Home / CEO / Suami Sang Pendonor / Kehadiran Orang Baru

Share

Kehadiran Orang Baru

Author: kupukupuku
last update Last Updated: 2023-01-21 16:43:11

Saat terbangun di keesokan harinya, Anggun sudah tinggal sendirian di tempat tidur itu. Pria yang semalam bersamanya sudah tidak lagi di kamar itu. Seakan yang terjadi semalam itu hanya bagian dari mimpinya saja karena sekarang tak ada jejak Sean yang tertinggal sama sekali.

‘Hari sudah lumayan tinggi. Dia mungkin sudah berangkat bekerja tadi pagi-pagi sekali.’

Anggun bergumam di dalam hati setelah melirik jam dinding yang ada di salah satu sudut kamar. Di sana menunjukkan jam setengah sepuluh. Hal itu sesuai dengan keadaan yang terpampang di luar jendela karena sinar matahari tampak sudah cukup terik. Yang pelajarinya selama setahun ini kalau di saat-saat begini biasanya memang semua orang yang memiliki pekerjaan sudah meninggalkan rumah mereka masing-masing untuk menjalankan rutinitas harian mereka.

Termasuk orang itu sepertinya. Sebab walaupun Anggun sendiri tak yakin apa pekerjaan yang ia tekuni namun dilihat dari kekayaannya yang melimpah ini tentu saja sudah bisa ditebak dia mer
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami Sang Pendonor   Setiap Trik Dari Sean

    ‘Wanita yang pernah buta sejak lahir bertemu dengan seorang wanita tuli. Kalau dipikir-pikir ini cukup unik juga menyatukan mereka seperti itu. Gadis itu tampak sangat terkejut dan kebingungan.’Sean bergumam di dalam hati saat menyaksikan pertemuan tak biasa antara Anggun dengan Asisten Rumah Tangga barunya itu. Di mana dari ekspresi Anggun yang terlihat di layar, gadis itu memang tampak seperti culture shock saja dengan hal yang saat ini dihadapinya.Memang tadi pagi ketika Sean bersiap hendak berangkat bekerja, pintu rumahnya itu diketuk dari luar. Yang datang adalah Asisten Rumah Tangga yang dicarikan khusus oleh asisten pribadinya, di mana mulai dari hari ini wanita itu akan sangat membantu dalam hal mengurus pekerjaan rumah di penthouse miliknya yang luas itu. Termasuk juga memperhatikan kebutuhan Anggun yang mungkin masih akan tinggal di sana dengannya hingga waktu yang belum ditentukan.Memang dari awal setelah dirinya semakin mantap dengan rencana jahatnya untuk menculik Angg

    Last Updated : 2023-01-21
  • Suami Sang Pendonor   Ingatan di Kamar Mandi

    Seusai sarapan, Anggun sempat dilanda dilema. Sebenarnya dia langsung ingin mengajak bicara Asisten Rumah Tangga yang baru itu lagi untuk lebih mengenalnya, serta mungkin terus berusaha untuk menemukan cara untuk mendapatkan bantuan agar dapat dibawa ke luar.Namun sepertinya saat ini bukanlah waktu yang tepat. Masalahnya wanita paruh baya itu tampak masih sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan tempat ini. Terlihat dari bagaimana beliau masih sibuk membersihkan seisi rumah yang luas ini, lalu langsung merapikan kembali meja makan saat melihat Anggun telah selesai menyantap sarapan. Lagipula Anggun juga khawatir kalau beliau pun belum sarapan karena mengutamakan dirinya terlebih dahulu. Sehingga akhirnya dia pun menahan niatan itu.Lagipula Anggun sendiri masih dalam keadaan kusut ala baru bangun tidur karena tadi terburu-buru ke luar kamar akibat berpikir untuk mencari pertolongan. Sehingga dia masih perlu membersihkan dirinya dulu, setelah akhirnya menelan kekecewaa

    Last Updated : 2023-01-23
  • Suami Sang Pendonor   Tentang Cinta Pertama

    Hening.Dalam sejenak itulah yang terjadi saat pintu lift itu terbuka, sehingga menampakkan seseorang yang sebelumnya telah berada di depan Sean. Seseorang yang tampak sangat mengejutkannya sehingga membuatnya seperti terpana begitu, seperti sampai tak bisa berkata-kata.“Sean?”Panggilan lembut dari wanita itulah yang terdengar, yang kemudian membuat Sean tersadar. Namun hal selanjutnya yang terjadi adalah ia yang membuang wajahnya dari wanita itu.Tring.Secara kebetulan lift satunya yang berada di sebelah kanan mereka terbuka. Sehingga alih-alih memasuki lift yang masih dihuni oleh perempuan tadi, Sean berbelok menuju lift yang satunya. Membuat Armand yang sejak tadi tak mengatakan apapun namun terlihat paham dengan keadaannya langsung melakukan hal yang sama. Ia dengan setia membuntuti sang atasan.“S-Sean, tunggu.”Namun wanita itu tampak tak menyerah secepat itu. Dia segera keluar dari lift yang ditempatinya tadi, lantas ikut-ikutan masuk ke dalam lift tadi sebelum pintunya kemb

    Last Updated : 2023-01-23
  • Suami Sang Pendonor   Sang Mantan

    Usai berpakaian, Anggun segera berjalan lagi ke luar dari kamarnya. Niatnya tentu saja masih untuk menemui Asisten Rumah Tangga yang baru itu. Anggun ingin mencari tahu lebih lanjut tentang dirinya, serta tentu saja kemungkinan untuk bisa meminta bantuan pada wanita itu untuk membantunya.Saat keluar dari kamar dilihatnya ruang tamu telah sepi. Sama sekali tidak ada lagi suara bising seperti suara mesin vacuum cleaner ataupun kesibukan lainnya lagi di rumah itu, seakan-akan hanya ada dirinya sendiri lagi di penjara kaca itu. Namun kemudian Anggun pun berjalan menuju bagian belakang dari rumah ini sebab dia yakin perempuan paruh baya tadi pastilah ada di sekitar sana.Namun, dapur dan ruang makan juga terlihat sepi. Adapun Anggun sempat dibuat kagum dengan keadaannya yang telah begitu bersih dan rapi. Tampaknya terlepas dari kekurangan beliau sepertinya ART baru itu memang seseorang yang pekerja keras dan pandai terhadap tugas yang dibebankan terhadap dirinya. Sehingga tak heran mengap

    Last Updated : 2023-01-24
  • Suami Sang Pendonor   Senyuman Pertama

    ‘Dia tak juga kapok walau telah kuperingatkan seperti tadi. Bisa-bisanya dia terus mengucapkan omong kosong seperti ini.’Sean hanya menunjukkkan ekspresi yang datar saja saat membaca pesan yang dia dapatkan di ponselnya. Walau itu dikirimkan oleh nomor baru yang tidak dikenal, namun dia dapat segera mengidentifikasi pengirim. Sehingga tak heran dia tampak langsung menghapus pesan-pesan tersebut. Ia bahkan dengan tanpa pikir panjang juga memblokir nomor pengirimnya tadi.Omong-omong Sean tampak kembali berjalan ke luar dari gedung hotel bintang lima tadi. Ia baru saja menyelesaikan sebuah pertemuan penting selama sekitar tiga jam, lalu kini memutuskan untuk melanjutkan agenda kerjanya yang berikutnya.“Apa kita langsung saja kembali ke kantor, Tuan? Atau… apa ada tempat lain yang ingin Anda singgahi sebelum itu?” tanya Armand begitu mereka hampir tiba di mobil yang telah menunggu untuk mereka di halaman depan hotel.“Kita ke tempat di mana gedung apartemen baruku tengah dibangun. Kita

    Last Updated : 2023-01-24
  • Suami Sang Pendonor   Dua Botol Sauvignon blanc

    Walau Sean mencoba untuk mengabaikannya dengan sibuk bekerja, namun sebenarnya pria itu masih sangat terganggu dengan pertemuannya dengan Clara beberapa jam yang lalu. Melihat wajah perempuan itu saja sudah sangat memancing kemarahannya terkait masa lalu. Belum lagi kata-katanya yang masih saja seperti tak merasa salah apapun walau tindakannya dulu sangat merugikan Sean dan Tiara. Karena chat yang dia kirimkan pada mendiang.Namun walau begitu Sean tak mau terlibat lebih jauh dengannya.Bukan karena Clara adalan cinta pertama yang belum dia lupakan, namun karena ia merasa tak perlu lagi berturusan dengan perempuan itu setelah semua yang terjadi. Sean berpikir kalau memutus hubungan sepenuhnya dengan perempuan itu adalah jalan terbaik, sebab dirinya sendiri juga sibuk dengan pekerjaannya untuk meladeni perempuan itu. Toh pada akhirnya perbuatannya itu tidak akan cukup untuk menghapus rasa bersalah dan penyesalanan yang ada di hatinya terkait semua ini.Lalu kalau begitu, kenapa ia mala

    Last Updated : 2023-01-25
  • Suami Sang Pendonor   Terburuk Dari Yang Terburuk

    Setelah menyampaikan perintahnya pada Anggun, Sean pun segera memutus sambungan itu tanpa mendengar sahutan gadis itu. Karena tentu saja, pada akhirnya pendapat perempuan itu sama sekali tak penting. Dia hanyalah seorang ‘pengikut’ yang tanpa kuasa sama sekali di rumah ini. Meninggalkan seluruh beban pikiran yang didapatkannya hari ini, Sean pun segera berjalan ke kamar mandi. Tentu saja setelah melepas seluruh pakaian yang dikenakannya pada hari ini dan menyambar salah satu handuk yang telah disediakan di sebuah rak di kamar mandi. Sekitar lima belas menit kemudian, pria itu tampak kembali keluar dari dalam sana. Ia tampak hanya mengenakan handuk putih tadi yang dilingkarkan di pinggangnya. Sekilas tubuh kekarnya itu tampak lebih menggoda dengan tampilan yang masih cukup basah. Rambutnya yang biasa disisir rapi san klimis pun menyajikan penampilan baru saat dalam keadaan acak-acakan. Namun, alih-alih segera mengenakan pakaian, pria itu tampak mendekati ponselnya lagi yang tadi diti

    Last Updated : 2023-01-26
  • Suami Sang Pendonor   Pertanyaan Omong Kosong

    Anggun lagi-lagi harus memaksakan dirinya untuk menelan makanan-makanan itu. Masakan Bi Nurul sangatlah enak dan bahkan lebih sesuai dengan seleranya dibanding hasil tangan dari koki panggilan yang dipanggil Sean kemarin, namun tetap saja itu bukan alasan yang cukup untuk membuatnya menikmati segala hidangan ini saat duduk berhadapan dengan monster itu.Sementara itu berbanding terbalik dengan dirinya, Sean tampak malah makan dengan sangat lahap. Bahkan tadi ia sempat menambah nasi, seraya mencicipi segala jenis hidangan yang ada di sana. Sehingga Anggun sendiri dapat langsung menilai kalau sang tuan rumah sangatlah menyukai dan menikmati masakan buatan Asisten Rumah Tangganya yang baru itu.Hingga setelah sekitar satu jam lamanya, barulah Sean menyelesaikan santapannya. Menyusul Anggun yang sudah lebih awal meletakkan sendok dan garfu di tangannya.“Masakannya buatannya cukup enak serta beliau juga tampak sangat becus merawat rumah.” Sean tiba-tiba berkata begitu sambil melirik Angg

    Last Updated : 2023-01-28

Latest chapter

  • Suami Sang Pendonor   Para Pelaku

    “Hahaha, memang sebenarnya orang-orang rendahan seperti mereka bukanlah tandinganku. Mereka nggak seharusnya menantang keluarga Agrawarsena seperti ini. Sehingga tentu saja, itu sama saja cari penyakit namanya.”Di tengah siaran berita yang menginformasikan tentang kecelakaan maut dan mematikan, sosok Hendro Agrawarsena malah tertawa senang merayakan. Bahkan walau hanya memegang sebotol air mineral karena kondisi kesehatannya yang tak terlalu baik, pria paruh baya itu berlagak seolah-olah sedang berpesta minuman keras.“Sekarang rasakan dampaknya. Lagipula… itu memang pantas kamu dapatkan setelah bagaimana mantan istrinya Sean mau berbaik hati menyerahkan bola matanya. Kini Cinderella dengan dongeng klasik murahannya telah berlalu, sehingga Sean dapat kembali ke kehidupannya yang normal yaitu fokus dengan bisnis-bisnisnya.”Miranda, Mamanya Sean sekaligus informan yang mengatakan soal permasalahan Anggun kepada sang mertua tampak hanya menunduk ngeri. Jauh di lubuk hatinya sebenarnya

  • Suami Sang Pendonor   Kabar Yang Menggegerkan

    Ekspresi wajah Armand tampak langsung berubah begitu dia memeriksa ponselnya. Dengan cepat dia melayangkan pandangan ke arah atasannya yang tengah sibuk memimpin rapat pada hari ini. Diam-diam diliriknya lagi layar ponselnya untuk meyakinkan.[Fikar: Bos, gawat Bos. Kami tengah mengikuti target yang pulang dari rumah sakit hari ini, namun hal yang tak terduga terjadi. Mobil yang ditumpangi target bersama kedua temannya ditabrak oleh sebuah bus dari arah yang nggak terduga. Salah satu penumpang perempuan dinyatakan meninggal di tempat, sementara yang dua lagi langsung dibawa ke rumah sakit.]Armand diam-diam mengirimkan pesan balasan.[Kamu yakin? Jangan bercanda? Lalu siapa yang meninggal? Target atau temannya?]Tak lama kemudian ponselnyaa bergetar lagi.[Fikar: Berikut foto-fotonya, Bos. Tidak mungkin kami bercanda. Mengenai identitas korban tak bisa kami cari tahu, sebab terlalu banyak kerumunan di sini dan mereka langsung dibawa ke rumah sakit. Jadi tidak dapat kami pastikan.]Arm

  • Suami Sang Pendonor   Seperti Bom Waktu

    Hendro sangat berfokus dengan permasalahan cucunya itu belakangan ini, sampai dia sering ditegur oleh dokter pribadinya untuk terus menjaga kesehatan. Namun, anehnya setelah begitu lama pria itu merasa kuat dan gigih begini akan sesuatu setelah penyakitnya menjadi parah sekitar empat tahun yang lalu.Saat ini ia terus berfokus pada Anggun serta niatnya untuk mempidanakan Sean. Selain mencari bukti, dia terus berusaha memelajari strategi gadis itu. Termasuk seperti sekarang dia berusaha mencari tahu tentang orang-orang di sekitar Anggun yang mungkin bisa menjadi ancaman.“Dokter ini terlihat gigih sekali membantu Anggun. Awalnya kukira dia menyukai gadis itu, tapi ternyata tidak. Dia malah menyukai Tiara dan dulu bersahabat sangat baik untuknya. Sehingga itu sebabnya dia memiliki sejenis dendam pribadi pada cucuku.”Hendro bergumam begitu sambil membalik setiap lembar kertas hasil laporan anak buahnya.“Dan Dokter ini… memiliki teman yang merupakan seorang polisi. Belakangan bahkan mer

  • Suami Sang Pendonor   Walau Sesulit Apapun Itu

    “Jadi dia bersikeras untuk menuntut? Benar dugaanku kalau dia akan menjadi masalah untuk kita ke depannya.”Hendro Agarawarsena mendesah setelah mendengar rekaman suara terkait pertemuan Sean dan Anggun tadi siang. Karena pria itu memang kembali menggunakan uang dan kekuasaannya untuk memenuhi keinginannya. Termasuk menyuruh orang untuk diam-diam meletakkan penyadap di ruang inap milik Anggun.“Lalu bagaimana? Apa kamu menemukan sesuatu tentang apa yang terjadi dengan mereka selama dua bulan ke belakang ini? Sesuatu yang katanya bisa memperkarakan Sean?” tanya pria paruh baya itu pada seorang pria yang kini berada di depannya.“Seperti dugaan kita, Tuan. Memang cukup sulit untuk menemukannya karena Tuan Sean dan anak buahnya sangat berhati-hati dalam pergerakannya. Tapi… untungnya memang ada sedikit petunjuk.”Pria itu menyerahkan sebuah kertas foto pada Hendro.“Kami mengetahui kalau wanita itu tidak membuka toko bunganya selama dua bulan lebih, Tuan. Memang tak ada laporan kehilanga

  • Suami Sang Pendonor   Keputusan Anggun

    Saat Sean berkunjung ke rumah sakit, Anggun tengah tertidur akibat pengaruh obat. Pria itu pun diusir dengan dingin oleh Melya dan William seperti biasanya. Hal itu lantas baru mencapai telinga Anggun di malam harinya.“Besok biarkan saja dia masuk. Biarkan aku bertemu dengannya. Sebab ada banyak hal yang ingin kutanyakan padanya,” kata Anggun tak lama setelahnya.“Tapi, Nggun. Kamu masih lemah. Aku juga khawatir dia akan membahayakanmu—““Sudah kubilang kita harus cepat menangkapnya, Mel. Kita tak bisa membuang waktu. Lagipula kalau dia membahayakanku bukannya akan lebih mudah bagi kita untuk menangkapnya?”Anggun sedikit meninggikan suaranya, yang tentu saja mengejutkan Melya. Walaupun kemudian gadis itu tampak menatap sahabatnya itu dengan kurang enak.“M-Maaf, Mel. Aku nggak bermaksud membentak kamu. A-Aku hanya… aku hanya terlalu gugup saja. Maaf ya?” tanya Anggun menyesal.Melya tersenyum maklum sambil menggelengkan kepalanya. “Nggak apa-apa kok. Aku paham. Aku sebenarnya setuju

  • Suami Sang Pendonor   Kabar Dari Anggun

    “A-Anggun terbangun? Sungguh?”Sean yang awalnya lesu kini tampak lebih terjaga saat mendapat kabar itu dari Armand pagi ini. Ditatapnya sang asisten pribadi dengan serius.“Ya, Tuan. Ini adalah informasi valid dari pihak dalam yang bekerja sama dengan kita.” Armand menyahut dengan yakin. Dia lalu mengeluarkan ponselnya. “Mereka bahkan mengirimkan foto untuk kita.”Sean dengan cepat merebut ponsel itu, lalu memeriksanya. Kedua matanya tampak sedikit membesar saat memandang foto sosok Anggun yang memang telah membuka matanya lalu dikelilingi oleh pihak medis dan keluarganya. Kedua matanya tampak telah terbuka.‘B-Benar. Anggun akhirnya tersadar? Anggun berhasil melewati masa komanya.’“Suruh sopir menyiapkan mobil, karena kita akan segera ke sana,” kata Sean sambil menyerahkan lagi ponsel itu ke tangan sang asisten pribadi. Di mana ekspresi Armand tampak ragu-ragu. Dia bahkan tak menyahuti cepat seperti biasanya.“Tapi Tuan, hari ini kan kita ada jadwal untuk bertemu dengan calon inves

  • Suami Sang Pendonor   Waktu Yang Ditunggu

    Dan dampak dari permasalahan itu akhirnya mencapai Hendro Agrawarsena. Sama seperti Sean serta anggota keluarga lainnya yang mengetahui permasalahan ini lebih awal, pria itu jadi tak bisa memejamkan matanya. Perasaan cemas dan was-was menguasai hatinya.‘Ini gawat. Kalau dibiarkan begitu saja, dampaknya akan semakin melebar. Nama besar keluarga kami bisa tercemar lalu bahkan Sean bisa dijebloskan ke dalam penjara. Itu akan sangat beresiko untuk kami semua.’Itulah yang Hendro pikirkan walau sudah selarut ini. Ia tampak sudah berbaring di kasur mewah miliknya dan menatap langit-langit kamarnya itu.‘Jangankan harapan untuk memiliki cucu, kalau sampai ini benar-benar terungkap dan diusut polisi, kebanggaan kami selama ini benar-benar akan ternodai. Hal yang sampai kapanpun tak boleh terjadi.’Sebenarnya bahkan keluarga Sean tak tahu secara menyeluruh. Miranda hanya menjelaskan apa yang didengarnya dari mulut Anggun saat cekcok yang terjadi di depan griya tawang milik Sean. Dia bahkan ta

  • Suami Sang Pendonor   Dampak dan Timbal Balik

    Anggun sadar lebih lama dari yang mereka duga. Selama dua minggu hingga hari ini, gadis itu belum juga membuka matanya.Sementara itu kehidupan terus berjalan. Terutama bagi keluarga Anggun yang kini sibuk memperkarakan kejadian ini. Di mana Clara telah dinyatakan sebagai tersangka satu-satunya dalam kejadian ini.Namun, tentu saja bukan hanya itu saja target mereka. Sebenarnya mereka juga ingin membuktikan soal tuduhan penyekapan terhadap Anggun yang dilakukan oleh Sean melalui kasus ini. Namun, tentu saja itu tak mudah karena Sean dibantu anak buahnya pasti sudah mengantisipasi itu semua. Sehingga untuk sekarang bahkan mereka masih belum bisa menghubungkan kasus pencobaan pembunuhan ini dengan kasus tersebut.“Mungkin pada akhirnya kita harus menunggu Anggun untuk bangun dan membuat keterangan sendiri. Apalagi kalau mungkin dia memiliki bukti yang memperkuat tuduhan itu,” kata William pada Melya saat mereka kembali berunding siang ini. Di mana gadis itu selalu diajak makan bersama k

  • Suami Sang Pendonor   Apa Kabar Anggun?

    Anggun segera dilarikan ke Unit Gawat Darurat di rumah sakit terdekat. Dokter sempat memeriksanya sesaat, namun ekspresinya tampak sangat serius di saat itu.“Kita harus segera melakukan tindakan operasi, Pak. Anda walinya, bukan? Tolong segera urus adminstasi serta perawatan yang lain.”Sean tampak masih kebingungan dan sebenarnya sangat syok dengan kejadian ini. Sehingga dia hanya bisa mengangguk saja.“Selamatkan bayinya ya, Dok.” Miranda yang ikut tiba-tiba menyela. “Kalau terjadi sesuatu dan diharuskan memilih. Selamatkan bayinya saja.”“Ma….” Sean sedikit terlambat protes terhadapnya.“Ini yang terbaik. Kamu dan kakek kamu baru saja berbaikan, tak akan Mama biarkan kamu kehilangan bayimu itu.” Miranda tampak bersikeras. Sebelum kemudian berbisik ke telinga sang putra. “Lagipula semuanya tak akan berjalan mulus setelah semua yang terjadi. Anggun tadi terlihat sangat marah, sehingga dia mungkin akan menuntut dan memejarakan kamu karena ulahnya. Jadi kalau memang tak memungkinkan,

DMCA.com Protection Status