Share

4. Kegilaan Darren.

Penulis: Chrysander
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-21 02:24:36

Selama satu hari penuh, pesta pernikahan itu berlangsung. Hanya satu hari penuh karena yang menikah adalah pria yang bahkan seperti bukan anggota keluarga Pyordova. Dimitri bahkan tinggal di sebuah apartemen studio dan bukan di sebuah rumah mewah seperti para kakak-kakaknya. Juga tidak di rumah induk yang di tempati David. 

"Ini apartemenku," ujar Dimitri sembari mempersiapkan Ellen untuk masuk. "Kita akan tinggal di tempat ini."

Dengan masih mengenakan gaun pernikahan, wanita muda itu berjalan masuk perlahan ke apartemen itu. Dimitri berjalan di belakangnya sembari memberitahukan istrinya beberapa ruangan yang ada di dalamnya beserta fungsinya. Kedepannya tempat ini akan menjadi tempat tinggal mereka berdua. 

"Aku akan tidur di kamar itu," kata Dimitri menunjuk sebuah pintu berwarna putih. Ellen menoleh ke arah pintu itu. Lalu pandangannya beralih ke pintu di sebelahnya. "Lalu itu kamarmu. Kau boleh mengubahnya sesuai seleramu. Aku mengatur kamar itu biasa saja. Aku tidak tahu kesukaanmu. "

"Kita..." Ellen lagi-lagi kehilangan kata-kata. Semua yang ada di otaknya tiba-tiba menghilang setiap kali kegugupan menyergapnya. 

"Apakah kau berharap kita akan tidur satu ranjang?" tanya Dimitri. 

"Tidak. Maaf. Maksudku, terima kasih." Ellen terbata. 

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Ada urusan mendesak," ucap Dimitri lalu mengambil secarik kertas dan pulpen yang kebetulan ada di atas meja nakas. Pria itu menuliskan 6 digit angka di atas kertas lalu memberikannya pada istrinya. "Ini pin pintu apartemen ini."

Tanpa menunggu jawaban Ellen, Dimitri berbalik dan bergegas pergi meninggalkan wanita itu. Entah apa yang pria itu kerjakan di larut malam ini. Tapi anehnya, Dimitri kembali sebelum mencapai pintu depan. 

"Kau boleh makan apa saja di lemari es. Aku tidak membeli banyak bahan makanan. Tapi setidaknya itu bisa membungkam suara perutmu," kata Dimitri lalu berbalik dan bergegas pergi.

Ellen tersentak kaget. Dia tahu bahwa sejak tadi Ellen kelaparan. Apakah dia juga tahu kalau sejak tadi Ellen tidak makan apapun selain satu buah kue manis berujuran kecil?

"Benar-benar memalukan! Bukankah seharusnya kau diam saja? Kenapa malah mengoceh ketika dia di dekatmu? Dasar perut bodoh!" maki Ellen pada perutnya yang rata. 

Wanita itu kemudian berjalan ke dapur. Di pojok itu pasti lemari es. Terlihat besar tapi simpel dengan warna senada dengan ambalan di dapur itu. Juga tidak banyak hiasan dengan desai minimalis modern secara keseluruhan. 

Ellen membuka lemari es. Kedua matanya di buat takjub oleh isi dari lemari es itu. Sangat rapi dan tertata. Isinya penuh dan Dimitri masih bisa mengatakan tidak banyak bahan makanan.

"Bagaimana bisa sebanyak ini dia bilang tidak banyak bahan makanan?" gumam Ellen lalu mengambil beberapa bahan makanan untuk dia olah. 

Sesaat kemudian Ellen berhenti. Ini malam pernikahan yang seharusnya ia jalani bersama Darren dengan perasaan bahagia. Tapi apa yang terjadi? Wanita itu hanya bisa menangis meratapi nasibnya. Pria itu berkhianat dengan kakaknya sendiri. 

Ellen meratap dan semua masih tetap sama. Dia menjadi istri orang lain yang tidak dia kenal. Bahkan pria yang menjadi suaminya itu terkenal kejam dan tanpa ampun. Dia juga pria yang tak memiliki apapun selain apartemen atas nama ayahnya dan satu buah mobil yang juga atas nama ayahnya.

Hingga pagi lalu siang dan malam kembali datang. Suara pin pintu terbuka. Dengan panik Ellen berjalan ke arah pintu bersiap menyambut kedatangan sang suami. Namun bukan Dimitri melainkan Darren dengan bau alkohol yang sangat menyengat memaksa masuk ke dalam apartemen itu. Rupanya Darren tahu pin pintu apartemen Dimitri.

"Ellen, kau menungguku bukan? Maaf aku terlambat pulang. Suami macam apa aku ini," ocehnya. 

Ellen segera membantunya untuk duduk di sofa. Lalu wanita itu berbalik dan bersiap untuk mengambilkan segelas air hangat. Namun dengan cepat Darren menarik tangannya hingga tubuhnya terjatuh. Ellen terduduk di pangkuan Darren dengan kedua tangan Darren memeluknya begitu erat 

"Darren, lepaskan!" bentak Ellen kesal. Dia berusaha melepaskan diri namun tak bisa karena tenaga pria itu begitu kuat.

"Kita belum pernah melakukannya. Bagaimana jika kita melakukannya di tempat ini?" tanya Darren tertawa kecil.

"Darren, aku rasa kau sudah gila. Ini apartemen pamanmu dan aku adalah istrinya sekarang," ucap Ellen terus berusaha melepaskan diri. 

"Benarkah? Bukankah ini kamar hotel tempat kita berbulan madu?" tanya Darren linglung. 

"Kau minum seberapa banyak? Kenapa sampai seperti ini?" tanya Ellen.

"Entahlah. Aku lupa," kata Darren. 

"Sebaiknya kau lepaskan aku sekarang juga!" bentak Ellen.

"Aku hanya ingin melakukannya di tempat ini," ujar Darren lalu menidurkan Ellen di sofa dan mulai beraksi. 

"Darren, sadarlah!" bentak Ellen berusaha melepaskan diri dari pria itu.

"Selama berpacaran, kita belum pernah melakukannya. Setidaknya sekali saja," ucap Darren.

"Kau sudah gila!" bentak Ellen berusaha melepaskan diri dari pria itu. 

"Sekali saja, Ellen. Lakukan bersamaku. Kau masih sangat mencintaiku. Aku tahu itu," ujar Darren. 

Ellen berhenti memberontak. Dia menatap lekat wajah Darren yang menatapnya penuh harap. Pria itu masih mencintainya. Dia tidak ingin Ellen bersama Dimitri. 

"Kau belum pernah melakukannya dengan pamanku, Ellen. Aku tahu ketika aku berusaha menyentuhmu. Kau masih milikku," kata Darren bersiap mencium bibir Ellen. 

Sementara wanita itu berusaha menolaknya. Tapi tak berhasil karena tenaga Darren begitu kuat menghimpit tubuh Ellen yang saat ini tengah menangis karena ulah Darren. 

"Kau sudah gila, Darren!" maki Ellen tak kuasa menahan air matanya.

"Kita bisa melakukannya lebih dari ini, Sayang. Lalu katakan pada kakekku bahwa kau akan mengajukan pembatalan pernikahan," kata Darren tertawa. 

"Kau sudah gila! Aku tidak akan melakukan hal itu. Tidak akan pernah," ujar Ellen.

"Pamanku itu pria payah yang bahkan tak memiliki apa-apa. Semua milik kakekku," kata Darren.

Ellen tak pernah peduli akan uang dan status seseorang. Yang ia takutkan bahkan hal lain yang lebih mengerikan. Tentang bagaimana jika Dimitri mengetahui tentang ini dan marah besar. Apakah dia akan selamat?

Pria itu menyeringai ketika melihat raut wajah Elleh yang seolaah tengah berpikir. "Kau pasti takut pamanku mengetahui ini bukan?" tanya Darren.

"Pergilah sekarang juga, Darren!" bentak Ellen penuh amarah.

Darren tertawa lepas. Sesaat kemudian ditatapnya wajah Ellen. Lalu dengan kasar ia mulai menikmati bibir Ellen, menciumnya paksa. Dia bahkan tak peduli Ellen memberontak. Hingga sak tangis tak terbendung lagi. Rasa takut mulai menyergapnya. Di tempat ini. Sendirian. Darren akan sangat gila memperlakukan Ellen. Serta tak peduli lagi dengan batas norma yang ada. 

"Apa yang kalian lakukan?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Dimitri yang baru saja datang. Entah sejak kapan pria itu berdiri di tempatnya saat ini. Baik Ellen maupun Darren sangat terkejut. Pria itu tiba-tiba muncul di saat yang sangat tidak tepat bagi Darren.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   5. Perjanjian Yang Tertunda

    Ellen segera melepaskan diri ketika Darren yang mulai lengah. Wanita itu segera berlari ke belakang Dimitri. Meski sejujurnya dia sangat ketakutan. Dimitri, suaminya melihatnya sedang berciuman dengan mantan kekasihnya, yang merupakan keponakannya. "Aku dan Ellen saling mencintai. Kami melakukan apa yang pasangan lain lakukan," ucap Darren."Tapi dia istriku sekarang," kata Dimitri. Darren menatap wajah Ellen lalu beralih ke Dimitri. Pria itu tertawa lepas. Di saat itulah Dimitri mencium bau alkohol. "Paman, kau bahkan belum pernah menyentuhnya. Malam pertama kalian gagal, bukan? Kau tidak bisa menyentuhnya. Dia itu milikku," ucap Darren.Dimitri segera menelepon seseorang untuk segera datang dan membawa Darren pulang. Pria itu tak ingin berdebat dengan siapapun. Terlebih Darren si pewaris sah. Dimitri lebih memilih tetap diam dan tak banyak bicara. Setelahnya pun Dimitri tetap tak berkomentar apapun. Dia hanya diam saja. Sepertinya memang inilah sifat aslinya. Dia pendiam dan tak

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   6. Angan-Angan David

    Sedan hitam itu memasuki gerbang mewah. Kediaman Pyordova yang sangat mewah. Sambutan yang biasa Dimitri terima membuatnya tak canggung sedikitpun. Berbeda dengan Ellen yang merasa sedikit canggung. Dia datamg sebagai menantu dan bukan cucu menantu. Pria itu mengenakan setelan jas hitam. Sementaa istrinya mengenakan gaun dengan tema victorian. Keduanya nampak sangat serasi. Para pelayan bahkan takjub dibuatnya.Seorang pelayan wanita menyambut keduanya. "Selamat datang Tuan dan Nyonya," celetuknya sambil membungkuk. "Apakah ayahku ada di rumah?" tanya Dimitri."Tuan besar sudah menunggu kedatangan Tuan," ujar wanita itu.Ellen terlihat cemas. Dimitri yang menyadarinya pun meraih telapak tangan istrinya lalu ia genggam erat. "Kau tenang saja. Ada aku disini," bisiknya lembut. Ellen mencoba mengatur nafas. Dia teramat canggung. Terlebih rumah ini sudah sering ia datangi. Dulu. Sebagai calon cucu menantu. Dan sekarang dia datang sebagai menantu. "Tuan besar menunggu kalian di taman be

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-17
  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   7. Malu Yang Tertahan

    Ellen dan Dimitri berdiam diri cukup lama di dalam mobil yang terparkir di tepi jalan tak jauh dari kediaman Pyordova. Ellen terdiam dengan menahan rasa malu akibat ucapannya sendiri. Dia sudah sesumbar dengan mengatakan akan segera hamil. Padahal hubungan mereka bukan sebagai suami istri pada umumnya."Maafkan aku," celetuk Ellen lirih dengan penuh penyesalan. "Lupakan saja. Lagipula itu tidaklah penting," ujar Dimitri. "Aku sangat marah tadi. Ingin rasanya aku membungkam mulutnya," kata Ellen penuh kekesalan. "Aku tidak akan memaksamu," kata Dimitri."Seharusnya kau tidak menikahiku," kata Ellen. "Aku hanya menambah bebanmu saja.""Kenapa keu berpikiran seperti itu?" tanya Dimitri. "Aku hanya menepati janji masalalu keluarga. Tapi tidak ku sangka semua akan seperti ini. Kau menjadi korbannya," kata Ellen tertunduk lesu."Yang kita lakukan sudah benar. Jangan di sesali lagi," kata Dimitri. "Untuk apa yang ayahku inginkan, kau tidak perlu berpikiran sampai sejauh itu. Dia hanya me

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   8. Stranger Wife

    Dimitri dan Ellen kembali ke apartemen setelah hari berat yang mereka lalui. Mobil itu di parkir di parkiran basement. Sambil melihat layar ponselnya, Ellen terlihat panik. Entah apa yang Ellen perhatikan sejak tadi."Aku harus pergi ke suatu tempat," ujar Ellen berusaha menyembunyikan perasaan cemasnya."Akan aku antar," kata Dimitri."Tidak," tolaknya cepat. Dimitri menatap bingung ke arah Ellen. Sementara wanita itu sibuk mencari alasan. Bagaimana caranya dia pergi tanpa membuat kecurigaan. "Aku bisa naik taxi. Kau tak perlu repot-repot mengantarkanku," kata Ellen."Kebetulan aku juga tidak ada urusan. Jadi aku bisa mengantarkanmu," ujar Dimitri."Kau istirahat saja. Aku tidak akan lama," kata Ellen tersenyum. Dimitri mengangguk perlahan. Sebenarnya dia bisa saja bersikeras. Namun pria itu tidak ingin memaksa sang istri. Dia tidak ingin wanita itu merasa tidak nyaman berada di dekatnya. Wanita itu bergegas keluar dari mobil lalu berlarian kecil menuju keluar gedung. Sementara D

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   9. Seusai Makan Malam

    Ellen menunggu kepulangan Dimitri. Pria itu hanya memakan beberapa suap makanannya sebelum pergi dengan tergesa-gesa. Wanita itu menunggu sambil sesekali menoleh ke arah pintu. Hingga ponselnya berdering. Ellen meraih ponselnya yang tergeletak diatas meja. "Hallo," sapanya. Raut wajahnya terlihat serius mendengarkan penjelasan dari seseorang di seberang sana."Batalkan!" serunya dengan nada bicara tegas. Ellen mendengus kesal. Seseorang di seberang sana, rupanya dia menolak. Tapi Ellen tetap pada keputusannya. "Aku tidak peduli seberapa lama kita merancangnya. Sebulan atau tiga bulan, aku tidak peduli. Batalkan saja semuanya. Batalkan acara itu," kata Ellen lalu menutup ponselnya.Ellen ingin sekali marah. Dia tidak bisa menahan amarahnya. Entah tentang apa namun saat ini dia ingin mengamuk. Tapi tertahan karena ini rumah Dimitri."Aku tidak pernah menyangka dia akan dengan mudahnya masuk nominasi. Sungguh membuatku sangat kesal. Aku tidak akan pernah menerimanya. Apa pun yang te

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21
  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   10. Di Blacklist

    "Apa? Tidak mungkin!"Erica berdiri dari duduknya ketika mendapati kabar yang tidak menyenangkan melalui telepon genggamnya. Awalnya wanita cantik itu tengah menikmati teh mint bersama Ella. "Apakah kalian tidak mengenal siapa aku? Erica Byorka, model kelas dunia yang sedang naik daun. Namaku ada dimana-mana. Semua brand-brand terkenal kelas dunia, akulah dutanya. Bagaimana bisa kalian menolakku?" ujarnya tak terima dengan perlakuan ini.Dengan kesal Erica melemparkan ponselnya ke lantai. Ia kemudian kembali duduk. Sementara Ella menatap wajah cantik anaknya dengan penuh tanya."Ada apa?" tanya Ella."Dia menolakku setelah aku lulus seleksi," jawab Erica kesal."Siapa?" tanya Ella lagi. "Madeline," jawab Erica singkat. Raut wajahnya masih sangat kesal."Desainer mode terkenal. Hampir semua brand-brand terkenal sudah pernah bekerja sama dengannya dan memakai desainnya. Dia si tangan jenius yang sangat bernilai. Sementara kau adalah model papan atas kelas dunia. Bukankah kalian perpad

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-22
  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   11. Seravin Bertindak

    Ellen keluar dari mobil Dimitri. Wanita itu berpamitan pada Dimitri lalu bergegas masuk ke dalam gedung tempatnya bekerja. Langkah kaki baru saja menapak ke lobby. Tapi tatapan beberapa orang di tempat itu terasa sangat aneh. Ellen menatap ke sekeliling. Sudah hampir 2 minggu Ellen tidak masuk kerja. Hari ini adalah hari pertamanya kembali bekerja. Wanita itupun melangkah perlahan. Sesaat kemudian seseorang memanggilnya. Ellen menoleh. Suaminya berdiri di belalangnya dengan menyodorkan ponsel ke arahnya. Miracle. Perusahaan keuangan bertaraf internasional. Ellen bekerja di sana sebagai seorang staf keuangan. Jabatannya di perusahaan itu terbilang biasa saja. Bahkan itu bukan jabatan yang patut untuk di banggakan. "Ellen, ponselmu tertinggal di dalam mobil. Aku pikir kau harus tetap membawanya," kata Dimitri."Terima kasih, Paman." Ellen tersenyum. Suasana menjadi heboh. Dimitri dan Ellen mencari sumber keramaian. Di sana, di pintu utama, Darren dan asistennya berjalan masuk ke dal

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-23
  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   12. Janji Dimitri

    "Apakah kau yakin Ellen masih di dalam gedung?"Pertanyaan itu keluar dari bibir seksi seorang pewaris sah keluarga Pyordova. Darren. Dia bertanya pada salah seorang karyawan Miracle yang sengaja ia bayar untuk mengawasi gerak gerik Ellen. "Pekerjaannya sangat banyak jadi dia sengaja menyelesaikannya malam ini," ujar wanita berambut pirang itu. Dia berdiri di dekat mobil Darren. Pria itu memberikannya selembar amplop berisi cek. Wanita itu tersenyum bahagia menerima amplop tersebut. Dia pun pergi dengan riang.Sementara itu, Darren segera melajukan mobilnya ke arah gedung Miracle. Namun bukan menemukan Ellen yang sendirian, dia mengenali mobil pamannya sedang terparkir di depan gedung tersebut. Perlahan kaca mobil turun dan menyuguhkan pemandangan yang sangat menyakitkan baginya. Sepasang suami istri itu tengah bercumbu. Dengan amarah tak tertahan, Darren memilih untuk pergi karena egonya yang besar.Sementara itu Ellen mendorong tubuh Dimitri. Pria itu tak bertanya apa pun meski rau

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-24

Bab terbaru

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   13. Sisi Lain Dimitri

    Eric datang ke gedung tempat Ellen bekerja dan berteriak memanggil nama anak bungsunya. Ellen segera menemuinya dan mengajaknya keluar. Tapi Eric tidak bersedia. Dia justru menamoar keras pipi putrinya di depan banyak orang. Ellen yang tak tahu menahu hanya bisa menatapnya penuh tanya. Meski baginya kekerasan fisik yang ia terima sudah familiar, namun ketika itu terjadi di depan banyak orang, Ellen pun bertanya-tanya. "Ada hubungan apa kau dengan Seravin?" tanya Eric."Apa maksud Ayah?" Ellen balik bertanya. "Sudah mendapatkan Dimitri masih belum puas dan masih ingin dapatkan lebih," kata Eric."Aku tidak mengerti maksdu Ayah," ujar Ellen."Hanya karena Dimitri bukan pria mapan dan hanya mengandalkan uang dari ayahnya kau mencari mangsa baru lagi," kata Eric. "Aku tidak mengerti dengan apa yang Ayah ucapkan. Aku juga tidak mengenal Seravin," kata Ellen."Mustahil kau tidak mengenalnya!" bentak Eric. "Pria itu mengajukan syarat agar kau menangani kerjasama kami.""Aku?" tanya Ellen

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   12. Janji Dimitri

    "Apakah kau yakin Ellen masih di dalam gedung?"Pertanyaan itu keluar dari bibir seksi seorang pewaris sah keluarga Pyordova. Darren. Dia bertanya pada salah seorang karyawan Miracle yang sengaja ia bayar untuk mengawasi gerak gerik Ellen. "Pekerjaannya sangat banyak jadi dia sengaja menyelesaikannya malam ini," ujar wanita berambut pirang itu. Dia berdiri di dekat mobil Darren. Pria itu memberikannya selembar amplop berisi cek. Wanita itu tersenyum bahagia menerima amplop tersebut. Dia pun pergi dengan riang.Sementara itu, Darren segera melajukan mobilnya ke arah gedung Miracle. Namun bukan menemukan Ellen yang sendirian, dia mengenali mobil pamannya sedang terparkir di depan gedung tersebut. Perlahan kaca mobil turun dan menyuguhkan pemandangan yang sangat menyakitkan baginya. Sepasang suami istri itu tengah bercumbu. Dengan amarah tak tertahan, Darren memilih untuk pergi karena egonya yang besar.Sementara itu Ellen mendorong tubuh Dimitri. Pria itu tak bertanya apa pun meski rau

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   11. Seravin Bertindak

    Ellen keluar dari mobil Dimitri. Wanita itu berpamitan pada Dimitri lalu bergegas masuk ke dalam gedung tempatnya bekerja. Langkah kaki baru saja menapak ke lobby. Tapi tatapan beberapa orang di tempat itu terasa sangat aneh. Ellen menatap ke sekeliling. Sudah hampir 2 minggu Ellen tidak masuk kerja. Hari ini adalah hari pertamanya kembali bekerja. Wanita itupun melangkah perlahan. Sesaat kemudian seseorang memanggilnya. Ellen menoleh. Suaminya berdiri di belalangnya dengan menyodorkan ponsel ke arahnya. Miracle. Perusahaan keuangan bertaraf internasional. Ellen bekerja di sana sebagai seorang staf keuangan. Jabatannya di perusahaan itu terbilang biasa saja. Bahkan itu bukan jabatan yang patut untuk di banggakan. "Ellen, ponselmu tertinggal di dalam mobil. Aku pikir kau harus tetap membawanya," kata Dimitri."Terima kasih, Paman." Ellen tersenyum. Suasana menjadi heboh. Dimitri dan Ellen mencari sumber keramaian. Di sana, di pintu utama, Darren dan asistennya berjalan masuk ke dal

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   10. Di Blacklist

    "Apa? Tidak mungkin!"Erica berdiri dari duduknya ketika mendapati kabar yang tidak menyenangkan melalui telepon genggamnya. Awalnya wanita cantik itu tengah menikmati teh mint bersama Ella. "Apakah kalian tidak mengenal siapa aku? Erica Byorka, model kelas dunia yang sedang naik daun. Namaku ada dimana-mana. Semua brand-brand terkenal kelas dunia, akulah dutanya. Bagaimana bisa kalian menolakku?" ujarnya tak terima dengan perlakuan ini.Dengan kesal Erica melemparkan ponselnya ke lantai. Ia kemudian kembali duduk. Sementara Ella menatap wajah cantik anaknya dengan penuh tanya."Ada apa?" tanya Ella."Dia menolakku setelah aku lulus seleksi," jawab Erica kesal."Siapa?" tanya Ella lagi. "Madeline," jawab Erica singkat. Raut wajahnya masih sangat kesal."Desainer mode terkenal. Hampir semua brand-brand terkenal sudah pernah bekerja sama dengannya dan memakai desainnya. Dia si tangan jenius yang sangat bernilai. Sementara kau adalah model papan atas kelas dunia. Bukankah kalian perpad

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   9. Seusai Makan Malam

    Ellen menunggu kepulangan Dimitri. Pria itu hanya memakan beberapa suap makanannya sebelum pergi dengan tergesa-gesa. Wanita itu menunggu sambil sesekali menoleh ke arah pintu. Hingga ponselnya berdering. Ellen meraih ponselnya yang tergeletak diatas meja. "Hallo," sapanya. Raut wajahnya terlihat serius mendengarkan penjelasan dari seseorang di seberang sana."Batalkan!" serunya dengan nada bicara tegas. Ellen mendengus kesal. Seseorang di seberang sana, rupanya dia menolak. Tapi Ellen tetap pada keputusannya. "Aku tidak peduli seberapa lama kita merancangnya. Sebulan atau tiga bulan, aku tidak peduli. Batalkan saja semuanya. Batalkan acara itu," kata Ellen lalu menutup ponselnya.Ellen ingin sekali marah. Dia tidak bisa menahan amarahnya. Entah tentang apa namun saat ini dia ingin mengamuk. Tapi tertahan karena ini rumah Dimitri."Aku tidak pernah menyangka dia akan dengan mudahnya masuk nominasi. Sungguh membuatku sangat kesal. Aku tidak akan pernah menerimanya. Apa pun yang te

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   8. Stranger Wife

    Dimitri dan Ellen kembali ke apartemen setelah hari berat yang mereka lalui. Mobil itu di parkir di parkiran basement. Sambil melihat layar ponselnya, Ellen terlihat panik. Entah apa yang Ellen perhatikan sejak tadi."Aku harus pergi ke suatu tempat," ujar Ellen berusaha menyembunyikan perasaan cemasnya."Akan aku antar," kata Dimitri."Tidak," tolaknya cepat. Dimitri menatap bingung ke arah Ellen. Sementara wanita itu sibuk mencari alasan. Bagaimana caranya dia pergi tanpa membuat kecurigaan. "Aku bisa naik taxi. Kau tak perlu repot-repot mengantarkanku," kata Ellen."Kebetulan aku juga tidak ada urusan. Jadi aku bisa mengantarkanmu," ujar Dimitri."Kau istirahat saja. Aku tidak akan lama," kata Ellen tersenyum. Dimitri mengangguk perlahan. Sebenarnya dia bisa saja bersikeras. Namun pria itu tidak ingin memaksa sang istri. Dia tidak ingin wanita itu merasa tidak nyaman berada di dekatnya. Wanita itu bergegas keluar dari mobil lalu berlarian kecil menuju keluar gedung. Sementara D

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   7. Malu Yang Tertahan

    Ellen dan Dimitri berdiam diri cukup lama di dalam mobil yang terparkir di tepi jalan tak jauh dari kediaman Pyordova. Ellen terdiam dengan menahan rasa malu akibat ucapannya sendiri. Dia sudah sesumbar dengan mengatakan akan segera hamil. Padahal hubungan mereka bukan sebagai suami istri pada umumnya."Maafkan aku," celetuk Ellen lirih dengan penuh penyesalan. "Lupakan saja. Lagipula itu tidaklah penting," ujar Dimitri. "Aku sangat marah tadi. Ingin rasanya aku membungkam mulutnya," kata Ellen penuh kekesalan. "Aku tidak akan memaksamu," kata Dimitri."Seharusnya kau tidak menikahiku," kata Ellen. "Aku hanya menambah bebanmu saja.""Kenapa keu berpikiran seperti itu?" tanya Dimitri. "Aku hanya menepati janji masalalu keluarga. Tapi tidak ku sangka semua akan seperti ini. Kau menjadi korbannya," kata Ellen tertunduk lesu."Yang kita lakukan sudah benar. Jangan di sesali lagi," kata Dimitri. "Untuk apa yang ayahku inginkan, kau tidak perlu berpikiran sampai sejauh itu. Dia hanya me

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   6. Angan-Angan David

    Sedan hitam itu memasuki gerbang mewah. Kediaman Pyordova yang sangat mewah. Sambutan yang biasa Dimitri terima membuatnya tak canggung sedikitpun. Berbeda dengan Ellen yang merasa sedikit canggung. Dia datamg sebagai menantu dan bukan cucu menantu. Pria itu mengenakan setelan jas hitam. Sementaa istrinya mengenakan gaun dengan tema victorian. Keduanya nampak sangat serasi. Para pelayan bahkan takjub dibuatnya.Seorang pelayan wanita menyambut keduanya. "Selamat datang Tuan dan Nyonya," celetuknya sambil membungkuk. "Apakah ayahku ada di rumah?" tanya Dimitri."Tuan besar sudah menunggu kedatangan Tuan," ujar wanita itu.Ellen terlihat cemas. Dimitri yang menyadarinya pun meraih telapak tangan istrinya lalu ia genggam erat. "Kau tenang saja. Ada aku disini," bisiknya lembut. Ellen mencoba mengatur nafas. Dia teramat canggung. Terlebih rumah ini sudah sering ia datangi. Dulu. Sebagai calon cucu menantu. Dan sekarang dia datang sebagai menantu. "Tuan besar menunggu kalian di taman be

  • Suami Penggantiku Bukan Lelaki Murahan   5. Perjanjian Yang Tertunda

    Ellen segera melepaskan diri ketika Darren yang mulai lengah. Wanita itu segera berlari ke belakang Dimitri. Meski sejujurnya dia sangat ketakutan. Dimitri, suaminya melihatnya sedang berciuman dengan mantan kekasihnya, yang merupakan keponakannya. "Aku dan Ellen saling mencintai. Kami melakukan apa yang pasangan lain lakukan," ucap Darren."Tapi dia istriku sekarang," kata Dimitri. Darren menatap wajah Ellen lalu beralih ke Dimitri. Pria itu tertawa lepas. Di saat itulah Dimitri mencium bau alkohol. "Paman, kau bahkan belum pernah menyentuhnya. Malam pertama kalian gagal, bukan? Kau tidak bisa menyentuhnya. Dia itu milikku," ucap Darren.Dimitri segera menelepon seseorang untuk segera datang dan membawa Darren pulang. Pria itu tak ingin berdebat dengan siapapun. Terlebih Darren si pewaris sah. Dimitri lebih memilih tetap diam dan tak banyak bicara. Setelahnya pun Dimitri tetap tak berkomentar apapun. Dia hanya diam saja. Sepertinya memang inilah sifat aslinya. Dia pendiam dan tak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status