Anggun tak menyangka kalau pintu kamar Sean tidak terkunci sama sekali. Lantas secara perlahan, dengan masih sangat gugup, dia pun mendorong daun pintu itu untuk semakin terbuka. Membuatnya dapat melihat isi ruangan itu untuk pertama kalinya.“Waah….”Anggun tak bisa menahan dirinya untuk tidak takjub. Selama ini dia pikir kamar yang telat ditempatinya selama tiuga minggu itu sudah sangat besar, namun ternyata kamar Sean jauh lebih besar lagi. Segala hal terlihat lebih lengkap di sana, di mana bahkan Anggun dapat melihat sebuah ruangan khusus untuk menyimpan pakaian di dalamnya. Belum lagi ruang utama yang lebih besar dengan tempat tidur hingga rangkaian sofa yang jauh lebih mewah.“Dia bahkan bisa memiliiki rumah sendiri hanya di dalam kamarnya ini. Lihat, bahkan ada kulkasnya segala. Bagaimana mungkin seseprang bisa begitu kaya seperti ini?”Sempat Anggun terlena dengan apa yang dia lihat, namun kemudian dengan cepat dia pun tersadar. Dengan cepat ditepisnya pemikiran tersebut.“Ast
Entah karena kamar ini terlalu luas atau memang dari awal apa yang tengah dia cari tidak ada di sana, namun setelah berkeliling selama beberapa saat di kamar milik Sean itu Anggun tetap saja tak menemukan apapun. Hanya barang-barang yang sama sekali tak ada hbungannyalah yang terlihat.‘Mungkinkah karena dia terlalu sedih dengan apa yang terjadi? Sehingga itu sebabnya hampir tidak ada barang-barang yang menjurus pada mendiang Mbak Tiara ataupun pernikahan mereka di di kamarnya ini?’Tapi, walaupun begitu Anggun masih belum menyerah. Sebisanya dia masih mencoba untuk tetap mencari ke mana-mana. Dia bahkan juga berusaha untuk membuka pintu lemari hingga laci yang ada. Namun, tetap saja nihil.‘Apa mungkin ada di ruang kerjanya ya?’Mata Anggun lantas tertuju lagi pada pigura pernikahan Sean dan Tiara yang juga digantung di kamar itu. Sempat dia melihat wajah cantik wanita yang sangat berjasa di hidupnya itu, sebelum berjalan lebih maju untuk memeriksa foto dengan lebih seksama. Bisa saj
Anggun langsung ke luar dari kamar setelah mendapat perintah dari Sean. Dia tampak masih saja gugup dan was-was tentang apa yang membuat pria itu memerintahkannya begini, mengingat sebelumnya tidak pernah sama sekali. Dia khawatir kalau ternyata memang perbuatannya tadi telah ketahuan. Hingga tak lama setelahnya, terdengar pintu kamar pria itu terbuka. Anggun menghirup napas lebih gugup lagi saat mendengar langkah Sean mendekat. Walau kemudian hal itu sedikit buyar saat melihat sosok itu lagi dengan secara langsung. Sebab, dia tak menduga sama sekali Sean akan ke luar dengan bertelanjang dada dan handuk putih yang melilit pinggangnya. ‘A-Apa lagi… yang orang ini rencanakan?’ “Open it.” Sean kembali berbisik pada jam tangannya, lalu kembali atap kolam berenang yang terbuat dari kaca itupun mulai bergeser untuk terbuka. Membiarkan matahari secara langsung menyinari Anggun, seakan dia memang berada di alam bebas ketika nyatanya ini tetaplah penjara untuknya. “Aku baru ingat kalau aku
“Wah, luar biasa. Dari luar gedung ini memang terlihat sudah sangat berkelas, ternyata bagian dalamnya lebih keren lagi. Di sini benar-benar nyaman dan terasa begitu luxury.”“Benar. Dari dulu aku juga selalu penasaran dengan bentuk di dalam Vine Jade Resident ini karena salah satu kenalan kita yang memilikinya, tapi baru sekarang kesampaian untuk melihat secara langsung begini. Dan… aku sangat terkesan. Ternyata Sean Agrawarsena memang telah tumbuh menjadi pria yang sangat sukses padahal umurnya masih terbilang begitu muda – dia bahkan lebih muda dari kita semua.”“Hm… gila ya anak itu? Padahal aslinya dia juga udah dari kalangan keluarga kaya yang bisa hidup enak dengan menunggu warisan keluarganya saja, namun dia malah membuat gebrakan yang lebih hebat lagi seperti ini. Bahkan kudengar… bukankah dia tengah berencana untuk membangun gedung apartemennya yang kedua? Wah, gila. Kurasa tak akan ada yang bisa melampaui pencapaiannya itu.”“Ya. Aku akui aku iri padanya.”Clara hanya senya
Saat Sean bilang ingin mengajarinya berenang, Anggun pikir pria itu hanya tengah bicara omong kosong belaka. Malah, dia awalnya curiga kalau itu hanyalah cara yang sengaja dibuat-buat oleh pria itu untuk dapat mengambil kesempatan lagi terhadap dirinya. Terlebih setelah Anggun disuruh untuk melucuti gaun di tubuhnya. Namun, siapa menyangka kalau ternyata memang itulah yang akan dilakukan oleh Sean selanjutnya. Sebab dari tadi alih-alih meraba-raba dirinya seperti biasanya, pria itu malah asyik membicarakan soal kiat-kiat untuk berenang. Sean bahkan mengeluarkan sebuah pelampung berbentuk ban untuk Anggun gunakan, sehingga dia bisa terbiasa dengan air kolam itu. Sering juga ia mengingatkan soal posisi badan hingga melatih Anggun untuk mengayuh. ‘Tapi kenapa dia menyuruhku mempelajari semua ini ya? Apalagi tadi dia juga menyuruhku untuk membeli apa namanya? Bikini? Untuk apa ya dia memintaku?’ Sayangnya Anggun hanya dapat memendam segala pertanyaan itu di dalam hatinya saja. Sebab ta
Klek!Clara terkejut begitu mendengar pintu baja di depannya tiba-tiba terbuka. Sebab hal itu sama sekali tak dia duga. Dia pikir Sean tidak akan pernah menerima kedatangannya, sehingga itu sebabnya bahkan dia tak memberanikan diri untuk menekan bel pintu tersebut.Tapi telinganya tak mungkin salah, bukan? Nyatanya pintu yang awalnya tertutup rapat itu kini juga tampak meregang. Seakan hendak mengucapkan kata ‘selamat datang’ kepada dirinya.‘Sudah kuduga. Sean pasti tak pernah benar-benar serius untuk membenciku. Tentu saja karena sebenarnya dia masih sangat tergila-gila akan cinta pertamanya ini.’Clara langsung tersenyum lebar. Hatinya seperti telah berada di atas awan. lebar seakan dia telah berada di atas awan.‘Tapi kenapa ya? Apa maksudnya melakukan ini? Jangan bilang kalau dia mengundangku masuk sehinggakami dapat berduaan di dalam sana, melewati akhir pekan yang mesra di griya tawang mewah miliknya ini.’Clara kini tampak mulai mengulurkan tangannya. Secara perlahan mulai men
Saat mendengar suara yang berasal dari arah pintu masuk, Anggun pun menghentikan ucapannya pada Bi NMuruil. Suara yang sama, yaitu suara enam digit pada kunci pintu yang ditekan dengan berurutan. Yang tak lama kemudian disambut dengan nada deringan pertanda pintu pun berhasil terbuka.Tentu saja Bi Nurul awalnya tidak menyadari hal tersebut sama sekali karena keterbatasan fungsi pendengaran yang beliau miliki. Namun, tak lama kemudian wanita paruh baya itupun bangkit guna menyambut empat orang yang kini memasuki tempat itu.Ini adalah hal yang selalu terjadi di setiap hari senin. Empat orang bawahan Sean itu datang untuk membawakan bahan pokok makanan serta kebutuhan rumahan yang lainnya. Orang-orang itu selalu datang dipimpin oleh seorang pria yang Anggun perkirakan berusia di sekitar umur Sean. Lalu sisanya adalah tiga orang yang menjinjing beraneka kantong belanjaan.“Aau… aaa… uu.”Bi Nurul tampak langsung bersemangat berdiri, lalu mengikuti mereka semua ke arah dapur untuk mulai
Ting!Suara dentingan lift yang terbuka itu menimbulkan kegugupan baru bagi Clara. Namun, perempuan itu masih dengan mantap melangkahkan kakinya ke luar dari dalam sana. Tak lupa masih dengan membawa parsel buah serta sebuket bunga mawar putih di tangannya.Gadis itu pun berjalan menyusuri deretan kamar-kamar VIP dan VVIP yang ada di lantai itu. Menguasai koridor kosong itu seorang diri, mengigat tempat ini selalu terlihat sepi dan sangat tenang. Sangat berbeda dengan lantai-lantai atas bagian lainnya di rumah sakit paling besar di ibu kota ini.Hingga, setelah beberapa saat akhirnya langkah Clara pun terhenti tepat di depan sebuah ruangan dengan tulisan VVIP no. 3. Clara tak lantas masuk. Sekali lagi gadis itu menghirup napas panjang, sebelum kemudian sedikit mendogakkan kepalanya melalui jendela kaca di bagian atas daun pintu. Dia ingin memastikan dulu siapa saja subjek-subjek yang berada di dalamnya, serta melihat apa yang tengah mereka lakukan.’Ternyata memang masih dirawat di si