Share

Penggoda

Penulis: Dewanu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Wajah Andra benar-benar pucat saat Isabel benar-benar membuka kancing kemeja di hadapannya. Ia tak membayangkan jika Isabel benar-benar menunjukkan aset berharganya tanpa rasa malu.

Kakinya segera terayun ke arah pintu atas ancaman telak wanita itu.

Dokter Mark tersenyum kecil dengan tingkah Isabel barusan. Ia tak menyangka Isabel menjadikan tiga kancing kemejanya sebagai senjata untuk mengusir Andra dari ruangannya.

"Kau terlalu berani," sindir Dokter Mark. "Apa perutmu memang terluka seperti yang kau katakan tadi?"

"Enggak Dok, tapi organ hati sepertinya sudah hancur."

"Astaga, penyakitmu sangat kronis, kau harus segera operasi," kata dokter Mark tak kalah dramatis.

Mereka tertawa bersama-sama, setidaknya hal itu membuat Isabel sedikit terhibur.

"Daren membuatnya seperti anak manja, bagaimana dia mengatasi hidupnya saat ini?" bisik Dokter Mark.

Isabel menatap dokter Mark, memikirkan ucapan yang sedikit merendahkan Andra.

"Apa dokter tidak tau, Andra sangat bersenan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Perbandingan

    Lagi-lagi mereka berdebat. Saat di hadapan orang lain, baik Andra maupun Isabel berusaha menjaga image antara bos dengan bawahannya . Akan tetapi saat mereka hanya berdua, perdebatan sering tak terelakkan. "Tuan Andra, sekarang sudah diluar jam kerja, tidak seharusnya Anda protes dengan masalah pribadiku." Jawaban Isabel membuat Andra terdiam tak bisa membalas. Akan tetapi tidak sepenuhnya bisa menerima. "Aku cuma mengingatkan, ini sudah terlalu larut. Atau aku akan ikut bersamamu." Isabel mendelik, sejak kapan Andra punya pikiran ikut campur dalam urusannya? "Maaf, aku bisa menjaga diri. Lagipula Zein bukan orang lain, dia adalah sahabatmu." Isabel lalu cepat keluar mobil setelah sampai di halaman rumahnya. Ia bisa merasakan kekesalan Andra dari sorot matanya. Entahlah apa yang Andra pikirkan saat ini Isabel sedang tidak mau diganggu. Larut malam, Zein sudah duduk di tepi pantai menikmati hidangan laut. Zein sengaja membuat api unggun untuk memanggang ikan. Mereka cukup

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Test Bodyguard

    "Iya kan? Dia nggak sekasar kamu! Ayo lepasin!" bentak Isabel sambil meringis kesakitan. "Kau pintar sekali membandingkan orang, tapi kamu sendiri?" "Apa maksudmu?" "Bisa nggak sih kamu jadi cewek yang lembut dan elegan, kau pikir kasar siapa antara kamu denganku?" Andra menghempaskan tangan Isabel keras sehingga merasa kesakitan. "Hei, apa yang ada padaku bukanlah urusanmu!" bantah Isabel mendengkus sangat marah. Andra tentu saja tidak setuju dengan apa yang diucapkan Isabel. Perjodohan mereka membuatnya semakin melihat kepribadian Isabel, jadi Isabel masih urusannya. Ia harus tau semua kekurangan Isabel lalu menjadikan dasar penolakan atas perjodohan itu. Selain itu dia ingin Isabel membencinya. "Tentu saja urusanku, aku pengen kamu sadar diri!" Isabel tersenyum sinis, "Nggak usah kuatir, aku nggak akan menjadi pendamping hidupmu, apa sih yang bisa dibanggakan? Kaya? Cerdas? Toh kamu juga gagal!" ejek Isabel. Andai saja cahaya lampu bisa menerangi wajah Andra, semua

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Sikap

    Zein, Romi, dan Zack mencari keberadaan Isabel tapi Andra memberi isyarat untuk mereka segera kembali. Zack dan Romi akhirnya kembali tapi Zein yang tak tau apa-apa hanya bisa ketakutan dan gelisah. Zein memutuskan untuk mencari keberadaan Isabel apapun yang terjadi. Zein berjalan ke dekat dermaga mendapati Isabel sedang bersimpuh di atas bebatuan. Tak ada siapapun di sana, Isabel bersimpuh dan sesekali terlihat air matanya mengalir. "Isabel... kaulah di sana?".Zein memanggilku, berharap ia tidak mengusik ketenangan Isabel. "Zein, kenapa kau masih di sini?" Zein mendekat lalu memeluk Isabel sedih. "Maaf karena aku tidak bisa membantumu, aku..."

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Tawaran

    "Kenapa memangnya? Akulah yang bertanggungjawab dengan urusan proyek ini, kenapa kau terkesan melarangku?" bantah Andra. Isabel mendengkus, haruskah berdebat lagi? Pekerjaan ini tidak terlalu penting untuk saat ini bahkan bisa dikatakan baru saja dimulai, jadi untuk apa diperiksa padahal dua hari yang lalu baru saja diperiksa. "Baiklah, aku mengerti." Andra duduk di samping Isabel. Setelah melaju mereka hanya diam seribu bahas. Tiba-tiba Isabel berkata, "Kenapa kau melakukannya? Apa kau sungguh berharap aku kalah dalam pertarungan semalam?" "Bagaimana kau tau, apa Doge memberitahumu?" Isabel tersenyum sinis, bukannya minta maaf, Andra malah menyalahkan Doge. "Tentu saja,

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Rencana Isabel

    Andra semakin dekat memperhatikan, wajah pucat itu semakin memutih. Beberapa kali Andra mengedipkan mata, lalu mengucek mata dengan punggung tangannya, kalau melihat lagi wajah yang semakin memutih seperti mayat. Beberapa kali petir menggelegar keras seperti menyambar atas kepalanya. Andra merinding, merasa horor. Suasana remang, gelap dan berpetir ditambah Isabel yang memucat seperti di film-film horor. Tangan Andra terulur, menyentuh bahu Isabel lalu menggoyangkan sedikit. "Isabel... bangun... bangun," pelannya, berharap Isabel membuka mata. Akan tetapi Isabel tak bergeming, membuat Andra ketakutan. Iapun berinisiatif menyentuh dahi Isabel. "Panas sekali... apa...," kembali Andra menyentuh lebih banyak area wajahnya. "Wajahnya sangat panas, apa dia demam?"

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Pendekatan

    Dokter Mark menggelengkan kepalanya lemah, "Rasanya Isabel masih berharap kasus ayahnya bisa mendapatkan keadilan. Isabel selalu mencari kesempatan untuk mencari makam ayahnya. Andra termenung, memang benar Isabel terlihat selalu gelisah dan mencari kesempatan untuk suatu urusan akhir-akhir ini. Mungkinkah Isabel sedang menyelidiki sesuatu? "Menurut dokter, siapa yang paling tau soal itu?!Pastilah dia adalah pelaku pembunuhan itu, apa karena chip itu?" "Masuk akal, tidak mungkin tanpa sebab yang pasti, Isabel orang yang cukup teliti dan pekerja keras. Aku merasa curiga ayah angkatnya terlibat dalam masalah ini." Andra sudah tau siapa Gendon, tapi sepertinya Isabel belum melakukan apapun. Dokter Mark kemudian memeriksa kondisi Isabel,. menatap gadis itu sedih. Beberapa lu

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Alasan

    "Bukan begitu, aku hanya mau memberitahu soal saham ayahmu di perusahaan Lucky Lucky, itu lebih penting daripada berbincang-bincang tak ada manfaatnya dengan Zein," terang Andra membuat alasan. "Aku serius, nggak bermaksud mengusir Zein dari sini, tapi karena masalah ini tidak bisa ditunda lagi." "Hmm, baiklah, apa yang ingin kau katakan," Isabel mendengkus, berbicara sambil memalingkan wajahnya, merasa kesal karena Andra semena-mena. "Sopan lah sedikit, aku ini atasanmu!" "Oh, baik tuan, apa yang akan tuan katakan padaku? Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk karyawanmu," ujar Isabel berubah formal. Andra tersenyum, lalu mengeluarkan berkas yang dia dapatkan dari Sofi. "Uang peninggalan ayahmu ini akhirnya menjadi milikmu. Kamu sudah bisa mengajukan klaim dan mengambilnya dari perusahaan itu." Is

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Langkah Awal

    Ternyata Gendon keceplosan, raut wajahnya langsung pucat dan sorot matanya ragu menatap Andra yang menatapnya tajam. Bagaimanapun, seharusnya peristiwa itu tidak ada yang tau karena di tempat rahasia, terpencil dan Gendon sendiri waktu itu berada di luar negeri. Bahkan kebanyakan pengawal Tuan Daren tidak pernah tau apa yang terjadi kecuali satu atau dua orang saja orang kepercayaan yang menyembunyikan pertikaian itu. Hal itu sangat penting untuk membuat para tamu merasa aman dan melupakan kekacauan yang terjadi. Dan sekarang bagaimana bisa orang luar seperti Gendon bisa tau secara detil? "Bagaimana mungkin hal besar seperti ini tidak tahu? Aku ayahnya!" jawabnya karena merasa Andra mulai curiga. "Ayah, jangan marah, Andra sangat tegang dan kuatir karena aku terluka, jadi maklum saja kalau semua orang jadi sasarannya." Gendon kembali menatap Andra lalu putrinya seakan ingin tau sesuatu. "Kalian punya hubungan khusus? Apa aku salah?" tanya Gendon menyelidik, disambut t

Bab terbaru

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Kemampuan

    Daren mengerutkan dahinya, berpikir soal jalan pikiran Andra yang selangkah lebih maju dibandingkan dengannya. Dia sedikit menyesal karena bersikap kasar pada putranya. "Aah... seharusnya kau bilang sejak awal..." "Ayah nggak nanya dulu. Lagipula ayah sudah mempercayakan Andromeda untukku, tapi Ayah masih juga menganggap aku anak kecil." "Ekhem... bukan begitu. Setidaknya kau ceritakan saja rencanamu, jadi ayah nggak akan protes." Andra sudah merapikan berkas lalu duduk di sofa dengan wajah berkerut seolah memikirkan sesuatu. "Apa yang kau pikirkan?" tiba-tiba sang ayah menegurnya. Andra menatap sejenak ayahnya, "Ayah, jasad Paman Burhan, bagaimana kita menemukannya? Aku penasaran bagaimana paman Gendon menyembunyikan." "Kita akan lihat nanti, sepertinya dia sudah mulai gelisah karena Isabel mulai ketahuan menyelidiki kematian ayahnya." Andra tertegun, "Bukankah itu terlalu berbahaya?" "Lalu harus bagaimana, dia pasti menduga akulah yang memprovokasi Isabel. Itulah

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Sadar?

    "Setelah semua kesalahan yang kita lakukan, ternyata Andra masih membantumu juga membantuku. Tidakkah kamu merasa aneh?" katanya dengan mimik wajah serius, "Aku memikirkannya, apakah mungkin dia sebaik itu?" Riko tertegun, Andra memang tidak terkesan mendendam. Andai semua itu terjadi pada dirinya, bisa saja dia membunuh lelaki itu atau bahkan wanitanya. Andra punya kemampuan untuk melakukannya tapi dia sangat baik dan sempurna untuk berlapang dada. "Benar juga, aku hanya merasa dia lelaki lemah yang tidak berani melakukan apapun pada orang lain. Tapi siapa yang tau kalau dia merencanakan sesuatu?" Sofi juga Riko terdiam, mengenang betapa besar jasa Andra terhadap perusahaan mereka. "Aku sadar sekarang, sepertinya kita sudah dalam jeratan yang disiapkan Andra untuk menjadi bagian dari Andromeda...," tiba-

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Berubah

    Dulu Andra tak seperti ini. Pria ini lemah lembut dan tidak mudah marah. Sangat aneh karena perubahan karakter terjadi hanya karena dia berkuasa. Perubahan emosi yang menggebu biasa dikarenakan ketidak puasan atas sesuatu tapi apa yang diharapkan Andra saat ini? Dokter Mark juga merasakan perubahan sikap Isabel yang semakin cerewet dan membantah ucapan Andra tanpa merasa bersalah. Seolah membuat Andra marah adalah sebuah cara untuk menunjukkan keterikatan dan menguji seberapa jauh Andra perduli dengannya. Saat ini dokter Mark justru sengaja membuat Andra meledak dengan mencoba memprovokasi Andra menyebutkan betapa perhatiannya Zein pada gadis ini. "Eh eh, kenapa kau bilang itu kolaborasi bodoh?" Andra tak menggubris lalu melenggang pergi meninggalkan dokter Mark bersama Isabel. Isabel terkekeh, merasa mendapatkan pembelaan dari dokter Mark. Saat dokter Mark melihatnya, Isabel hanya mengedikkan bahunya. "Kau bisa dipecat karenanya," dokter Mark memperingatkan. "Memang itul

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Langkah Awal

    Ternyata Gendon keceplosan, raut wajahnya langsung pucat dan sorot matanya ragu menatap Andra yang menatapnya tajam. Bagaimanapun, seharusnya peristiwa itu tidak ada yang tau karena di tempat rahasia, terpencil dan Gendon sendiri waktu itu berada di luar negeri. Bahkan kebanyakan pengawal Tuan Daren tidak pernah tau apa yang terjadi kecuali satu atau dua orang saja orang kepercayaan yang menyembunyikan pertikaian itu. Hal itu sangat penting untuk membuat para tamu merasa aman dan melupakan kekacauan yang terjadi. Dan sekarang bagaimana bisa orang luar seperti Gendon bisa tau secara detil? "Bagaimana mungkin hal besar seperti ini tidak tahu? Aku ayahnya!" jawabnya karena merasa Andra mulai curiga. "Ayah, jangan marah, Andra sangat tegang dan kuatir karena aku terluka, jadi maklum saja kalau semua orang jadi sasarannya." Gendon kembali menatap Andra lalu putrinya seakan ingin tau sesuatu. "Kalian punya hubungan khusus? Apa aku salah?" tanya Gendon menyelidik, disambut t

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Alasan

    "Bukan begitu, aku hanya mau memberitahu soal saham ayahmu di perusahaan Lucky Lucky, itu lebih penting daripada berbincang-bincang tak ada manfaatnya dengan Zein," terang Andra membuat alasan. "Aku serius, nggak bermaksud mengusir Zein dari sini, tapi karena masalah ini tidak bisa ditunda lagi." "Hmm, baiklah, apa yang ingin kau katakan," Isabel mendengkus, berbicara sambil memalingkan wajahnya, merasa kesal karena Andra semena-mena. "Sopan lah sedikit, aku ini atasanmu!" "Oh, baik tuan, apa yang akan tuan katakan padaku? Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk karyawanmu," ujar Isabel berubah formal. Andra tersenyum, lalu mengeluarkan berkas yang dia dapatkan dari Sofi. "Uang peninggalan ayahmu ini akhirnya menjadi milikmu. Kamu sudah bisa mengajukan klaim dan mengambilnya dari perusahaan itu." Is

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Pendekatan

    Dokter Mark menggelengkan kepalanya lemah, "Rasanya Isabel masih berharap kasus ayahnya bisa mendapatkan keadilan. Isabel selalu mencari kesempatan untuk mencari makam ayahnya. Andra termenung, memang benar Isabel terlihat selalu gelisah dan mencari kesempatan untuk suatu urusan akhir-akhir ini. Mungkinkah Isabel sedang menyelidiki sesuatu? "Menurut dokter, siapa yang paling tau soal itu?!Pastilah dia adalah pelaku pembunuhan itu, apa karena chip itu?" "Masuk akal, tidak mungkin tanpa sebab yang pasti, Isabel orang yang cukup teliti dan pekerja keras. Aku merasa curiga ayah angkatnya terlibat dalam masalah ini." Andra sudah tau siapa Gendon, tapi sepertinya Isabel belum melakukan apapun. Dokter Mark kemudian memeriksa kondisi Isabel,. menatap gadis itu sedih. Beberapa lu

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Rencana Isabel

    Andra semakin dekat memperhatikan, wajah pucat itu semakin memutih. Beberapa kali Andra mengedipkan mata, lalu mengucek mata dengan punggung tangannya, kalau melihat lagi wajah yang semakin memutih seperti mayat. Beberapa kali petir menggelegar keras seperti menyambar atas kepalanya. Andra merinding, merasa horor. Suasana remang, gelap dan berpetir ditambah Isabel yang memucat seperti di film-film horor. Tangan Andra terulur, menyentuh bahu Isabel lalu menggoyangkan sedikit. "Isabel... bangun... bangun," pelannya, berharap Isabel membuka mata. Akan tetapi Isabel tak bergeming, membuat Andra ketakutan. Iapun berinisiatif menyentuh dahi Isabel. "Panas sekali... apa...," kembali Andra menyentuh lebih banyak area wajahnya. "Wajahnya sangat panas, apa dia demam?"

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Tawaran

    "Kenapa memangnya? Akulah yang bertanggungjawab dengan urusan proyek ini, kenapa kau terkesan melarangku?" bantah Andra. Isabel mendengkus, haruskah berdebat lagi? Pekerjaan ini tidak terlalu penting untuk saat ini bahkan bisa dikatakan baru saja dimulai, jadi untuk apa diperiksa padahal dua hari yang lalu baru saja diperiksa. "Baiklah, aku mengerti." Andra duduk di samping Isabel. Setelah melaju mereka hanya diam seribu bahas. Tiba-tiba Isabel berkata, "Kenapa kau melakukannya? Apa kau sungguh berharap aku kalah dalam pertarungan semalam?" "Bagaimana kau tau, apa Doge memberitahumu?" Isabel tersenyum sinis, bukannya minta maaf, Andra malah menyalahkan Doge. "Tentu saja,

  • Suami yang Dikhianati kini Mendominasi   Sikap

    Zein, Romi, dan Zack mencari keberadaan Isabel tapi Andra memberi isyarat untuk mereka segera kembali. Zack dan Romi akhirnya kembali tapi Zein yang tak tau apa-apa hanya bisa ketakutan dan gelisah. Zein memutuskan untuk mencari keberadaan Isabel apapun yang terjadi. Zein berjalan ke dekat dermaga mendapati Isabel sedang bersimpuh di atas bebatuan. Tak ada siapapun di sana, Isabel bersimpuh dan sesekali terlihat air matanya mengalir. "Isabel... kaulah di sana?".Zein memanggilku, berharap ia tidak mengusik ketenangan Isabel. "Zein, kenapa kau masih di sini?" Zein mendekat lalu memeluk Isabel sedih. "Maaf karena aku tidak bisa membantumu, aku..."

DMCA.com Protection Status