Share

Kabar baik

"Sampai kapan kamu akan marah padaku? Sudah semalaman aku kesepian. Apa pagi ini juga menjadi pagi yang kelabu untukku?" Langit kembali dengan rengekannya ketika Rintik keluar dari kamar.

Rintik masih bertahan dengan diamnya. Ia juga bersusah payah untuk menahan agar tidak tertawa karena melihat tingkah suaminya.

Netranya menangkap sebuah kantong plastik berwarna putih yang berada di tempat sampah. Membuat satu alisnya naik.

'Mungkinkah Langit membuang makanan pemberian Iren hanya karena aku pura-pura marah?' batinnya.

Ia kemudian beralih pada sebuah cangkir. Meracik kopi dan juga gula di dalamnya. Lalu menyeduhnya dengan air panas dan menyodorkannya pada Langit yang duduk tepat di depannya.

"Terima kasih, Sayang," balas Langit untuk kopi buatan istrinya. Tapi wajah Rintik masih saja datar tak berekspresi.

Langit mengambil sesuatu dari dalam dompetnya. Kemudian meletakkan benda tersebut diatas meja dan mendekatkannya pada Rintik yang juga sedang menikmati secangkir kopi.

Rintik melir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status