Sepulang dari kantor, Davis memutuskan untuk pergi ke sebuah restoran. Ya, tadi saat Ero pergi dari ruangannya, Kintan menelpon Davis. Gadis licik itu mengajaknya untuk bertemu. Awalnya Davis menolak, dia merasa tidak ada yang perlu di bicarakan karena sebelumnya mereka tak saling kenal. Namun saat Kintan mengatakan kalau dia berniat mengatakan tentang apa yang sebenarnya terjadi antara Ero dan Sellandra, Davis akhirnya setuju untuk bertemu. Karena jujur, sampai saat ini Davis masih bertanya-tanya mengapa Sellandra mampu meninggalkannya setelah bertahun-tahun mereka menjalin kasih. Walaupun Sellandra mengatakan dia terpaksa menikah denga Ero demi untuk mengabulkan keinginan terakhir dari mendiang kakeknya, Davis masih merasa ada yang janggal dengan pengakuan tersebut. Namun karena Davis tak mau membuat Sellandra merasa semakin sedih, dia memutuskan untuk diam menerima kenyataan ini meski hatinya hancur menjadi kepingan kecil yang tak berbentuk. Kira-kira keputusanku salah tidak ya den
Setelah Davis mengetahui kebenaran yang sesungguhnya dari Kintan, dia memilih untuk kembali lagi ke kantor. Alasannya satu, menemui Ero. Tadi sebelum Davis meninggalkan perusahaan dia sempat melihat Ero yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Sungguh, tak pernah Davis menyangka Sellandra akan setega ini mempermainkannya. Berkhianat dan tidur bersama pria lain, benarkah seorang Sellandra yang Davis kenal mampu berbuat serendah ini? Apa alasannya? Bukankah selama ini mereka saling cinta dan mengikrarkan untuk hidup bersama selamanya? Kenapa sekarang Davis harus menerima kesakitan yang bertubi-tubi? Apa salahnya?“Kalau ucapan Kintan adalah benar, berarti kau adalah wanita paling hina yang pernah aku kenal, Sellandra!” geram Davis antara percaya dan tidak percaya.Lima tahun. Lima tahun dia dan Sellandra saling mengenal satu sama lain. Mungkinkah Sellandra tega mengkhianatinya? Davis ingin tidak mempercayai perkataan Kintan, tapi apa yang terjadi sangat sesuai dengan yang dia ceritakan. Pe
Sellandra langsung memeluk sang ibu begitu dia sampai di rumah. Dia menceritakan betapa bahagianya hari ini karena sang nenek bersedia memeluknya di hadapan banyak orang. Agak sedikit berlebihan memang. Namun bagi Sellandra, pelukan itu seribu kali lebih berarti ketimbang keberhasilannya setelah mendapatkan kontrak kerjasama dengan Aeron Group.“Selamat ya, sayang. Ibu turut bahagia mendengarnya,” ucap Nadia terharu. Tangannya tak henti membelai rambut putrinya yang hitam panjang.“Terima kasih banyak, Ibu. Aku bisa mendapatkan dua keberuntungan hari ini adalah berkat doa dan dukungan dari Ibu. Juga karena Ero yang selalu ada sewaktu kubutuhkan. Kalian adalah penyelamat di hidupku,” sahut Sellandra sembari mengurai pelukan.Nadia mengernyitkan keningnya saat Sellandra menyebut nama Ero. Dia agak bingung kenapa nama menantunya bisa disebut dalam kebahagian putrinya ini. Nadia jadi berpikir mungkinkah ada kejadian yang tidak dia ketahui yan
"Wahh … terima kasih banyak, Ibu mertua. Makanannya banyak sekali,” ucap Ero sambil menatap deretan lauk pauk yang tersaji di atas meja. Saat ini Ero tengah berada di dalam kamar Sellandra, dia diminta masuk karena Sellandra ingin mengajaknya makan malam bersama. Sungguh suatu ajakan yang sangat tidak bisa ditolak bukan? Tentu saja. “Nah, sekarang kalian makanlah,” sahut Nadia sembari menatap bergantian ke arah Ero dan Sellandra. “Lho, Ibu tidak ikut makan?” tanya Ero sambil menatap bingung ke arah ibu mertuanya. “Tidak. Tadi Ibu sudah makan lebih dulu bersama anggota keluarga yang lain. Tinggal kau dan Sellandra saja yang belum,” jawab Nadia sambil tersenyum. Terlepas dari status sederhana yang melekat di diri Ero, ternyata menantunya ini termasuk dalam kategori menantu yang pengertian. Pantas saja Sellandra memberikan kesan yang cukup mendalam pada pria ini. Rupanya ini alasannya. “Oh begitu. Ya sudahlah tidak apa-apa. Aku pikir tadi Ibu belum makan, jadi sekalian saja kita maka
"Cheerrss!”Kintan dan Bima bersulang dengan penuh suka cita untuk merayakan kemenangan mereka yang berhasil menghasut Davis, mantan kekasihnya Sellandra. Walaupun Sellandra berhasil menyelamatkan Latief Group dari krisis yang sedang membelit, hal itu bukan berarti akan membuat langkah mereka terhenti di sini saja. Langkah kesatu boleh saja gagal, tapi langkah kedua siapa yang akan tahu. Bisa saja kalau langkah cadangan yang mereka ambil akan mendatangkan keuntungan yang jauh lebih besar. Benar tidak?“Hmm, malam ini kita biarkan saja Sellandra tidur dengan nyenyak setelah berhasil mendapat sokongan dana dari Aeron Group, Kak. Tapi untuk malam yang selanjutnya kitalah yang akan terlelap dengan membawa sejuta keberuntungan hidup. Heh,” ucap Kintan sembari menyesap minuman yang ada di gelasnya. Dia kemudian menoleh, menatap lekat ke arah kakaknya yang tengah meneguk vodka hingga habis tak bersisa. Kintan lalu mengerutkan kening, merasa ada yang tak beres dengan ekpresi yang muncul di wa
"Bibi, nanti tolong pindahkan meja ini ke gudang dulu ya. Minta bantuan penjaga saja karena meja ini kelihatannya cukup berat. Ya?” ucap Sellandra dengan sopan memerintahkan bibi pelayan agar memindahkan meja dari ruang tamu. Setelah itu Sellandra melangkah menuju halaman belakang rumah guna memeriksa persiapan pesta yang akan diadakan nanti malam.Seperti yang diperintahkan oleh sang nenek, Sellandra menjadi orang yang bertanggung jawab penuh akan jamuan malam nanti. Karena tak ingin membuat sang nenek kecewa, Sellandra ikut turun tangan langsung untuk memeriksa persiapannya. Senyum manis nampak menghiasi bibirnya saat bercengkerama denga para pekerja. Tidak di pungkiri, hari ini adalah hari paling bahagia untuk Sellandra. Bukan karena dia telah berhasil menyelamatkan perusahaan ataupun berhasil membuat sekertaris Fang datang ke jamuan ini, tapi kebahagiaan Sellandra berasal dari sikap neneknya yang tiba-tiba berubah menjadi hangat. Sesederhana itu. Akan tetapi ada beberapa orang yan
“Komisaris, apakah perhiasan ini sudah cukup layak untuk saya kirimkan ke kediaman Nona Sellandra?” tanya sekertaris Fang sembari meletakkan kotak perhiasan berisi kalung berlian edisi terbatas ke atas meja. Dia kemudian mundur ke belakang saat Komisaris melangkah keluar dari dalam kamar khusus yang ada di ruangan tersebut.Tatapan matanya yang tajam, rahangnya yang tegas dan juga bibirnya yang sensual, terlalu sempurna bukan? Pria yang di panggil Komisaris itu nampak tersenyum puas melihat bentuk perhiasan yang begitu indah. Kilau dari berlian itu sangat cocok jika dikenakan oleh Sellandra-nya. Ya, Sellandra-nya. Wanita cantik nan cerdas yang sudah cukup lama mengikat hatinya. Sungguh sangat beruntung sekali bukan karena Sellandra adalah satu-satunya wanita yang di inginkan olehnya. Benar begitu teman?“Pilihanmu sangat memuaskan, sekertaris Fang. Sebagai hadiah atas keindahan ini, aku akan memberimu satu kesempatan untuk meminta hadiah apapun dariku. Katakan. Apa yang kau inginkan?”
Malam yang dinanti-nantikan oleh Nyonya Kasturi Latief akhirnya tiba. Tepat pukul enam sore, para tamu undangan terlihat mulai berdatangan ke kediamannya. Dengan senyum semringah Kasturi begitu antusias sekali saat menyambut tamu-tamu tersebut. Di sisi kanan dan kirinya ada Ziko dan Felita yang menemani. Sedangkan Nadia, entah ada di mana. Sambil memperhatikan para tamu yang sedang asik bercengkerama satu sama lain, Kasturi tak henti-hentinya memuji hasil kerja Sellandra yang telah mempersembahkan sebuah jamuan yang begitu apik hingga membuat para tamu terlihat begitu nyaman. Tidak dipungkiri. Sejak kemarin Kasturi memang selalu memuji cucu perempuan yang selama ini sangat di bencinya. Ya mau bagaimana lagi. Berkat Sellandra-lah Latief Group berhasil terselamatkan dari kebangkrutan. Bahkan berkat Sellandra juga keluarga Latief mendapatkan satu kehormatan besar karena salah satu orang kepercayaan Aeron Group bersedia datang ke perjamuan ini. Dan begitu kabar tentang kedatangan sekertar