Home / Romansa / Suami Warisan / 175 - Sailendra [TAMAT]

Share

175 - Sailendra [TAMAT]

Author: Serafina
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

SUAMI WARISAN

175 – Sailendra [TAMAT]

-EMPAT TAHUN KEMUDIAN-

Diri kita bisa pulih sekaligus merasa hancur di waktu yang bersamaan.

Pulih adalah perjalanan yang melibatkan penerimaan atas diri selagi kita hancur, berbenah kemudian membangun kembali diri kita.

Waktu menjadi satu-satunya obat bagi Rengganis. Menit berganti jam, kemudian hari berubah jadi minggu sampai tak terasa tiga tahun sudah berlalu.

Bayi mungil itu kini tumbuh menjadi balita yang menggemaskan. Celotehannya menceriakan ruangan, derap langkah kakinya menggemakan keriuhan yang hanya berjeda ketika dia memejamkan mata.

“Gimana kabarnya?” pertanyaan itu tidak pernah alpa ditanyakan Mahesa setiap kali dia menelepon Rengganis.

“Baik.” Rengganis tersenyum sambil melirik lelaki kecilnya yang berlarian di sekeliling ruangan “makasih kadonya, ya. Dia seneng banget…”

Terdengar tawa Mahesa di seberang telepon, “Ya, begitu liha

Serafina

So, is this the end? YES IT IS. It's the final chapter. Sekali lagi, terima kasih. Sampai jumpa di Pengantin Pesanan :)

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (18)
goodnovel comment avatar
Anna
Astaga. Aku suka bangeet bacanyaa
goodnovel comment avatar
shierly margaretta
saya masih penasaran dengan 1. alasan narendra mencari prabu 2. cerita narendra selama 4 tahun menghilang 3. bagaimana kelanjutan hubungan narendra dan rengganis setelah bertemu (saat bertemu dengan keluarga rengganis, mahesa dl jika berkenan saya akan sangat senang jika ada cerita kelanjutannya
goodnovel comment avatar
andiandinie prasvita
thor, pengantin pesanan gak pernah d up up... lama bgt nih nunggunya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suami Warisan   SEKUEL SUAMI WARISAN

    KEKASIH AKHIR PEKAN Sekuel of Suami Warisan by Serafina Di umurnya yang telah menginjak angka 25 tahun, Sasikirana belum pernah pacaran. Dulu dia bersekolah di rumah karena sering berpindah-pindah hingga membuatnya kesulitan untuk bersosialisasi. Namun sekarang, Sasi seorang kurator galeri seni yang andal. Suatu hari, Sasi diminta Direktur Galeri untuk membuat pameran seorang pelukis misterius. Sasi berhasil menemukan alamatnya di pedesaan yang terpencil. Di sana dia bertemu sang pelukis. Tak disangka, di pertemuan pertama mereka, lelaki itu malah menawarinya untuk jadi kekasihnya setiap akhir pekan. Apakah Sasi menerima tawarannya? “Aku tau kamu kesepian, aku juga. Jadi maukah kamu jadi kekasihku setiap akhir pekan?” -SNIPPET KEKASIH AKHIR PEKAN- “Aku tau kamu kesepian, aku juga. Jadi maukah kamu menjadi kekasihku setiap akhir pekan?” Sasi memandang lelaki yang berdiri di ha

  • Suami Warisan   0 - Prolog

    SUAMI WARISANPROLOG“Hah … hah … hah …,” napas gadis tersebut tersengal-sengal, merasa udara di dalam paru-parunya terserap habis. “Nar … endra …,” dia menyebut satu nama, satu nama milik pria yang baru saja merebut kebebasan bibirnya.“Hm?” pria itu bergumam pelan, membalas panggilan gadis yang sekarang wajahnya berada dalam rengkuhan. Kentara jelas bahwa kepuasannya masih belum terpenuhi hanya dengan satu kecupan itu. “Ada apa, Nyai?”‘Nyai,’ batin gadis tersebut, masih belum sepenuhnya terbiasa dengan panggilan tersebut.Pandangan Rengganis terangkat, masih saja terpesona dengan penampilan pria bernama Narendra itu; tinggi, tegap dengan rambut sehitam arang, ototnya liat dibalik kaus tipis yang dikenakannya, sorot matanya tajam bagai elang dan bibirnya membentuk bayangan senyum saat tatapan mereka bertemu.“Namaku &

  • Suami Warisan   01 - Perempuan Ekstra Besar

    SUAMI WARISAN01 – PEREMPUAN EKSTRA-BESARJadi gendut itu sulit.Rengganis tau dengan pasti kalau kemeja yang ada di gantungan itu tidak akan muat padanya, tapi ia kadung jatuh cinta dengan kemeja itu.Maka, dengan tekad sekuat baja, Rengganis nekat mencoba kemeja yang sudah ia impi-impikan itu.“Mbak, ukuran yang Mbak mau enggak ada. Ini ukuran yang paling besar.”Sudah kuduga, gumam Rengganis dalam hati.Pramuniaga yang bermake-up menor itu berusaha menampilkan senyum profesionalnya. Di tangannya tersampir sehelai kemeja dengan ukuran paling besar yang bisa ia temukan dalam tumpukan stok barang.Mata Rengganis melirik label ukuran yang berada di balik kerah kemeja, XL. Dia berusaha tetap tenang, walau rasanya ingin menjerit keras-keras.Kenapa sih, enggak bikin ukuran EXTRA LARGE?!Rengganis mengulurkan tangannya menyentuh bahan halus dari kemeja itu. Dia mendesah sa

  • Suami Warisan   02 - Wasiat Keluarga

    SUAMI WARISAN02 – WASIAT KELUARGADengan alasan masih berkabung atas kematian Tante Nirmala, Rengganis mengungsi ke rumah orang tuanya. Dia kembali tidur di kamar lamanya yang rasanya semakin lama semakin sempit. Alasan sebenarnya Rengganis menginap di rumah karena dia tidak berani masuk ke kontrakan lantaran belum bayar sewa bulan ini.Sebagai pengalih perhatian, Rengganis jadi kerja gila-gilaan. Dia bergadang semalam suntuk berusaha menyelesaikan rancangan pesanan bos-nya.“Nis, ada yang mau ketemu sama kamu.”Mama muncul di ambang pintu, beliau tertegun sejenak. Anak gadisnya sedang duduk di atas kasur dengan kertas-kertas bertebaran hampir menutupi seluruh kamar.“STOP! Jangan injak gambarku!” seru Rengganis sambil mengacungkan tangannya, mencegah ibunya agar tidak masuk ke dalam kamar yang berubah seperti kapal pecah.Mama mematung di ambang pintu, kakinya terhenti di udara saat hendak

  • Suami Warisan   03 - Lelaki Warisan

    INHERITED HUSBAND03 – LELAKI WARISANCerita mengenai email yang dikirimkan Tante Nirmala sebelum berita kematiannya datang, menyebar dengan cepat di WhatsApp Group keluarga. Semua orang bertanya-tanya bagaimana bisa Nirmala seakan sudah meramalkan kematiannya sendiri.‘Dia ‘kan memang orangnya aneh, suka sama yang berbau klenik, gitu. Jadi kayanya dia udah tau kalau mau meninggal…’ tulis seorang Uwa yang memang hobinya gosipin orang.‘Trus sekarang semua hartanya dikasih ke Ganis, ya?’ tanya seorang Tante yang kelihatan berharap kecipratan warisan Nirmala.‘Wah, mendadak kaya kamu, Nis! Selamat, ya!’‘Traktir dong, Nisss…!’‘Aseekk, tau-tau dapet rumah sama deposito aja, nih!’‘Mau diapain warisannya, Nis?’‘Jual aja rumahnya, beli yang deket kantor, Nis. Deposito bisa dibeliin mobil dan liburan ke LN. Y

  • Suami Warisan   04 - Penghuni Rumah Misterius

    INHERITED HUSBAND04 – PENGHUNI RUMAH MISTERIUSSeumur hidup, Rengganis jarang berlari.Berat tubuhnya menghalangi kecepatan larinya. Baru beberapa meter saja, dia sudah ngos-ngosan. Tapi saat ini, kedua tungkainya berlari secepat kilat. Napasnya berembus di udara saat mulutnya terbuka, dia memacu kakinya agar segera pergi dari sana.Dari lelaki aneh dan rumah menyeramkan itu.Sepertinya dia tersesat. Sepertinya dia salah alamat. Sepertinya dia tidak sengaja masuk ke alam gaib yang ada di hutan ini.Rengganis menelan ludahnya, kembali memacu kakinya agar berlari secepat mungkin. Dia bisa melihat gerbang besi hitam yang terbuka. Dia terengah, jantungnya bertalu-talu di dada, berdenging di telinganya, adrenalin menderas dalam aliran darahnya, dia hampir oleng, tapi ketakutan dan kengeriannya mengalahkan segalanya.Di otaknya saat ini hanya ada satu tujuan: LARI.Langkahnya semakin mendekat, tangannya menggapai

  • Suami Warisan   05 - Sah Suami-Istri

    INHERITED HUSBAND05 – SAH SUAMI-ISTRIGila. Gila. Gila. Ini enggak mungkin terjadi. Ini pasti halusinasi. Rengganis berusaha mengeyahkan bayangan lelaki kekar yang sedang mencumbu para perempuan itu. Dia seperti ‘menggilir’ mereka. Memberikan pelukan dan ciuman panas.Situasi macam apa ini?!Siapa Narendra dari Pajajaran ini? Siapa para perempuan ini?Apa mereka tadinya hendak mengadakan pesta seks sebelum kedatangannya? Rengganis langsung membanting pintu kamar dan bergelung dalam selimut di atas kasur. Tubuhnya menggigil hebat. Shock yang menyerangnya bertubi-tubi membuat kepalanya pusing. Ia perlu berbaring.“Maaf Nyai harus melihat itu.”Tubuhnya langsung menegang begitu mendengar suara dalam dari lelaki yang berdiri di ambang pintu.Rengganis tergeragap bangun, dia berseru pada Narendra, &ldquo

  • Suami Warisan   06 - Memutar Waktu

    INHERITED HUSBAND06 – MEMUTAR WAKTU“Nis …. Ganis …. Bangun, Nak. Ayo, katanya kamu mau berangkat lihat rumah Tante Nirmala ….” sayup-sayup Rengganis mendengar suara ibunya bicara.Ha? Lihat rumah? Masih berada di antara mimpi dan bangun, Rengganis mengerutkan keningnya.“Ganis?” panggilan itu terdengar lagi.“Hmmm ….” Rengganis menggeliat dari tidurnya. Dia membuka sebelah matanya dan melihat ibunya berdiri di ambang pintu.Kesadarannya mulai pulih saat ia terduduk, “Hah! Di mana ini?”Ibunya mengerutkan kening melihat tingkah anaknya yang baru bangun tidur, “Di mana apaan? Ya, di rumah, lah! Kamu masih ngigo, ya?!”Rengganis menoleh pada ibunya, ngigau? Rasanya dia sudah bangun sepenuhnya. Matanya nyalang memandang sekeliling.Kenapa dia ada di kamarnya?Bukankah kemarin ia tidur di

Latest chapter

  • Suami Warisan   SEKUEL SUAMI WARISAN

    KEKASIH AKHIR PEKAN Sekuel of Suami Warisan by Serafina Di umurnya yang telah menginjak angka 25 tahun, Sasikirana belum pernah pacaran. Dulu dia bersekolah di rumah karena sering berpindah-pindah hingga membuatnya kesulitan untuk bersosialisasi. Namun sekarang, Sasi seorang kurator galeri seni yang andal. Suatu hari, Sasi diminta Direktur Galeri untuk membuat pameran seorang pelukis misterius. Sasi berhasil menemukan alamatnya di pedesaan yang terpencil. Di sana dia bertemu sang pelukis. Tak disangka, di pertemuan pertama mereka, lelaki itu malah menawarinya untuk jadi kekasihnya setiap akhir pekan. Apakah Sasi menerima tawarannya? “Aku tau kamu kesepian, aku juga. Jadi maukah kamu jadi kekasihku setiap akhir pekan?” -SNIPPET KEKASIH AKHIR PEKAN- “Aku tau kamu kesepian, aku juga. Jadi maukah kamu menjadi kekasihku setiap akhir pekan?” Sasi memandang lelaki yang berdiri di ha

  • Suami Warisan   175 - Sailendra [TAMAT]

    SUAMI WARISAN 175 – Sailendra [TAMAT] -EMPAT TAHUN KEMUDIAN- Diri kita bisa pulih sekaligus merasa hancur di waktu yang bersamaan. Pulih adalah perjalanan yang melibatkan penerimaan atas diri selagi kita hancur, berbenah kemudian membangun kembali diri kita. Waktu menjadi satu-satunya obat bagi Rengganis. Menit berganti jam, kemudian hari berubah jadi minggu sampai tak terasa tiga tahun sudah berlalu. Bayi mungil itu kini tumbuh menjadi balita yang menggemaskan. Celotehannya menceriakan ruangan, derap langkah kakinya menggemakan keriuhan yang hanya berjeda ketika dia memejamkan mata. “Gimana kabarnya?” pertanyaan itu tidak pernah alpa ditanyakan Mahesa setiap kali dia menelepon Rengganis. “Baik.” Rengganis tersenyum sambil melirik lelaki kecilnya yang berlarian di sekeliling ruangan “makasih kadonya, ya. Dia seneng banget…” Terdengar tawa Mahesa di seberang telepon, “Ya, begitu liha

  • Suami Warisan   174 - Lembaran Baru

    SUAMI WARISAN 174 – Lembaran Baru Gemuruh guntur terdengar di kejauhan. Kilatan cahaya memantul di atas kaca jendela. Rengganis buru-buru menutup tirai jendela, udara terasa pengap ketika awan hitam menggumpal di atas langit Jakarta. Bayinya terbangun, matanya yang bulat mengerjap-ngerjap sementara badannya bergerak-gerak gelisah. Rengganis tersenyum kemudian mengangkat bayinya dari boks “Cup, cup, Sayang …. Kaget, ya?” Bayinya tak banyak menangis. Hanya sesekali gelisah dan merengek ketika popoknya basah. Dia begitu tenang, begitu mirip dengan ayahnya. Rengganis menimang-nimang bayinya, matanya lekat memandangi setiap inci wajah bayi lelaki yang paling tampan itu. Semakin dilihat, semakin terlihat jelas kemiripan antara buah hatinya dan Narendra. Hidungnya …. Matanya …. Caranya menatap mengingatkannya pada lelaki itu. Bayi yang baru berusia beberapa bulan itu bagaikan pinang dibelah dua dengan lelaki yan

  • Suami Warisan   173 - Terputus Kutukan

    SUAMI WARISAN173 – Terputus KutukanMak Saadah yang sudah renta masih mampu naik ke gunung untuk mencari kayu bakar. Tubuhnya yang kurus terbakar matahari tidak pernah meninggalkan gunung yang selama ini menjadi sumber penghidupannya.Walaupun anak-anaknya kerap kali mengingatkan untuk berhenti mencari kayu bakar karena di rumah sudah ada kompor gas, namun Mak Saadah tidak menghiraukan omongan anak-anaknya. Ada kesenangan sendiri berada di hutan gunung.Hidup di desa yang berubah sangat cepat membuat Mak Saadah kewalahan. Cucu-cucunya tidak mau diajak ke kebun apalagi ke hutan, mereka lebih senang diam di rumah dengan hapenya, bermain game dan marah-marah jika kuotanya habis.Daripada pusing mendengar cucu dan menantunya bertengkar soal kuota internet yang tak dimengerti olehnya, Mak Saadah memilih pergi ke hutan. Perasaannya mengatakan bahwa di sana ada sesuatu yang sedang menunggunya.“Mau kemana, Mak?” tan

  • Suami Warisan   172 - Perpisahan dan Kebenaran

    SUAMI WARISAN 172 – Perpisahan & Kebenaran Tak pernah sekalipun terlintas dalam benak Rengganis – begitu pun dengan orang tuanya – bahwa dia akan bercerai secepat ini, padahal pernikahan mereka masih seumur jagung. “Tapi masih mending lu, Kak. Daripada Kim Kardashian yang cuma nikah 72 hari.” Maya berusaha membesarkan hati Rengganis, namun tidak mempan. Rengganis masih mellow. Dulu dia memang berniat untuk menceraikan Mahesa dan memilih Narendra, namun sekarang Narendra tak tentu rimbanya. Dia ingin marah, namun tidak tau diarahkan kemana amarahnya itu. Sejak kepulangannya dari RS, kemudian tinggal kembali di kamarnya, tak sehari pun Rengganis melewatkan sehari tanpa menangis. Papa dan Mama jadi serba salah. Mereka sudah berusaha menghibur Rengganis, namun masih suka mendengar isak lirih anaknya itu di malam hari. Walau pada pagi dan siang harinya Rengganis bisa menutupi kesedihannya, tapi di malam ya

  • Suami Warisan   171 - Binasa

    SUAMI WARISAN171 – Binasa-FLASHBACK-Mobil yang dikendarai Narendra seolah tidak punya rem. Lelaki itu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, terburu-buru seperti dikejar setan.Dia keluar dari rumah sakit, terus masuk ke tol kemudian ngebut menuju hutan. Menurunkan kecepatan jika lalu lintas padat, namun setiap ada kesempatan, Narendra terus menginjak gas.Sang Akang baru berhenti ketika sampai di depan rumah warisan.Lelaki itu masuk ke dalam rumah, menaruh beberapa barang di kamarnya, kemudian kembali melanjutkan perjalanan.Kali ini dia pergi menuju hutan. Masuk ke dalam, terus ke tengah, meleburkan diri di antara rapatnya pepohonan. Tanpa bekal, tanpa persiapan. Hanya baju yang melekat di badan.Ingatannya yang masih segar menjadi modalnya untuk menyusuri jalan setapak yang dahulu mudah dia susuri. Sekarang, setelah kekuatannya menghilang, Narendra hampir kehabisan napas untuk mencapai tujuan.

  • Suami Warisan   170 - Hiduplah, Berbahagialah

    SUAMI WARISAN170 – Hiduplah, Berbahagialah Beberapa saat yang lalu, di ruang operasi ….Sekelompok orang yang terdiri dari dokter utama, dokter anestesi, asisten dan perawat mengelilingi meja operasi.Tubuh Rengganis tergolek di atasnya. Tak sadarkan diri namun sedang berjuang untuk melahirkan bayinya.Sementara itu di balik kaca jendela, berdesakan dokter-dokter muda yang menonton proses kelahiran. Mereka mengamati setiap tindakan dengan cermat, tak lupa mencatat untuk laporan.Semua orang gugup, juga bersemangat.“Coba perhatikan tekanan darahnya, kelihatannya normal, kaya orang tidur gitu, ya?” bisik seorang calon dokter spesialis, dia menyenggol temannya agar melihat angka yang menunjukkan tekanan darah Rengganis.“Iya, luar biasa. Kekuatan seorang perempuan yang melewati masa kritis kemudian melahirkan dalam keadaan koma. Ini jarang banget di Indonesia!”&ld

  • Suami Warisan   169 - Kelahiran

    SUAMI WARISAN 169 – Kelahiran -Beberapa Bulan Kemudian- “Pa, uangnya masih ada untuk biaya lahiran Rengganis?” tanya Mama dengan suara khawatir. Papa yang baru saja masuk ke kamar dengan handuk terlilit di pinggangnya mengangguk, “Masih banyak. Cukup untuk biaya Rengganis lahiran dan biaya hidup mereka.” Terdengar helaan napas lega dari Mama yang duduk di atas ranjang. Di sekitarnya tersebar tagihan rumah sakit, laptop dan kalkulator. Mama sedang sibuk menghitung biaya rumah sakit Rengganis dan biaya hidup mereka. “Untung saja si Narendra ini ngasih uang ya, Pa. Kalau enggak, aduh… Mama enggak tau apa jadinya nasib Rengganis sama bayinya.” Mama membetulkan letak kacamatanya kemudian menyipit memandang layar monitor laptop “ini gimana sih bikin rumusnya?” Papa membuka pintu lemari untuk mengambil baju. Pikirannya melayang kembali pada peristiwa sepeninggal Narendra. Kondisi Rengganis

  • Suami Warisan   168 - Satu Menit Saja

    SUAMI WARISAN 168 – Satu Menit Saja Sepeninggal Papa, Narendra menunggu dengan jantung berdebar sampai waktu bezuk tiba. Dia duduk di kursi panjang, terpisah dari orang-orang yang juga menunggui anggota keluarga mereka yang dirawat di ICU. Lelaki itu tertunduk memandang kedua tangannya di atas lutut. Matanya terpejam sementara bibirnya komat-komit. Pak Wawan yang penasaran dengan sosok lelaki yang terasa familiar itu tidak bisa lepas memandangi Narendra. Lelaki paruh baya yang mendengar cerita mengenai keributan tempo hari yang melibatkan keluarga Rengganis dan Narendra, tidak habis pikir kenapa lelaki yang bukan suami wanita yang terbaring koma di ICU itu bertahan terus di RS sementara lelaki yang katanya suaminya malah datang dan pergi dengan penampilan perlente. Seakan tenang-tenang saja dengan keadaan istrinya yang sedang koma. “Sepertinya cerita mereka lebih daripada perselingkuhan biasa…” gumam Pak Wawan tanpa sada

DMCA.com Protection Status