Share

11). Mengikhlaskan

Author: Cacavip
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

***

"Rafly."

Perlahan manik mata itu terbuka setelah hampir satu jam tertutup. Adara mengerjap kemudian mengedarkan pandangannya hingga tak lama kedua matanya tertuju pada seorang pria yang tengah duduk di sampingnya sambil meletakkan kepala di samping tangan Adara.

"Danendra." Adara berucap pelan—membuat Danendra yang sempat terlelap seketika terbangun lalu ikut mengerjap.

"Ra, kamu bangun juga," kata Danendra.

"Aku di mana?" tanya Adara. Kesadarannya belum terkumpul, dia tak mengingat apa yang sudah terjadi padanya satu jam lalu. "Aku kenapa?"

"Kamu pingsan tadi," ucap Danendra.

"Pingsan?" Adara beringsut kemudian duduk di kasur queen size milik Muthia yang sejak tadi di tiduri. "Aku pingsan kena .... "

Adara terdiam ketika otaknya perlahan mulai bekerja—mengingat kembali kejadian apa saja yang dia alami seharian ini. Sarapan bersama Teresa, perjalanan menuju Majalengka, Sesampainya di rumah Wulan, hingga yang paling baru adalah ketika dirinya tiba-tiba saja lemas setelah melihat na
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami Pengganti untuk Adara   12). Mengingat Tanpa Melupakan

    ***"Nyaman?""Udah, Dan. Nyaman."Setelah maghrib, Adara juga Danendra memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Hampir satu jam lebih berdiam dan bermonolog di samping pusara Rafly, hati dan pikiran Adara akhirnya mulai tenang.Terlebih lagi ada Danendra yang setia menghiburnya sejak tadi, bahkan Danendra pun berjanji akan selalu ada di samping Adara sebagai pengganti Rafly.Pengganti. Entah kenapa satu kata itu seolah melekat pada diri Danendra sekarang karena mungkin memang itulah dirinya. Ditakdirkan untuk menjadi pengganti Rafly di kehidupan Adara dan tentu saja meskipun pesimis, Danendra berharap perlahan statusnya bukan lagi pengganti, tapi yang utama di hati Adara."Ya udah kalau gitu," kata Danendra. Menutup pintu bagian kiri, dia kemudian mengitari porsche hitamnya lalu duduk di kursi kemudi.Berpamitan pada Wulan juga Muthia, pukul setengah tujuh malam, Danendra juga Adara benar-benar pergi meninggalkan kampung halaman Rafly menuju Jakarta.Sebenarnya Adara ingin sekali mengin

  • Suami Pengganti untuk Adara   13). Selimut Hidup

    ***"Akhirnya sampai juga."Danendra melepaskan kedua tangannya dari setir tepat setelah porsche yang sejak tadi dia kendarai berhenti di basemant apartemen.Sempat terjebak macet, pukul sepuluh malam Danendra dan Adara akhirnya sampai setelah menempuh perjalanan panjang dari Majalengka.Alih-alih menemani Danendra, Adara sudah tidur sejak satu jam lalu—membuat Danendra terpaksa mengemudi dalam suasana hening juga dalam keadaan yang sedikit mengantuk. Beruntung, setelahnya dia dan Adara bisa sampai dengan selamat."Pulas banget kamu tidurnya, Ra," gumam Danendra pasca melepas safetybelt lalu memandangi Adara yang terlelap dalam tidurnya Mengulurkan tangan, Danendra menyelipkan anak rambut Adara ke belakang telinga agar tak menghalangi wajah cantik perempuan itu. Untuk beberapa detik, Danendra tersenyum. Namun, senyuman itu kembali luntur ketika ucapan Felicya di telepon tadi kembali terlintas di pikirannya."Awas ya kalau kamu berani selingkuh dari aku, Dan. Aku percaya kamu. Aku yak

  • Suami Pengganti untuk Adara   14). Meminta Penjelasan

    "Sedang apa kalian?!"Baik Adara maupun Danendra membuka paksa kedua mata mereka ketika teriakan perempuan terdengar melengking di dalama kamar.Mengerjap beberapa kali, Danendra tentu membulatkan matanya melihat perempuan yang tak pernah dia duga akan datang, nyatanya sudah berdiri di belakang Adara dengan wajah yang dilingkupi emosi."Siapa, Dan?" Adara yang baru tersadar ikut bangun lalu menoleh dan tentu saja dia terkejut melihat Felicya berdiri di depannya."Ngapain kalian?" tanya Felicya—berusaha setenang mungkin, meskipun nyatanya ketenangan itu pun hampir hilang karena deru napasnya mulai memburu."Feli, kapan kamu pulang?" tanya Danendra."Aku tanya, kaliang ngapain?!" teriak Felicya lagi. Bukan pada Danendra, tatapan Felicya justru tertuju pada Adara lalu di detik yang sama dia mengulurkan tangannya—menjambak rambut Adara lalu menariknya tanpa ragu. "Perempuan murahan! Ngapain kamu tidur sama Danendra, Dara?! Kamu udah punya calon suami!""Feli sakit, Fel!" Adara yang bering

  • Suami Pengganti untuk Adara   15). Yang Terluka

    ***"Fel, aku minta maaf. Aku enggak punya pilihan lain selain menikah dengan Adara."Hampir sepuluh menit ucapan maaf itu selalu dilontarkan Danendra untuk Felicya yang kini masih terisak dalam tangisannya.Setelah membuat gadis itu tenang, Danendra memang mulai menceritakan semua yang terjadi beberapa hari ini—termasuk pernikahan dadakannya dengan Adara juga kepergian Rafly karena sebuah kecelakaan pada Felucya.Dan tentu saja Felicya—sebagai perempuan yang sebulan terakhir ini menyandang status kekasih Danendra menjadi orang yang paling terluka dengan kabar tersebut.Tak mudah bagi Felicya untuk mendapatkan hati Danendra. Meski baru saja berpacaran satu bulan dengan pria itu, nyatanya untuk pendekatan saja dia membutuhkan waktu berbulan-bulan dan kini? Dengan mudahnya Adara merebut Danendra darinya.Jahat. Salahkah jika Felicya menganggap Adara adalah perempuan jahat?"My heart is broken," lirih Felicya tanpa menyingkirkan kedua telapak tangan yang sejak tadi menutupi wajah cantikn

  • Suami Pengganti untuk Adara   16). Khawatir

    ***"Ah, sakit!"Danendra meringis ketika kapas yang sudah dibasahi alkohol itu mendarat dengan sempurna pada luka di lututnya yang maru saja selesai dibersihkan. Beruntung hanya lutut kiri saja yang terluka, karena jika keduanya mungkin Danendra akan kesakitan saat berjalan, karena nyatanya luka di lutut biasanya akan lebih sulit sembuh dibanding luka pada bagian tubuh lain."Kekencengan ya? Maaf, aku enggak sengaja."Adara yang menempelkan kapas tersebut seketika langsung mendongak—menatap Danendra yang duduk di sofa dengan tatapan khawatir.Danendra kembali ke apartemen dengan lutut yang berdarah tentu saja membuat Adara khawatir. Mengabaikan roll rambut yang masih menempel di kepalanya, Adara langsung bergegas mencari kotak P3K lalu segera mengobati luka di lutut suaminya itu.Karena secara tak langsung semua yang terjadi pada Danendra gara-gara Adara."Enggak kok cuman emang perih aja kayanya," kata Danendra."Maaf ya," ucap Adara pelan."Untuk?""Untuk yang terjadi pagi ini," uc

  • Suami Pengganti untuk Adara   17). Debat Pagi

    ***"Kita sampai."Adara mengukir senyum tipis ketika porsche yang dikendarai Danendra berhenti persis di depan lobi kantor. Masih memakai celana pendek juga kaos hitam yang dia pakai kembali setelah sempat dilepas, dengan senang hati Danendra mengantar istrinya ke kantor."Makasih, Dan," kata Adara. Sampai di kantor pukul tujuh pagi tepat, Adara langsung melepas safetybeltnya lalu mengambil tas yang dia simpan di atas dashboard. "Berkat kamu, aku enggak jadi terlambat.""Sama-sama, Ra. Semangat ya kerjanya, jangan sedih terus," kata Danendra. "Iya, Dan," kata Adara. "Aku turun ya.""Iya."Adara membuka pintu bagian kiri mobil. Mengulurkan tangannya, dia mencium punggung tangan Danendra lalu melangkahkan kakinya memasuki lobi perusahaan dan tentu saja sapaan ramah langsung dia dapat dari rekan kerja lainnya."Pagi Bu Dara.""Pagi," sapa Adara ramah. Ruangan kerjanya berada di lantai tiga, Adara melenggangkan kakinya masuk ke dalam lift dan tentu saja di dalam sana—ketika Adara hanya

  • Suami Pengganti untuk Adara   18). Lebam di Pipi

    ***[Danendra : Aku tunggu di lobi.]Adara mengukir senyum tipis ketika pesan tersebut muncul di layar ponselnya. Memandang kembali komputer di depannya, dia segera mengakhiri pekerjaan untuk menghampiri Danendra yang siang ini mengajaknya makan bersama.Sebenarnya—setelah depat pagi tadi bersama Ginanjar dan kejadian penamparan yang dilakukan sang Papa, Adara sangat malas pergi ke mana-mana.Dia ingin menyibukkan diri untuk melupakan sakit hatinya pada sang Papa yang tega membuang semua barang-barang Rafly lalu tega menamparnya. Namun, ketika Danendra mengajaknya makan siang,Adara sungkan menolak.Danendra sudah melakukan banyak hal—termasuk mengorbankan hubungannya dengan Felicya. Tak etis sekali jika Adara menolak permintaan suaminya itu yang hanya ingin menghabiskan makan siang bersama."Semoga Danendra enggak sadar sama pipi aku," gumam Adara sambil menyentuh pipinya yang kini terlihat sedikit biru.Selalu seperti itu. Setiap Ginanjar murka, perlakuan kasar pasti selalu dilakuka

  • Suami Pengganti untuk Adara   19). Peringatan

    ***"Makasih buat makan siangnya, Dan. Aku masuk dulu ya.""Aku antar sampai ke ruangan kamu."Selesai makan siang, Danendra tentu saja mengantar kembali Adara ke kantor sekaligus mengambil mobil yang dia parkirkan di sana. Sampai di lobi, alih-alih pergi, Danendra justru menawarkan diri untuk mengantar Adara ke ruangannya karena memang setelah itu ada sesuatu yang harus dia selesaikan."Kenapa?" tanya Adara yang tentu saja heran ketika Danendra tiba-tiba saja ingin mengantarnya ke ruangan. Padahal dia pun dalam keadaan baik-baik saja dan tak perlu kawalan. "Apanya yang kenapa?""Kamu, kenapa pengen antar aku sampai ke ruangan kerja?" tanya Adara. Memandang Danendra yang menatapnya sambil mengukir senyum, Adara tiba-tiba saja mengubah raut wajahnya ketika sebuah kemungkinan tiba-tiba saja terlintas di pikirannya. "Dan kamu ... ""Kamu apa?""Kamu enggak ada niatan buat nemuin Papa aku, kan?" tanya Adara, karena memang di restoran tadi Danendra terlihat tak suka setelah Adara mengatak

Latest chapter

  • Suami Pengganti untuk Adara   316). Extra Chapter 14

    *** "Onty, Reano mana. Kok enggak kelihatan dari tadi?" Adara yang sedang menyapa para tamu seketika menoleh saat sebuah pertanyaan diucapkan seorang laki-laki muda yang malam ini tampan dengan kemeja navy bluenya. Danial. Yang baru saja bertanya pada Adara adalah Danial. "Eh, Nial. Rean kayanya masih di jalan." "Lho, enggak bareng?" "Mana maulah bareng sama Onty," kata Adara. "Dia kan jemput pacarnya." "Masih sama Lula?" "Masih." Danial tersenyum. "Awet juga ya, enggak kaya kakaknya." "Haha iya." "Ya udah, Nial gabung dulu sama yang lain ya Onty." "Iya, Nial." Malam ini adalah malam yang cukup membahagiakan bagi keluarga besar Alexander—khususnya keluarga Adam karena sebuah pesta tengah digelar di ballroom hotel berbintang di kota Jakarta. Bukan pertunangan atau pernikahan, pesta yang dirancang oleh anak-anak juga para menantu Adam itu adalah sebuah perayaan aniversary pernikahan Adam dan Teresa yang ke lima puluh delapan tahun. Cukup lama Adam menjalin

  • Suami Pengganti untuk Adara   315). Extra Chapter 13

    ***"Duh siapa sih?"Masih dengan kedua mata terpejam, Alula mengulurkan tangannya—meraba-raba meja nakas di samping kasur untuk mencari ponsel yang saat ini berdering cukup nyaring.Entah siala yang menelepon, yang jelas Alula merasa sangat terganggu oleh bunyi dering ponselnya tersebut."Ketemu," gumam Alula ketika akhirnya dia menemukan apa yang dicarinya.Mengambil ponsel tersebut, perlahan Alula membuka matanya dan yang dia temukan di layar adalah nama Reano."Reano. Ngapain sih?"Beringsut, Alula mengubah posisinya menjadi duduk sebelum akhirnya menjawab panggilan dari Reano."Halo, Rean. Kenapa?" tanya Alula parau."Baru bangun?""Iya.""Dih, belum sholat dong?" tanya Reano."Emang ini jam berapa?" tanya Alula yang memang belum sempat melihat jam baik itu di ponsel mau pun di dinding kamar."Jam lima pagi," kata Reano. "Ke air gih sana, cuci muka, wudhu, terus sholat.""Iya.""Nanti jam enam aku ke kamar kamu," ungkap Reano—membuat Alula seketika mengerutkan keningnya."Mau nga

  • Suami Pengganti untuk Adara   314). Extra Chapter 12

    ***"Jaga diri baik-baik di sana, awas jangan macam-macam.""Iya, Ma. Siap."Pukul delapan pagi, Reano sudah siap dengan penampilannya yang bisa dibilang cukup rapi. Membawa koper berwarna hitam berisi pakaian ganti, remaja yang satu bulan lalu baru saja genap delapan pelas tahun itu sudah tiba di bandara, diantar Adara juga Danendra.Tujuannya? Tentu saja Jerman. Memanfaatkan libur panjang sebelum masuk kuliah, Reano memang meminta izin pada kedua orang tuanya untuk pergi ke Jerman menemui Nara.Tak sendiri, Reano pergi bersama Alula yang memang ingin menghabiskan waktu liburan di luar negeri.Berhubung kedua orang tuanya sibuk, Alula memutuskan untuk ikut bersama Reano yang sejauh ini bisa dipercaya menjaga putri bungsu seorang Arkananta itu."Jangan macam-macam kalian di sana. Ingat, pisah kamar," kata Aludra memperingatkan."Iya, Mama. Masa satu kamar?" tanya Alula. "Lagian uncle Danen kan udah pesenin dua kamar buat aku sama Reano.""Tenang aja, Ra. Aku udah pesenin kamar yang be

  • Suami Pengganti untuk Adara   313). Extra Chapter 11

    ***'Hati-hati di jalan.'Elara yang baru saja memasukkan beberapa baju ke dalam tas seketika mengukir senyumannya ketika sebuah pesan yang bisa dibilang cukup romantis masuk ke ponselnya—membuat dia terbang ke angkasa dengan perasaan yang berbunga-bunga.Bukan dari orang sembarangan, pesan tersebut berasal dari Regan yang memberikan peringatan pada Elara karena sore ini gadis itu akan berangkat menuju Bandung untuk menginap di rumah Aksa selama dua malam.Alasannya? Tentu saja Elara ingin menemui Regan yang satu minggu lalu resmi menjadi pacarnya.Dicomblangkan oleh Respati lalu saling mengenal via virtual selama sebulan lebih, Elara dan Regan sepertinya memiliki banyak kecocokan lalu pada akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan setelah Regan menyatakan cintanya lebih dulu seminggu yang lalu.Regan memang jarang bicara bahkan terkesan dingin, tapi di dekat orang yang membuatnya nyaman, Regan kadang berubah seratus delapan puluh derajat dan bagi Elara, Regan ternyata cukup menyena

  • Suami Pengganti untuk Adara   312). Extra Chapter 10

    ***"Oke, istirahat dulu aja ya.""Siap, Kak!"Menyimpan semua peralatan yang ada, para siswa juga siswi yang siang ini memakai pakaian olahraga lantas membubarkan diri lalu berjalan ke pinggir lapangan pun dengan siswi yang kini melangkah untuk menghampiri seseorang di bangku pinggir lapangan."Kamu kalau bosen, pulang aja."Istirahat dari latihannya, Alula langsung menghampiri Reano yang sejak tadi setia menunggu sambil bersandar pada tembok.Sejak masuk di SMA yang sama Alula dan Reano bisa dibilang cukup dekat—lebih tepatnya sengaja didekatkan oleh Adara yang memang menginginkan Reano lupa dengan perasaannya pada Nara.Setiap pagi juga siang setelah pulang sekolah, Reano diwajibkan menjemput dan mengantar Alula ke rumahnya bersama supir karena memang usia yang belum tujuh belas tahun membuat Reano belum diizinkan memakai kendaraan sendiri.Reano sebenarnya sudah beberapa kali menolak karena memang didekatkan paksa seperti ini membuatnya tak nyaman.Namun, sederet ancaman penyitaan

  • Suami Pengganti untuk Adara   311). Extra Chapter 9

    ***"Reres, kamu ngapain ke sini?"Keluar dari pintu gerbang sekolah, Elara mengerutkan kening ketika mendapati seorang siswa laki-laki dengan seragam yang berbeda dengannya tengah berdiri sambil mengukir senyuman.Respati.Bukan pacar atau gebetan, siswa laki-laki yang kini tengah bersandar di pintu mobil sedan hitam adalah sepupu Elara—anak dari saudara Danendra."Hai, Kak El," sapa Respati sambil mengangkat telapak tangannya. "Apa kabar?""Baik," kata Elara apa adanya. "Kamu apa kabar?""Baik juga," ucap Respati."Kamu ngapain ke sekolahan aku? Ada urusan apa gimana?" tanya Elara."Iya ada urusan sama Kak El," ucap Respati—membuat Elara seketika mengerutkan keningnya."Urusan apa?""Hm." Respati bergumam pelan, sementara wajahnya terlihat menunjukkan sebuah keraguan. "Mau minta bantuan sih, Kak?""Bantuan apa?"Respati menggaruk tengkuknya yang bahkan tak gatal sama sekali."Res?""Ah iya, Kak. Bantuan apa sih?" tanya Elara. "Ngomong aja. Enggak usah ragu.""Hm, nanti malam Kakak s

  • Suami Pengganti untuk Adara   310). Extra Chapter 8

    ***"Baik-baik di sekolah. Jangan banyak tingkah."Sambil mengoleskan selai ke roti, ucapan tersebut dilontarkan Adara pada Reano yang saat ini baru saja duduk di meja makan.Setelah dua minggu liburan berlangsung, tahun ajaran baru akhirnya tiba dan hari ini Reano akan memulai kegiatan sekolahnya di SMA.Sesuai perintah, mau tak mau Reano menurut untuk bersekolah di SMAN 8. Padahal, sudah sejak jauh-jauh hari remaja itu menginginkan sekolah di SMAN 34 karena memang hampir semua teman dekatnya bersekolah di sana."Mau joged di tengah lapangan," celetuk Reano."Apaan sih? Kalau dikasih tahu itu jawab yang benar. Bukan kaya gitu."Elara yang baru saja siap, lantas menoyor kepala adiknya itu dengan tangan kanan sementara tangan kirinya menarik kursi untuk duduk."Kamu juga apaan? Kepala itu sensitif. Enggak usah pake noyor," ketus Reano tak suka.Berbeda dengan kebanyakan siswa yang biasanya bahagia ketika masuk di sekolah baru, Reano justru sebaliknya.Selain karena sekolah yang dia tem

  • Suami Pengganti untuk Adara   309). Extra Chapter 7

    ***"Kamu kenapa?"Menghampiri Adara di pinggir kolam, Danendra langsung mengucapkan pertanyaan tersebut setelah beberapa menit lalu terus memperhatikan sang istri yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu."Dan. Kamu di sini.""Orang-orang di dalam, kamu kok di luar?" tanya Danendra. "Lagi mikirin apa sih, hm?""Reano," kata Adara.Danendra mengerutkan keningnya. Dia yang datang membawa segelas air putih lantas menarik kursi lalu duduk di depan Adara."Apa yang kamu pikirkan tentang Reano?" tanya Danendra."Kamu lupa sama apa yang dia omongin tadi di mobil?" tanya Adara. "Reano bilang dia cinta sama Nara, Dan.""Terus masalahnya di mana?""Kok kamu nanya gitu, Danen?" tanya Adara tak suka. "Ya enggak bolehlah! Reano sama Nara itu saudara. Mereka enggak boleh saling mencintai lebih dari sekadar saudara.""Tapi kan bukan kandung," ucap Danendra. "Dalam segi agama ataupun negara, mereka sah-sah aja kalau mau punya hubungan.""Enggak!" pungkas Adara. "Sampai kapan pun aku enggak akan res

  • Suami Pengganti untuk Adara   308). Extra Chapter 6

    ***"Males ikut, Ma."Mendengar ucapan tersebut, Adara menoleh seketika lalu memandang putranya sambil menaikkan sebelah alis."Males ikut apa?""Rean malas ikut ke Bandung."Pagi ini—seminggu setelah kepergian Nara ke Jerman, keluarga Adara akan bertolak menuju Bandung, menghadiri undangan yang diberikan keluarga Aksa.Bukan pesta besar, di Bandung sana Aksa hanya merayakan syukuran atas kelulusan putri angkatnya Aileen di salah satu universitas terbaik di kota Bandung dengan nilai yang juga tentunya sangat baik.Tak hanya Danendra dan keluarga, nantinya Adam juga Teresa pun akan datang bersama supir lalu Danish juga terbang dari Surabaya bersama keluarganya."Kenapa?" tanya Adara.Tak tahu tentang yang terjadi pada Nara, Adara memang mulai bersikap biasa kembali. Perempuan itu mencoba menghibur diri dari rasa sedih kehilangan Nara karena tentunya dia berpikir sang putri tak akan lama pergi.Berbeda dengan Adara yang berusaha menghibur diri, Reano justru seperti orang tak bersemangat

DMCA.com Protection Status