"Menurut Hyung, Ju Woon harus gimana?" Ju Woon meminta pendapat Kenan.
Saat ini tengah dalam waktu istirahat siang. Kenan dan Ju Woon memutuskan makan siang berdua saja di Dirut's Room. Sedangkan dokter Fara, Nabila dan dokter Adnan makan siang di kantin rumah sakit.
Rencananya, Kenan dan Ju Woon akan mendiskusikan solusi agar Nabila diterima sebagai menantu dalam keluarga Choi, dimana kedua keluarga akan mengadakan pertemuan pekan depan. Oleh karena itu, untuk mengelabui Fara dan Nabila yang tadinya ingin ikut serta makan siang bersama pria mereka di Dirut's Room, Kenan dan Ju Woon berdalih ingin membahas perihal bisnis yang akan menjadi topik membosankan untuk didengar oleh kedua wanita itu sepanjang sesi makan berlangsung. Adapun dokter Adnan, hanya dengan isyarat kedipan mata langsung dibuat sadar diri bahwa Kenan dan Ju Woon akan membahas sesuatu yang bersifat privasi, sehingga memutuskan ikut serta bersama Fara dan Nabila.
 
"Akhirnya, hiks..." Farzan terisak haru mendengar kabar kehamilan Fara "Hiks... Gak lama lagi Ayah bakal jadi Kakek."Usai makan malam di restauran tadi, Fara meminta Kenan untuk pulang ke kediaman Farzan, katanya ingin memberikan kejutan pada sang ayah. Kenan yang sejatinya juga rindu ingin bertemu Farzan, sang ayah mertua, dengan senang hati mengiyakan. Dan di sinilah mereka sekarang, di ruang keluarga kediaman Farzan.Kenan dan Fara yang duduk mengapit di sisi kanan dan kiri Farzan hanya tersenyum sembari sama - sama mengusap - usap punggung pria paruh baya itu."Udah berapa minggu umur calon cucu Ayah?" tanya Farzan kemudian, sembari menyeka air matanya."Belum cukup sebulan Yah, baru 3 minggu lebih." Kenan yang menjawab.Farzan mendelik pada Kenan dan Fara secara bergantian "Udah hampir sebulan dan kalian baru ngasih tau Ayah?" protesnya tidak terima.Ke
Seminggu berlalu, hari pertemuan antara pihak keluarga Nabila dan keluarga pihak Ju Woon untuk membahas perihal lamaran pun tiba. Pertemuan tersebut diadakan di hotel XXI, salah satu hotel bintang 5 di ibu kota, sesuai pengaturan Ju Woon.Awalnya Nabila sempat bertanya - tanya, mengapa pertemuannya tidak diadakan di kediaman keluarganya saja? Bukankah pertemuan itu untuk melamar dirinya pada orang tuanya?Dan Ju Woon berdalih bahwa dalam pertemuan tersebut Kenan juga akan ikut hadir untuk membahas bisnis dengan kepala keluarga Choi. Jika diadakan di kediaman keluarga Nabila, maka tak etis untuk Kenan turut hadir sementara pihak keluarga Ju Woon akan langsung kembali ke Korea usai pertemuan. Jadi, sekalian saja diadakan ditempat yang agak terbuka.Dengan itu, Nabila pun tidak bertanya lebih jauh lagi dan mengikuti saja pengaturan Ju Woon. Dan di sinilah mereka berada di salah satu ruangan presiden suit yang sudah disulap
"Kak Ken, menurut Kakak gimana? Apa Ju Woon dan Nabila bakal baik - baik aja?" tanya Fara pada Kenan. Saat ini mereka tengah berada dalam perjalanan pulang dari acara pertemuan lamaran Ju Woon dan Nabila tadi yang hasilnya kedua belah pihak keluarga sepakat akan menikahkan putra putri mereka 3 bulan mendatang.Hening...Setelah sekian waktu berlalu, Fara tak kunjung mendapatkan jawaban apapun dari Kenan. Menoleh pada Kenan yang duduk di sampingnya, Fara mendapati suaminya itu ternyata tengah melamun sembari memandang keluar kaca pintu mobil.Fara memutar bola matanya malas, lalu ditepuknya pundak Kenan pelan sembari menegur "Kak Ken!""Ah..." Kenan tersentak dari lamunannya dan spontan balas menoleh pada Kenan "Eh, i- iya sayang, ada apa?""Ck..." Fara mencebik "Seharusnya Fara yang nanya gitu, Kak Ken ngelamunin apa sih? Sampe - sampe Fara nanya ngomong gak didengar."&nb
"Kak Ken!" Fara menegur Kenan dengan berseru sedikit keras. Saat ini mereka tengah bersantai bermalas - malasan di ruang santai apartemen, seperti biasa rutinitas mereka di pagi hari akhir pekan.Namun sejak tadi Fara berceloteh mengajak Kenan mengobrol, suaminya itu malah tak menyahut sedikitpun. Fara tahu itu bukan karena Kenan tengah asyik menonton televisi, tapi karena melamun. Dan Fara sudah jengah dengan hal itu. Pasalnya bukan pagi ini saja, sejak semalam ia mendapati Kenan memang banyak melamun. "Kak Ken kenapa sih?"Kenan tersentak dari lamunannya dan spontan menunduk demi bertemu tatap dengan Fara yang tengah berbaring menggunakan sebelah pahanya sebagai bantal. "Eh, Ka- Kakak gak kenapa - napa kok sayang."Bohong. Fara tahu Kenan berbohong "Dari semalam Kakak bilangnya gak kenapa - napa, tapi apa? Fara masih sering nemuin Kak Ken ngelamun." diputarnya kedua bola matanya malas "Emang Kak Ken ngelamunin apa sih?
"Sayang, kok makanannya gak dimakan?" tanya Kenan pada Fara. Saat ini dirinya, Fara, Ju Woon dan Nabila tengah makan siang bersama di kantin rumah sakit pada jam istirahat siang."Bentar Kak, Fara lagi serius amatin wajah Kakak dan Ju Woon nih.""Ck..." Kenan mencebik "Kenapa sih kamu masih ngeyel aja sayang? Kan Kakak udah bilang, mana ada wajah Kakak mirip sama bocah gak ada rahang ini.""Uhuk uhuk..." spontan Ju Woon tersedak makanan yang tengah dilahapnya kala mendengar Kenan mengatakan wajah mereka mirip."Tuh kan, mana sudi Kakak mau disamain wajahnya dengan bocah yang makan aja gak benar seperti dia." lanjut Kenan mencibir sembari melirik sinis pada Ju Woon yang tengah dibantu oleh Nabila mengobati tersedak nya dengan segelas air.Setelah merasa lebih baik, Ju Woon menatap Kenan dengan tatapan yang sulit diartikan sembari mengenakan ekspresi was - was. Mendapati tidak ada
Flashback on!21 tahun yang lalu...Di sebuah rumah sederhana berdinding bata dan berlantai olahan semen mentah, dalam sebuah kamar terlihat dua orang, pria dan wanita paruh baya tengah berbincang dengan ekspresi serius di wajah masing - masing."Bagaimana kondisinya, Dok?" tanya sang wanita pada sang pria yang diketahui sebagai seorang dokter berdasarkan jas dokter yang dikenakannya."Hufh..." sang dokter menghembuskan nafas berat "Maaf Bu Ayu, untuk saat ini saya belum bisa menyatakannya secara langsung. Anak itu perlu dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh."Ya, sang wanita tidak lain dan tidak bukan adalah Ayudia. Dan tempat mereka berada saat ini adalah rumah Ayudia yang sejak 3 tahun yang lalu merangkap sebagai panti asuhan yang diberi nama Al - Rahman.Sementara Ayu dan sang dokter berbincang - bincang, pandangan mereka terus tertuju pada sesosok gadi
"Kak, nona Asmita itu siapanya Kak Ken sih?" tanya Fara pada Kenan. Saat ini mereka tengah berbaring di atas ranjang yang rencananya telah bersiap untuk tidur. Namun baik Fara maupun Kenan tak dapat memejamkan mata dikarenakan ada sesuatu yang mengusik pikiran mereka.Lain Fara lain Kenan. Kalau Fara pikirannya tengah diusik oleh pertanyaan - pertanyaan tentang siapa Mita bagi Kenan. Sedangkan Kenan, pikirannya tengah diusik oleh hasil pemeriksaan terhadap kondisi Mita yang diperiksanya siang tadi yang hasilnya menunjukan bahwa wanita yang dulu bahkan hingga sekarang dianggapnya saudara itu ternyata mengalami amnesia setelah operasi pencangkokan tumor 3 tahun yang lalu."Hm, panggil aja Mita. Bisa dikatakan, Mita adalah wanita dari masa lalu Kakak." jawab Kenan ambigu yang sontak membuat Fara yang berbaring di sampingnya memicingkan mata tajam padanya."Maksud Kakak, wanita dari masa lalu?" tanya Fara memastikan sembari
"98,9%, 99,8%, 99,9%. Se- semuanya positif." gumam Ju Woon dengan suara bergetar setelah memeriksa 3 lembaran hasil tes DNA, masing - masing antara dirinya dan Kenan, Hyun Jae dan Kenan, serta Jung Hwa dan Kenan.Akhirnya Ju Woon memperoleh hasil tes DNA yang dilakukannya seminggu yang lalu, tepatnya sehari setelah pertemuan lamaran antara pihak keluarga Ju Woon dan pihak keluarga Nabila, dimana pada pertemuan tersebut, secara diam - diam tanpa sepengetahuan siapapun Ju Woon mengambil sampel helai rambut Jung Hwa dan Hyun Jae. Memang Ju Woon sudah menebak hasilnya akan seperti ini, namun setelah melihatnya secara langsung, tetap saja ia tak dapat mengendalikan debaran hatinya yang begitu hebat, saking takjub nan senangnya."Ok, tenang Ju Woon! Sekarang kamu harus memikirkan apa yang harus kamu lakukan setelah ini." gumam Ju Woon lagi mensugesti dirinya sendiri agar tidak terbuai dan malah melakukan tindakan bodoh, seperti menemui Kenan sekar
Ceklek..."Ah..." Fara terperangah menyaksikan pemandangan di depan matanya, tepatnya di depan pintu bilik konsultasi pasien penyakit dalam, ketika ia baru saja memasuki Dirut's Room. Bagaimana tidak? Tepat di depannya kini tampak Kenan tengah merangkul pinggang Mita dengan sebelah tangannya."Ugh..." dan Kenan segera melepaskan rangkulannya dari pinggang Mita begitu menyadari keberadaan Fara. "Sa- sayang, kamu tenang dulu! Ini gak seperti yang kamu pikirkan." ujarnya kemudian, mencoba menjelaskan dengan sedikit gelagapan."Be- benar Dokter Fara, ini tidak seperti yang anda pikirkan." timpal Mita dengan sedikit gelagapan pula ikut membantu Kenan mencoba menjelaskan."Hmm?" Fara memicingkan matanya tajam pada Kenan dan Mita "Lalu apa?""Ini___" Kenan dan Mita hendak menjelaskan secara bersamaan yang membuat keduanya menghentikan ucapan mereka bersamaan pula dan saling pandang kemu
Hoek hoek..."Kamu baik - baik aja sayang?" tanya Kenan khawatir nan sedikit panik sambil mengurut pangkal leher belakang Fara yang baru saja muntah di wastafel yang berada di sudut ruang makan. Beberapa saat yang lalu keduanya hendak memulai sarapan, Fara tiba - tiba merasa mual dan segera berlari ke wastafel tersebut disusul Kenan yang dengan sigap mengikuti dari belakang.Cuih...Fara meludahkan sisa muntah yang masih tertinggal di mulutnya. "Fara baik - baik aja Kak." jawabnya sedikit lemas sembari mencoba menegakkan tubuhnya."Sepertinya kamu udah mulai ngalamin morning sickness sayang." tebak Kenan menyimpulkan dari gejala mual yang baru saja Fara alami."Iya, sepertinya gitu Kak. Lagian ini juga udah masuk 2 bulan usia kehamilan Fara." Fara sependapat dengan Kenan "Dan juga gejalanya emang seperti morning sicknees. Dari bangun tidur tadi Fara ngerasa badan Fara gak enakan,
Keesokan harinya...Pagi ini publik digemparkan oleh berita tertangkapnya seorang dokter spesialis kesehatan kulit yang cukup ternama di Indonesia, atas dasar konspirasi percobaan pencemaran nama baik Kenan, Fara, serta NF Hospital. Siapa lagi sang tersangka kalau bukan Andre yang secara suka rela mengakui konspirasi yang dilakukannya bersama seorang jurnalis bayaran yang mengakibatkan sang jurnalis ikut tertangkap dan membekuk bersama Andre di balik jeruji.Sekali lagi Kenan membuktikan kekuasaannya yang dengan sangat mudah dapat menghancurkan para pakar - pakar ternama. Sebenarnya Kenan bisa saja membuat hukuman yang dijatuhkan pada Andre lebih berat dari yang diterimanya pada kasus ini, yakni hanya hukuman penjara selama 3 tahun. Kenan mempunyai sangat banyak kasus - kasus tindak pidana Andre dari hasil penyelidikannya.Ternyata, selama ini Andre secara diam - diam telah melakukan praktik ilegal tanpa sepengetahuan pi
Byurr..."Uhuk uhuk..." Andre terbatuk - batuk oleh guyuran air yang memasuki hidung dan mulutnya, sekaligus menyadarkannya entah dari pingsan atau tidur. Matanya menyipit kala cahaya lampu yang cukup menyilaukan memasuki retinanya sesaat matanya baru saja terbuka. "Aku di mana?" gumamnya dengan suara serak khas baru bangun tidur sembari mulai mengedarkan pandangannya memindai sekeliling ruangan seluas 5 × 6 meter dengan nuansa serba putih yang tampak sangat renggang karena keminiman perabot yang mengisi ruangan tersebut."Kau!?" pupil mata Andre yang tadinya masih tampak sayup seakan enggan untuk terbuka, seketika melebar sempurna kala tatapannya jatuh pada sesosok pria jangkung berbadan kekar yang berdiri tidak jauh di hadapannya sambil menenteng sebuah ember di sebelah tangannya. Ia yakin pia itu pasti adalah orang yang baru saja mengguyurnya dengan air. Mengedarkan pandangannya lebih jauh lagi, ia mendapati 3 pria lainnya den
Keesokan harinya... Saat ini masih pukul 9 pagi, namun pekarangan NF Hospital yang luasnya dua kali lapangan sepak bola standar internasional itu telah dipenuhi oleh lautan Manusia. Mereka bukan para pasien ataupun keluarga pasien, melainkan para pemburu berita yang ingin menyaksikan dan merekam secara langsung sesi jumpa pers yang tengah diadakan dalam rangka membahas perihal kesuksesan oeprasi ke 273 Kenan di Swiss tempo lalu. Sesi jumpa pers tersebut telah berlangsung sejak 30 menit yang lalu. Dan kini tengah marak - maraknya Kenan dihujani oleh berbagai pertanyaan dari para jurnalis maupun wartawan. Di atas panggung utama, bukan Kenan saja yang hadir, Fara juga turut serta hadir sebagai asisten Kenan dalam bidang spesialis bedah. Dan baru saja, terjadi sedikit kegemparan kala seorang jurnalis malah mengajukan pertanyaan bukan pada Kenan, melainkan pada Fara. Yang mana sang jurnalis tersebut menanyakan, mengapa
"Jadi, seperti itu."Kenan baru saja menyelesaikan ceritanya, menjawab pertanyaan Mita yang menanyakan tentang hubungan diantara mereka dimasa lalu. Seperti yang diharapkan dari Kenan yang suka berterus tanpa menyembunyikan apapun, ia menceritakan semua kebenaran tentang dirinya dan Mita yang pernah tinggal bersama selama lebih 13 tahun di panti asuhan Al - Rahman hingga berpisahnya mereka karena Mita telah bertemu dengan keluarga kandungnya. Bahkan Kenan juga menyatakan fakta bahwa dirinya yang menjadi seorang dokter tidak lain dan tidak bukan karena ingin menyembuhkan Mita."Entah kamu percaya atau tidak, itulah fakta yang sebenarnya. Wajar jika kamu tak ingat, pasalnya pasca operasi pencangkokan tumor yang kamu jalani 3 tahun yang lalu membuatmu kehilangan cukup banyak ingatan dimasa lalu. Kamu tidak perlu berupaya untuk mengingatnya, karena mungkin mustahil kamu bisa melakukannya. Mungkin hanya keajaiban yang bisa membuatmu dapat menging
Ceklek..."Sampai jumpa nanti malam Dokter Fara." ucap Mita sembari tersenyum simpul pada Fara yang menunggu di depan bilik konsultasi pasien penyakit dalam. Lantas tanpa mempedulikan Fara yang termangu kebingungan, wanita itu langsung berlalu begitu saja."Sampai jumpa nanti malam?" gumam Fara mencoba memahami maksud ucapan Mita barusan sembari terus menatap punggung wanita itu dari belakang.Ceklek...Belum sempat Fara menemukan jawaban dari kebingungannya, pintu bilik kembali terbuka disusul keluarnya sosok Kenan dan dokter Adnan."Eh, sayang, kamu nungguin Kakak?" Kenan langsung bertanya dengan sedikit terkejut mendapati Fara berada di depan bilik. Berhubung sekarang sudah masuk waktu istirahat siang, ia pikir Fara sudah berada di kantin rumah sakit bersama Nabila dan Ju Woon seperti yang sudah - sudah.Fara pun berbalik demi mendapati dokter Adnan yang s
Bruk..."S*it!""F*ck!""B*ngsat! Berani - beraninya dia mempermalukan ku." sambil melajukan mobil sport mewahnya dengan sedikit ugal - ugalan di jalanan yang tampak renggang pagi ini, seorang pria kisaran usia 28 tahunan memukul setir mobilnya cukup keras seraya melontarkan berbagai sumpah serapah. Ialah Andre yang baru saja meninggalkan kediaman Farzan dan tengah menuju NF Hospital. Siapa lagi yang dimaksud 'dia' dalam sumpah serapahnya kalau bukan Kenan.Ya, Andre benar - benar merasa malu telah dipermalukan oleh Kenan beberapa waktu yang lalu, tanpa dapat berkutik. Dalam pikirannya yang dipenuhi emosi hingga tak bisa berpikir jernih, ia yakin saat ini Kenan serta Fara dan Farzan tengah menertawakan dirinya."Apanya yang lupa mengganjal perut, saking ingin menjemputnya? Pers*tan!" gerutu Andre dengan rahang mengeras sembari terus memandang ke depan lintasan jalan dengan kilata
"Hm, terima kasih atas niat baik anda yang sudah bersedia menyempatkan waktu untuk menjemput kepulangan saya, Dokter Andre. Tapi sayang, seperti yang anda lihat, sekarang saya sudah sampai di sini. Jadi, sebaiknya setelah ini anda pulang saja, atau mungkin langsung berangkat kerja ke NF Hospital." tutur Kenan datar nan formal tanpa melupakan kesopanan kepada Andre.Ya, mobil yang beberapa waktu yang lalu yang hampir bertabrakan dengan mobil yang ditumpangi Kenan, Fara dan Farzan serta Bambang di depan gerbang kediaman Farzan, tidak lain dan tidak bukan adalah mobil milik Andre. Dan sekarang, kecuali Bambang, keempatnya sedang berada di ruang keluarga kediaman Farzan sembari menikmati hidangan ringan yang telah disuguhkan oleh ART untuk menemani sesi mengobrol Mereka, sesuai perintah Farzan.Andre baru saja menyampaikan tujuan kedatangannya sepagi ini ke kediaman Farzan yang katanya, berniat ikut serta bersama Fara dan Farzan untuk menjemput