Share

4. Kawin Duluan.

Author: Seoravry
last update Last Updated: 2023-12-13 17:47:02

“Ya ampun! Padahal yang mau menikah itu kakak kamu, tapi kok bisa sih keduluan sama kamu?”

Setelah selesai bersih-bersih di rumah lama sang suami, Riri dan Leon pergi ke rumah tantenya. Dan di sinilah mereka, di rumah sepupunya Riri.

Namun baru saja dia dan Leon sampai dan turun dari motor, Riri dan Leon sudah disambut dengan suara-suara tak mengenakkan dari mulut saudara-saudara ibunya.

Inilah yang Riri sebalkan dari keluarga besar ibunya. Semuanya punya mulut biadab yang tidak bisa direm kalau sudah membicarakan orang lain.

'Baru juga sampe udah pada nyinyir aja tuh emak-emak rempong!'

Kesal Riri hanya bisa disuarakan dalam hati. Bisa gawat kalau dia menghujat tante-tantenya langsung di depan. Bukannya takut, Riri hanya tak mau saja hubungan ibunya dengan saudaranya merenggang hanya karna kemarahannya saja.

Pandangan Riri kini beralih pada Leon yang sepertinya juga tak suka pada omongan tantenya.

Sambil menyenggol tangan Leon, Riri berbicara dalam hati, 'Yang sabar, ya. Emang gitu mulutnya, nggak bisa direm kayak kereta api.'

Sebagai jawaban, Leon hanya mengangguk saja. Sepertinya dia paham apa yang sedang dipikirkan istrinya.

“Kalau nggak tahan mau kawin, tinggal bilang aja. Orang-orang itu nikah dulu baru kawin, kamu malah kawin dulu baru nikah.”

Lagi-lagi terdengar suara nyinyiran terdengar.

“Siapa bilang aku kawin duluan?!” bentak Riri yang mencoba menekan amarahnya.

“Ada, tuh yang bilang!”

Seseorang pasti telah menyebarkan rumor, karena waktu itu hanya kedua orang tuanya dan pamannya saja yang datang. Mata riri mengedar dan menatap curiga ke salah satu adik laki-laki ibunya yang gelagatnya terlihat sangat mencurigakan.

“Ternyata dia... Awas saja nanti."

“Nafsu anak jaman sekarang kok mengerikan ya? Bisa-bisanya kawin duluan.” Tatapan aneh muncul di wajah Bude Lut, adik ipar sekaligus istri dari adik pertama ibunya. “Aduh... Mana suami kamu kayak preman lagi.”

Meski kesal mendengar nyinyiran tersrbut, Riri dalam hati membenarkan penialaian Budenya. 'Emang preman.'

“Kamu pasti mau begituan sama dia karna wajahnya ganteng, kan? Ck tapi sayang tampilannya Kayak preman gitu, dan dia kelihatannya...” Bude Lut menjeda omongannya. “...Miskin. Kalau kamu mau, Bude bisa kok kenalin kamu ke anak orang kaya. Ya walaupun wajahnya nggak seganteng itu sih.”

“Kamu itu wanita, seharusnya kamu bisa jaga pandangan, dikasih yang ganteng dikit langsung mau! Lihat itu sepupu kamu, suaminya manajer di perusahaan terkenal. Lah suami kamu, kerjanya apa? Jangan-jangan malakin orang lagi!” Kali ini Bude Indah yang bersuara, dia adalah adik keempat ibunya sekaligus pemilik hajatan ini.

Seolah merasa di atas angin, anak Bude Indah, Naila turut mencibir. Dialah wanita yang akan menikah empat hari lagi. “Iya tuh dek. Kalau cari suami itu yang kaya, kalau masalah tampang itu bisa diurus belakangan.”

Riri menatap tak suka kepada wanita yang saat ini sedang duduk santai dengan masker putih diwajahnya.

“Dih, bilangnya sih gitu, tapi lihatin suami aku kok gitu banget, nggak pernah lihat yang ganteng ya?”

Persis sekali seperti serigala yang ingin memangsa buruannya.

“Mana mau sih, si Naila dikasih orang miskin kayak dia?!” Bude Indah mengelak sambil menunjuk ke arah Leon.

“Lagian, mana mau juga sih suami aku dikasih orang kayak dia?!” balas Riri dengan mengikuti gaya bicara Bude Indah, bahkan tangannya juga menunjuk ke arah sepupunya.

“Kamu--"

Brak!

Belum selesai Naila mengucapkan kata-katanya, Leon sudah terlebih dahulu bertindak, sepertinya dia sudah terusik dengan perdebatan para wanita didepannya.

Leon memukul meja dengan satu tangan, dan alhasil meja tak bersalah itu langsung terbelah menjadi dua. Riri berdecak kagum dengan kekuatan Leon, ternyata otot sangarnya itu bukan hanya pajangan semata.

“Oh maaf, mejanya tadi mengganggu,” ucapnya santai, berbanding terbalik dengan mata para wanita yang menatapnya dengan horor.

Riri hanya bisa mengacungkan jempol tangannya. Tak hanya Riri saja, Ayah, Ibu, dan beberapa adik sepupu Riri juga melakukan hal yang sama.

Setelahnya, laki-laki itu meminta Riri membuatkan kopi. Dan, saat tengah menyeruput kopi buatan sang istri, Leon menatap tajam ke arah Naila.

“Kamu... bukannya yang sering main di bar, ya?”

Naila yang mendapatkan tatapan tajam dari Leon kini sudah setengah takut dan setengah salah tingkah.

Mendengar penuturan suaminya, Riri yang mendengar itu langsung kaget, begitu juga yang lainnya.

"Ah, aku ingat. Itu benar-benar kamu!" Leon berdecak sambil tepuk tangan ketika mengingat Naila pernah 'main' beberapa kali di bar, itu pun dengan beberapa laki-laki yang berbeda.

“A-aku ke sana sama mas Arya kok.” Wajah Naila kini sudah terlihat pucat pasi.

“Sok ngurusin anak orang, padahal anak sendiri aja nggak diurus!" ejek Leon, kali ini menatap sinis pada Bude Indah.

“Senggaknya anakku nggak seburuk kalian!”

Amarah Bude Indah sudah mulai tersulut, sebentar lagi pasti akan meledak.

“Memangnya kamu tahu anakmu di sana ngapain?” sindir Leon yang sedang menerawang jauh kejadian empat hari lalu. “Oh... Aku baru ingat juga soal 'itu' yang sudah pernah dipegang berkali-kali.” lanjutnya sambil menunjuk ke arah Dada Naila. “Apa lagi ya, yang dipegang?”

Leon semakin gencar merecoki Bude Indah dengan segala kenyataan yang ada.

“Kamu!!” Bude Indah sudah tak bisa berkata-kata. Dia lalu menatap anak sulungnya dengan tatapan mematikan.

Namun sayang, sebelum Leon mampu mengucapkan fakta-fakta lainnya, Bu Khana--ibunya Riri bergegas menghentikan aksi menantunya itu. Dia menyuruh Riri membawa Leon pergi berjalan-jalan.

Akhirnya, Riri melihat-lihat sekitar untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan. Pandangannya tertuju pada kakek-kakek yang sedang menjual sate ayam di pinggir jalan.

“Kita makan sate aja ya?” tawarnya, Leon berdehem menandakan kalau dia setuju.

Riri dan Leon menyeberangi jalan raya untuk sampai ke tempat tujuan. Riri langsung memesan dan memakan sate yang dihidangkan di depannya, begitu juga dengan Leon.

"Leon?!... Ini bener kamu?!"

Seorang wanita tiba-tiba muncul entah dari mana.

Riri melirik ke arah wanita yang masih saja memegang bahu suaminya, padahal orang yang dia panggil dan dia ajak bicara tak meresponnya.

Riri tak memperdulikan wanita itu lagi dan memilih untuk melanjutkan makannya. Namun kejadian berikutnya membuat wanita yang baru saja menyandang gelar sebagai istri baru Leon itu mengamuk.

"Nggak lihat itu ada banyak tempat duduk!!!"

Related chapters

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   5. Pengangguran.

    Teriakan Riri yang sangat nyaring membuat orang-orang berhenti sejenak dari aktivitasnya untuk melihat apa yang tengah terjadi.“Apa sih! Nggak jelas.”Sedangkan, wanita yang diteriaki Riri justru masih duduk di atas pangkuan Leon, menatapnya dengan pandangan tak suka.Riri menatap tajam ke arah Leon untuk meminta penjelasan mengenai siapa wanita yang saat ini sedang duduk di pangkuannya.“Teman sekelas waktu SMA.” Respon Leon yang terlihat sangat santai membuat Riri memikirkan satu hal ‘dia sudah terbiasa'. Tak terlihat pergerakan sama sekali dari suaminya, Riri memutuskan untuk meletakkan piring satenya dan menarik wanita itu untuk menjauh dari suaminya. “Minggir!!” Bukannya menyingkir dari pangkuan Leon, wanita itu justru merangkul leher Leon dengan kedua tangannya.Dan lagi-lagi, Leon tak bergerak sedikit pun ketika wanita itu sedang memeluk lehernya.Kesal karna tak dapat mengusir wanita itu, Riri menghentakkan kakinya berkali-kali seperti bocah kecil yang sedang merajuk. “Leon!!” Kemu

    Last Updated : 2023-12-14
  • Suami Premanku Ternyata Sultan   6. Uang Mahar.

    “Itu mahar.” Leon menjawab pertanyaan Riri yang menggebu dengan santai.Mata Riri melotot karna tak terima. Walaupun sudah mendapatkan jawabannya, dia tetap saja kesal dengan hal yang dilakukan orang tua dan suaminya di belakang tanpa sepengetahuannya. “Tetap aja kenapa nggak bilang dulu ke aku? Kalian anggap aku itu apa?!”Leon menatap Riri yang sudah meneteskan air mata dengan tatapan kosong, entah apa yang saat ini ada dipikiran laki-laki berbadan kekar itu.Karena melihat orang-orang di sekelilingnya yang sudah mulai menggosipkannya, Riri melepas baju Leon dan pergi meninggalkan suaminya begitu saja.Leon tak banyak bicara dan hanya mengikuti Riri dari belakang dengan berbagai pikiran yang sedang berkecamuk diotaknya.'Aku harus tanya sama ibu secepatnya! Bisa-bisanya mereka sembunyiin hal besar seperti ini dari aku!' Riri berhenti lalu menengok ke kanan dan kiri untuk mencari angkutan umum. Namun setelah 10 menit berlalu, tak ada satu pun kendaraan umum yang lewat di depannya.“Kita na

    Last Updated : 2023-12-15
  • Suami Premanku Ternyata Sultan   7. Apartmenen Leon.

    “Ke Apartemenku.”Mata Riri menyipit tak percaya, rumah kecil saja digunakan bersama-sama, masa iya Leon mempunyai sebuah Apartemen? Kalaupun iya, kenapa Leon tak menggunakannya? Itulah yang ada di pikiran Riri saat ini.Ada banyak sekali rasa keraguan yang ada di dalam hatinya. Namun Riri tetap mencoba untuk percaya.Riri mengangguk lalu berjalan ke arah Leon yang sudah duduk manis di atas motornya, kendaraan beroda dua itu melaju kembali ke kota Jakarta untuk pergi ke tempat yang akan disinggahi oleh Riri.Tak terasa satu jam berlalu, montor yang dikendarai mereka kini berbelok ke arah gedung pencakar langit yang ada di salah satu kota metropolitan.Riri memandang tanpa berkedip ketika motor Leon sudah memasuki area basemen yang hanya ada mobil mahal di dalamnya.‘Ini serius? Aku bakal tinggal di sini?’Riri tak bisa mengalihkan pandangannya dari beberapa mobil mahal yang terparkir di sana. Rasa takjub dan kagum tak bisa dia kendalikan lagi, bahkan Riri sampai tak sadar kalau motor

    Last Updated : 2023-12-17
  • Suami Premanku Ternyata Sultan   8. Mantan Teman Sekelas.

    "Pria itu tidak pulang?"Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, tetapi suamibarunya belum juga memperlihatkan batang hidungnya. Walaupun sudah tahu Leontak akan pulang ke apartemen, Riri tetap saja menunggunya dengan harapansetidaknya laki-laki itu bisa menemaninya. Tidurnya sampai tak tenang.Kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru menambah kesulitan tidur yangdialami Riri. Ia yang sulit merasa nyaman di tempat baru, terlebih kali inisendirian ... membuat matanya enggan terpejam. Akhirnya, karena kantuk tak kunjung datang, Riri memutuskan pergi ke balkonuntuk melihat pemandangan kota Jakarta di pagi dini hari. Cahaya dari berbagaigedung membuat pemandangannya menjadi sangat indah, apa lagi dengan banyaknyakendaraan yang berlalu lalang. Sedikit ramai dan bising memang untuk ukuranpemandangan di pagi dini hari. Namun apalah daya, yang saat ini ada di depannyaadalah kota yang mendapatkan julukan sebagai kota metropolitan.“Nggak papa! Aku kan selama ini udah hidup serb

    Last Updated : 2023-12-20
  • Suami Premanku Ternyata Sultan   9. Sindiran.

    Zahra berjalan mendekat ke arah Riri lalu berbisik.“Udahlah, kalau iri bilang aja, lagian yang ngajak pacaran kan Adi, mana bisaditolak. Kamu tahu sendiri kan kalau Adi itu banyak duitnya?!”Dengan perasaan kesal campur kasihan, Riri memegang bahu Zahra lalu membalasbisikan Zahra. “Gws deh. Hati-hati, Adi punya banyak cewek.”Setelah membisikkan itu Riri berjalan melewati Zahra dan Adi untuk pergi keapartemennya.“Dasar nyebelin!!...” teriak Zahra saat melihat Riri sudah berjalan menjauh. “Ohiya!! Besok anniversary aku sama Adi!! Datang ya ke hotel Arjuna!” lanjutnya.Riri hanya bisa menggelengkan kepalanya dan tetap berjalan. Ketika Riri sampaidi depan pintu unit apartemennya, Riri baru saja mengingat kalau dirinya sedangmarah dan ingin pergi ke orang tuanya yang masih berada di rumah budenya.“Sial! Aku lupa lagi.”Di sepanjang lorong berbagai sumpah-serapah keluar dari mulut Riri, entah ituuntuk Leon, Zahra, ataupun pamanya.Di tengah-tengah kekesalan Riri, tiba-tiba saja a

    Last Updated : 2023-12-22
  • Suami Premanku Ternyata Sultan   10. Selingkuhan.

    “Dia ayahnya Adi.” Bisik Riri yang berhasil membuat Zahra berteriak.“Serius kamu?!!” Tanya Zahra tak percaya.Mata Zahra kini tertuju pada Adi yang sudah menatapnya dengan wajah kebingungan. “Kamu nggak lagi ngawur kan?” Bisik Zahra takut-takut.Riri menggeleng karna yakin sekali dengan penglihatannya, matanya memang rabun tapi Riri tidak buta, apa lagi waktu itu Nafi dan Ayah Adi berjalan secara terang-terangan."Kalau kamu nggak percaya, tanya saja langsung sama calon ayah mertua kamu. Di jamin langsung dapat jawaban yang pasti.""Jawaban kapan hancurnya hubungan aku sama Adi maksudnya?! Bisa hilang sumber penghasilan ku."Mata Riri terbelalak tak percaya, walaupun sudah mendapatkan tamparan dulu sepertinya Zahra masih belum sadar juga."Hati-hati, nanti kena karma lagi baru tahu rasa kamu." Kesal Riri yang sudah berdiri dari duduknya. "Aku pergi dulu ya, ada urusan.""Cih urusan dia bilang, emang pengangguran sepertimu punya acara apa? Paling juga rebahan di kasur." Ejek Farikha.S

    Last Updated : 2023-12-24
  • Suami Premanku Ternyata Sultan   11. Penyakit Lama.

    “Riri!!...” Suara teriakan Leon yang menggema terdengar sangat menyeramkan yang membuat nyali Riri menciut seketika.Dengan emosi yang meledak-ledak, Leon yang baru saja kembali ke apartemen langsung menarik Riri dengan kasar saat melihat Riri yang ingin melompat dari gedung apartemennya.“Kamu gila ya?!! Bisa gak sih kalau punya otak itu di pakai!! Kamu kira bakal selamat setelah lompat dari lantai 19?!!”Sepertinya takdir tak menginginkan Riri pergi begitu cepat. Leon memarahi Riri habis-habisan yang membuat Riri tak memiliki niat untuk bunuh diri lagi.“Kalau ada masalah itu bilang baik-baik!! Kamu kira setelah lompat semuanya akan baik-baik saja?!!”“Maaf.” Cicit Riri pelan.“Ayo masuk!!” Bentak Leon dengan suara tingginya, tak lupa Leon juga menarik tangan Riri dengan kasar.“Ya kamu kalau bicara juga pelan-pelan, sakit tau tangan aku.”Leon melepaskan tangan Riri lalu duduk di sofa dengan tatapan menyeramkan. “Cerita!!”Air mata Riri menetes satu demi persatu, ternyata rasa takut

    Last Updated : 2023-12-28
  • Suami Premanku Ternyata Sultan   12. Pekerjaan Leon.

    “Iya aku tahu kok, wajahku ini memang terlalu tampan sampai-sampai bisa buat orang normal jadi stres.” Ucap Leon dengan bangganya.Mulut dan hati Riri ingin sekali menyangkalnya, namun tak bisa karna apa tang di ucapkan Leon benar adanya. Wajahnya yang rupawan memang mampu membuat orang yang awalnya waras menjadi stres, bahkan wajahnya yang garang saja mampu menarik perhatian kaum hawa, apa lagi jika wajah Leon terlihat sangat tenang seperti sekarang.“Udah, awas aja nanti kalau di garuk lagi!” Ancam Leon sambil memukul meja di sampingnya hingga hancur. “Nanti kamu ikut aku.” Lanjutnya.Riri memiringkan kepalanya dengan wajah bertanya-tanya.“Ikut aku kerja!!” Jawab Leon yang mengetahui isi pikiran dan hati Riri.Perasaan yang tak tenang kini menyelimuti hati Riri, pikirannya kini sudah melayang kemana-mana ketika membahas tentang pekerjaan suaminya. “Ayo tidur”Walaupun sedang kebingungan, Riri memutuskan untuk mengikuti ajakan Leon.Riri menatap tak percaya dengan pemandangan di de

    Last Updated : 2023-12-29

Latest chapter

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   125. Tak Tega. (Tamat).

    Kabar menghilangnya Ariza membuat heboh keluarga besar bu Khansa, Riri yang tidak memiliki hubungan baik dengan Ariza terpaksa ikut mencari keberadaan sepupunya itu. “Nak Leon, tolong paman, dia anak perempuan paman satu-satunya, bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu dengannya.” Ujar pak Abdul dengan wajah melasnya. Tentu saja orang yang paling di sasar pertama adalah Leon, koneksi dan anak buah Leon yang tersebar di seluruh Indonesia menjadi modal utama pak Abdul untuk mencari putrinya. Riri yang melihat pamannya seperti itu menjadi tak tega. Walaupun tidak memiliki hubungan yang baik, bagaimana pun Ariza adalah sepupu Riri, sejahat apa pun dia tentu saja Riri harus membantu untuk mencarinya. “Bantu saja mas, aku tidak tega melihatnya.” Bisik Riri tepat di samping telinga Leon. Bagi Leon yang mengetahui niat buruk Ariza kepada Riri sangat sulit untuk melepaskannya, terlebih lagi kejadian beberapa hari yang lalu bisa terulang kembali. “Kita bicarakan nanti di kamar.

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   124. Kekejaman Leon.

    “Lebih baik kamu jauhkan sapu tangan itu sebelum nyawamu melayang!.” Mendengar ada suara yang menghentikannya, tanpa menoleh sedikit pun, wanita itu mengeluarkan sebuah pisau dari tasnya menggunakan salah satu tangannya yang lain. Sebelum berhasil melancarkan aksinya, Leon melempar sepatu yang di pakainya hingga membuat pisau itu terjatuh di lantai. Dua orang bergegas berlari dan menangkap wanita itu, namun naasnya sapu tangan yang di bawa wanita itu terjatuh tepat di atas wajah salah satu anak Leon. Leon berlari menghampiri putranya, untung saja dia tidak apa-apa. Leon melirik sinis kearah wanita itu setelah memastikan kondisi ketiga putranya baik-baik saja. “Aku akan menghancurkan hidup anakmu!!...” Teriak wanita itu dengan di iringi tawanya yang menggelegar. Arga masuk ke dalam kamar Leon sembari membawa sapu tangan yang persis seperti milik wanita itu. “Di sapu tangannya terdapat air keras, kalau menetes di kulit sedikit saja, wajahnya pasti akan rusak.” Wanita itu

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   123. Bayi Istimewa.

    “Mereka semua pergi dengan keinginan mereka sendiri. Tapi kalau kamu mau, aku bisa bawa mereka kembali ke sini.” Riri kembali terdiam, sudah banyak hal yang dia lewatkan setelah berada di Villa selama tiga bulan, dan segalanya kini menjadi rumit. Bagi Riri yang telah lama merasa bosan dan kesepian, dia pasti akan tetap memilih untuk membawa keluarganya kembali pulang ke rumah, namun hati nurani Riti tidak mengizinkannya untuk bersikap egois, karna bagaimana pun semua berhak untuk hidup sesuai dengan keinginannya masing-masing. “Lalu Satria bagaimana?.” Tanya Riri yang melewatkan satu orang. “Dia memilih untuk melanjutkan pendidikan kedokterannya dan meninggalkan jurusan bisnis seperti yang dia inginkan. Sekarang dia berada di Inggris bersama tiga bocah kematian itu, jadi kamu tidak perlu khawatir.” ***** Leon mengeluarkan sebuah bungkus rokok dari sakunya. Sudah sangat lama sekali dia tidak merokok, terakhir kali pun Leon merokok ketika mendapatkan kabar kalau mertuanya terk

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   122. Mengadopsi Aksa.

    Kedua mata Riri perlahan-lahan terbuka, hal yang pertama kali di lihat oleh Riri adalah sebuah langit-langit putih berhiaskan emas yang berkilauan. “Akhirnya kamu sadar juga nak, Ibu khawatir kalau terjadi sesuatu sama kamu, untung saja dokter bilang tidak apa-apa.” ‘Ada apa ini, apa yang sudah terjadi kepadaku?.’ Tanya Riri dalam hati. Riri menoleh kearah Ibunya yang dengan khawatir memegang salah satu tangannya erat-erat. Kepalanya yang terasa sangat sakit membuat Riri kesulitan untuk berpikir. Berbagai pertanyaan mengenai kondisinya berkecamuk di pikiran Riri yang membuat rasa sakit di kepalanya bertambah semakin menjadi-jadi. Riri merintih kesakitan, telinganya juga tiba-tiba berdenging sangat nyaring, tubuh Riri meringkuk ketika kepalanya terserang rasa sakit yang luar biasa. Melihat putrinya yang merintih kesakitan, bu Khansa berteriak memanggil nama Leon. Mendengar teriakan dari Ibu mertuanya, Leon bergegas menghampiri sumber suara. Ketika sudah berada di depan kamar

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   121. Menyelesaikan Semuanya.

    “Malu kamu bilang?! Kalau kamu masih memiliki rasa malu! Ganti rugi atas kematian anakku! Kalian harus membayarnya!.”“Benar! Kamu harus membayar empat triliun kepada kami!. Kalau kamu tidak membayarnya, kami akan menghancurkan rumah ini!.”Tangan Riri mengepal kuat dan akan bersiap untuk menghantam wajah empat orang yang berada di depan matanya. Di saat Karina sedang di kabarkan sakit bahkan sampai sekarat di rumah sakit, bukannya menjenguk mereka malah datang meminta sejumlah uang ganti rugi.“Anak yang mana? Kalau maksud tante itu kak Karina, sampai saat ini dia masih hidup dan masih bisa bernafas!.”“Tapi kak Karina sekarat karna kalian! Kalian sudah menaruh racun ke dalam makanannya!. Kalau kalian tidak suka setidaknya jangan membunuh kak Karina!.”Riri mengelus dadanya sembari mengatur nafas agar tidak terbawa emosi, cerita tentang kekejaman mereka yang di ceritakan oleh Leon melekat jelas di ingatan Riri. Peran saudara dan ibu tiri yang mereka lakukan sangat baik hingga me

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   120. Makanan Beracun.

    Suara ketukan terdengar di pintu kamar pengantin yang akan menghabiskan waktu bersama setelah serangkaian acara yang melelahkan. Suara ketukan itu tak kunjung berhenti sampai salah satu dari kedua orang yang berada di kamar itu membuka pintu. “Kenapa Leon? Apa kamu tidak akan membiarkan aku beristirahat dengan tenang malam ini?.” Leon menatap wajah pamannya lalu mengintip ke dalam kamar. Di sana sudah terdapat sebuah meja dengan berbagai makanan yang di hidangkan. Di salah satu sisi meja sudah ada seorang wanita yang mengenakan sebuah gaun putih yang cantik, jika di lihat dari posisinya wanita itu terlihat akan segera menyantap hidangan di depannya. “Jangan makan apa pun sampai besok siang.” Asrof menatap heran kearah Leon, dan seketika ekspresi wajah Asrof berubah menjadi panik. Asrof menoleh ke belakang dan menatap istrinya yang akan memasukkan sesendok makanan ke dalam mulutnya. Tanpa berpikir lama Asrof langsung berlari dan menepis tangan Karina dengan kasar. Sendok

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   119. Adik Tiri.

    “Asal kamu tahu ya, aku berhasil menggoda suamimu dan membuatnya menerimaku." Bagi orang yang tidak tahu apa-apa pasti akan berpikiran negatif, tapi bagi Riri yang sudah mendengar semua ceritanya dari Leon, itu bukanlah sesuatu hal yang mengejutkan. “Iya, aku sudah mendengar semuanya dari yang bersangkutan kok. Padahal hanya bisa duduk di pangkuan suamiku dengan telanjang tanpa di usir, tapi kamu membanggakannya seolah-olah pernah tidur berdua saja dengan suamiku. Ya setidaknya sekarang aku tahu betapa murahnya dirimu yang bangga karna menjadi bahan tontonan orang lain ketika telanjang.” Mereka berdua meninggalkan tempat pelaminan dengan wajah memerah. Melihat mereka berdua pergi dengan kesal, Riri tersenyum puas walaupun sedikit menyimpan kekesalan karna mereka mengungkit tentang kelakuan busuk suaminya. Riri kembali menatap Karina yang sudah bisa mengangkat kepalanya. “Jangan di pikirkan lagi, kakak lebih baik dari pada mereka kok.” “Tapi apakah yang kamu katakan itu

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   118. Jauh Lebih Baik.

    “Mah, aku tidak mau menikah dengan dia. Aku tidak suka dengan dia mah.”“Diam kamu! Kalau bisa di ganti dengan adikmu, mamah akan dengan suka rela menggantimu!. Seharusnya kamu bersyukur karna ada orang yang mau menikahimu dengan mahar tinggi, apa lagi sampai mengadakan pesta di hotel begini.”Riri memperhatikan anak dan ibu yang berada di depannya, bisik-bisik yang mereka lakukan membuat Riri penasaran tentang apa yang mereka bicarakan sampai serius begitu.Semuanya sudah siap, kedua pengantin telah duduk berdampingan dan siap mengikat diri dengan janji suci pernikahan.Dari awal sampai akhir raut wajah sang pengantin wanita berhasil menyita perhatian Riri. Riri merasa dia pasti terpaksa seperti yang pernah terjadi padanya dulu, tapi Riri merasa kali ini hubungannya sedikit rumit dari yang pernah dulu dirinya alami.“Kenapa merasa seperti melihat diri sendiri ya? Kalau dulu kamu tidak menuruti apa yang Ibu katakan, cerita hidupmu pasti tidak akan seperti ini.”Bu Khansa kembali

  • Suami Premanku Ternyata Sultan   117. De Javu.

    “Lihatkan, akulah pemenangnya, sekarang jangan ganggu istriku lagi.” ‘Dasar menyebalkan!.’ Kesal Dion dalam hati. Kedatangan Leon dan Riri di sambut hangat oleh orang-orang yang ada di dalam rumah, terutama orang-orang yang mengetahui kehamilan Riri. Tentu saja di antara orang-orang yang berbahagia itu ada beberapa orang yang tidak senang dengan kedatangan Leon dan Riri. Salah satunya adalah paman Riri yang sering membuat masalah di mana-mana menggunakan nama Leon sebagai tamengnya. “Leon, di mana bude dan sepupumu? Kenapa mereka tidak datang bersama kalian?.” Tanya paman Abdul yang tidak melihat keberadaan adik, istri, anak, serta keponakannya. “Sepupu? Mana mungkin aku memiliki sepupu, paman kandungku satu-satunya baru menikah, bagaimana bisa aku memiliki sepupu.” Sindiran yang di ucapkan Leon berhasil mengenai tiga orang sekaligus. Pak Abdul, Asrof dan juga Dimas terdiam tak berkutik saat mendapatkan kata-kata menohok dari Leon. Pak Abdul sebisa mungkin mengontrol

DMCA.com Protection Status