Share

3. Tak Banyak Bicara

Aвтор: Chrysander
last update Последнее обновление: 2025-03-21 02:20:57

Hellena Byorka akhirnya menikah dengan Dimitri Pyordova. Pria berusia 30 tahun yang terkenal kejam dengan masa lalu mengerikan. Pria itu membunuh tunangannya sendiri di hari pernikahan mereka. Bahkan sebelum janji pernikahan di ucapkan. 

Kini pria itu telah resmi menjadi suami Ellen usai janji sumpah setia mereka ucapkan. Wanita itu pun tengah bersiap untuk foto keluarga. Bersama pria yang sudah menjadi suami tentunya.

"Selamat atas pernikahanmu dengan pembunuh berdarah dingin," bisik Erica yang berdiri tepat di samping Ellen.

Wanita dengan gaun pengantin itu bmenoleh ke arahnya. "Apakah menurutmu ini menyenangkan?" tanya Ellen berbisik dengan tatapan tajam.

"Tentu. Aku akan segera menikah dengan pria idamanku setelah kau menikahi pria kejam itu," jawab Erica tersenyum. "Suamimu itu, ku dengar dia juga gila. Selalu meminum obat anti depresan. Aku benar-benar merasa kasihan padamu."

Ellen tak bisa membalas perkataan Erica. Saat ini bahkan dia merasa takut. Tubuh Dimitri terlihat besar dan kekar. Tak terbayangkan ketika pria itu menyiksanya kelak hingga mati. Sama seperti pada tunangannya dahulu. 

Usai sesi foto usai, Ellen masih memikirkan ucapan Erica. Bahkan itu sama seperti ucapan Darren tentang pamannya. Wanita malang itu berjalan perlahan ke arah ruang rias mempelai wanita untuk berganti baju. Karena setelah ini akan ada acara pesta dengan tema pesta kebun.

Seseorang berjalan di sampingnya dan membantunya membawa ekor gaun yang lumayan panjang serta sedikit berat. Dia Ella, ibu Erica. Wanita yang telah merawatnya setelah membawanya dari ibu yang telat tiada.

"Jangan terlalu membenci kakakmu. Dia juga korban di sini," ujar Ella lembut.

Ellen terkekeh. "Korban yang menikmati kejahatan," celetuk Ellen. 

"Kau adalah anak haram suamiku. Dimitri juga anak haram Tuan David Pyordova. Bukankah kalian sangat serasi?" ucapnya lembut.

Ellen berhenti lalu menatap wajah Ella. Tawa kecil tak dapat ia tahan lagi. "Terima kasih, Bibi. Sepertinya kami memang sangat serasi," ujar Ellen.

"Jaga cara bicaramu, Sayang. Aku ini ibumu," kata Ella dengan nada lembut nan elegan. Senyuman manis merekah di bibirnya yang merah menyala itu. "Ibu bantu untuk berganti baju."

Ellen menepis tangan Ella dan berjalan cepat menuju ruang ganti mempelai wanita. "Kau di luar saja," katanya ketus. 

Di ruang ganti mempelai wanita, sudah ada beberapa wanita yang bersiap membantunya membuka gaun lalu menggantinya dengan gaun yang lebih ringan. Tak butuh waktu lama untuknya berganti gaun karena banyak wanita dari pihak WO yang khusus untuk membantunya.

Ellen membuka pintu dan mendapati Erica berdiri di depan pintu dengan senyuman merekah di bibir sensual nya. Khas model kelas dunia. Tapi Ellen bahkan tak peduli lagi. Dulu, Erica merupakan wanita yang sangat ia idolakan. Juga sangat ia sayangi. 

Tapi sekarang sudah tidak lagi. Perasaannya berubah menjadi kebencian dalam sekejap. Senyuman bahagia ketika melihat sang kakak pun telah sirna. Yang ada hanyalah tatapan kebencian.

"Apakah kau menyesal karena bukan suamimu yang menjemputmu melainkan aku?" tanya Erica.

Ellen tak mengatakan apapun. Dia hanya melirik penuh kebencian. Wanita itu berjalan melewati Erica tanpa bicara. Sementara Erica tanpa malu menggandeng tangan Ellen. Tak peduli wanita itu menolaknya. 

"Aku sarankan padamu. Sebaiknya kau menuruti apapun yang paman itu ucapkan," kata Erica. "Dia sangat mengerikan."

Ellen tak peduli dan berjalan begitu saja melewati Erica. Sejujurnya bahkan saat ini dia muak dengan wanita itu. Setelah apa yang ia perbuat, semua menjadi hancur termasuk rasa hormatnya terhadap sang kakak.

Beberapa langkah kemudian, seseorang berjalan mendektinya. Dimitri dengan setelan jas utih dengan warna yang sama dengan dress Ellen. Keduanya saling menatap satu sama lain. Lalu dengan lembut Dimitri mengambil tangan Ellen untuk ia kaitkan dengan tangannya dan keduanya berjalan bersama menuju tempat pesta. 

"Bisakah aku bertanya satu hal padamu?" tanya Ellen ragu. Jelas terlihat canggung di antara keduanya. Mereka tak saling mengenal sebelumnya.

"Tentu," jawab Dimitri singkat.

"Kenapa kau bersedia menikahiku?" tanya Ellen perlahan.

"Karena ayahku," jawab Dimitri singkat.

"Pernikahan itu sesuatu yang sakral. Bagaimana bisa ayahmu menjadi alasan?" tanya Ellen lagi.

"Perjanjian perjodohan juga sama sakralnya," jawab Dimitri.

Benar. Perjanjian perjodohan itu nyata adanya. Yang kemudian membuatEllen harus rela menjadi istri dari seorang Dimitri yang memiliki banyak sisi gelap. Berbeda dengan Darren yang cemerlang. 

Pria ini tak banyak bicara, batin Ellen. Sesekali dia melirik ke arah pria tampan yang menjadi suaminya itu. Pria yang ternyata juga anak haram yang tidak berarti di keluarganya. Kini keduanya telah sampai di tempat acara. Pesta pernikahan dengan tema pesta kebun. 

Pesta pernikahan yang terlihat simpel namun di dalamnya, semua terlihat mewah. Hiasan serba putih, bunga dominan putih, juga makanan yang di siapkan langsung oleh seorang chef kelas dunia. 

"Selamat atas pernikahanmu, Paman. Kau pasti tak pernah mengira akan menjalani pernikahan yang semewah ini bukan?" Darren tersenyum menjabat tangan Dimitri. 

"Tentu saja. Ini sangat mewah untukku. Tapi aku juga harus sangat berterima kasih padamu," ujar Dimitri tersenyum ramah. "Akibat dari kesalahanmu, aku bisa menikmati ini semua. Pesta dengan banyak makanan enak dan terlihat sangat mewah."

"Apa maksudmu?" tanya Darren kesal. "Dasar pria gila!"

Darren pergi dengan amarah yang meluap. Sementara Ellen melirik ke arah Dimitri dan tersenyum. Rupanya pria itu masih sanggup melawan penindasan atas dirinya. Dimitri tertawa kecil ke arah Ellen. 

"Nikmati saja pestanya. Ini semua untuk kita berdua. Jadi kau tak perlu sungkan," ujar Dimitri tersenyum. Dia kemudian berpamitan untuk pergi menghampiri tamu yang adalah kenalannya. 

Sementara itu Ellen berjalan ke arah dessert untuk menikmati kue cantik nan mungil di sana. Namun seseorang menghentikan langkahnya. Dia adalah Eric, ayahnya. 

"Kau harus menyusun rencana untuk pembatalan pernikahanmu dengan Dimitri," ucapnya.

"Sudahlah, Ayah. Aku sudah sangat lelah dengan drama ini," kata Ellen.

"Batalkan sebelum kau kembali ke rumah dalam keadaan tak bernyawa," kata Eric penuh penekanan. 

Tidak. Jika memang benar rumor yang beredar, maka hari ini mungkin akan menjadi hari dimana Ellen masih bisa leluasa menghirup udara segar. Wanita itu terlihat panik sekarang. Hal itu membuat Eric sedikit lega. Akhirnya anaknya tahu apa yang ia maksud.

"Bukankah lebih baik aku mati di tangan suami ku sendiri daripada menjalani pernikahan penuh pengkhianatan?" tanya Ellen tersenyum. 

Eric terkejut mendengar ucapan Ellen. Bagaimana bisa dengan entengnya Ellen mengatakan hal itu? Hal mengerikan yang bahkan tak mampu Eric bayangkan. Namun Ellen seperti sudah tidak takut lagi akan hal buruk yang akan menimpanya di kemudian hari.

"Ayah, memaafkan sebuah pengkhianatan itu tidak bisa semudah membalikkan telapak tangan. Itu akan terus berlanjut hingga menjadi akhir yang sangat buruk. Seperti dirimu," ucap Ellen dengan kedua mata sudah mulai berair. "Aku tidak ingin ini semua terulang lagi."

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapter

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   4. Kegilaan Darren.

    Selama satu hari penuh, pesta pernikahan itu berlangsung. Hanya satu hari penuh karena yang menikah adalah pria yang bahkan seperti bukan anggota keluarga Pyordova. Dimitri bahkan tinggal di sebuah apartemen studio dan bukan di sebuah rumah mewah seperti para kakak-kakaknya. Juga tidak di rumah induk yang di tempati David. "Ini apartemenku," ujar Dimitri sembari mempersiapkan Ellen untuk masuk. "Kita akan tinggal di tempat ini."Dengan masih mengenakan gaun pernikahan, wanita muda itu berjalan masuk perlahan ke apartemen itu. Dimitri berjalan di belakangnya sembari memberitahukan istrinya beberapa ruangan yang ada di dalamnya beserta fungsinya. Kedepannya tempat ini akan menjadi tempat tinggal mereka berdua. "Aku akan tidur di kamar itu," kata Dimitri menunjuk sebuah pintu berwarna putih. Ellen menoleh ke arah pintu itu. Lalu pandangannya beralih ke pintu di sebelahnya. "Lalu itu kamarmu. Kau boleh mengubahnya sesuai seleramu. Aku mengatur kamar itu biasa saja. Aku tidak tahu kesuka

    Последнее обновление : 2025-03-21
  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   5. Perjanjian Yang Tertunda

    Ellen segera melepaskan diri ketika Darren yang mulai lengah. Wanita itu segera berlari ke belakang Dimitri. Meski sejujurnya dia sangat ketakutan. Dimitri, suaminya melihatnya sedang berciuman dengan mantan kekasihnya, yang merupakan keponakannya. "Aku dan Ellen saling mencintai. Kami melakukan apa yang pasangan lain lakukan," ucap Darren."Tapi dia istriku sekarang," kata Dimitri. Darren menatap wajah Ellen lalu beralih ke Dimitri. Pria itu tertawa lepas. Di saat itulah Dimitri mencium bau alkohol. "Paman, kau bahkan belum pernah menyentuhnya. Malam pertama kalian gagal, bukan? Kau tidak bisa menyentuhnya. Dia itu milikku," ucap Darren.Dimitri segera menelepon seseorang untuk segera datang dan membawa Darren pulang. Pria itu tak ingin berdebat dengan siapapun. Terlebih Darren si pewaris sah. Dimitri lebih memilih tetap diam dan tak banyak bicara. Setelahnya pun Dimitri tetap tak berkomentar apapun. Dia hanya diam saja. Sepertinya memang inilah sifat aslinya. Dia pendiam dan tak

    Последнее обновление : 2025-03-21
  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   6. Angan-Angan David

    Sedan hitam itu memasuki gerbang mewah. Kediaman Pyordova yang sangat mewah. Sambutan yang biasa Dimitri terima membuatnya tak canggung sedikitpun. Berbeda dengan Ellen yang merasa sedikit canggung. Dia datamg sebagai menantu dan bukan cucu menantu. Pria itu mengenakan setelan jas hitam. Sementaa istrinya mengenakan gaun dengan tema victorian. Keduanya nampak sangat serasi. Para pelayan bahkan takjub dibuatnya.Seorang pelayan wanita menyambut keduanya. "Selamat datang Tuan dan Nyonya," celetuknya sambil membungkuk. "Apakah ayahku ada di rumah?" tanya Dimitri."Tuan besar sudah menunggu kedatangan Tuan," ujar wanita itu.Ellen terlihat cemas. Dimitri yang menyadarinya pun meraih telapak tangan istrinya lalu ia genggam erat. "Kau tenang saja. Ada aku disini," bisiknya lembut. Ellen mencoba mengatur nafas. Dia teramat canggung. Terlebih rumah ini sudah sering ia datangi. Dulu. Sebagai calon cucu menantu. Dan sekarang dia datang sebagai menantu. "Tuan besar menunggu kalian di taman be

    Последнее обновление : 2025-04-17
  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   7. Malu Yang Tertahan

    Ellen dan Dimitri berdiam diri cukup lama di dalam mobil yang terparkir di tepi jalan tak jauh dari kediaman Pyordova. Ellen terdiam dengan menahan rasa malu akibat ucapannya sendiri. Dia sudah sesumbar dengan mengatakan akan segera hamil. Padahal hubungan mereka bukan sebagai suami istri pada umumnya."Maafkan aku," celetuk Ellen lirih dengan penuh penyesalan. "Lupakan saja. Lagipula itu tidaklah penting," ujar Dimitri. "Aku sangat marah tadi. Ingin rasanya aku membungkam mulutnya," kata Ellen penuh kekesalan. "Aku tidak akan memaksamu," kata Dimitri."Seharusnya kau tidak menikahiku," kata Ellen. "Aku hanya menambah bebanmu saja.""Kenapa keu berpikiran seperti itu?" tanya Dimitri. "Aku hanya menepati janji masalalu keluarga. Tapi tidak ku sangka semua akan seperti ini. Kau menjadi korbannya," kata Ellen tertunduk lesu."Yang kita lakukan sudah benar. Jangan di sesali lagi," kata Dimitri. "Untuk apa yang ayahku inginkan, kau tidak perlu berpikiran sampai sejauh itu. Dia hanya me

    Последнее обновление : 2025-04-19
  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   8. Stranger Wife

    Dimitri dan Ellen kembali ke apartemen setelah hari berat yang mereka lalui. Mobil itu di parkir di parkiran basement. Sambil melihat layar ponselnya, Ellen terlihat panik. Entah apa yang Ellen perhatikan sejak tadi."Aku harus pergi ke suatu tempat," ujar Ellen berusaha menyembunyikan perasaan cemasnya."Akan aku antar," kata Dimitri."Tidak," tolaknya cepat. Dimitri menatap bingung ke arah Ellen. Sementara wanita itu sibuk mencari alasan. Bagaimana caranya dia pergi tanpa membuat kecurigaan. "Aku bisa naik taxi. Kau tak perlu repot-repot mengantarkanku," kata Ellen."Kebetulan aku juga tidak ada urusan. Jadi aku bisa mengantarkanmu," ujar Dimitri."Kau istirahat saja. Aku tidak akan lama," kata Ellen tersenyum. Dimitri mengangguk perlahan. Sebenarnya dia bisa saja bersikeras. Namun pria itu tidak ingin memaksa sang istri. Dia tidak ingin wanita itu merasa tidak nyaman berada di dekatnya. Wanita itu bergegas keluar dari mobil lalu berlarian kecil menuju keluar gedung. Sementara D

    Последнее обновление : 2025-04-20
  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   9. Seusai Makan Malam

    Ellen menunggu kepulangan Dimitri. Pria itu hanya memakan beberapa suap makanannya sebelum pergi dengan tergesa-gesa. Wanita itu menunggu sambil sesekali menoleh ke arah pintu. Hingga ponselnya berdering. Ellen meraih ponselnya yang tergeletak diatas meja. "Hallo," sapanya. Raut wajahnya terlihat serius mendengarkan penjelasan dari seseorang di seberang sana."Batalkan!" serunya dengan nada bicara tegas. Ellen mendengus kesal. Seseorang di seberang sana, rupanya dia menolak. Tapi Ellen tetap pada keputusannya. "Aku tidak peduli seberapa lama kita merancangnya. Sebulan atau tiga bulan, aku tidak peduli. Batalkan saja semuanya. Batalkan acara itu," kata Ellen lalu menutup ponselnya.Ellen ingin sekali marah. Dia tidak bisa menahan amarahnya. Entah tentang apa namun saat ini dia ingin mengamuk. Tapi tertahan karena ini rumah Dimitri."Aku tidak pernah menyangka dia akan dengan mudahnya masuk nominasi. Sungguh membuatku sangat kesal. Aku tidak akan pernah menerimanya. Apa pun yang te

    Последнее обновление : 2025-04-21
  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   10. Di Blacklist

    "Apa? Tidak mungkin!"Erica berdiri dari duduknya ketika mendapati kabar yang tidak menyenangkan melalui telepon genggamnya. Awalnya wanita cantik itu tengah menikmati teh mint bersama Ella. "Apakah kalian tidak mengenal siapa aku? Erica Byorka, model kelas dunia yang sedang naik daun. Namaku ada dimana-mana. Semua brand-brand terkenal kelas dunia, akulah dutanya. Bagaimana bisa kalian menolakku?" ujarnya tak terima dengan perlakuan ini.Dengan kesal Erica melemparkan ponselnya ke lantai. Ia kemudian kembali duduk. Sementara Ella menatap wajah cantik anaknya dengan penuh tanya."Ada apa?" tanya Ella."Dia menolakku setelah aku lulus seleksi," jawab Erica kesal."Siapa?" tanya Ella lagi. "Madeline," jawab Erica singkat. Raut wajahnya masih sangat kesal."Desainer mode terkenal. Hampir semua brand-brand terkenal sudah pernah bekerja sama dengannya dan memakai desainnya. Dia si tangan jenius yang sangat bernilai. Sementara kau adalah model papan atas kelas dunia. Bukankah kalian perpad

    Последнее обновление : 2025-04-22
  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   11. Seravin Bertindak

    Ellen keluar dari mobil Dimitri. Wanita itu berpamitan pada Dimitri lalu bergegas masuk ke dalam gedung tempatnya bekerja. Langkah kaki baru saja menapak ke lobby. Tapi tatapan beberapa orang di tempat itu terasa sangat aneh. Ellen menatap ke sekeliling. Sudah hampir 2 minggu Ellen tidak masuk kerja. Hari ini adalah hari pertamanya kembali bekerja. Wanita itupun melangkah perlahan. Sesaat kemudian seseorang memanggilnya. Ellen menoleh. Suaminya berdiri di belalangnya dengan menyodorkan ponsel ke arahnya. Miracle. Perusahaan keuangan bertaraf internasional. Ellen bekerja di sana sebagai seorang staf keuangan. Jabatannya di perusahaan itu terbilang biasa saja. Bahkan itu bukan jabatan yang patut untuk di banggakan. "Ellen, ponselmu tertinggal di dalam mobil. Aku pikir kau harus tetap membawanya," kata Dimitri."Terima kasih, Paman." Ellen tersenyum. Suasana menjadi heboh. Dimitri dan Ellen mencari sumber keramaian. Di sana, di pintu utama, Darren dan asistennya berjalan masuk ke dal

    Последнее обновление : 2025-04-23

Latest chapter

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   13. Sisi Lain Dimitri

    Eric datang ke gedung tempat Ellen bekerja dan berteriak memanggil nama anak bungsunya. Ellen segera menemuinya dan mengajaknya keluar. Tapi Eric tidak bersedia. Dia justru menamoar keras pipi putrinya di depan banyak orang. Ellen yang tak tahu menahu hanya bisa menatapnya penuh tanya. Meski baginya kekerasan fisik yang ia terima sudah familiar, namun ketika itu terjadi di depan banyak orang, Ellen pun bertanya-tanya. "Ada hubungan apa kau dengan Seravin?" tanya Eric."Apa maksud Ayah?" Ellen balik bertanya. "Sudah mendapatkan Dimitri masih belum puas dan masih ingin dapatkan lebih," kata Eric."Aku tidak mengerti maksdu Ayah," ujar Ellen."Hanya karena Dimitri bukan pria mapan dan hanya mengandalkan uang dari ayahnya kau mencari mangsa baru lagi," kata Eric. "Aku tidak mengerti dengan apa yang Ayah ucapkan. Aku juga tidak mengenal Seravin," kata Ellen."Mustahil kau tidak mengenalnya!" bentak Eric. "Pria itu mengajukan syarat agar kau menangani kerjasama kami.""Aku?" tanya Ellen

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   12. Janji Dimitri

    "Apakah kau yakin Ellen masih di dalam gedung?"Pertanyaan itu keluar dari bibir seksi seorang pewaris sah keluarga Pyordova. Darren. Dia bertanya pada salah seorang karyawan Miracle yang sengaja ia bayar untuk mengawasi gerak gerik Ellen. "Pekerjaannya sangat banyak jadi dia sengaja menyelesaikannya malam ini," ujar wanita berambut pirang itu. Dia berdiri di dekat mobil Darren. Pria itu memberikannya selembar amplop berisi cek. Wanita itu tersenyum bahagia menerima amplop tersebut. Dia pun pergi dengan riang.Sementara itu, Darren segera melajukan mobilnya ke arah gedung Miracle. Namun bukan menemukan Ellen yang sendirian, dia mengenali mobil pamannya sedang terparkir di depan gedung tersebut. Perlahan kaca mobil turun dan menyuguhkan pemandangan yang sangat menyakitkan baginya. Sepasang suami istri itu tengah bercumbu. Dengan amarah tak tertahan, Darren memilih untuk pergi karena egonya yang besar.Sementara itu Ellen mendorong tubuh Dimitri. Pria itu tak bertanya apa pun meski rau

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   11. Seravin Bertindak

    Ellen keluar dari mobil Dimitri. Wanita itu berpamitan pada Dimitri lalu bergegas masuk ke dalam gedung tempatnya bekerja. Langkah kaki baru saja menapak ke lobby. Tapi tatapan beberapa orang di tempat itu terasa sangat aneh. Ellen menatap ke sekeliling. Sudah hampir 2 minggu Ellen tidak masuk kerja. Hari ini adalah hari pertamanya kembali bekerja. Wanita itupun melangkah perlahan. Sesaat kemudian seseorang memanggilnya. Ellen menoleh. Suaminya berdiri di belalangnya dengan menyodorkan ponsel ke arahnya. Miracle. Perusahaan keuangan bertaraf internasional. Ellen bekerja di sana sebagai seorang staf keuangan. Jabatannya di perusahaan itu terbilang biasa saja. Bahkan itu bukan jabatan yang patut untuk di banggakan. "Ellen, ponselmu tertinggal di dalam mobil. Aku pikir kau harus tetap membawanya," kata Dimitri."Terima kasih, Paman." Ellen tersenyum. Suasana menjadi heboh. Dimitri dan Ellen mencari sumber keramaian. Di sana, di pintu utama, Darren dan asistennya berjalan masuk ke dal

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   10. Di Blacklist

    "Apa? Tidak mungkin!"Erica berdiri dari duduknya ketika mendapati kabar yang tidak menyenangkan melalui telepon genggamnya. Awalnya wanita cantik itu tengah menikmati teh mint bersama Ella. "Apakah kalian tidak mengenal siapa aku? Erica Byorka, model kelas dunia yang sedang naik daun. Namaku ada dimana-mana. Semua brand-brand terkenal kelas dunia, akulah dutanya. Bagaimana bisa kalian menolakku?" ujarnya tak terima dengan perlakuan ini.Dengan kesal Erica melemparkan ponselnya ke lantai. Ia kemudian kembali duduk. Sementara Ella menatap wajah cantik anaknya dengan penuh tanya."Ada apa?" tanya Ella."Dia menolakku setelah aku lulus seleksi," jawab Erica kesal."Siapa?" tanya Ella lagi. "Madeline," jawab Erica singkat. Raut wajahnya masih sangat kesal."Desainer mode terkenal. Hampir semua brand-brand terkenal sudah pernah bekerja sama dengannya dan memakai desainnya. Dia si tangan jenius yang sangat bernilai. Sementara kau adalah model papan atas kelas dunia. Bukankah kalian perpad

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   9. Seusai Makan Malam

    Ellen menunggu kepulangan Dimitri. Pria itu hanya memakan beberapa suap makanannya sebelum pergi dengan tergesa-gesa. Wanita itu menunggu sambil sesekali menoleh ke arah pintu. Hingga ponselnya berdering. Ellen meraih ponselnya yang tergeletak diatas meja. "Hallo," sapanya. Raut wajahnya terlihat serius mendengarkan penjelasan dari seseorang di seberang sana."Batalkan!" serunya dengan nada bicara tegas. Ellen mendengus kesal. Seseorang di seberang sana, rupanya dia menolak. Tapi Ellen tetap pada keputusannya. "Aku tidak peduli seberapa lama kita merancangnya. Sebulan atau tiga bulan, aku tidak peduli. Batalkan saja semuanya. Batalkan acara itu," kata Ellen lalu menutup ponselnya.Ellen ingin sekali marah. Dia tidak bisa menahan amarahnya. Entah tentang apa namun saat ini dia ingin mengamuk. Tapi tertahan karena ini rumah Dimitri."Aku tidak pernah menyangka dia akan dengan mudahnya masuk nominasi. Sungguh membuatku sangat kesal. Aku tidak akan pernah menerimanya. Apa pun yang te

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   8. Stranger Wife

    Dimitri dan Ellen kembali ke apartemen setelah hari berat yang mereka lalui. Mobil itu di parkir di parkiran basement. Sambil melihat layar ponselnya, Ellen terlihat panik. Entah apa yang Ellen perhatikan sejak tadi."Aku harus pergi ke suatu tempat," ujar Ellen berusaha menyembunyikan perasaan cemasnya."Akan aku antar," kata Dimitri."Tidak," tolaknya cepat. Dimitri menatap bingung ke arah Ellen. Sementara wanita itu sibuk mencari alasan. Bagaimana caranya dia pergi tanpa membuat kecurigaan. "Aku bisa naik taxi. Kau tak perlu repot-repot mengantarkanku," kata Ellen."Kebetulan aku juga tidak ada urusan. Jadi aku bisa mengantarkanmu," ujar Dimitri."Kau istirahat saja. Aku tidak akan lama," kata Ellen tersenyum. Dimitri mengangguk perlahan. Sebenarnya dia bisa saja bersikeras. Namun pria itu tidak ingin memaksa sang istri. Dia tidak ingin wanita itu merasa tidak nyaman berada di dekatnya. Wanita itu bergegas keluar dari mobil lalu berlarian kecil menuju keluar gedung. Sementara D

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   7. Malu Yang Tertahan

    Ellen dan Dimitri berdiam diri cukup lama di dalam mobil yang terparkir di tepi jalan tak jauh dari kediaman Pyordova. Ellen terdiam dengan menahan rasa malu akibat ucapannya sendiri. Dia sudah sesumbar dengan mengatakan akan segera hamil. Padahal hubungan mereka bukan sebagai suami istri pada umumnya."Maafkan aku," celetuk Ellen lirih dengan penuh penyesalan. "Lupakan saja. Lagipula itu tidaklah penting," ujar Dimitri. "Aku sangat marah tadi. Ingin rasanya aku membungkam mulutnya," kata Ellen penuh kekesalan. "Aku tidak akan memaksamu," kata Dimitri."Seharusnya kau tidak menikahiku," kata Ellen. "Aku hanya menambah bebanmu saja.""Kenapa keu berpikiran seperti itu?" tanya Dimitri. "Aku hanya menepati janji masalalu keluarga. Tapi tidak ku sangka semua akan seperti ini. Kau menjadi korbannya," kata Ellen tertunduk lesu."Yang kita lakukan sudah benar. Jangan di sesali lagi," kata Dimitri. "Untuk apa yang ayahku inginkan, kau tidak perlu berpikiran sampai sejauh itu. Dia hanya me

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   6. Angan-Angan David

    Sedan hitam itu memasuki gerbang mewah. Kediaman Pyordova yang sangat mewah. Sambutan yang biasa Dimitri terima membuatnya tak canggung sedikitpun. Berbeda dengan Ellen yang merasa sedikit canggung. Dia datamg sebagai menantu dan bukan cucu menantu. Pria itu mengenakan setelan jas hitam. Sementaa istrinya mengenakan gaun dengan tema victorian. Keduanya nampak sangat serasi. Para pelayan bahkan takjub dibuatnya.Seorang pelayan wanita menyambut keduanya. "Selamat datang Tuan dan Nyonya," celetuknya sambil membungkuk. "Apakah ayahku ada di rumah?" tanya Dimitri."Tuan besar sudah menunggu kedatangan Tuan," ujar wanita itu.Ellen terlihat cemas. Dimitri yang menyadarinya pun meraih telapak tangan istrinya lalu ia genggam erat. "Kau tenang saja. Ada aku disini," bisiknya lembut. Ellen mencoba mengatur nafas. Dia teramat canggung. Terlebih rumah ini sudah sering ia datangi. Dulu. Sebagai calon cucu menantu. Dan sekarang dia datang sebagai menantu. "Tuan besar menunggu kalian di taman be

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   5. Perjanjian Yang Tertunda

    Ellen segera melepaskan diri ketika Darren yang mulai lengah. Wanita itu segera berlari ke belakang Dimitri. Meski sejujurnya dia sangat ketakutan. Dimitri, suaminya melihatnya sedang berciuman dengan mantan kekasihnya, yang merupakan keponakannya. "Aku dan Ellen saling mencintai. Kami melakukan apa yang pasangan lain lakukan," ucap Darren."Tapi dia istriku sekarang," kata Dimitri. Darren menatap wajah Ellen lalu beralih ke Dimitri. Pria itu tertawa lepas. Di saat itulah Dimitri mencium bau alkohol. "Paman, kau bahkan belum pernah menyentuhnya. Malam pertama kalian gagal, bukan? Kau tidak bisa menyentuhnya. Dia itu milikku," ucap Darren.Dimitri segera menelepon seseorang untuk segera datang dan membawa Darren pulang. Pria itu tak ingin berdebat dengan siapapun. Terlebih Darren si pewaris sah. Dimitri lebih memilih tetap diam dan tak banyak bicara. Setelahnya pun Dimitri tetap tak berkomentar apapun. Dia hanya diam saja. Sepertinya memang inilah sifat aslinya. Dia pendiam dan tak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status