Beranda / Romansa / Suami Warisan / 102 - Hari Bersamanya

Share

102 - Hari Bersamanya

Penulis: Serafina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

SUAMI WARISAN

102 – Hari Bersamanya

“Jangan bercanda, Naren.”

“Saya tidak bercanda.”

Rengganis menatap Narendra, pandangan keduanya beradu; satu dengan maksud tertentu dan yang satunya lagi tidak memercayai maksud yang lainnya.

“Maksud kamu apa? Kita memang sudah menikah, ‘kan?” tanya Rengganis, memberi tanda kutip pada kata ‘menikah’ “Ingat perjanjian kita dulu. Aku akan memberimu energi, asal kamu mengabulkan 3 permintaanku. Dan sekarang, kamu sudah mengabulkannya. Terima kasih.”

“Apa itu artinya Nyai akan menikahi Mahesa?” tanya Narendra sambil mendongak pada Rengganis.

“Bukankah itu artinya jodoh?” balas Rengganis.

“Jodoh ada masa kedaluwarsanya.”

“Haha. Kamu itu ngomong apa, Naren? Udah, mendingan tidur aja lagi. Kamu mulai ngingo, nih.” Rengganis berusaha mengalihkan pembicaraan deng

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Kikiw
lagian si akang, baru bangun langsung ngelamar, ngajak mgway, terus bilang cinta.. keder kan si Ganis
goodnovel comment avatar
Risdaya21651554
masa gitu sih... dedek kan sdih liat akang naren hampa...
goodnovel comment avatar
Demigoddess
akang....coba melamarnya yg romantis dong ah ^.^
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Warisan   103 - Sayangku

    SUAMI WARISAN103 – Sayangku“Naren…”Panggilan Rengganis kembali menariknya dari tidur. Narendra membuka matanya dan memandang sekeliling, sesaat sempat bingung dengan keadaan sekitar. Dari jendela terlihat matahari sudah tenggelam. Langit terlihat menggelap. Oh, dia ketiduran ….Rengganis berdiri di sisi ranjangnya, sehelai handuk tersampir di lengannya.“Mandi dulu, yuk?” ajak Rengganis, “kamu udah beberapa hari enggak mandi. Biasanya cuma di lap aja. Aku udah siapin air hangat.”“Nyai mau mandiin saya?” tanya Narendra heran.“Tadi suster datang mau mandiin kamu, tapi aku bilang kamu lagi tidur, terus nanti biar aku aja yang mandiin.” Rengganis kembali sibuk mengeluarkan perlengkapan mandi dari laci.Narendra menarik tubuhnya dari atas ranjang, dia memang butuh mandi, keramas dan bercukur.Rengganis membantu Nar

  • Suami Warisan   104 - Kesempatan Bersama

    SUAMI WARISAN104 – Kesempatan BersamaAku bukan pelacur.Bukan pelacur.Ini bukan pengkhianatan. Ini tugas dan tanggung jawab. Ini ruwetnya punya Suami Warisan.Rengganis berjalan sepanjang lorong rumah sakit dengan linglung. Subuh-subuh itu dia keluar untuk mencari makanan. Perutnya keroncongan.Snack yang tersedia di kamar rawat tidak bisa mengatasi kelaparannya.Maka selepas subuh, Rengganis berjingkat-jingkat keluar dari kamar rawat inap untuk mencari sarapan.Semalaman dia menginap di ruangan Narendra, terlalu lelah dan tidak ingin meninggalkan lelaki itu. Walaupun Narendra kembali ngambek padanya.Rengganis memilih tetap bertahan di sana dan menunjukkan pada Narendra seperti apa sikap orang dewasa.Huh, umurnya udah bangkotan, masih aja ngambek kaya anak sekolahan! Gerutu Rengganis sebal. Dia masuk ke dalam lift yang kosong dan kembali memutar kejadian semalam.~Setelah se

  • Suami Warisan   105 - Perempuan yang Beruntung

    SUAMI WARISAN105 – Perempuan yang Beruntung“Tell her to ‘be careful what you wished for’. We don’t know when Karma hits her.”(Sampaikan padanya untuk ‘Berhati-hati dengan apa yang dia inginkan. Kita tidak tau kapan Karma akan menerjangnya.)Sarah berkata pelan sambil mengaduk sedotan dalam tumbler kopinya, dia menyesap kopi dinginnya kemudian melirik Rengganis yang terlihat kebingungan, dia tersenyum dan mengetuk meja di depan Rengganis “So, where are we?”Rengganis mengerjap, dia tergeragap dan memandang layar tabletnya. Mereka sedang mendiskusikan soal rancangan Rengganis ketika tiba-tiba saja pembicaraan melenceng menjadi lebih personal.Rengganis yang tidak punya teman curhat, akhirnya menumpahkan kegalauan hatinya pada Sarah yang siang itu datang sendirian ke tempat mereka janjian, sebuah coffee shop yang cukup sepi.Mereka sengaja meeting berdua untuk menghin

  • Suami Warisan   106 - Tawaran Pekerjaan

    SUAMI WARISAN106 – Tawaran Pekerjaan“Kemarin, I offered job padanya, Ganis.”“Ya?” Rengganis mengerutkan keningnya, tidak mengerti maksud dari Sarah.“You know, kita perlu cari model baru yang cocok dengan desain dan tema kita. Dan Narendra punya itu semua; he’s charming, handsome, mysterious and of course, hot as hell. So, why don’t I ask him for another modelling job? Hanya dengan beberapa kali course saja I rasa dia bisa memulai karirnya sebagai model.”Rengganis ternganga, “Gi-gimana ceritanya Bos kontak sama dia?”“Oh, he stopped by our office the other day.” jawab Sarah santai, “dia nyariin you, tapi waktu itu you lagi keluar sama anak-anak yang lain. Sorry, I forgot to tell you.”Oh.Rengganis sama sekali tidak tahu kalau Narendra, yang masih dalam masa pemulihan, datang ke kantornya. Seharusnya dia ada di gunung, ng

  • Suami Warisan   107 - Bergelut dengan Waktu

    SUAMI WARISAN107 – Bergelut dengan Waktu“O, My. GOD.” Sarah ternganga ketika melihat Rengganis datang ke kantornya bersama dengan Narendra.Dia beranjak dari kursinya dan memutari meja untuk menghampiri Narendra, dia mendekat dan mengamati lelaki itu dengan saksama, “So, you terima tawaran job-nya?” tanyanya dengan mata berbinar penuh harap.“Hmmm…” Narendra sengaja mengulur waktu karena tau Sarah sudah tidak sabar dengan mendengar keputusannya.Rengganis menyenggol Narendra sambil mengulum senyumnya. Dia juga senang mengisengi Sarah, namun tidak tega melihat Sarah berada dalam perasaan was-was karena takut Narendra menolak tawarannya.“Ya.” akhirnya Narendra mengangguk, “ya, saya datang kemari untuk menerima tawaran pekerjaan itu, Bos Sarah.”Pupil mata Sarah melebar, mulutnya terbuka ketika dia memandang Rengganis kemudian jeritannya memenuhi ud

  • Suami Warisan   108 - Rahasia Rumah Warisan

    SUAMI WARISAN108 – Rahasia Rumah WarisanTarikan udara disekitarnya terasa pekat, Rengganis memejamkan matanya agar kepalanya tidak pusing. Dia berpegangan erat pada Narendra, merasakan tubuh lelaki itu melingkupinya. Kedua lengannya yang kuat melingkari Rengganis.Angin berderu di telinganya ketika mereka melewati dimensi waktu.“Siap-siap,” bisik Narendr di telinganya, dia mengangkat Rengganis ke dalam gendongannya, melipat kaki Rengganis di pinggangnya.Kemudian, mereka terjatuh, dan jatuh ….Dan jatuh ….Terus jatuh ….Ya Tuhan, kapan mereka sampainya?Tubuh Rengganis dan Narendra terjun bebas di dalam sumur waktu yang tak berkesudahan. Rengganis memejamkan matanya rapat-rapat, tidak berani melihat apa yang terjadi di sekitarnya. Di balik kelopak matanya, dia merasakan cahaya berpendar-pendar melewatinya.Suara-suara silih berganti mampir di telinganya, nam

  • Suami Warisan   109 - Wanita Sang Patih

    SUAMI WARISAN109 – Wanita Sang Patih“RENGGANIS!”Gedoran di pintu disertai dengan suara keras Narendra membuat wajah Rengganis memucat, ditambah oleh kekagetannya melihat gambar-gambar wanita yang ada di buku tersebut.Gemetar di tangannya tak menyurutkan keingintahuan Rengganis, dia membalik-balik kertas-kertas yang sudah lusuh itu. Wajah-wajah wanita yang berbeda kini menghiasi penglihatannya. Semakin dia membuka hampir seperempat jumlah halaman buku itu, Rengganis sadar, buku yang ada di depannya adalah buku yang berisi para wanita Narendra.Ini seperti buku besar yang berisi daftar nama-nama wanita yang terkumpul dalam harem milik Narendra.Wanita-wanita sebelumnya; wanita yang pernah mampir dalam hidup Narendra, wanita yang menghangatkan ranjangnya, wanita yang mempunyai peran dan hubungan dengan Narendra, tidak mungkin para wanita ini digambar sedemikian rupa jika tidak ada ‘hubungan’ apapu

  • Suami Warisan   110 - Kutukan Cinta Pertama

    SUAMI WARISAN110 – Kutukan Cinta Pertama“Saya tau tidak mungkin kamu tidak cemburu, Rengganis…” rintih Narendra.Rengganis memalingkan wajahnya. Ada mendung membayang di sana.Narendra mengatur napasnya agar nyeri itu bisa segera menyingkir, namun kekuatannya mulai menipis. Energi Rengganis yang tadi muncul ketika mereka bercinta tidak dia ambil. Untuk pertama kalinya selama mereka bersama, Narendra tidak berfokus pada penarikan energi, namun berusaha menyenangkan Rengganis.Rasa puas karena melihat Rengganis menikmati klimaksnya membuatnya lupa untuk menarik energi dari perempuan itu, akibatnya sekarang dia kekurangan tenaga untuk menyembuhkan tulangnya yang retak.“Wanita yang membuat saya jatuh cinta pertama kali bernama Citra Prameswari. Kami dijodohkan oleh kedua orang tua kami dan bertunangan, kami terlalu lama bertunangan karena saya sering bepergian bersama dengan rombongan kerajaan, kem

Bab terbaru

  • Suami Warisan   SEKUEL SUAMI WARISAN

    KEKASIH AKHIR PEKAN Sekuel of Suami Warisan by Serafina Di umurnya yang telah menginjak angka 25 tahun, Sasikirana belum pernah pacaran. Dulu dia bersekolah di rumah karena sering berpindah-pindah hingga membuatnya kesulitan untuk bersosialisasi. Namun sekarang, Sasi seorang kurator galeri seni yang andal. Suatu hari, Sasi diminta Direktur Galeri untuk membuat pameran seorang pelukis misterius. Sasi berhasil menemukan alamatnya di pedesaan yang terpencil. Di sana dia bertemu sang pelukis. Tak disangka, di pertemuan pertama mereka, lelaki itu malah menawarinya untuk jadi kekasihnya setiap akhir pekan. Apakah Sasi menerima tawarannya? “Aku tau kamu kesepian, aku juga. Jadi maukah kamu jadi kekasihku setiap akhir pekan?” -SNIPPET KEKASIH AKHIR PEKAN- “Aku tau kamu kesepian, aku juga. Jadi maukah kamu menjadi kekasihku setiap akhir pekan?” Sasi memandang lelaki yang berdiri di ha

  • Suami Warisan   175 - Sailendra [TAMAT]

    SUAMI WARISAN 175 – Sailendra [TAMAT] -EMPAT TAHUN KEMUDIAN- Diri kita bisa pulih sekaligus merasa hancur di waktu yang bersamaan. Pulih adalah perjalanan yang melibatkan penerimaan atas diri selagi kita hancur, berbenah kemudian membangun kembali diri kita. Waktu menjadi satu-satunya obat bagi Rengganis. Menit berganti jam, kemudian hari berubah jadi minggu sampai tak terasa tiga tahun sudah berlalu. Bayi mungil itu kini tumbuh menjadi balita yang menggemaskan. Celotehannya menceriakan ruangan, derap langkah kakinya menggemakan keriuhan yang hanya berjeda ketika dia memejamkan mata. “Gimana kabarnya?” pertanyaan itu tidak pernah alpa ditanyakan Mahesa setiap kali dia menelepon Rengganis. “Baik.” Rengganis tersenyum sambil melirik lelaki kecilnya yang berlarian di sekeliling ruangan “makasih kadonya, ya. Dia seneng banget…” Terdengar tawa Mahesa di seberang telepon, “Ya, begitu liha

  • Suami Warisan   174 - Lembaran Baru

    SUAMI WARISAN 174 – Lembaran Baru Gemuruh guntur terdengar di kejauhan. Kilatan cahaya memantul di atas kaca jendela. Rengganis buru-buru menutup tirai jendela, udara terasa pengap ketika awan hitam menggumpal di atas langit Jakarta. Bayinya terbangun, matanya yang bulat mengerjap-ngerjap sementara badannya bergerak-gerak gelisah. Rengganis tersenyum kemudian mengangkat bayinya dari boks “Cup, cup, Sayang …. Kaget, ya?” Bayinya tak banyak menangis. Hanya sesekali gelisah dan merengek ketika popoknya basah. Dia begitu tenang, begitu mirip dengan ayahnya. Rengganis menimang-nimang bayinya, matanya lekat memandangi setiap inci wajah bayi lelaki yang paling tampan itu. Semakin dilihat, semakin terlihat jelas kemiripan antara buah hatinya dan Narendra. Hidungnya …. Matanya …. Caranya menatap mengingatkannya pada lelaki itu. Bayi yang baru berusia beberapa bulan itu bagaikan pinang dibelah dua dengan lelaki yan

  • Suami Warisan   173 - Terputus Kutukan

    SUAMI WARISAN173 – Terputus KutukanMak Saadah yang sudah renta masih mampu naik ke gunung untuk mencari kayu bakar. Tubuhnya yang kurus terbakar matahari tidak pernah meninggalkan gunung yang selama ini menjadi sumber penghidupannya.Walaupun anak-anaknya kerap kali mengingatkan untuk berhenti mencari kayu bakar karena di rumah sudah ada kompor gas, namun Mak Saadah tidak menghiraukan omongan anak-anaknya. Ada kesenangan sendiri berada di hutan gunung.Hidup di desa yang berubah sangat cepat membuat Mak Saadah kewalahan. Cucu-cucunya tidak mau diajak ke kebun apalagi ke hutan, mereka lebih senang diam di rumah dengan hapenya, bermain game dan marah-marah jika kuotanya habis.Daripada pusing mendengar cucu dan menantunya bertengkar soal kuota internet yang tak dimengerti olehnya, Mak Saadah memilih pergi ke hutan. Perasaannya mengatakan bahwa di sana ada sesuatu yang sedang menunggunya.“Mau kemana, Mak?” tan

  • Suami Warisan   172 - Perpisahan dan Kebenaran

    SUAMI WARISAN 172 – Perpisahan & Kebenaran Tak pernah sekalipun terlintas dalam benak Rengganis – begitu pun dengan orang tuanya – bahwa dia akan bercerai secepat ini, padahal pernikahan mereka masih seumur jagung. “Tapi masih mending lu, Kak. Daripada Kim Kardashian yang cuma nikah 72 hari.” Maya berusaha membesarkan hati Rengganis, namun tidak mempan. Rengganis masih mellow. Dulu dia memang berniat untuk menceraikan Mahesa dan memilih Narendra, namun sekarang Narendra tak tentu rimbanya. Dia ingin marah, namun tidak tau diarahkan kemana amarahnya itu. Sejak kepulangannya dari RS, kemudian tinggal kembali di kamarnya, tak sehari pun Rengganis melewatkan sehari tanpa menangis. Papa dan Mama jadi serba salah. Mereka sudah berusaha menghibur Rengganis, namun masih suka mendengar isak lirih anaknya itu di malam hari. Walau pada pagi dan siang harinya Rengganis bisa menutupi kesedihannya, tapi di malam ya

  • Suami Warisan   171 - Binasa

    SUAMI WARISAN171 – Binasa-FLASHBACK-Mobil yang dikendarai Narendra seolah tidak punya rem. Lelaki itu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, terburu-buru seperti dikejar setan.Dia keluar dari rumah sakit, terus masuk ke tol kemudian ngebut menuju hutan. Menurunkan kecepatan jika lalu lintas padat, namun setiap ada kesempatan, Narendra terus menginjak gas.Sang Akang baru berhenti ketika sampai di depan rumah warisan.Lelaki itu masuk ke dalam rumah, menaruh beberapa barang di kamarnya, kemudian kembali melanjutkan perjalanan.Kali ini dia pergi menuju hutan. Masuk ke dalam, terus ke tengah, meleburkan diri di antara rapatnya pepohonan. Tanpa bekal, tanpa persiapan. Hanya baju yang melekat di badan.Ingatannya yang masih segar menjadi modalnya untuk menyusuri jalan setapak yang dahulu mudah dia susuri. Sekarang, setelah kekuatannya menghilang, Narendra hampir kehabisan napas untuk mencapai tujuan.

  • Suami Warisan   170 - Hiduplah, Berbahagialah

    SUAMI WARISAN170 – Hiduplah, Berbahagialah Beberapa saat yang lalu, di ruang operasi ….Sekelompok orang yang terdiri dari dokter utama, dokter anestesi, asisten dan perawat mengelilingi meja operasi.Tubuh Rengganis tergolek di atasnya. Tak sadarkan diri namun sedang berjuang untuk melahirkan bayinya.Sementara itu di balik kaca jendela, berdesakan dokter-dokter muda yang menonton proses kelahiran. Mereka mengamati setiap tindakan dengan cermat, tak lupa mencatat untuk laporan.Semua orang gugup, juga bersemangat.“Coba perhatikan tekanan darahnya, kelihatannya normal, kaya orang tidur gitu, ya?” bisik seorang calon dokter spesialis, dia menyenggol temannya agar melihat angka yang menunjukkan tekanan darah Rengganis.“Iya, luar biasa. Kekuatan seorang perempuan yang melewati masa kritis kemudian melahirkan dalam keadaan koma. Ini jarang banget di Indonesia!”&ld

  • Suami Warisan   169 - Kelahiran

    SUAMI WARISAN 169 – Kelahiran -Beberapa Bulan Kemudian- “Pa, uangnya masih ada untuk biaya lahiran Rengganis?” tanya Mama dengan suara khawatir. Papa yang baru saja masuk ke kamar dengan handuk terlilit di pinggangnya mengangguk, “Masih banyak. Cukup untuk biaya Rengganis lahiran dan biaya hidup mereka.” Terdengar helaan napas lega dari Mama yang duduk di atas ranjang. Di sekitarnya tersebar tagihan rumah sakit, laptop dan kalkulator. Mama sedang sibuk menghitung biaya rumah sakit Rengganis dan biaya hidup mereka. “Untung saja si Narendra ini ngasih uang ya, Pa. Kalau enggak, aduh… Mama enggak tau apa jadinya nasib Rengganis sama bayinya.” Mama membetulkan letak kacamatanya kemudian menyipit memandang layar monitor laptop “ini gimana sih bikin rumusnya?” Papa membuka pintu lemari untuk mengambil baju. Pikirannya melayang kembali pada peristiwa sepeninggal Narendra. Kondisi Rengganis

  • Suami Warisan   168 - Satu Menit Saja

    SUAMI WARISAN 168 – Satu Menit Saja Sepeninggal Papa, Narendra menunggu dengan jantung berdebar sampai waktu bezuk tiba. Dia duduk di kursi panjang, terpisah dari orang-orang yang juga menunggui anggota keluarga mereka yang dirawat di ICU. Lelaki itu tertunduk memandang kedua tangannya di atas lutut. Matanya terpejam sementara bibirnya komat-komit. Pak Wawan yang penasaran dengan sosok lelaki yang terasa familiar itu tidak bisa lepas memandangi Narendra. Lelaki paruh baya yang mendengar cerita mengenai keributan tempo hari yang melibatkan keluarga Rengganis dan Narendra, tidak habis pikir kenapa lelaki yang bukan suami wanita yang terbaring koma di ICU itu bertahan terus di RS sementara lelaki yang katanya suaminya malah datang dan pergi dengan penampilan perlente. Seakan tenang-tenang saja dengan keadaan istrinya yang sedang koma. “Sepertinya cerita mereka lebih daripada perselingkuhan biasa…” gumam Pak Wawan tanpa sada

DMCA.com Protection Status