Dengan langkah tergesa-gesa Kasturi berjalan menuju ruang meeting bersama dengan asistennya. Dia baru saja mendapat kabar kalau Sellandra telah kembali dari Aeron Group dan meminta semua orang agar datang berkumpul. “Apa Sellandra berhasil memebawa pulang kontrak kerjasama dari perusahaan besar itu?” tanya Kasturi sebelum masuk kedalam ruangan. Dia merapihkan pakainnya terlebih dahulu sebelum muncul di hadapan semua bawahannya.“Saya tidak tahu, Nyonya. Nona Sellandra hanya mengumumkan agar semua orang segera datang ke ruang meeting secepatnya,”“Haah, ya sudahlah. Semoga saja dia membawa kabar baik untuk perusahaan.”Setelah itu Kasturi meminta asistennya untuk membuka pintu. Dia lalu berjalan dengan penuh percaya diri kemudian duduk di kursi kepemimpinan Latief Group. Sambil berdehem pelan, pandangan Kasturi langsung tertuju pada Sellandra yang entah kenapa terlihat begitu bahagia. Dia bahagia sekali. Apa jangan-jangan anak sialan itu berhasil membawa pulang kabar baik ya? Batin K
“Komisaris, Nona Sellandra mengundang saya untuk datang ke perjamuan yang akan di adakan di kediaman keluarga Latief besok malam. Dan saya telah membalas pesannya dengan mengatakan kalau saya akan datang,” lapor sekertaris Fang pada atasannya yang tengah menikmati segelas anggur sembari berdiri di dekat jendela.Bibir dari pria yang di panggil Komisaris itu tiba-tiba memunculkan sebuah smirk yang terlihat cukup mengerikan setelah mendengar laporan dari sekertaris Fang. Setelah itu dia meneguk habis anggur yang tersisa sebelum akhirnya meminta Kai agar mengisinya kembali. “Kau sudah melakukan yang terbaik, sekertraris Fang. Dari awal aku memang sudah menduga kalau orang-orang yang bekerja di Latief Group tidak akan semudah itu menerima kebaikan yang aku tujukan pada Sellandra. Di sana pasti terjadi pro dan kontra yang mengharuskan Sellandra mengirim pesan seperti itu padamu. Hmmmmm,”“Haruskah saya benar-benar datang ke acara tersebut, Komisaris?”“Kai, bagaimana menurutmu? Haruskah ki
Sepulang dari kantor, Davis memutuskan untuk pergi ke sebuah restoran. Ya, tadi saat Ero pergi dari ruangannya, Kintan menelpon Davis. Gadis licik itu mengajaknya untuk bertemu. Awalnya Davis menolak, dia merasa tidak ada yang perlu di bicarakan karena sebelumnya mereka tak saling kenal. Namun saat Kintan mengatakan kalau dia berniat mengatakan tentang apa yang sebenarnya terjadi antara Ero dan Sellandra, Davis akhirnya setuju untuk bertemu. Karena jujur, sampai saat ini Davis masih bertanya-tanya mengapa Sellandra mampu meninggalkannya setelah bertahun-tahun mereka menjalin kasih. Walaupun Sellandra mengatakan dia terpaksa menikah denga Ero demi untuk mengabulkan keinginan terakhir dari mendiang kakeknya, Davis masih merasa ada yang janggal dengan pengakuan tersebut. Namun karena Davis tak mau membuat Sellandra merasa semakin sedih, dia memutuskan untuk diam menerima kenyataan ini meski hatinya hancur menjadi kepingan kecil yang tak berbentuk. Kira-kira keputusanku salah tidak ya den
Setelah Davis mengetahui kebenaran yang sesungguhnya dari Kintan, dia memilih untuk kembali lagi ke kantor. Alasannya satu, menemui Ero. Tadi sebelum Davis meninggalkan perusahaan dia sempat melihat Ero yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Sungguh, tak pernah Davis menyangka Sellandra akan setega ini mempermainkannya. Berkhianat dan tidur bersama pria lain, benarkah seorang Sellandra yang Davis kenal mampu berbuat serendah ini? Apa alasannya? Bukankah selama ini mereka saling cinta dan mengikrarkan untuk hidup bersama selamanya? Kenapa sekarang Davis harus menerima kesakitan yang bertubi-tubi? Apa salahnya?“Kalau ucapan Kintan adalah benar, berarti kau adalah wanita paling hina yang pernah aku kenal, Sellandra!” geram Davis antara percaya dan tidak percaya.Lima tahun. Lima tahun dia dan Sellandra saling mengenal satu sama lain. Mungkinkah Sellandra tega mengkhianatinya? Davis ingin tidak mempercayai perkataan Kintan, tapi apa yang terjadi sangat sesuai dengan yang dia ceritakan. Pe
Sellandra langsung memeluk sang ibu begitu dia sampai di rumah. Dia menceritakan betapa bahagianya hari ini karena sang nenek bersedia memeluknya di hadapan banyak orang. Agak sedikit berlebihan memang. Namun bagi Sellandra, pelukan itu seribu kali lebih berarti ketimbang keberhasilannya setelah mendapatkan kontrak kerjasama dengan Aeron Group.“Selamat ya, sayang. Ibu turut bahagia mendengarnya,” ucap Nadia terharu. Tangannya tak henti membelai rambut putrinya yang hitam panjang.“Terima kasih banyak, Ibu. Aku bisa mendapatkan dua keberuntungan hari ini adalah berkat doa dan dukungan dari Ibu. Juga karena Ero yang selalu ada sewaktu kubutuhkan. Kalian adalah penyelamat di hidupku,” sahut Sellandra sembari mengurai pelukan.Nadia mengernyitkan keningnya saat Sellandra menyebut nama Ero. Dia agak bingung kenapa nama menantunya bisa disebut dalam kebahagian putrinya ini. Nadia jadi berpikir mungkinkah ada kejadian yang tidak dia ketahui yan
"Wahh … terima kasih banyak, Ibu mertua. Makanannya banyak sekali,” ucap Ero sambil menatap deretan lauk pauk yang tersaji di atas meja. Saat ini Ero tengah berada di dalam kamar Sellandra, dia diminta masuk karena Sellandra ingin mengajaknya makan malam bersama. Sungguh suatu ajakan yang sangat tidak bisa ditolak bukan? Tentu saja. “Nah, sekarang kalian makanlah,” sahut Nadia sembari menatap bergantian ke arah Ero dan Sellandra. “Lho, Ibu tidak ikut makan?” tanya Ero sambil menatap bingung ke arah ibu mertuanya. “Tidak. Tadi Ibu sudah makan lebih dulu bersama anggota keluarga yang lain. Tinggal kau dan Sellandra saja yang belum,” jawab Nadia sambil tersenyum. Terlepas dari status sederhana yang melekat di diri Ero, ternyata menantunya ini termasuk dalam kategori menantu yang pengertian. Pantas saja Sellandra memberikan kesan yang cukup mendalam pada pria ini. Rupanya ini alasannya. “Oh begitu. Ya sudahlah tidak apa-apa. Aku pikir tadi Ibu belum makan, jadi sekalian saja kita maka
"Cheerrss!”Kintan dan Bima bersulang dengan penuh suka cita untuk merayakan kemenangan mereka yang berhasil menghasut Davis, mantan kekasihnya Sellandra. Walaupun Sellandra berhasil menyelamatkan Latief Group dari krisis yang sedang membelit, hal itu bukan berarti akan membuat langkah mereka terhenti di sini saja. Langkah kesatu boleh saja gagal, tapi langkah kedua siapa yang akan tahu. Bisa saja kalau langkah cadangan yang mereka ambil akan mendatangkan keuntungan yang jauh lebih besar. Benar tidak?“Hmm, malam ini kita biarkan saja Sellandra tidur dengan nyenyak setelah berhasil mendapat sokongan dana dari Aeron Group, Kak. Tapi untuk malam yang selanjutnya kitalah yang akan terlelap dengan membawa sejuta keberuntungan hidup. Heh,” ucap Kintan sembari menyesap minuman yang ada di gelasnya. Dia kemudian menoleh, menatap lekat ke arah kakaknya yang tengah meneguk vodka hingga habis tak bersisa. Kintan lalu mengerutkan kening, merasa ada yang tak beres dengan ekpresi yang muncul di wa
"Bibi, nanti tolong pindahkan meja ini ke gudang dulu ya. Minta bantuan penjaga saja karena meja ini kelihatannya cukup berat. Ya?” ucap Sellandra dengan sopan memerintahkan bibi pelayan agar memindahkan meja dari ruang tamu. Setelah itu Sellandra melangkah menuju halaman belakang rumah guna memeriksa persiapan pesta yang akan diadakan nanti malam.Seperti yang diperintahkan oleh sang nenek, Sellandra menjadi orang yang bertanggung jawab penuh akan jamuan malam nanti. Karena tak ingin membuat sang nenek kecewa, Sellandra ikut turun tangan langsung untuk memeriksa persiapannya. Senyum manis nampak menghiasi bibirnya saat bercengkerama denga para pekerja. Tidak di pungkiri, hari ini adalah hari paling bahagia untuk Sellandra. Bukan karena dia telah berhasil menyelamatkan perusahaan ataupun berhasil membuat sekertaris Fang datang ke jamuan ini, tapi kebahagiaan Sellandra berasal dari sikap neneknya yang tiba-tiba berubah menjadi hangat. Sesederhana itu. Akan tetapi ada beberapa orang yan