Beranda / CEO / Suami Sang Pendonor / Kebetulan Yang Beruntung

Share

Kebetulan Yang Beruntung

Penulis: kupukupuku
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-12 16:07:16

Entah karena kamar ini terlalu luas atau memang dari awal apa yang tengah dia cari tidak ada di sana, namun setelah berkeliling selama beberapa saat di kamar milik Sean itu Anggun tetap saja tak menemukan apapun. Hanya barang-barang yang sama sekali tak ada hbungannyalah yang terlihat.

‘Mungkinkah karena dia terlalu sedih dengan apa yang terjadi? Sehingga itu sebabnya hampir tidak ada barang-barang yang menjurus pada mendiang Mbak Tiara ataupun pernikahan mereka di di kamarnya ini?’

Tapi, walaupun begitu Anggun masih belum menyerah. Sebisanya dia masih mencoba untuk tetap mencari ke mana-mana. Dia bahkan juga berusaha untuk membuka pintu lemari hingga laci yang ada. Namun, tetap saja nihil.

‘Apa mungkin ada di ruang kerjanya ya?’

Mata Anggun lantas tertuju lagi pada pigura pernikahan Sean dan Tiara yang juga digantung di kamar itu. Sempat dia melihat wajah cantik wanita yang sangat berjasa di hidupnya itu, sebelum berjalan lebih maju untuk memeriksa foto dengan lebih seksama. Bisa saj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Sang Pendonor   Belajar Berenang

    Anggun langsung ke luar dari kamar setelah mendapat perintah dari Sean. Dia tampak masih saja gugup dan was-was tentang apa yang membuat pria itu memerintahkannya begini, mengingat sebelumnya tidak pernah sama sekali. Dia khawatir kalau ternyata memang perbuatannya tadi telah ketahuan. Hingga tak lama setelahnya, terdengar pintu kamar pria itu terbuka. Anggun menghirup napas lebih gugup lagi saat mendengar langkah Sean mendekat. Walau kemudian hal itu sedikit buyar saat melihat sosok itu lagi dengan secara langsung. Sebab, dia tak menduga sama sekali Sean akan ke luar dengan bertelanjang dada dan handuk putih yang melilit pinggangnya. ‘A-Apa lagi… yang orang ini rencanakan?’ “Open it.” Sean kembali berbisik pada jam tangannya, lalu kembali atap kolam berenang yang terbuat dari kaca itupun mulai bergeser untuk terbuka. Membiarkan matahari secara langsung menyinari Anggun, seakan dia memang berada di alam bebas ketika nyatanya ini tetaplah penjara untuknya. “Aku baru ingat kalau aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • Suami Sang Pendonor   Clara dan Bualannya

    “Wah, luar biasa. Dari luar gedung ini memang terlihat sudah sangat berkelas, ternyata bagian dalamnya lebih keren lagi. Di sini benar-benar nyaman dan terasa begitu luxury.”“Benar. Dari dulu aku juga selalu penasaran dengan bentuk di dalam Vine Jade Resident ini karena salah satu kenalan kita yang memilikinya, tapi baru sekarang kesampaian untuk melihat secara langsung begini. Dan… aku sangat terkesan. Ternyata Sean Agrawarsena memang telah tumbuh menjadi pria yang sangat sukses padahal umurnya masih terbilang begitu muda – dia bahkan lebih muda dari kita semua.”“Hm… gila ya anak itu? Padahal aslinya dia juga udah dari kalangan keluarga kaya yang bisa hidup enak dengan menunggu warisan keluarganya saja, namun dia malah membuat gebrakan yang lebih hebat lagi seperti ini. Bahkan kudengar… bukankah dia tengah berencana untuk membangun gedung apartemennya yang kedua? Wah, gila. Kurasa tak akan ada yang bisa melampaui pencapaiannya itu.”“Ya. Aku akui aku iri padanya.”Clara hanya senya

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-14
  • Suami Sang Pendonor   Di Bawah Langit Biru

    Saat Sean bilang ingin mengajarinya berenang, Anggun pikir pria itu hanya tengah bicara omong kosong belaka. Malah, dia awalnya curiga kalau itu hanyalah cara yang sengaja dibuat-buat oleh pria itu untuk dapat mengambil kesempatan lagi terhadap dirinya. Terlebih setelah Anggun disuruh untuk melucuti gaun di tubuhnya. Namun, siapa menyangka kalau ternyata memang itulah yang akan dilakukan oleh Sean selanjutnya. Sebab dari tadi alih-alih meraba-raba dirinya seperti biasanya, pria itu malah asyik membicarakan soal kiat-kiat untuk berenang. Sean bahkan mengeluarkan sebuah pelampung berbentuk ban untuk Anggun gunakan, sehingga dia bisa terbiasa dengan air kolam itu. Sering juga ia mengingatkan soal posisi badan hingga melatih Anggun untuk mengayuh. ‘Tapi kenapa dia menyuruhku mempelajari semua ini ya? Apalagi tadi dia juga menyuruhku untuk membeli apa namanya? Bikini? Untuk apa ya dia memintaku?’ Sayangnya Anggun hanya dapat memendam segala pertanyaan itu di dalam hatinya saja. Sebab ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-15
  • Suami Sang Pendonor   Tiga Sudut Pandang

    Klek!Clara terkejut begitu mendengar pintu baja di depannya tiba-tiba terbuka. Sebab hal itu sama sekali tak dia duga. Dia pikir Sean tidak akan pernah menerima kedatangannya, sehingga itu sebabnya bahkan dia tak memberanikan diri untuk menekan bel pintu tersebut.Tapi telinganya tak mungkin salah, bukan? Nyatanya pintu yang awalnya tertutup rapat itu kini juga tampak meregang. Seakan hendak mengucapkan kata ‘selamat datang’ kepada dirinya.‘Sudah kuduga. Sean pasti tak pernah benar-benar serius untuk membenciku. Tentu saja karena sebenarnya dia masih sangat tergila-gila akan cinta pertamanya ini.’Clara langsung tersenyum lebar. Hatinya seperti telah berada di atas awan. lebar seakan dia telah berada di atas awan.‘Tapi kenapa ya? Apa maksudnya melakukan ini? Jangan bilang kalau dia mengundangku masuk sehinggakami dapat berduaan di dalam sana, melewati akhir pekan yang mesra di griya tawang mewah miliknya ini.’Clara kini tampak mulai mengulurkan tangannya. Secara perlahan mulai men

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-16
  • Suami Sang Pendonor   Sebuah Titipan

    Saat mendengar suara yang berasal dari arah pintu masuk, Anggun pun menghentikan ucapannya pada Bi NMuruil. Suara yang sama, yaitu suara enam digit pada kunci pintu yang ditekan dengan berurutan. Yang tak lama kemudian disambut dengan nada deringan pertanda pintu pun berhasil terbuka.Tentu saja Bi Nurul awalnya tidak menyadari hal tersebut sama sekali karena keterbatasan fungsi pendengaran yang beliau miliki. Namun, tak lama kemudian wanita paruh baya itupun bangkit guna menyambut empat orang yang kini memasuki tempat itu.Ini adalah hal yang selalu terjadi di setiap hari senin. Empat orang bawahan Sean itu datang untuk membawakan bahan pokok makanan serta kebutuhan rumahan yang lainnya. Orang-orang itu selalu datang dipimpin oleh seorang pria yang Anggun perkirakan berusia di sekitar umur Sean. Lalu sisanya adalah tiga orang yang menjinjing beraneka kantong belanjaan.“Aau… aaa… uu.”Bi Nurul tampak langsung bersemangat berdiri, lalu mengikuti mereka semua ke arah dapur untuk mulai

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Suami Sang Pendonor   Sudut Pandang Sepihak

    Ting!Suara dentingan lift yang terbuka itu menimbulkan kegugupan baru bagi Clara. Namun, perempuan itu masih dengan mantap melangkahkan kakinya ke luar dari dalam sana. Tak lupa masih dengan membawa parsel buah serta sebuket bunga mawar putih di tangannya.Gadis itu pun berjalan menyusuri deretan kamar-kamar VIP dan VVIP yang ada di lantai itu. Menguasai koridor kosong itu seorang diri, mengigat tempat ini selalu terlihat sepi dan sangat tenang. Sangat berbeda dengan lantai-lantai atas bagian lainnya di rumah sakit paling besar di ibu kota ini.Hingga, setelah beberapa saat akhirnya langkah Clara pun terhenti tepat di depan sebuah ruangan dengan tulisan VVIP no. 3. Clara tak lantas masuk. Sekali lagi gadis itu menghirup napas panjang, sebelum kemudian sedikit mendogakkan kepalanya melalui jendela kaca di bagian atas daun pintu. Dia ingin memastikan dulu siapa saja subjek-subjek yang berada di dalamnya, serta melihat apa yang tengah mereka lakukan.’Ternyata memang masih dirawat di si

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Suami Sang Pendonor   Tak Satupun

    Setelah melewati rutinitas harian yang monoton selama beberapa kali, kini akhirnya adalah hari yang sedikit berbeda. Ini adalah hari di mana mereka akan berangkat ke Bali.Sean menyuruhnya bersiap-siap di hari jum’at dini hari. Pria itu menyuruhnya mengenakan pakaian yang serba tertutup, lalu menunggu perintahnya selanjutnya di sofa. Sementra Sean tampak sibuk berbicara dengan ponselnya sejak tadi. Entah apa yang sedang dia urus, namun sepertinya berhubungan dengan rencana kepergian mereka ini.‘Apa ya yang direncanakannya dengan perjalanan ini sebenarnya. Aku masih tak mengerti, kenapa tanpa angin dan tanpa hujan dia mau mengmbil resiko yang mengajakku ke luar di dalam keadaan ini? Apa dia tak takut ulahnya akan ketahuan serta aku melarikan diri?’Anggun masih bertanya begitu sambil mengeratkan topi, syal, dan kacamata hitam yang melengkapi penampilannya. Di mana dia disuruh mengenakan jubah yang panjang membalut blus dan kulot yang menjadi pilihan pakaiannya pada hari ini. Sementara

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-19
  • Suami Sang Pendonor   Tutorial Selfie dan Naik Pesawat

    Dengan ancaman dan peringatan, Sean benar-benar berhasil membuat Anggun tunduk lagi atas perintahnya. Itulah mengapa perempuan itu tampak begitu tenang di sampingnya. Tanpa mengatakan apapun sambil mengamati kesibukan para manusia di sekitarnya dari balik kacamata hitam yang terpasang di wajahnya.‘Hatiku terasa aneh melihat segala kesibukan ini. Setahun yang lalu, saat aku baru-baru dapat melihat… aku juga takjub melihat apa-apa saja yang biasa mereka kerjakan. Namun, sekarang berbeda lagi perasaannya. Mungkin ini dampak karena sudah disekap selama sebulan lamanya di rumahnya itu, serta ditambah ini kali pertama bagiku berada di sebuah bandara.’Sementara Sean sejak tadi kembali sibuk berkoordinasi dengan anak buahnya, seraya tentu saja terus mengecek gadis di sampingnya. Hingga setelah beberapa saat pria itu tampak berhenti dan mengantongi ponselnya. Namun, sebagai gantinya dia malah mengaluarkan ponsel yang lainnya.“Ini—““Astaga, ini kan ponselku!”Belum selesai Sean bersuara, An

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20

Bab terbaru

  • Suami Sang Pendonor   Para Pelaku

    “Hahaha, memang sebenarnya orang-orang rendahan seperti mereka bukanlah tandinganku. Mereka nggak seharusnya menantang keluarga Agrawarsena seperti ini. Sehingga tentu saja, itu sama saja cari penyakit namanya.”Di tengah siaran berita yang menginformasikan tentang kecelakaan maut dan mematikan, sosok Hendro Agrawarsena malah tertawa senang merayakan. Bahkan walau hanya memegang sebotol air mineral karena kondisi kesehatannya yang tak terlalu baik, pria paruh baya itu berlagak seolah-olah sedang berpesta minuman keras.“Sekarang rasakan dampaknya. Lagipula… itu memang pantas kamu dapatkan setelah bagaimana mantan istrinya Sean mau berbaik hati menyerahkan bola matanya. Kini Cinderella dengan dongeng klasik murahannya telah berlalu, sehingga Sean dapat kembali ke kehidupannya yang normal yaitu fokus dengan bisnis-bisnisnya.”Miranda, Mamanya Sean sekaligus informan yang mengatakan soal permasalahan Anggun kepada sang mertua tampak hanya menunduk ngeri. Jauh di lubuk hatinya sebenarnya

  • Suami Sang Pendonor   Kabar Yang Menggegerkan

    Ekspresi wajah Armand tampak langsung berubah begitu dia memeriksa ponselnya. Dengan cepat dia melayangkan pandangan ke arah atasannya yang tengah sibuk memimpin rapat pada hari ini. Diam-diam diliriknya lagi layar ponselnya untuk meyakinkan.[Fikar: Bos, gawat Bos. Kami tengah mengikuti target yang pulang dari rumah sakit hari ini, namun hal yang tak terduga terjadi. Mobil yang ditumpangi target bersama kedua temannya ditabrak oleh sebuah bus dari arah yang nggak terduga. Salah satu penumpang perempuan dinyatakan meninggal di tempat, sementara yang dua lagi langsung dibawa ke rumah sakit.]Armand diam-diam mengirimkan pesan balasan.[Kamu yakin? Jangan bercanda? Lalu siapa yang meninggal? Target atau temannya?]Tak lama kemudian ponselnyaa bergetar lagi.[Fikar: Berikut foto-fotonya, Bos. Tidak mungkin kami bercanda. Mengenai identitas korban tak bisa kami cari tahu, sebab terlalu banyak kerumunan di sini dan mereka langsung dibawa ke rumah sakit. Jadi tidak dapat kami pastikan.]Arm

  • Suami Sang Pendonor   Seperti Bom Waktu

    Hendro sangat berfokus dengan permasalahan cucunya itu belakangan ini, sampai dia sering ditegur oleh dokter pribadinya untuk terus menjaga kesehatan. Namun, anehnya setelah begitu lama pria itu merasa kuat dan gigih begini akan sesuatu setelah penyakitnya menjadi parah sekitar empat tahun yang lalu.Saat ini ia terus berfokus pada Anggun serta niatnya untuk mempidanakan Sean. Selain mencari bukti, dia terus berusaha memelajari strategi gadis itu. Termasuk seperti sekarang dia berusaha mencari tahu tentang orang-orang di sekitar Anggun yang mungkin bisa menjadi ancaman.“Dokter ini terlihat gigih sekali membantu Anggun. Awalnya kukira dia menyukai gadis itu, tapi ternyata tidak. Dia malah menyukai Tiara dan dulu bersahabat sangat baik untuknya. Sehingga itu sebabnya dia memiliki sejenis dendam pribadi pada cucuku.”Hendro bergumam begitu sambil membalik setiap lembar kertas hasil laporan anak buahnya.“Dan Dokter ini… memiliki teman yang merupakan seorang polisi. Belakangan bahkan mer

  • Suami Sang Pendonor   Walau Sesulit Apapun Itu

    “Jadi dia bersikeras untuk menuntut? Benar dugaanku kalau dia akan menjadi masalah untuk kita ke depannya.”Hendro Agarawarsena mendesah setelah mendengar rekaman suara terkait pertemuan Sean dan Anggun tadi siang. Karena pria itu memang kembali menggunakan uang dan kekuasaannya untuk memenuhi keinginannya. Termasuk menyuruh orang untuk diam-diam meletakkan penyadap di ruang inap milik Anggun.“Lalu bagaimana? Apa kamu menemukan sesuatu tentang apa yang terjadi dengan mereka selama dua bulan ke belakang ini? Sesuatu yang katanya bisa memperkarakan Sean?” tanya pria paruh baya itu pada seorang pria yang kini berada di depannya.“Seperti dugaan kita, Tuan. Memang cukup sulit untuk menemukannya karena Tuan Sean dan anak buahnya sangat berhati-hati dalam pergerakannya. Tapi… untungnya memang ada sedikit petunjuk.”Pria itu menyerahkan sebuah kertas foto pada Hendro.“Kami mengetahui kalau wanita itu tidak membuka toko bunganya selama dua bulan lebih, Tuan. Memang tak ada laporan kehilanga

  • Suami Sang Pendonor   Keputusan Anggun

    Saat Sean berkunjung ke rumah sakit, Anggun tengah tertidur akibat pengaruh obat. Pria itu pun diusir dengan dingin oleh Melya dan William seperti biasanya. Hal itu lantas baru mencapai telinga Anggun di malam harinya.“Besok biarkan saja dia masuk. Biarkan aku bertemu dengannya. Sebab ada banyak hal yang ingin kutanyakan padanya,” kata Anggun tak lama setelahnya.“Tapi, Nggun. Kamu masih lemah. Aku juga khawatir dia akan membahayakanmu—““Sudah kubilang kita harus cepat menangkapnya, Mel. Kita tak bisa membuang waktu. Lagipula kalau dia membahayakanku bukannya akan lebih mudah bagi kita untuk menangkapnya?”Anggun sedikit meninggikan suaranya, yang tentu saja mengejutkan Melya. Walaupun kemudian gadis itu tampak menatap sahabatnya itu dengan kurang enak.“M-Maaf, Mel. Aku nggak bermaksud membentak kamu. A-Aku hanya… aku hanya terlalu gugup saja. Maaf ya?” tanya Anggun menyesal.Melya tersenyum maklum sambil menggelengkan kepalanya. “Nggak apa-apa kok. Aku paham. Aku sebenarnya setuju

  • Suami Sang Pendonor   Kabar Dari Anggun

    “A-Anggun terbangun? Sungguh?”Sean yang awalnya lesu kini tampak lebih terjaga saat mendapat kabar itu dari Armand pagi ini. Ditatapnya sang asisten pribadi dengan serius.“Ya, Tuan. Ini adalah informasi valid dari pihak dalam yang bekerja sama dengan kita.” Armand menyahut dengan yakin. Dia lalu mengeluarkan ponselnya. “Mereka bahkan mengirimkan foto untuk kita.”Sean dengan cepat merebut ponsel itu, lalu memeriksanya. Kedua matanya tampak sedikit membesar saat memandang foto sosok Anggun yang memang telah membuka matanya lalu dikelilingi oleh pihak medis dan keluarganya. Kedua matanya tampak telah terbuka.‘B-Benar. Anggun akhirnya tersadar? Anggun berhasil melewati masa komanya.’“Suruh sopir menyiapkan mobil, karena kita akan segera ke sana,” kata Sean sambil menyerahkan lagi ponsel itu ke tangan sang asisten pribadi. Di mana ekspresi Armand tampak ragu-ragu. Dia bahkan tak menyahuti cepat seperti biasanya.“Tapi Tuan, hari ini kan kita ada jadwal untuk bertemu dengan calon inves

  • Suami Sang Pendonor   Waktu Yang Ditunggu

    Dan dampak dari permasalahan itu akhirnya mencapai Hendro Agrawarsena. Sama seperti Sean serta anggota keluarga lainnya yang mengetahui permasalahan ini lebih awal, pria itu jadi tak bisa memejamkan matanya. Perasaan cemas dan was-was menguasai hatinya.‘Ini gawat. Kalau dibiarkan begitu saja, dampaknya akan semakin melebar. Nama besar keluarga kami bisa tercemar lalu bahkan Sean bisa dijebloskan ke dalam penjara. Itu akan sangat beresiko untuk kami semua.’Itulah yang Hendro pikirkan walau sudah selarut ini. Ia tampak sudah berbaring di kasur mewah miliknya dan menatap langit-langit kamarnya itu.‘Jangankan harapan untuk memiliki cucu, kalau sampai ini benar-benar terungkap dan diusut polisi, kebanggaan kami selama ini benar-benar akan ternodai. Hal yang sampai kapanpun tak boleh terjadi.’Sebenarnya bahkan keluarga Sean tak tahu secara menyeluruh. Miranda hanya menjelaskan apa yang didengarnya dari mulut Anggun saat cekcok yang terjadi di depan griya tawang milik Sean. Dia bahkan ta

  • Suami Sang Pendonor   Dampak dan Timbal Balik

    Anggun sadar lebih lama dari yang mereka duga. Selama dua minggu hingga hari ini, gadis itu belum juga membuka matanya.Sementara itu kehidupan terus berjalan. Terutama bagi keluarga Anggun yang kini sibuk memperkarakan kejadian ini. Di mana Clara telah dinyatakan sebagai tersangka satu-satunya dalam kejadian ini.Namun, tentu saja bukan hanya itu saja target mereka. Sebenarnya mereka juga ingin membuktikan soal tuduhan penyekapan terhadap Anggun yang dilakukan oleh Sean melalui kasus ini. Namun, tentu saja itu tak mudah karena Sean dibantu anak buahnya pasti sudah mengantisipasi itu semua. Sehingga untuk sekarang bahkan mereka masih belum bisa menghubungkan kasus pencobaan pembunuhan ini dengan kasus tersebut.“Mungkin pada akhirnya kita harus menunggu Anggun untuk bangun dan membuat keterangan sendiri. Apalagi kalau mungkin dia memiliki bukti yang memperkuat tuduhan itu,” kata William pada Melya saat mereka kembali berunding siang ini. Di mana gadis itu selalu diajak makan bersama k

  • Suami Sang Pendonor   Apa Kabar Anggun?

    Anggun segera dilarikan ke Unit Gawat Darurat di rumah sakit terdekat. Dokter sempat memeriksanya sesaat, namun ekspresinya tampak sangat serius di saat itu.“Kita harus segera melakukan tindakan operasi, Pak. Anda walinya, bukan? Tolong segera urus adminstasi serta perawatan yang lain.”Sean tampak masih kebingungan dan sebenarnya sangat syok dengan kejadian ini. Sehingga dia hanya bisa mengangguk saja.“Selamatkan bayinya ya, Dok.” Miranda yang ikut tiba-tiba menyela. “Kalau terjadi sesuatu dan diharuskan memilih. Selamatkan bayinya saja.”“Ma….” Sean sedikit terlambat protes terhadapnya.“Ini yang terbaik. Kamu dan kakek kamu baru saja berbaikan, tak akan Mama biarkan kamu kehilangan bayimu itu.” Miranda tampak bersikeras. Sebelum kemudian berbisik ke telinga sang putra. “Lagipula semuanya tak akan berjalan mulus setelah semua yang terjadi. Anggun tadi terlihat sangat marah, sehingga dia mungkin akan menuntut dan memejarakan kamu karena ulahnya. Jadi kalau memang tak memungkinkan,

DMCA.com Protection Status