Share

21

Penulis: Gleoriud
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-14 09:35:16

"Mas, aku hamil." Suara di seberang telpon itu terdengar menahan tangisnya. Raihan terlonjak dari kursi dengan emosi yang berlebihan, ini yang ditunggunya , tuhan ternyata memang luar biasa.

"Alhamdulilah, Via. Kau baik-baik saja? Anak kita baik-baik saja kan? Ya Tuhan. Aku sangat bahagia mendengar itu semua, aku bahagia mendengar suaramu, aku merindukanmu Via. Halo...Via? Kau masih di sana?" Raihan mengerutkan kening saat tak ada lagi suara Via padahal telpon masih tersambung.

Raihan tak menunggu lama, dia mematikan komputernya dan menyambar kunci mobil di atas ranjang. Perasaanya saat ini tidak enak, dari pagi keinginan untuk menghubungi istrinya itu tak tertahankan. Dan puncaknya malam ini akhirnya dia mengalah dengan dirinya. Ini kabar yang sangat dahsyat baginya.

Raihan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah jalan ibu kota yang tidak pernah sepi. Tidak jarang pengemudi lain kena umpatan disebabkan mengemudikan mobilnya dengan lambat.

Raihan merasa jantungnya berde
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Hihihi ..baby nya kesel sama ayah Reihan jadi muntah deh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Sementara   22

    Raihan terpaku dengan apa yang terjadi saat ini, disertai dengan wajah panik dan malu Via. "Mas, ma ... Maaf, saya sungguh tak sengaja." Via mengangkat tangannya mendekati baju Raihan yang menjadi korban. Alih-alih marah, Raihan malah tersenyum."Mungkin ini teguran bagiku, karena mengabaikan kalian tiga bulan ini." Raihan akhirnya mengangkat bajunya hati-hati, melepas perlahan dan penuh perhitungan. Via hanya membuka dan menutup mulutnya salah tingkah."Tadinya aku tak berniat mandi, tapi sepertinya saat ini mandi menjadi keharusan. Kau juga perlu membersihkan mulutmu, ada sisa...," Raihan menunjuk ujung bibir Via."Eh?" Via menutup mulutnya sendiri. Berhasil, dia berhasil mempermalukan dirinya sendiri saat ini. Alangkah menjijikkan tak menyadari ada sisa muntahan di sudut bibirnya. Dia mengusap dengan tisu mulutnya itu dan membuang tisu ke dalam Tong sampah.Via mulai merasakan dirinya sedikit bertenaga, dia merebut baju kotor milik Raihan yang masih berada di tangan pria itu."Say

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Suami Sementara   23

    Raihan membuktikan ucapannya, pagi ini dia langsung mengunjungi Pondok pesantren Via dan memberikan surat permohonan cuti selama dua bulan. Untungnya, ketua yayasan memaklumi kondisi Via dan malah memberikan ucapan selamat dan dibalas Raihan dengan ucapan terimakasih. Namun, karena Via adalah PNS maka ada administrasi lain yang harus di penuhi dan diberikan kepada dinas pendidikan. Tapi ternyata tidak semulus yang diharapkan. Buktinya banyak prosedur rumit yang harus dijalani terlebih dahulu.Via terlihat enggan saat memasukkan bajunya ke koper besar bewarna coklat miliknya. Tapi, dia menurut dan tak banyak bicara saat Raihan membimbingnya dan membuka pintu mobil."Kau mengantuk?" Raihan melirik ke samping. Via jelas-jelas terlihat terpaksa."Tidak. Tapi saya mau bicara serius dengan, Mas.""Silahkan! Aku mendengarmu." Raihan tersenyum tipis."Ada beberapa hal yang harus saya tegaskan sama Mas. Salah satunya adalah kembalinya saya ke rumah mas bukan berarti saya berniat melanjutkan pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Suami Sementara   24

    Kedatangan Via disambut hangat para asisten rumah tangga, walaupun belum lama saling mengenal, namun nyonya muda itu sangat supel dan rendah hati. Via mengikuti Raihan menaiki tangga menuju kamar mereka dulu, setiba di pintu masuk , Via berjalan mundur dan memandang Raihan penuh tanda tanya."Kamar ini lagi, Mas?""Iya, kamar ini yang terbaik. Kenapa?""Hmmm, bisa saya memiliki kamar sendiri?" Via bertanya tidak enak. Sedangkan Raihan mencerna situasi. Dia memilih mengalah, tidak ada salahnya mundur selangkah untuk mendapatkan beribu langkah selanjutnya."Kamar ini milikmu, kamar ku di Sebelah. Istirahatlah! Kau pasti lelah, jangan lupa! Jaga dirimu. Kalau butuh sesuatu kau bisa memanggil pelayan.""Mas, mau kemana?" Via ingin tahu saat Raihan malah berbalik berniat menuruni tangga."Ada pekerjaan yang harus aku tangani segera.""Oh," Via hanya mengangguk pasrah."Aku pergi.""Hati-hati, Mas."Raihan hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Cukup banyak kemajuan, Via mulai menunjukkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Suami Sementara   25

    Grace mengulurkan tangannya dengan menampilkan senyum ramah. Sementara Via gelagapan menyambut tangan itu walau menyambut tidak enak. Bahkan, tepung menempel di sela jarinya.Raihan berjalan melewati dua orang wanita yang berhadapan dengan tatapan sama-sama menilai. Grace mengamati penampilan Via, gamis lusuh dipadukan dengan jilbab kaos panjang yang warnanya bahkan tidak nyambung dengan gamisnya. Wajah polos kurus tanpa polesan sedikit pun, tapi tetap tak menutupi kecantikan wanita yang lebih pendek di depannya itu. Inikah selera Raihan? Rasanya dia masih unggul jika dibandingkan dengan wanita itu. Tak ada yang istimewa, terlalu polos dan sedikit ... kampungan.Sedangkan Via hanya merasa rendah diri ditatap begitu. Dia berdehem, membasahi kerongkongannya yang terasa kering."Silahkan masuk, Mbak!" Via memberi jalan. Grace masuk dengan anggun, langkahnya seperti diatur, wanita itu tampak terbiasa dengan rumah ini, tanpa canggung dia meraih remote televisi dan menyalakannya serta ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Suami Sementara   26

    Apa yang terjadi? Tidak seperti yang dipikirkan semua orang. Via mengembalikan kesadarannya saat suara azan Isya mengalun cukup keras dari ponselnya. Tapi saat ini, Via tak mendorong Raihan menjauh, dia hanya mematung dengan mata bingung seolah-olah meminta pendapat pada pria di atasnya yang menatapnya dengan sayu.Padahal Raihan sudah bersiap jika dia akan kena tamparan saat dia mendominasi ciuman itu, tapi yang didapatkannya adalah balasan berbeda, gadis lugu itu malah mencoba membalas walau terkesan ragu-ragu. Bukankah itu sebuah ke ajaiban? Ternyata kesabarannya membuahkan hasil."Azan, Mas." Via berbisik, wajah merah padam dan malu. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya setelah itu."Aku tau.""Saya mau sholat." Via bergerak kecil, Raihan terkekeh dan menjauh."Mas ... Hmmmm...nggak sholat?" Via bertanya ragu-ragu. Raihan berfikir sejenak, sholat? Bahkan dia terakhir melakukannya enam bulan yang lalu saat hari raya Idul Fitri. "Tunggu aku di sini! Kita akan berjamaah."Sen

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Suami Sementara   27

    Via tak sanggup menghabiskan pecel ayam yang dipesannya, hanya beberapa suap, seleranya sudah menghilang entah kemana. Sedangkan Raihan hanya duduk menemani Via dengan segelas susu jahe di depannya. "Mas, mbak Grace itu berapa hari di sini?" Via sebenarnya sudah tahu, ini hanya sebagai pembuka pembicaraan."Tiga hari, setelah itu dia kembali ke Thailand untuk pekerjaan.""Oh." Via kehabisan topik. Tapi hatinya ingin tau." Waktu di dekat kolam mas sama mbak Grace membicarakan apa? Saya lihat dia menangis."Raihan menerawang."Masih topik yang sama, dia ingin kembali padaku, dan tak bosan meminta maaf.""Oh, begitu ya? Lalu?""Lalu maksudmu?""Mas sendiri bagaimana? Apa mbak Grace masuk sebagai kriteria mas?""Dia wanita yang baik.""Terus?" Via tak puas dengan jawaban itu. Hatinya mulai tak enak."Mungkin kami cukup hanya menjadi sahabat.""Oh, syukurlah." Via melepaskan nafas lega."Oh ya, tadi orang dinas meneleponku, sepertinya permohonan mengajukan cuti panjang ditolak.""Saya sud

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Suami Sementara   28

    Raihan mendekati Via dengan hati yang membuncah bahagia. Ternyata taktiknya selama ini berhasil, wanita keras kepala itu tidak bisa dipaksa atau ditekan. Dia hanya perlu didengar dan dituruti. Memaksa hanya akan membuatnya berontak dan melawan.Termasuk, membiarkan wanita itu berbuat sesuka hatinya. Tidur seranjang? Mimpi.Via menata bantalnya di karpet tebal yang berada di atas lantai kamar besar milik Raihan. Tampaknya walau mulai jinak, bukan berarti Via akan menyerahkan diri secara sukarela. Dia tetap mempertahankan kesadarannya bahkan sampai titik akhir. Kalau begitu apa boleh buat. Raihan hanya perlu bersabar sedikit lagi."Jadi, tidur di bawah?" Raihan tak bisa menahan protesnya.Via memandang Raihan yang menunjukkan wajah penuh harap."Iya, mas pikir saya tidur bareng mas? Aduuh! Nggak mas. Saya ke sini supaya si Grace itu tak kegenitan lagi. Mas tau nggak? Dia sampai mendatangi saya, curhat masalah masa lalu kalian. Apa pentingnya buat saya." Via mulai merebahkan diri tanpa m

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14
  • Suami Sementara   29

    Via menuntun Raihan melafaskan doa sebelum berjima', laki-laki itu mengikuti dengan antusias setiap arahan yang dikatakan oleh sang istri. Dia baru tau, banyak adab dan tata krama melakukannya. Via, bidadari yang sudah jatuh ke pelukannya, rambut hitam tergerai dengan kulit selembut sutra. Dia bagaikan berlian yang berharga dan berkilau selalu tersembunyi.Via tak menolak, dengan keridhaan dia memasrahkan dirinya yang dari awal memang milik suaminya. Detak jantung penuh cinta, nafas berat dan keringat yang tak terhitung tetesnya. Sebagai saksi dua manusia yang menabur pahala yang diberkati seribu malaikat, malam mengantar nyanyian cinta dua manusia yang halal menyatu demi ridha-Nya.--------Via masih enggan beranjak dari rebahannya. Mukena putih masih terpasang di kepalanya, Raihan pun masih mempertahankan baju Koko dan peci hitamnya. Via menyandarkan kepalanya dengan manja pada paha suaminya itu. Memainkan jari besar Raihan yang tak berhenti mengelus pipinya yang merona, lafaz cin

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-14

Bab terbaru

  • Suami Sementara   67. Ending

    Satu bulan kemudianTidak terhitung jam yang telah berlalu, sepanjang satu bulan ini komunikasi Rudolf dan Grace berjalan lancar. Namun satu hal yang belum juga terucap dari mulut pria kaku itu, kata cinta dan kata rindu.Grace bangun memijit kepalanya. Beberapa hari ini dia merasa tidak sehat. Pusing dan mual mendera setiap saat, dia merasa lelah padahal Tidak melakukan apa-apa di rumah maminya.Grace menyeret kakinya ke kamar mandi, memuntahkan cairan dari mulutnya. Sang mami muncul, wanita yang masih cantik itu, sebenarnya sudah menaruh curiga pada kondisi Grace. Sebagai orang tua yang sudah dua kali mengandung, dia yakin anaknya itu sedang hamil muda."Mual lagi?" Mami Grace duduk di atas ranjang, memperhatikan wajah pucat Grace. Beberapa hari ini Grace lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidur."Iya, semakin menjadi." Grace mengikat rambutnya asal. Dia meneguk paksa air putih yang terletak di atas nakas."Sudah berapa lama kamu telat, Grace?"Grace terdiam, dia tidak tau p

  • Suami Sementara   66

    "Aku akan pulang saat kau merindukanku dan menyatakan cinta padaku." Kalimat itu terngiang-ngiang di telinga Rudolf bahkan setelah seminggu berlalu. Apa maksud dari perkataan Grace, dia bukan laki-laki yang berpengalaman dalam merayu wanita, apa lagi sampai berbohong supaya tujuannya tercapai.Rudolf kembali membuka pintu kamar utama yang dihuni Grace selama ini, menghirup sisa aroma Grace yang tertinggal. Baju-baju Grace masih terlipat dalam lemari serta beberapa alat-alat pribadinya seperti charger handphone dan alat kosmetik.Jika dilihat dari barangnya yang tertinggal, sepertinya Grace tak berniat pergi lama, dia hanya membawa baju yang melekat di badannya serta tas kecil. Tapi kenapa wanita itu belum juga pulang?Mengatakan cinta dan mengatakan rindu? Rudolf memang senang dengan keberadaan Grace akhir-akhir ini, jika bersama wanita itu, dia lebih bersemangat, lebih betah di rumah. Padahal dulu, jika mendapatkan cuti, dia begitu bersyukur tak bertemu dengan wanita itu.Sekarang a

  • Suami Sementara   65

    Wanita itu, masih secantik yang dia ingat. Entah sudah beberapa tahun berlalu, yang jelas sudah lama sekali. Apakah Grace mendapat pelukan? Ah, tidak. Wanita di depannya persis seperti dirinya, keras dan tak pandai mengekspresikan kasih sayang."Bagaimana kabarmu?" Mami Grace berkata datar. Tapi mata tajamnya mampu membuat detak jantung Grace berdetak cepat. Rasanya sungguh emosional, bagaimanapun hubungan ibu dan anak takkan terlepas dari kasih sayang."Mami pasti tau, apa yang menimpaku akhir-akhir ini.""Ya, semua media, bahkan di negara ini, memberitakan tentangmu.""Apa mami juga malu?" Bibir Grace bergetar."Kalau aku malu, mungkin kau takkan berada di sini saat ini." Datar, tanpa ekspresi, khas mami Grace."Aku tak seburuk itu.""Mami tau. Kau tak perlu menjelaskan. Yang jelas, itulah alasannya kami melarangmu selama ini, bukan karena kami tak menyayangimu, dunia hiburan penuh intrik, sesaat kau merasa beruntung, tapi setelah itu kau akan merasa merugi selamanya."Grace terdiam

  • Suami Sementara   64

    Setelah kemesraan itu, apakah mereka tidur di kamar yang sama? Tidak, mereka tetap tidur di kamar terpisah. Yang membuat Grace sebal, bagaimana bisa Rudolf kembali menjadi biasa saja setelah berulangkali mereka bermesraan. Laki-laki itu tak ada romantisnya sama sekali. Padahal Grace sudah merendahkan harga dirinya sebagai wanita penggoda. Lama-lama dia bisa menjadi wanita penggoda sungguhan.Saat ini, apa yang dilakukannya? Berdiri seperti orang bodoh dengan dua cup mie instan di depan kamar Rudolf yang tertutup. Ini sama sekali bukan dirinya. Tapi bagaimana lagi, sedetik saja tak melihat mantan pengawalnya itu, membaut Grace disiksa rindu berat."Aku memang sudah tidak waras." Grace menggerutu sendiri, tapi tangan mulusnya mengetok pintu kayu di depannya.Pintu perlahan terbuka, cengiran bodoh Grace disambut dengan wajah datar Rudolf.Tak hilang akal, Grace menyodorkan cup mie instan ke arah laki-laki itu."Aku yakin kau belum makan malam." Tanpa menunggu persetujuan, Grace menerobos

  • Suami Sementara   63

    Grace tak kehilangan akal, sambil menyelam minum air, wanita seperti Grace memiliki kemampuan akting yang luar biasa, antara pura-pura dan sebenarnya sulit untuk dibedakan. Padahal tidak sesakit itu, mungkin kakinya hanya keseleo biasa buktinya tak lagi sakit saat dipijakkan, tapi kapan lagi membuat dia bisa menempel dengan suami kakunya itu. Keseleo saja mendapat hadiah digendong. Grace berusaha menahan tawa dalam hati."Ya ampun, itu sakit sekali." Grace pura-pura meringis, saat jari besar Rudolf menyentuh pergelangan kakinya."Tahan sedikit nona." Rudolf menunjukkan wajah prihatin. Dia pun memijat dengan hati-hati, takut menyakiti kaki jenjang itu."Ini sakit sekali." Grace kembali mengeluarkan akting andalannya. Namun dia kurang teliti, yang dipijat Rudolf kaki sebelah kanan, tapi yang diraba Grace malah kaki sebelah kiri. Hampir saja Grace mengumpat dirinya yang hampir ketahuan."Kaki kiri anda terkilir juga nona?" Rudolf menyentuh pergelangan kaki sebelah kiri Grace. Wajahnya s

  • Suami Sementara   62

    Jika cinta yang menyusup tanpa bicara, dan hasrat yang berkobar tak terduga, dua insan yang terlena dan tak tau bagaimana cara berhenti , hanya bisa pasrah menikmati kenikmatan duniawi yang akan merubah kehidupan mereka untuk ke depannya. Grace yang jatuh cinta, Rudolf yang terlena, lalu apalagi alasan untuk menghentikan kemesraan yang dianjurkan bagi pasangan sah seperti mereka.Grace yang tak pernah menyangka akan mendapatkan perlakukan spesial dari sang suami, bersyukur dalam hati, Rudolf tak berniat berhenti. Mereka mengayuh kemesraan bersama, berlomba dengan detak jantung yang serasa ingin meledak di dada.Untuk ke dua kalinya, mereka menyatu, mengesahkan hubungan suami istri, memberi dan menerima. Tak memikirkan waktu, tak memikirkan status sosial, yang ada hanya suara sensual yang menggema di kamar kecil mereka.*****Grace menggeliat tak nyaman, sinar matahari masuk menyilaukan melewati ventilasi udara yang tak tertutup.Sejenak Grace membangun kesadarannya, kemudian dengan pi

  • Suami Sementara   61

    Grace mengedarkan pandangan pada rumah sederhana itu. Terdapat ruang tamu berukuran enam kali lima meter, dua kamar dengan kamar utama lebih besar ukurannya. Satu ruang makan dan dapur kecil, minimalis sekali. Luas bangunan tak lebih dari seukuran ruang tamu apartemen Grace.Satu yang dituju Grace, kamar utama. Terdapat tempat tidur dari kayu dan kasur kapuk. Sebuah lemari dua pintu dan meja kecil, serta jendela yang langsung menghadap ke persawahan."Aku mau kamar yang ini,"kata Grace sambil menggeret kopernya dan mencoba duduk di ranjang yang akan menjadi miliknya beberapa hari. Agak keras, mungkin karena kasur itu tidak dijemur dan sudah lama tidak dipakai. Namun kondisi rumah masih bisa dikatakan baru, sekitar enam tahunan setelah selesai dibangun.Rudolf tak menolak. Dia hanya mengangguk setuju."Mana kamar mandinya?" Grace mencoba mencari pintu yang menghubungkan ke kamar mandi di kamar itu, tapi tak terlihat sama sekali."Kamar mandi cuma satu, Nona. Dan itu pun berada di dekat

  • Suami Sementara   60

    Wanita itu menatap nanar ke luar jendela apartemennya. Di bawah sana, segerombolan wartawan tampak bertahan berdiri menunggu sang narasumber untuk memberikan keterangan dan klarifikasi.Sudah tiga hari berturut-turut, dimulai dari pagi-pagi sekali, bahkan ini sudah jam lima sore, para pemburu berita bertahan di depan Apartemennya.Selama tiga hari itu juga Grace tak keluar rumah, Grace tak keluar dari kamarnya. Hari ini saja, dia bahkan tidak mandi dan tidak makan.Otaknya terasa melambat dan berhenti bekerja. Dia sendiri tak tau mana yang harus dipikirkan terlebih dahulu. Semua ini, terlalu mengejutkan, pamor yang diraih susah payah selama ini, hancur dalam sekejap mata.Grace mematikan handphonenya yang meraung tak henti-henti sejak tadi pagi. Sempat dia menyalakan televisi, namun dia semakin pusing, setiap acara televisi memberitakan tentang dirinya. Malah kebanyakan ada ditambah-tambahi, atau menyerempet pada hal-hal lain yang tak ada hubungannya dengan video itu.Dunia hiburan me

  • Suami Sementara   59

    Apa yang menyebalkan bagi Grace? setelah dia tidak tidur semalaman memikirkan kemesraan berujung hubungan suami istri bersama Rudolf yang gagal kemaren pagi, dan pagi ini dia malah mendapati laki-laki itu berwajah tenang seperti tak pernah terjadi apa-apa pada mereka. Laki-laki itu menatapnya sekilas, kemudian kembali menekuni koran di hadapannya. Harapan Grace setidaknya dia merasa sedikit terpengaruh padanya, tapi mungkin itu hanya tinggal harapan yang takkan terkabulkan.Grace mengikat rambutnya asal, membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Lalu duduk di depan laki laki itu. Dua puluh empat jam mereka tak bertemu, sepanjang hari kemaren Grace menghabiskan waktu di tempat tidur karena nyeri haid yang melanda. Mereka baru bertemu kembali pagi ini, setelah Grace tak mampu meredam rindunya.Rudolf tampak tak terganggu sedikitpun, dia tengah seperti biasa, datar dan dingin. Grace merasa, laki- laki itu beribu kali lebih tampan pagi ini, rambut rapi yang ditata dengan gel, kemeja y

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status