Home / Rumah Tangga / Suami Truth or Dare / 1. Kesalahan satu malam

Share

Suami Truth or Dare
Suami Truth or Dare
Author: Moomi

1. Kesalahan satu malam

Author: Moomi
last update Last Updated: 2023-07-01 19:28:12

Duk!

Seorang wanita meringis kesakitan, akibat keningnya yang terantuk punggung dengan cukup keras.

Ditambah lagi efek dari minuman keras yang ia minum semalam, membuat kepalanya semakin pusing.

“Aduh!” ucap wanita sambil mengusap keningnya.

Rika, wanita itu mencoba mengubah posisi tidurnya untuk berbaring. Namun, ia kembali meringis. Area kewanitaan miliknya terasa sakit dan tidak nyaman.

“Kenapa sih gue?” kata Rika.

Rika belum menyadari keadaan dirinya saat ini yang tengah berbaring dengan seorang lelaki disampingnya. Bahkan, ia juga tidak sadar bahwa dia tidak mengenakan sehelai benang pun, kecuali selimut yang menutupi tubuh polosnya.

Merasa hawa dingin dari air conditioner yang menusuk, Rika kembali membetulkan letak selimut yang sedikit melorot dari tubuhnya. Ketika Rika menarik selimut, matanya menangkap dua bukit kembarnya yang terekspos begitu saja, tanpa adanya bra yang melindungi.

Kedua mata Rika seketika melotot. ‘Astaga! Apa yang udah gue lakukan?’ tanyanya dalam hati.

[Flashback]

Seorang gadis dengan dress ketat berwarna hitam itu tengah duduk di sofa melingkar disebuah club bersama dengan teman-temannya. Gadis itu adalah Rika. Jika dilihat dari gerak-gerik dan racuannya, sudah dipastikan bahwa gadis itu berada pada pengaruh minuman beralkohol.

Rika dan teman-temannya itu, saat ini tengah merayakan gelar baru yang mereka peroleh siang tadi, sekaligus sebagai acara perpisahan sebelum mereka kembali ke asalnya masing-masing.

“Truth or dare?” tanya seorang gadis kepada Rika. Ya, mereka duduk melinngkar untuk memainkan permainan itu, truth or dare.

“Dare!” Rika yang tidak sadar sepenuhnya memilih untuk mendapatkan tantangan dari temannya itu daripada harus jujur kepada mereka.

Mendengar jawaban dari Rika, gadis itu kegirangan. Gadis yang bertanya kepada Rika tadi berpikir sesaat. Lalu, ia beerkata, “Oke. Gue kasih tantangan buat elo. Emm…Lo harus ajak seorang lelaki untuk tidur bersama malam ini.”

“Nggak harus sampai tidur beneran, buat buktinya lo harus kasih rekamaan ke gue,” ucap gadis itu kepada Rika.

“Gila lo! Lo mau ngrusak temen lo sendiri?!” ucap salah seorang teman Rika yang lain setelah mendengar tantangan yang diberikan kepada Rika terdengar tidak masuk akal.

Memang benar apa yang dikatakan teman lelaki Rika itu. Jika sampai Rika salah memilih orang, bisa-bisa Rika berakhir di ranjanng yang sama dengan lelaki itu. Apa lagi kondisi Rika saat ini yang tidak sadar sepenuhnya.

“IIh, gue kan Cuma nyuruh Rika buat ngajak stranger buat tidur bareng aja, nggak sampai nyuruh rika buat tidur beneran sama dia,” ucap gadis itu masih membela diri.

Tak ingin mendengar perdebatan antara kedua temannya itu kembali berlanjut, Rika segera berdiri.

“Sst, nggak usah berantem kawan-kawanku, gue bakalan lakuin tantangan yang diberikan oleh Gita,” ucap Rika sambil menunjuk kearah Gita duduk.

Rika lantas mengambil handphone yang ia letakkan didalam tas. Ia mengota-atik benda itu, kemudin berkata, “Oke, alat rekam sudah siap.” Rika menunjukkan layar gawainya itu kedepan muka masing-masing temannya. Gadis itu tiba-tiba tertawa sendiri, entah hal lucu apa yang membuat Rika tertawa.

“Gue bakalan balik kesini lagi, tunggu 15 menit, Okay. Dan gue pastikan HP ini sudah terisikan suara laki-laki yang mau tidur sama gue. Kalo bisa sekalian sama orangya, gue ajak kesini.” Rika berkata sambil mengerjap-ngerjapka matanya. Berusaha untuk mengembalikan kesadaran yang sudah hilang setengah.

“Let’s go, Rika!” kata Rika sebelum meninggalkan teman-temannya. Dengan sempoyongan Rika berjalan kearah lautan manusia yang tengah meiukkan badan mengikuti alunan music.

Tanpa Mereka sadari, salah seorang yang duduk bersamanyai itu tengah menatapnya khawatir. Ingin rasanya di dalam pikiran lelaki itu untuk menarik Rika pulang.

Rika berjalan mendekati tiga orang pria yang tengah duduk di kursi bar, sambil meneguk minumannya.

“Halo, ganteng. Boleh kenalan nggak?” Rika bertanya kepada lelaki yang duduk di kursi paling ujung kanan, ia mendudukkan dirinya di samping lelaki itu.

Lelaki berusia pertengahan dua puluhan itu lantas menatap teman disampingnya. Seakan memberikan kode bahwa mangsa baru telah tiba.

Rika yang setengah mabuk itu memasang senyum nakal mencoba untuk menggoda lelaki disampingnya.

“Boleh, dong. Kenalin aku Ken, nama kamu siapa cantik?”

“Aku Rika.” Mereka berdua berjabat tangan sebagai tanda perkenalan.

“Oiya, cantk. Aku punya minuman khusus buat kamu.”

Segelas miuman berwarna kekuningan tersaji di depan Rika. “Thankyou, Ken.”

Tanpa merasa curiga, Rika lantas meneguk minuman itu.

Sedangkan lelaki disampingnya tersenyum dengan misterius.

***

Lima belas menit berlalu, tak ada tanda-tanda bahwa Rika akan muncul dari kerumunan orang di lantai dansa yang ia datangi tadi.

Seorang lelaki merasa begitu khawatir karena Rika tidak kembali sesuai waktu yang sudah dia janjikan. Jevan, lelaki itu, tengah mengetukkan jari telunjuknya di atas meja. Ia khawatir kalau sampai Rika kenapa-napa.

Jevan mengusap wajahnya yang masih segar. "Sial! Kemana perginya itu cewek?!"

Karena tidak tenang akhirnya Jevan beranjak dari duduknya dan berjalan kearah kerumunan orang yang tengah menari dibawah sorot lampu warna-warni. Tubuhnya yang tinggi mampu dengan mudah membelah lautan manusia itu.

Sialnya, ia tidak menemukan Rika di sana. Rasa khawatir semakin memuncak pada dirinya.

"Argh, kemana sih lo Rika?" ucap Jevan dengan nada frustasi.

Ia bersumpah akan menghajar siapa saja yang berani menyentuh Rika.

Jevan kembali berjalan menyusuri lorong demi lorong yang ada di lantai satu club itu. Merasa tak mendapatkan hasil apapun, Jevan lekas naik ke lantai dua.

Setelah sampai di lantai dua, Jevan melihat dua orang yang tengah berciuman didepan pintu sebuah kamar yang biasanya disewa para pelanggan club.

Karena penerangan yang minim, ia tidak dapat melihat dengan jelas siapa orang itu. Namun, semakin ia mendekati kedua orang itu, Jevan baru menyadari perempuan yang tengah bercumbu itu adalah Rika.

"Bangsat!"

Bug bug

Pukulan bertubi-tubi Jevan layangkan kearah lelaki itu.

"Mati lo, bangsat! Berani-beraninya lecehin temen gue! "

Amarah mendominasi lelaki itu. Hingga Jevan tidak sadar bahwa orang yang ia pukuli saat ini sudah tidak sadarkan diri.

"Ssttt, panas." Rika mendesis, merasakan tubuhnya yang kepanasan. Perempuan itu terus menggerakkan tubuhnya yang terasa kepanasan, bahkan kedua tangannya terus meraba tubuhnya sendiri.

Mendengar suara Rika, Jevan seakan tersadar dan menghampiri perempuan itu.

"Lo, nggak papa?" tanya Jevan kepada Rika. Disentuhnya kedua pundak Rika untuk memastikan perempuan itu baik-baik saja.

"Panas, tolong aku!" Namun, ada yang aneh dengan Rika. Rika terlihat tidak menyadari siapa orang yang ada didepannya saat ini. Sepertinya perempuan itu berada dalam pengaruh obat.

Perempuan itu menarik tangan Jevan yang ada di pundaknya untuk menyentuh dadanya yang menyembul. Ia meminta Jevan untuk meremas kedua bongkahan kenyal itu.

Jevan membeku, ia belum bisa mencerna dengan baik apa yang dilakukan Rika saat ini.

Merasa belum puas, Rika menempelkan bibirnya ke bibir Jevan. Rika melahap dengan rakus bibir milik lelaki itu.

Sebagai lelaki normal, Jevan tidak mampu menahan godaan dari Rika. Apalagi ia juga menaruh rasa pada perempuan itu. Ia lantas balas mencium Rika dengan tidak kalah rakus.

Jevan yang sudah tidak sabar, segera mengangkat tubuh Rika dan membawa perempuan itu masuk ke kamar di belakangnya. Meninggalkan lelaki yang masih terkapar di lantai itu sendirian.

Dan disinilah malam panjang mereka dimulai.

[Flashback end]

Rika yang mengingat tantangan yang diberikan temannya semalam, bergegas memunguti semua pakaiannya, lalu ia segera memakai pakaian yang sudah kusut dibeberapa tempat itu.

Ia ingat bahwa semalam, ia menerima tantangan dari Gita untuk mengajak tidur seorang lelaki. Namun, ia tidak ingat siapa yang lelaki yang menemaninya semalam dan masih terlelap disampingnya itu.

Setelah selesai, ia langsung meninggalkan kamar itu. Rika tak berencana untuk mengetahui siapa lelaki yang masih tertidur itu. Ia hanya ingin pulang. Ia takut jika lelaki itu bangun, dan ia akan meminta pertanggungjawaban kepada Rika.

Sepuluh menit setelah Rika pergi, Jevan terbangun dari tidurnya. Ia merasa seluruh tubuhnya remuk.

Saat semua nyawanya terkumpul, lelaki sadar bahwa Rika sudah tidak ada di sampingnya.

Perempuan itu sudah pergi meninggalkannya sendiri.

Jevan lantas mendudukkan dirinya. Masih celingukan mencari Rika. Mungkin saja perempuan itu berada di sudut ruangan dan ia tidak bisa melihatnya jika berbaring.

"Dia beneran udah pergi kah? Kenapa dia ninggalin gue sendiri? Apa dia malu sama gue atau dia malu udah lakuin itu sama gue?" Jevan menghela nafas. Wajahnya cemberut.

Bisa-bisanya ia di tinggal sendiri setelah melewatkan malam panas bersama.

"Ya sudahlah, nanti gue samperin aja deh ke kosnya," ucap Jevan dengan enteng.

Jevan menyibak selimut yang digunakan. Ia berencana akan membersihkan tubuhnya sebelum pulang.

Setelah selimut itu tersibak, mata Jevan menangkap sebuah bercak darah di seprei putih itu.

"Hah, darah? Ja-jadi Rika masih perawan?"

Related chapters

  • Suami Truth or Dare   2. Anak siap itu?

    Waktu begitu cepat berlalu. Sudah dua bulan setelah kejadian malam itu, malam yang membuat Risa kehilangan keperawanannya. Selama dua bulan ini, Rika mencoba menjauh dari teman-temannya. Ia memblokir semua kontak teman semasa kuliahnya. Alasannya, karena ia malu dan takut jika teman-temannya menanyakan kejadian malam itu. Ia akan merasa kebingungan untuk menjelaskan. Pagi ini seperti biasanya, Rika akan ikut ayahnya untuk bekerja di pabrik konfeksi milik ayahnya. Sebetulnya, Rika tidak bekerja seperti karyawan biasa. Melainkan saat ini Rika tengah belajar untuk mengurus pabrik itu. Sebagai anak terakhir, Rika diberikan tanggungjawab oleh ayahnya untuk melanjutkan pabrik itu. "Selamat pagi, ibu," sapa Rika sambil memberikan kecupan hangat pada pipi kiri ibunya yang tengah duduk di kursi meja makan."Ibu sudah menunggu kamu sama ayah kamu dari tadi. Kenapa lama banget, sih. Ini juga kemana ayah kamu? Coba aku panggil ayah kamu di kamar!" ucap Mawar, ibu Rika, dengan nada kesal. Baga

    Last Updated : 2023-07-01
  • Suami Truth or Dare   3. Menggugurkan?

    Disinilah Rika berada. Di sebuah Rumah bercat putih dengan pagar besi yang sudah tua. Rumah yang berada jauh dari pemukiman penduduk. Rika berdiri di depan Rumah itu. Mencoba mencocokkan rumah itu dengan gambar yang ada di smartphone miliknya. Ia menghela nafas beberapa kali. "Huh, baiklah Rika. Semua masalahmu akan terselesaikan disini," ucapnya meyakinkan diri. Jika boleh jujur ia sangat takut dengan efek yang ditimbulkan dari tindakannya saat ini. Ia lantas mengusap perut yang terdapat janin di dalamnya. "Maaf, saya nggak akan bisa merawat kamu. Saya masih ingin melanjutkan mimpi saya tanpa kamu, " kata Rika kepada janin yang ada didalam perutnya. Wanita itu seolah-olah tengah meminta maaf kepada janin yang tumbuh di perutnya. Dengan mantap ia melangkah untuk masuk ke rumah itu. Ya, saat ini Rika tengah berada ditempat aborsi illegal. Ia berencana menggugurkan kandungannya demi bisa kembali melanjutkan kehidupan yang ia mau. Tadi, ketika berada di rumah sakit ia mencari infor

    Last Updated : 2023-07-01
  • Suami Truth or Dare   4. Ngidam

    Di tempat lainSeorang pria tengah memuntahkan isi perutnya di kamar mandi ruang kantornya. Ia adalah Jevan. Sudah sejak pagi ia muntah-muntah. Tubuh Jevan terasa lemas, sedari tadi juga tidak ada makanan yang bisa masuk ke perutnya. Setelah merasa tidak akan muntah lagi, Jevan kembali ke ruangannya. Merebahkan diri di atas sofa ruangan itu. Jevan menghela nafas berat. Energinya sudah terkuras habis. "Gue kenapa sih? YaTuhan."Saat Jevan tengah berusaha memejamkan matanya, suara ketukan pintu terdengar. "Jev, ayo pulang."Dua orang lelaki muncul dibalik pintu itu. Seorang lelaki berusia awal lima puluhan itu mendekat ke arah Jevan yang masih berbaring. "Ayah, Jevan sakit," ucapnya dengan nada manja. Memang ketika sakit, Jevan akan berubah menjadi sosok yang sangat manja, apalagi terhadap ibunya. Sedangkan, lelaki yang usianya terpaut tiga tahun dengan Jevan itu juga ikut mendekat. "Apanya yang sakit?" tanya Tora, ayah Jevan, dengan nada khawatir. Pria paruh baya itu lantas m

    Last Updated : 2023-07-01
  • Suami Truth or Dare   5. Mencari Rika

    Disinilah Jevan berada, di rumah Rika, ia disambut oleh seorang perempuan seusia ibunya. Perempuan itu begitu cantik dan mirip dengan Rika. Jevan yakin dia adalah ibu dari Rika. Ia memperoleh alamat Rika dari teman kos perempuan itu. Setelah ia keluar dari rumah sakit, ayahnya mendesak untuk segera menemui wanita yang pernah di tiduri Jevan. Jevan bahkan sempat dipukuli ayahnya karena perbuatan Jevan yang dinilai tidak bertanggungjawab. "Nyari siapa ya?" tanya wanita itu dengan nada ramah. "Emm, Rika nya ada tante?" Pertanyaan Jevan membuat wajah perempuan itu menjadi sendu. Ia jadi teringat anaknya yang entah berada dimana saat ini. Sudah sebulan lamanya ia tidak bertemu Rika, setelah kejadian di rumah sakit itu. "Rika udah nggak tinggal disini lagi. Kamu siapanya Rika? Ada perlu apa nyariin Rika?" tanya wanita itu. "Siapa, mah?" Heri muncul dari belakang tubuh Jevan. Lelaki itu baru saja pulang dari bertemu klien untuk membahas terkait pembangunan restoran baru yang akan merek

    Last Updated : 2023-07-01
  • Suami Truth or Dare   6. Pengakuan

    "Rika," lirih Jevan. Jevan segera berlari mengejar wanita yang mirip Rika itu. Karena, jarak yang belum terlalu jauh, sehingga memudahkan Jevan untuk segera sampai di dekat wanita itu. Jevan berhenti beberapa langkah dari lelaki yang mendorong kursi roda Rika. Lalu, leleki itu mencoba mengatur nafasnya terengah-engah."Rika?" sapa Jevan setelah berada di samping kursi roda Rika. Rika terkejut dengan keberadaan Jevan. "Je-jevan?" Rika tidak menyangka akan bertemu kembali dengan Jevan. Dengan keadaan dirinya yang tengah berbadan dua.Putra, lelaki yang sedari tadi mendorong kursi roda Rika, menghentikan jalannya. "Siapa, dek?" tanya Putra penasaran. Pasalnya ia belum sekalipun pernah bertemu dengan Jevan. Dan Putra mengenal hampir semua teman semasa sekolah Rika. Mungkin teman kuliahnya, batin Putra."Temen kuliah aku, Kak.""Hai, apa kabar, Jev?" Rika menyapa Jevan dengan nada canggung. Rika bingung harus bersikap bagaimana kepada temannya itu. Putra yang menatap gelagat aneh dari ad

    Last Updated : 2023-07-05

Latest chapter

  • Suami Truth or Dare   6. Pengakuan

    "Rika," lirih Jevan. Jevan segera berlari mengejar wanita yang mirip Rika itu. Karena, jarak yang belum terlalu jauh, sehingga memudahkan Jevan untuk segera sampai di dekat wanita itu. Jevan berhenti beberapa langkah dari lelaki yang mendorong kursi roda Rika. Lalu, leleki itu mencoba mengatur nafasnya terengah-engah."Rika?" sapa Jevan setelah berada di samping kursi roda Rika. Rika terkejut dengan keberadaan Jevan. "Je-jevan?" Rika tidak menyangka akan bertemu kembali dengan Jevan. Dengan keadaan dirinya yang tengah berbadan dua.Putra, lelaki yang sedari tadi mendorong kursi roda Rika, menghentikan jalannya. "Siapa, dek?" tanya Putra penasaran. Pasalnya ia belum sekalipun pernah bertemu dengan Jevan. Dan Putra mengenal hampir semua teman semasa sekolah Rika. Mungkin teman kuliahnya, batin Putra."Temen kuliah aku, Kak.""Hai, apa kabar, Jev?" Rika menyapa Jevan dengan nada canggung. Rika bingung harus bersikap bagaimana kepada temannya itu. Putra yang menatap gelagat aneh dari ad

  • Suami Truth or Dare   5. Mencari Rika

    Disinilah Jevan berada, di rumah Rika, ia disambut oleh seorang perempuan seusia ibunya. Perempuan itu begitu cantik dan mirip dengan Rika. Jevan yakin dia adalah ibu dari Rika. Ia memperoleh alamat Rika dari teman kos perempuan itu. Setelah ia keluar dari rumah sakit, ayahnya mendesak untuk segera menemui wanita yang pernah di tiduri Jevan. Jevan bahkan sempat dipukuli ayahnya karena perbuatan Jevan yang dinilai tidak bertanggungjawab. "Nyari siapa ya?" tanya wanita itu dengan nada ramah. "Emm, Rika nya ada tante?" Pertanyaan Jevan membuat wajah perempuan itu menjadi sendu. Ia jadi teringat anaknya yang entah berada dimana saat ini. Sudah sebulan lamanya ia tidak bertemu Rika, setelah kejadian di rumah sakit itu. "Rika udah nggak tinggal disini lagi. Kamu siapanya Rika? Ada perlu apa nyariin Rika?" tanya wanita itu. "Siapa, mah?" Heri muncul dari belakang tubuh Jevan. Lelaki itu baru saja pulang dari bertemu klien untuk membahas terkait pembangunan restoran baru yang akan merek

  • Suami Truth or Dare   4. Ngidam

    Di tempat lainSeorang pria tengah memuntahkan isi perutnya di kamar mandi ruang kantornya. Ia adalah Jevan. Sudah sejak pagi ia muntah-muntah. Tubuh Jevan terasa lemas, sedari tadi juga tidak ada makanan yang bisa masuk ke perutnya. Setelah merasa tidak akan muntah lagi, Jevan kembali ke ruangannya. Merebahkan diri di atas sofa ruangan itu. Jevan menghela nafas berat. Energinya sudah terkuras habis. "Gue kenapa sih? YaTuhan."Saat Jevan tengah berusaha memejamkan matanya, suara ketukan pintu terdengar. "Jev, ayo pulang."Dua orang lelaki muncul dibalik pintu itu. Seorang lelaki berusia awal lima puluhan itu mendekat ke arah Jevan yang masih berbaring. "Ayah, Jevan sakit," ucapnya dengan nada manja. Memang ketika sakit, Jevan akan berubah menjadi sosok yang sangat manja, apalagi terhadap ibunya. Sedangkan, lelaki yang usianya terpaut tiga tahun dengan Jevan itu juga ikut mendekat. "Apanya yang sakit?" tanya Tora, ayah Jevan, dengan nada khawatir. Pria paruh baya itu lantas m

  • Suami Truth or Dare   3. Menggugurkan?

    Disinilah Rika berada. Di sebuah Rumah bercat putih dengan pagar besi yang sudah tua. Rumah yang berada jauh dari pemukiman penduduk. Rika berdiri di depan Rumah itu. Mencoba mencocokkan rumah itu dengan gambar yang ada di smartphone miliknya. Ia menghela nafas beberapa kali. "Huh, baiklah Rika. Semua masalahmu akan terselesaikan disini," ucapnya meyakinkan diri. Jika boleh jujur ia sangat takut dengan efek yang ditimbulkan dari tindakannya saat ini. Ia lantas mengusap perut yang terdapat janin di dalamnya. "Maaf, saya nggak akan bisa merawat kamu. Saya masih ingin melanjutkan mimpi saya tanpa kamu, " kata Rika kepada janin yang ada didalam perutnya. Wanita itu seolah-olah tengah meminta maaf kepada janin yang tumbuh di perutnya. Dengan mantap ia melangkah untuk masuk ke rumah itu. Ya, saat ini Rika tengah berada ditempat aborsi illegal. Ia berencana menggugurkan kandungannya demi bisa kembali melanjutkan kehidupan yang ia mau. Tadi, ketika berada di rumah sakit ia mencari infor

  • Suami Truth or Dare   2. Anak siap itu?

    Waktu begitu cepat berlalu. Sudah dua bulan setelah kejadian malam itu, malam yang membuat Risa kehilangan keperawanannya. Selama dua bulan ini, Rika mencoba menjauh dari teman-temannya. Ia memblokir semua kontak teman semasa kuliahnya. Alasannya, karena ia malu dan takut jika teman-temannya menanyakan kejadian malam itu. Ia akan merasa kebingungan untuk menjelaskan. Pagi ini seperti biasanya, Rika akan ikut ayahnya untuk bekerja di pabrik konfeksi milik ayahnya. Sebetulnya, Rika tidak bekerja seperti karyawan biasa. Melainkan saat ini Rika tengah belajar untuk mengurus pabrik itu. Sebagai anak terakhir, Rika diberikan tanggungjawab oleh ayahnya untuk melanjutkan pabrik itu. "Selamat pagi, ibu," sapa Rika sambil memberikan kecupan hangat pada pipi kiri ibunya yang tengah duduk di kursi meja makan."Ibu sudah menunggu kamu sama ayah kamu dari tadi. Kenapa lama banget, sih. Ini juga kemana ayah kamu? Coba aku panggil ayah kamu di kamar!" ucap Mawar, ibu Rika, dengan nada kesal. Baga

  • Suami Truth or Dare   1. Kesalahan satu malam

    Duk!Seorang wanita meringis kesakitan, akibat keningnya yang terantuk punggung dengan cukup keras.Ditambah lagi efek dari minuman keras yang ia minum semalam, membuat kepalanya semakin pusing.“Aduh!” ucap wanita sambil mengusap keningnya.Rika, wanita itu mencoba mengubah posisi tidurnya untuk berbaring. Namun, ia kembali meringis. Area kewanitaan miliknya terasa sakit dan tidak nyaman.“Kenapa sih gue?” kata Rika.Rika belum menyadari keadaan dirinya saat ini yang tengah berbaring dengan seorang lelaki disampingnya. Bahkan, ia juga tidak sadar bahwa dia tidak mengenakan sehelai benang pun, kecuali selimut yang menutupi tubuh polosnya.Merasa hawa dingin dari air conditioner yang menusuk, Rika kembali membetulkan letak selimut yang sedikit melorot dari tubuhnya. Ketika Rika menarik selimut, matanya menangkap dua bukit kembarnya yang terekspos begitu saja, tanpa adanya bra yang melindungi.Kedua mata Rika seketika melotot. ‘Astaga! Apa yang udah gue lakukan?’ tanyanya dalam hati.[F

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status