Sellandra langsung memeluk sang ibu begitu dia sampai di rumah. Dia menceritakan betapa bahagianya hari ini karena sang nenek bersedia memeluknya di hadapan banyak orang. Agak sedikit berlebihan memang. Namun bagi Sellandra, pelukan itu seribu kali lebih berarti ketimbang keberhasilannya setelah mendapatkan kontrak kerjasama dengan Aeron Group.“Selamat ya, sayang. Ibu turut bahagia mendengarnya,” ucap Nadia terharu. Tangannya tak henti membelai rambut putrinya yang hitam panjang.“Terima kasih banyak, Ibu. Aku bisa mendapatkan dua keberuntungan hari ini adalah berkat doa dan dukungan dari Ibu. Juga karena Ero yang selalu ada sewaktu kubutuhkan. Kalian adalah penyelamat di hidupku,” sahut Sellandra sembari mengurai pelukan.Nadia mengernyitkan keningnya saat Sellandra menyebut nama Ero. Dia agak bingung kenapa nama menantunya bisa disebut dalam kebahagian putrinya ini. Nadia jadi berpikir mungkinkah ada kejadian yang tidak dia ketahui yan
"Wahh … terima kasih banyak, Ibu mertua. Makanannya banyak sekali,” ucap Ero sambil menatap deretan lauk pauk yang tersaji di atas meja. Saat ini Ero tengah berada di dalam kamar Sellandra, dia diminta masuk karena Sellandra ingin mengajaknya makan malam bersama. Sungguh suatu ajakan yang sangat tidak bisa ditolak bukan? Tentu saja. “Nah, sekarang kalian makanlah,” sahut Nadia sembari menatap bergantian ke arah Ero dan Sellandra. “Lho, Ibu tidak ikut makan?” tanya Ero sambil menatap bingung ke arah ibu mertuanya. “Tidak. Tadi Ibu sudah makan lebih dulu bersama anggota keluarga yang lain. Tinggal kau dan Sellandra saja yang belum,” jawab Nadia sambil tersenyum. Terlepas dari status sederhana yang melekat di diri Ero, ternyata menantunya ini termasuk dalam kategori menantu yang pengertian. Pantas saja Sellandra memberikan kesan yang cukup mendalam pada pria ini. Rupanya ini alasannya. “Oh begitu. Ya sudahlah tidak apa-apa. Aku pikir tadi Ibu belum makan, jadi sekalian saja kita maka
"Cheerrss!”Kintan dan Bima bersulang dengan penuh suka cita untuk merayakan kemenangan mereka yang berhasil menghasut Davis, mantan kekasihnya Sellandra. Walaupun Sellandra berhasil menyelamatkan Latief Group dari krisis yang sedang membelit, hal itu bukan berarti akan membuat langkah mereka terhenti di sini saja. Langkah kesatu boleh saja gagal, tapi langkah kedua siapa yang akan tahu. Bisa saja kalau langkah cadangan yang mereka ambil akan mendatangkan keuntungan yang jauh lebih besar. Benar tidak?“Hmm, malam ini kita biarkan saja Sellandra tidur dengan nyenyak setelah berhasil mendapat sokongan dana dari Aeron Group, Kak. Tapi untuk malam yang selanjutnya kitalah yang akan terlelap dengan membawa sejuta keberuntungan hidup. Heh,” ucap Kintan sembari menyesap minuman yang ada di gelasnya. Dia kemudian menoleh, menatap lekat ke arah kakaknya yang tengah meneguk vodka hingga habis tak bersisa. Kintan lalu mengerutkan kening, merasa ada yang tak beres dengan ekpresi yang muncul di wa
"Bibi, nanti tolong pindahkan meja ini ke gudang dulu ya. Minta bantuan penjaga saja karena meja ini kelihatannya cukup berat. Ya?” ucap Sellandra dengan sopan memerintahkan bibi pelayan agar memindahkan meja dari ruang tamu. Setelah itu Sellandra melangkah menuju halaman belakang rumah guna memeriksa persiapan pesta yang akan diadakan nanti malam.Seperti yang diperintahkan oleh sang nenek, Sellandra menjadi orang yang bertanggung jawab penuh akan jamuan malam nanti. Karena tak ingin membuat sang nenek kecewa, Sellandra ikut turun tangan langsung untuk memeriksa persiapannya. Senyum manis nampak menghiasi bibirnya saat bercengkerama denga para pekerja. Tidak di pungkiri, hari ini adalah hari paling bahagia untuk Sellandra. Bukan karena dia telah berhasil menyelamatkan perusahaan ataupun berhasil membuat sekertaris Fang datang ke jamuan ini, tapi kebahagiaan Sellandra berasal dari sikap neneknya yang tiba-tiba berubah menjadi hangat. Sesederhana itu. Akan tetapi ada beberapa orang yan
“Komisaris, apakah perhiasan ini sudah cukup layak untuk saya kirimkan ke kediaman Nona Sellandra?” tanya sekertaris Fang sembari meletakkan kotak perhiasan berisi kalung berlian edisi terbatas ke atas meja. Dia kemudian mundur ke belakang saat Komisaris melangkah keluar dari dalam kamar khusus yang ada di ruangan tersebut.Tatapan matanya yang tajam, rahangnya yang tegas dan juga bibirnya yang sensual, terlalu sempurna bukan? Pria yang di panggil Komisaris itu nampak tersenyum puas melihat bentuk perhiasan yang begitu indah. Kilau dari berlian itu sangat cocok jika dikenakan oleh Sellandra-nya. Ya, Sellandra-nya. Wanita cantik nan cerdas yang sudah cukup lama mengikat hatinya. Sungguh sangat beruntung sekali bukan karena Sellandra adalah satu-satunya wanita yang di inginkan olehnya. Benar begitu teman?“Pilihanmu sangat memuaskan, sekertaris Fang. Sebagai hadiah atas keindahan ini, aku akan memberimu satu kesempatan untuk meminta hadiah apapun dariku. Katakan. Apa yang kau inginkan?”
Malam yang dinanti-nantikan oleh Nyonya Kasturi Latief akhirnya tiba. Tepat pukul enam sore, para tamu undangan terlihat mulai berdatangan ke kediamannya. Dengan senyum semringah Kasturi begitu antusias sekali saat menyambut tamu-tamu tersebut. Di sisi kanan dan kirinya ada Ziko dan Felita yang menemani. Sedangkan Nadia, entah ada di mana. Sambil memperhatikan para tamu yang sedang asik bercengkerama satu sama lain, Kasturi tak henti-hentinya memuji hasil kerja Sellandra yang telah mempersembahkan sebuah jamuan yang begitu apik hingga membuat para tamu terlihat begitu nyaman. Tidak dipungkiri. Sejak kemarin Kasturi memang selalu memuji cucu perempuan yang selama ini sangat di bencinya. Ya mau bagaimana lagi. Berkat Sellandra-lah Latief Group berhasil terselamatkan dari kebangkrutan. Bahkan berkat Sellandra juga keluarga Latief mendapatkan satu kehormatan besar karena salah satu orang kepercayaan Aeron Group bersedia datang ke perjamuan ini. Dan begitu kabar tentang kedatangan sekertar
Semua orang yang datang ke perjamuan di kediaman keluarga Latief tampak menatap penuh kagum ke arah dua orang yang baru saja datang kesana. Entah mengapa aura kedua orang ini memancarkan pesona yang begitu mahal di mana mereka mengenakan pakaian dengan warna senada. Sungguh sangat amat serasi layaknya seorang pangeran dan seorang putri kerajaan.“Selamat malam semuanya. Maaf telah membuat kalian semua menunggu lama. Saya pribadi sebagai seorang wanita perlu menghabiskan waktu yang lumayan lama agar lipstick yang saya pakai tidak berantakan. Bukan begitu para Nyonya sekalian?” seloroh Sellandra saat menyapa para tamu. Dia kemudian tersenyum saat selorohannya di sambut gelak tawa oleh semua orang. Terkecuali keluarga sang paman tentunya.“Hahaha, Nona Sellandra, yang kau katakan sangatlah benar. Aku bahkan harus rela menunggu selama hampir dua jam hanya demi agar istriku bisa tampil cantik di acara ini. Kalian para wanita memang sangat luar biasa. Dan kami para pria hanya bisa pasrah me
Selama berada dalam acara, Davis sama sekali tak melepaskan pandangannya dari memperhatikan Sellandra. Darah di tubuhnya seperti mendidih semua setelah tadi melihat sendiri bagaimana Sellandra begitu berani membela Ero di hadapan para tamu. Sungguh, Davis benar-benar tidak menyangka kalau perkataan Kintan memang benar adanya. Sellandra berselingkuh dengan Ero. Fakta ini semakin memperburuk luka di hati dan perasaan Davis. Hingga membuatnya terpikir untuk melenyapkan mantan kekasihnya itu. Davis terbakar amarah.“Dav, you okay?” tanya Kintan sembari mengelus pelan pundaknya Davis. Bibirnya tampak menyeringai tipis melihat kemarahan dan kebencian yang muncul di wajah pria ini.“Bagaimana mungkin aku akan baik-baik saja setelah melihat ini semua, Kintan. Wanita itu … aku sungguh sangat jijik padanya. Ternyata ucapanmu memang benar kalau mereka telah menjalin hubungan di belakangku. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Sellandra bisa memiliki sikap yang begitu rendah. Dia tak ubahnya j*l