Beranda / CEO / Suami Sang Pendonor / Senyuman Pertama

Share

Senyuman Pertama

‘Dia tak juga kapok walau telah kuperingatkan seperti tadi. Bisa-bisanya dia terus mengucapkan omong kosong seperti ini.’

Sean hanya menunjukkkan ekspresi yang datar saja saat membaca pesan yang dia dapatkan di ponselnya. Walau itu dikirimkan oleh nomor baru yang tidak dikenal, namun dia dapat segera mengidentifikasi pengirim. Sehingga tak heran dia tampak langsung menghapus pesan-pesan tersebut. Ia bahkan dengan tanpa pikir panjang juga memblokir nomor pengirimnya tadi.

Omong-omong Sean tampak kembali berjalan ke luar dari gedung hotel bintang lima tadi. Ia baru saja menyelesaikan sebuah pertemuan penting selama sekitar tiga jam, lalu kini memutuskan untuk melanjutkan agenda kerjanya yang berikutnya.

“Apa kita langsung saja kembali ke kantor, Tuan? Atau… apa ada tempat lain yang ingin Anda singgahi sebelum itu?” tanya Armand begitu mereka hampir tiba di mobil yang telah menunggu untuk mereka di halaman depan hotel.

“Kita ke tempat di mana gedung apartemen baruku tengah dibangun. Kita
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status