sudah, benar-benar segala musibah pasti membawa berkah," ucapku besyukur sambil memeluk mas Bagas. "Dek sudah lama kita gak menengok Ibu, besok kan mas libur kerja, kalau besok ke rumah Ibu gimana?" tanya mas Bagas terlihat ragu. Seketika aku teringat tentang Sinta dan Bayu. "Gimana Dek? ditanya malah melamun," ucap mas Bagas mengagetkanku. "Oh iya iya Mas, besok kita jenguk Ibu ke rumah," jawabku gamang. "Ada apa Dek? ada masalah?" tanya mas Bagas seraya menatapku lekat. "Nggak, gak ada masalah aku cuma teringat Ibu yang sudah la
Awalnya Aku ragu menerima tugas baru dari bos Lee, ragu dengan kemampuanku yang masih baru. Juga khawatir dengan teman-teman senior yang mungkin tidak terima dengan keputusan bos dan akan membuat masalah kedepannya.Tetapi ternyata mereka bekerja secara profesional dan sportif. Kami semua di sini bisa bekerja sama dengan baik. Setelah beberapa bulan aku bekerja akhirnya rumah yang dulu ngontrak sekarang bisa kebeli meskipun dengan kredit tapi aku senang karena ada hasil yang nyata dari pekerjaanku. Aku pun sekarang ke mana-mana dengan mengendarai mobil, mobil ini mobil bekas bos Lee.Meskipun mobil bekas namum masih tergolong bagus karena bos Lee merawatnya dengan baik, ini pun aku dapatkan dengan kredit tanpa dp pada bos Lee. Hidupku sudah semakin baik.Rumah punya kendaraan pun ada. Hampir setiap hari aku mengunjungi Ibu dan membawa oleh-oleh untuk Ibu.Berkali-kali Ibu memintaku untuk tinggal bersama di sana tapi aku tau itu akan membuat Sari tidak nyaman sehingga sebisa mungk
Hari ini semua kumpul di rumah Ibu, tak terkecuali Ardi dan Hastuti bersama keluarga masing-masing. Karena hari ini terasa begitu panas, aku membuat es teh untuk semua orang di sini. Tak lama setelah aku menyajikan es teh, Sinta membawa kopi dan meletakan di depan Bayu. Semua orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing,sehingga tidak ada yang menyadari hal itu. Aku tak tahan membiarkan kejadian ini berlalu begitu saja. "Bayu meskipun panas begini lebih suka minum kopi panas daripada es teh ya," ucapku sengaja ku buat keras. Semua orang menoleh ke arah Bayu, dan Sinta terlihat panik. "Sejak kapan ada kopi di sini, Mas Bayu bikin kopi sendiri?" tanya Nisa bingung. "Kamu si Nis, gak buatin Bayu kopi jadinya Sinta yang buatin kopinya Bayu," Sindirku."Ya tadi aku pengin ngopi trus Bayu nitip sekalian jadi aku bikin juga buat Bayu," jawab Sinta tenang tapi tetap terlihat panik di mataku. "Kenapa Mas Bayu gak minta Nisa buat bikinin Mas?" tanya Nisa. "Ya Aku pikir tadi kamu sibuk
Baru 5 tahun aku menikah dengan mas Ardi tapi hubunganku sudah begitu hambar, jangankan kata-kata romantis bahkan bercinta seminggu sekali pun tidak selalu kami lakukan. Mas Ardi selalu beralasan capek karena urusan pekerjaan.Di hari minggu atau hari libur lainnya tak pernah kami pergi keluar sekedar jalan-jalan di mall atau makan di luar.Alasannya tetap sama,capek dan sebaiknya libur itu untuk istirahat. Aku justru capek karena kebiasaanya yang hanya kerja dan sisanya tidur. Akukan perempuan normal aku juga rindu belaian suami, rindu dimanjakan suami, tapi setiap kali aku mengeluh jawab mas Ardi selalu sama. "Aku capek kerja untuk kamu dan Tania, demi kalian hidup senang dan tak kekurangan apapun, harusnya kamu senang aku mau capek untuk kalian," kata mas Ardi dengan ketus.Itu adalah jawaban mas Ardi setiap kali aku mengeluh minta waktu padanya. Jabatan menejer membuatnya banyak uang tapi tak punya waktu untukku.Aku juga kerja tapi aku masih punya keinginan untuk bercinta, unt
"Habis ini kita nonton yuk, ada film romantis," ucap Bayu mesra waktu itu. "Tentu saja, kenapa tidak," jawabku dengan suara manja dan senyum terbaikku. Entah karena terbawa suasana film yang romantis atau karena aku jarang dibelai kami jadi berciuman sangat intens. Setelah keluar dari nonton film ada rasa ingin di sentuh lebih. Bayu memelukku mesra dari samping sambil tangannya sedikit menyentuh bagian sensitifku, aku yang memang haus dengan belaian tak menolak perlakuannya. "Ke hotel aja yuk Bay," ajakku sambil begelayut manja. "Apa mas Ardi gak masalah kalau kamu keluar lama?" ucap Bayu sambil menjawil daguku."Hari ini mas Ardi lembur sampe malem," ucapku menggoda. “Aku akan hubungi suster Tania jika mas Ardi telepon bilang aku sedang belanja bulanan,” ucapku meyakinkan Bayu. "Kalo gitu kita ke hotel yuk?" ajak Bayu sambil menggandeng tanganku cepat. Aku menjawabnya dengan anggukan dan senyum lebar. Ini adalah kali pertama aku akan melakukan dengan orang lain selain suamik
Sampai akhirnya ketika semua berkumpul di rumah Ibu karena Ibu sakit,ternyata mbak Sari punya vidioku sedang berciuman dengan Bayu di hotel. Jika vidio itu sampai ke mas Ardi mampus aku. Bukan aku takut berpisah, jika memang mas Ardi menceraikanku mungkin dengan mudah akan ku minta Bayu juga menceraikan Nisa dan kita menikah aku tau Bayu sudah bucin denganku karena sudah kecanduan servisku. Tapi aku lebih berat ke Tania, mas Ardi sangat dekat dengan Tania anak semata wayangku.Meskipun mas Ardi jauh dari memanjakanku tapi dia sangat perhatian pada anak kami sehingga Tania sangat bergantung pada mas Ardi."Tania,bunda beliin boneka gede niih," ucapku sambil memeluk Tania. "Ooh,, " jawab Tania cuek. "Kok Tania gitu si, gak suka sama bonekanya? mau di belikan lagi yang lain?" ucapku merayu. Ya semalam mas Ardi gak pulang karena urusan pekerjaan, dan tentu saja aku habiskan waktuku untuk bermalam bersama Bayu. Karena itu sekarang aku harus merayu putri kecilku biar nggak ngambek ka
Kembali ke mas Bagas. "Kapan Lee balik dari singapura?" tanya seseorang yang belum ku ketahui namanya di toko. "Belum tau Pak, kemungkinan masih lama katanya di sana sekitar sebulanan Pak, ada yang bisa saya bantu," jawabku sopan. "Oh iya begini, perkenalkan namaku Heru aku sahabat sekaligus rekan bisnis Lee," ucap Pak Heru sambil mengulurkan tangannya. "Saya Bagas Pak saya yang bertanggung jawab di toko ini," jawabku seraya menyalami Pak Heru. "Jadi saya sama Lee menjalin kerja sama untuk proyek pembangunan jembatan, kami sepakat kalau toko Lee ini akan menjadi pemasok utama segala kebutuhan material pembangunan jembatan itu sampai selesai," kata Pak Heru menjelaskan. "Masalahnya proses pengerjaannya akan segera dimulai tapi Lee malah pergi,kan saya yang repot jadinya," ujar Pak Heru panjang lebar. "Iya, ayahnya baru saja meninggal jadi Bos Lee harus pulang ke Singapura untuk waktu yang cukup lama karena harus mengurus bisnis ayahnya juga di sana, katanya begitu Pak," jawabku