Share

4. Non-Pengertian

Author: KN_Author
last update Last Updated: 2024-04-29 11:37:09

"Kamu izin dulu aja kerjanya hari ini, Ay."

Ayra yang sedang mempelajari bahan ajar untuk anak yang akan ia ajari hari ini, mengerut kening heran.

Ia bekerja sebagai guru bimbel. Jadi tiap harinya bisa dapat dapat murid yang berbeda-beda. Tergantung jadwal dan pelajaran murid yang cocok dengan keahliannya.

"Gak bisa gitu, Bu. Aku harus banget kerja hari ini."

"Alah. Kamu kerja kayak gitu berapa sih gajinya. Sebulan paling sejuta dua juta. Suaminya Alia mau datang hari ini sama temennya yang sama-sama kerja jadi supir di perusahaan tambang batu bara."

"Terus apa masalahnya sama aku?"

"Ya ampun. Dia mau ngenalin temennya itu. Siapa tau kamu sama dia bisa kenal terus nikah. Lumayan, Ay. Biar kamu bisa hidup enak kayak Alia."

"Apa sih, Bu!"

Ayra sudah kepalang kesal. Tidak Bapak, tidak Ibu, sama-sama gak ngerti anaknya lagi patah hati.

Ia maunya di support, di mengerti sama seluruh keluarganya biar bisa cepat move on dari masalah ini. Biar bisa hodup normal dan kembali ceria kayak dulu. Tapi malah sibuk mencarikannya jodoh.

"Pokoknya ibu mau kamu gak kerja hari ini. Siapa tau jodoh, Ay."

Ayra merasakan denyut yang sangat kuat di kepalanya. Ada-ada saja masalah yang membuat kepalanya pening.

Padahal di bimbel ia bekerja harus bilang satu hari lebih dulu baru boleh ambil izin. Tapi, kalau keadaannya kayak gini, mungkin pemilik bimbelnya mau mengerti.

****

"Jadi kamu gajinya 7 jutaan? Banyak banget itu."

Ayra mendungus pelan melihat mata ibu dan bapak tirinya yang ijo karena dengar uang 7 juta.

Padahal bisa aja laki-laki itu bohong.

"Ay. Mapan bangetkan? Lebih mapan dari Ari," bisik ibu dengan semburat kegirangan.

Kalau emang lebih mapan ya udah sih. Ayra gak mau peduli. Dirinya cuma mau sendiri. Kasih waktu biar bisa move on. Malah di jodohin ke sana sini.

"Tapi ya gitu, Bu. Namanya juga jadi istri karyawan tambang. Sering gak bisa ketemu tiap hari."

"Gak apa-apalah. Buat ibu yang penting biaya hidup Ayra tercukupi. Suaminya mapan dan bisa membahagiakan anak ibu."

Baru juga ketemu udah ngomong istri-istri. Belum tentu juga ia mau. Kalau mapan tapi gak cocok, gak bagus juga. Siapa tau lelaki ini gir4ng gonta ganti istri.

Ayra mengerutkan keningnya. Ia tak mau ikut campur dalam pembicaraan ini.

Dirinya tau pasti Bapak tidak akan mau begitu saja. Apalagi Bapak punya kandidat tersendiri. Jadi biarkan saja mereka berdebat sementara itu dirinya akan fokus mengobati luka menganga di hatinya ini.

"Alia sama suaminya juga sering gak ketemu. Apalagi sekarang Alia h4mil. Gak bisa ikut suaminya," ujar ibu.

"Tapi Alia seneng punya suami kayak mas Agung. Bertanggung jawab dan bisa memberikan kehidupan yang nyaman untukku dan calon anak kami."

"Memang laki-laki itu harus mapan dan memiliki pekerjaan tetap," ujar Bapak tiri Ayra.

Ayra tertawa dalam hati. Setaunya lelaki yang berstatus bapak tiri ini, kerjanya serabutan sekali. Pakai acara ngomong laki-laki harus punya kerjaan tetap.

"Tuh, Ay. Kalau kamu terima Syarif, kamu bisa hidup enak."

Ayra membalas dengan senyum tidak ikhlas. Terserahlah. Ia tidak mau buang tenaga untuk menolak.

Ia tak mau ikut dalam perbincangan tidak mutu keluarganya bersama laki-laki bernama Syarif yang menurutnya aneh. Kalau memang mapan harusnya banyak perempuan yang mau.

"Saya udah lama jomblo. Rencananya kalau ada perempuan yang mau menerima dengan segala kelebihan dan sedikitnnya kekurangan saya, akan langsung saya ajak nikah. Kalau rumah, mobil, dan kerjaan udah cukup buat berumah tangga."

Nah. biasanya yang mulutnya kemanisan gini, ujung-ujungnya nipu.

Lagian nyanyjung diri bener.

"Gak laku dong kalau udah lama jomblo," ujar Ayra.

Tentu ucapannya di sambut dengan toyoran ibu di kepalanya.

"Jomblo bukan berarti gak laku. Cuma lagi cari yang mau menerima apa adanya. Yang nyaman di hati."

Apa itu tadi barusan suara buaya?

Tetap saja. Masa iya cari istri begini caranya. Ia dan Ari yang pacaran bertahun-tahun saja masih bisa di serempet sahabat sendiri, gimana kalau laki-laki yang gak tau siapa dan gimana kehidupannya ini.

****

Esok harinya, ibu mengajak Ayra ke rumah si Bapak. Ayra yang malas menolak, ikut saja entah apa mau ibunya.

Biasanya kalau akan ke rumah Bapak, ibunya ini tidak akan suka. Karena ada istri bapak yang kata orang-orang lebih cantik dan lebih muda darinya.

"Ay?"

Ayra mendongak kala mendengar namanya di panggil.

"Bu."

Azri hendak menyalami ibu namun ibu menarik tangannya.

"Gak usah sok akrab," kata beliau.

Ibu membuang muka pada Azri yang lagi-lagi berpenampilan seperti kemarin.

Ayra melihatnya jadi kasian. Tidak punya baju, tidak pernah mandi, tidak pernah cuci baju, atau mungkin semuanya tidak pernah pria itu lakukan.

Celana trening dan baju kaos putih lusuh yang di padukan jaket abu-abu yang warnanya tak kalah lusuh lagi.

Di tambah rambut yang usang seperti orang yang terlalu bodo amat dengan dandanan. Ya walaupun pengangguran setidaknya mandi atau berpakaian lebih baik akan mengurangi kengenesan.

"Mana Rahman?" tanya ibu saat istri Bapak membuka pintu.

"Ada di belakang. Saya panggilkan dulu."

Memang tidak bisa di pungkiri. Suara lembut dan adem milik istri Bapaknya ini 180° berbeda dari ibunya.

Gimana orang-orang gak menilai kalau istri bapaknya yang sekarang lebih baik.

"Cepet!"

Ibu Riri duduk di ruang tamu walau tidak di persilahkan. Ayra yang sudah paham, dan di tambah toh ini rumah bapaknya.

"Aku mau menikahkan Ayra dengan laki-laki yang lebih mapan dari j0ngosmu itu. Enak aja mau menjodohkan anakku dengan pengangguran begitu."

"Tingkah apa lagi yang mau kau buat?" tanya Bapak.

Kelihatannya bapak sudah lelah dengan kelakuan mantan istrinya. Sejak dulu memang kelakuan ibu selalu ada saja.

"Tingkah apa? Kau yang membuat tingkah. Anakku yang cantik dan berpendidikan mau di jodohkan dengan pengangguran!"

"Azri laki-laki baik. Dia cocok menjadi suami Ayra."

"Baik aja gak cukup. Mapan juga penting!"

Ayra ingin tertawa ngakak dengan ucapan ibunya. Kalau mapan lebih penting kenapa ibunya jadi menikah dengan suaminya yang sekarang. Padahal bapak tergolong mapan karena bergelar juragan truk.

Walau truk bapak cuma lima unit. Tapi cukuplah untuk bapak ongkang kaki gak kerja tapi bisa ngasilin du1t.

"Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

Lagi debat panas dua orang yang pernah bersama namun kini berpisah dan harus saling mengobrolkan masa depan putri hasil buah cinta mereka. Azri masuk walau Ayra tau sejak tadi lelaki itu di teras sambil menguping.

"Maaf. Sepertinya saya kurang sopan karena sudah mencuri dengar pembicaraan ini. Tapi, sebagai orang yang lebih dulu melamar Ayra, saya minta agar ibu mempertimbangkan saya lebih dulu."

Wow. Seperti pengajuan kontrak projek miliaran rupiah ya. Rasanya Ayra sudah tidak lagi seperti wanita yang akan dinikahi lelakinya. Lebih ke proyek yang di perebutkan.

"Ngomong apa sih? Mempertimbangkan pengangguran kayak kamu itu cuma buang-buang waktu!"

Ibu berkata dengan ketus.

"Tapi ibu bilang saya boleh menikahi Ayra kalau saya bisa memberi mahar 200 jut4kan?"

Tidak salah. Mungkin benar ibu akan mempertimbangkan kalau saja Azri berani memberi mahar sebesar itu.

Tadi dirinya serasa proyek, sekarang serasa barang dagangan.

"Emangnya pengangguran kayak kamu bisa kasih mahar segede itu? Anak saya Alia aja yang suaminya gaji jutaan gak segede itu. Gak usah mimpi."

"Kalau saya datang lagi dengan mahar yang ibu mau, ibu merestui saya menikahi Ayra."

"Ck! Males banget nanggepin pengangguran banyak ngehalu kaya kamu."

Males banget ngadepin orang-orang non-pengertian seperti mereka semua. Padahal Ayra juga tidak bilang mau menikah dalam jangka waktu dekat ini. Dirinya masih terlalu terluka. Obatin dululah pelan-pelan setidaknya.

Related chapters

  • Suami Pengangguran Pilihan Bapak   5. Keluarkan Saja

    Bersikap ramah dan frandly saat pikiran kacau itu perlu bakat dan ketahanan mental yang kuat. Apalagi pada anak-anak TK yang baru belajar membaca.Banyak drama yang perlu di sikapi dengan hati yang lapang. Jujur membuat kepalanya berputar tujuh keliling. Harus tetap ramah dan tegas dalam satu waktu. Pun juga ia harus membuat suasana kelas nyaman tapi si murid harus belajar dengan baik tapi tak boleh tertekan.Tugas guru bimbel itu berat. Tapi gajinya kadang kalah dari gaji para PNS guru yang kerjanya kadang gak becus tapi gajinya besar.Ini gak mencakup semuanya ya. Cuma beberapa yang kadang udah tua tapi skillnya gak terupgrad. Biasanya nyalain LCD buat belajar di kelas aja rempong.Jangan bahas soal kalau ada acara. Para guru PNS lebih banyak diam dan melihat aja.Malah para guru honerer yang banyak di kembani tugas tapi gajinya, sama kayak relawan. Kerjaannya banyak, gak sesuai gajinya.Memang sih Ayra bukan guru honorer. Sejak lulus kuliah ia bekerja di bimbel. Jadi pengajar yang

    Last Updated : 2024-04-29
  • Suami Pengangguran Pilihan Bapak   6. Dilamar

    Pagi hari. Saat semua orang baru saja bangun. Sebuah mobil datang yang tentunya orang rumah tau itu mobil bapak Rahman.Dengan Azri yang menyupirnya. Lelaki itu keluar bersama bapak Rahman.Membawa sebuah kotak hitam. Dari pakaian mereka, tampak lebih rapi.Bahkan Azri yang biasanya tidak penampilan seperti orang tidak pernah mandi saja kelihatan lebih baik sekarang ini."Ayra. Bapak dan Azri datang untuk membicarakan yang kemarin."Bapak kali ini tampak lebih serius. Bahkan tak peduli kalau mantan istrinya tak setuju sekalipun."Mau apa lagi sih kau bawa jongosmu? Aku bilang anakku tidak akan menjadi istri dari pengangguran satu itu!" Ibu Riri langsung membalas dengan kalimat telak."Dengar dulu, Bu. Saya harap di beri kesempatan untuk bicara. Setidaknya kasih kesempatan saya masuk."Ibu Riri mendengus sambil masuk.Daster dengan ketiak bolong yang sejak tadi malam di kenakan beliau menunjukkan kalau beliau baru bangun tidur.Sejujurnya sangat tidak relevan bertamu sepagi ini. Baru j

    Last Updated : 2024-04-30
  • Suami Pengangguran Pilihan Bapak   7. Masalah Lagi

    "Bapak baik-baik aja?"Azri panik di tambah istri bapak Rahman yang lebih panik lagi darinya.Napas tak teratur bapak Rahman seolah sedang sakaratul maut membuat istrunya seolah tidak siap untuk kehilangan. Sementara Azri yang sejak tadi di penuhi pikiran tentang Ayra yang batal menikah, ikutan panik hingga bingung harus bagaimana.Bapak tampak tidak baik-baik saja sejak kembali. Usai mengantar Ayra perkara lamaran yang kacau, mereka kembali pulang.Tentunya dengan perasaan marah dan kecewa pada orang yang telah mempermainkan Ayra.Tadi istri Bapak Rahman menggedor pintu rumahnya karena keadaan bapak Rahman yang tiba-tiba setengah sadar."Minum dulu, Pak." Azri membawa teh hangat dari dapur karena istri Bapak Rahman tampak tidak bisa bergerak melihat suaminya yang seperti orang sekarat.Konon katanya teh hangat obat segala penyakit.Tapi penyakit suka ngutang dan suka susah bayar tuh gak bisa di

    Last Updated : 2024-05-01
  • Suami Pengangguran Pilihan Bapak   8. Ada yang Mencurigakan

    "Maaf. Aku belum bersihkan rumah."Azri tampak tidak enak saat Ayra akan memasuki rumahnya. Rumah yang tidak bisa lagi di bilang berantakan. Ini sih lebih parah dari kandang kambing."Ya. Rumah bujangan," balas Ayra.Kalau Ayra sih juga bukan orang yang bersih. tapi kalau sekotor ini, apa bisa di bilang habis di huni manusia."Aku sibuk sekali beberapa waktu ini. Jadinya tidak sempat membersihkan rumah."Yang benar saja. "Sibuk apa?" tanya Ayra sambil memunguti sampah kulit bekas snack."Sibuk. . . ."Kurang ngenes apa hidup Ayra. Sudah di selingkuhi, di tikung sahabat sendiri, lalu harus menikah dengan Azri karena ibunya.Cuma perkara tidak jadi dapat uang 200 juta, ibunya sampai stroke. Ini lagi lebih parah. Baru menikah bukannya senang-senang malah harus bersih-bersih rumah."Sibuk apa?" tanya Ayra yang sejak tadi menunggu jawaban Azri.Menerima menikah dengan

    Last Updated : 2024-05-02
  • Suami Pengangguran Pilihan Bapak   9. Halunya Azri

    Ayra memperhatikan gerak gerik Azri. Setelah sarapan, lelaki itu duduk di teras dengan dengan sebungkus rokok. Dari ruang tamu, ia melihat kepulan asap yang dihasilkan oleh batang-batang rokok itu.Ia mulai membayangkan hal yang kemungkinan terjadi sekarang.Tentang ibu tirinya dan Azri.Lelaki itu bahkan tidak bekerja. Dari mana dapat uang untuk beli rokok. Sudah pasti dari ibu tirinya itu bukan?Sejujurnya Ayra tidak merasa perlu mencurigai keduanya jikalau perasaan Bapaknya tidak dipertaruhkan.Bahkan Ayra tidak peduli kalau lelaki pengangguran yang berstatus suaminya ini mau selingkuh atau bagaimanapun. Tidak ada gunanya juga.Dari sekian banyak kemungkinan yang muncul di otaknya, Ayra yakin ibu tirinya sedang berusaha memoroti uang bapaknya. Bisa saja suatu hari nanti Azri dan ibu tirinya pergi membawa semua harta bapaknya.Dan sebelum itu terlambat, ia harus menyelamatkan harta bapaknya dan memastikan

    Last Updated : 2024-05-03
  • Suami Pengangguran Pilihan Bapak   10. Hubungan Suami dan Ibu Tiri

    Ayra menatap Azri dengan kilat kemarahan."Oh, jadi kalian mau nyewa rumah depan itu ya?" tanya Azri dengan senyum terpaksa.Sembari ia menatap tatapan Ayra yang menghunus dirinya.Kalau itu sudah di luar prediksi BMKG. Azri awalnya hanya mau Ayra tampak berkelas dan terhormat depan sahabat dan mantan calon suaminya."Semoga kita bisa jadi tetangga yang baik ya, Ay," ujar Jesika girang.'Semoga saja kalian ditemui mbak kunti penjaga rumah depan itu. Jadi kalian tidak betah dan pergi.' Ayra membatin.Mereka tinggal di tempat yang lumayan jauh dari kehidupan Ayra saja, ia sudah ngeri dengan ucapan Azri. Apalagi kalau sudah jadi tetangga. Apa gak kecium duluan bangkai rumah tangganya ini?Usai keduanya pergi, Ayra mematung di sofa. Pandangannya lurus dengan nafas yang tipis."Belum matikan, Ay?""Udah pulangkan mereka?""Iya. Udah di luar.""Udah jauh?"Az

    Last Updated : 2024-05-04
  • Suami Pengangguran Pilihan Bapak   11. Berdamai dengan Keadaan

    "Udah semua barangnya, Nak?""Udah kayaknya, Ma."Ibu Muthiya, atau ibunya Ari ikut membantu pindahan anak menantunya."Posisi ruang tamunya jangan kayak gitu. Kayak gini dong biar kelihatan lebih bagus."Mungkin lebih tepatnya ikut mengatur."Kayaknya udah bagus deh gini, Ma," balas Jesika."Ck! Jangan gitu. Nanti kurang enak kalau ada tamu."Bu Muthiya tetap kuekeh ingin mengubah posisi sofa dan letak telivisi."Mas. Tapi aku maunya gitu," keluh Jesika."Ikutin aja apa kata mama, Jes. Jangan di bantah. Mama cuma mau kasih yang terbaik aja," balas Ari.Ia meninggalkan Jesika ke mamanya yang tampak kesulitan mengubah posisi sofa yang beliau inginkan.Sementara itu Jesika yang sejak tadi merasa semua yang di lakukannya pasti salah, hanya bisa menghela nafas lalu ikut seperti apa kata mertuanya."Kok kalian pindahnya ke sini sih. Kan lumayan jauh kalau dari rumah mama. Padahal mama udah kasih rekomendasi kalian tinggal di komplek dekat perumahan kita aja." Bu Muthiya mendumal.Rumah yan

    Last Updated : 2024-05-09
  • Suami Pengangguran Pilihan Bapak   12. Janji Azri

    Ayra mengiyakan ajakan Azri untuk pergi piknik hari ini. Hitung-hitung refreshing. Mereka tengah menyiapkan makanan dalam rantang.Rencananya pun pikniknya hanya di pinggir danau dekat-dekat sini. Biasanya hari minggu begini di sana banyak yang duduk-duduk santai sambil makan-makan sekeluarga."Buah udah, cemilan sama minumannya juga udah. Mau bawa apa lagi?" tanya Azri setelah memastikan bawaan mereka lengkap."Cukup deh, Mas. Gak usah banyak-banyak. Nanti repot bawanya."Azri tersenyum lebar mendengar panggilan Ayra pada dirinya yang sudah mulai istrinya itu terapkan sejak tadi lagi.Panggilan "Mas" yang membuat Azri merasakan kehangatan di hatinya."Ya sudah. Aku siapin motor dulu."Ayra mengangguk lalu berjalan ke kamar untuk memberekan dandanannya.Sementara Azri membawa tiker yang akan jadi alas duduk mereka.Tak lama setelah memanaskan motor, Ayra keluar membawa rantang makanan

    Last Updated : 2024-05-10

Latest chapter

  • Suami Pengangguran Pilihan Bapak   53. EXTRA PART 2

    "Ayra di dalam." Yang menunggunya ternyata bos dari istrinya. Baru saja ia menaiki lorong, Bu Adelia sudah menunggunya di depan kamar rawat.Azri segera masuk ke dalam."Dia masih belum sadar sampai sekarang," ucap Adelia saat Azri terpaku melihat istrinya terbaring di atas bangsal rumah sakit.Azri merengkuh tubuh Ayra tak kuasa menahan rasa yang bergejolak dalam dirinya melihat sang istri di sini. Atas alasan apa dan kejadian apa yang menimpa istrinya."Tenang. Dia baik-baik saja. Dokter bilang dia cuma kecapean. Tapi Doktar bilang ingin bertemu denganmu. Katanya ada yang mau di sampaikan.""Ayra kenapa? Dia. . . ." Suara Azri tercekat hendak menanyakan apa yang membuat istrinya sampai berakhir di rumah sakit."Handphone Ayra kehabisan batrai. Jadi kami tidak bisa langsung menghubungimu.""Apa yang terjadi dengan Ayra?""Ayra pingsan saat bersama Fandi. Dia menggunakan handphone adm

  • Suami Pengangguran Pilihan Bapak   52. EXTRA PART 1

    Sejak selesai acara resepsi beberapa bulan lalu, Azri dan Ayra memutuskan tinggal di apartement. Tidak lagi tinggal di kampung di rumah bapak Rahman.Apartement yang mereka tinggali pula, bukan tempat tinggal Azri yang dulu.Rupanya sebelum acara resepsi Azri membeli apartement baru dan menjual yang lama. Pokoknya Azri kali ini benar-benar mempersiapkan kehidupan mereka ke depannya dengan jauh lebih baik.Sudah hampir 5 bulanan lebih mereka tinggal di sini."Malam ini jadi nginap di rumah bapak dan kak Ambar, kan?" Azri keluar dari ruang kerjanya dengan earphone di lehernya. Tampak wajah lelah pria itu karena bekerja hampir semalaman."Iya. Aku sudah siapkan barang kita."Ayra masih sibuk masak untuk makan siang mereka. Dirinya menyempatkan diri masak dulu sebelum berangkat kerja.Tak lupa ia juga menyiapkan masakan untuk di bawa nanti malam. Sedikit cemilan buat bapaknya dan kak Ambar. Jadi tak

  • Suami Pengangguran Pilihan Bapak   51. ENDING

    Jesika duduk menunduk di sebuah taman yang cukup sepi. Ia mengenakan masker wajah, dan kacamata menutupi wajahnya. Topi lebar juga ia kenakan agar tidak dikenali.Dengan memegang sebuah undangan pernikahan, senyum dua insan yang tampak berbahagia dalam undangan itu membuat hatinya perih.Kejadian saat dirinya melawan suami dan mertuanya berbuah bahkan sampai pembicaraan perceraian. Batin Jesika tak henti-hentinya merasa nyeri dengan hal yang menimpanya.Segala bentuk kebahagiaan yang Jesika bayangkan setelah menikah dengan Ari, hanya tinggal bayangan. Bahkan tak pernah ada kebahagiaan yang nyata untuknya.Sekarang, hidupnya hancur sehancur-hancurnya. Berita perselingkuhan Jesika dan atasannya di bongkar istri Jacob. Bahkan istri atasannya yang notabenenya adalah seorang model, menyewa infotement gosib untuk mempermalukannya.Wajahnya terpampang di portal-portal gosib sebagai pelakor yang sudah tidur dengan suaminya.T

  • Suami Pengangguran Pilihan Bapak   50. Akhir Yang di Dapatkan

    Ayra tak menyangka Azri bisa menemukan nama teman-teman sekolahnya. Bahkan teman-teman dekat masa kuliahnya. Ibu kostnya dulu, bahkan sampai orang-orang yang pernah berkenalan dengannya sesama penganjar bimbel. Semua ada dalam daftar list tamu undangan. Segelas es susu coklat tersaji di hadapannya. Lalu Azri yang duduk di kursi dengan wajah lelah. "Ada lagi yang mau di masukan dalam list?" tanya Azri lalu menguap. Undangan belum di sebar karena Ayra mau memeriksa list undangannya dulu. "Sudah cukup kok." Azri mengangguk kecil. Ia menghubungi tim WO dengan handphonenya. Detail kecil seperti menyebar undangan pun Azri gunakan tim WO nya. Walau harus bayar lebih, tapi pekerjaan jadi lebih mudah. "Kamu mau tidur aja gak? Kayaknya ngantuk," kata Ayra. "Enggaklah. Aku mau nemenin kamu coba gaunnya." Mereka menunggu di sebuah tempat perancang busana pernikahan. Padahal sepertinya Azri butuh istirahat.

  • Suami Pengangguran Pilihan Bapak   49. Kejadian Gila Tadi Malam

    Azri berjalan dengan langkah lemas. Hampir semalaman ia tak tidur mencari Ayra yang pergi setelah kejadian gila tadi malam.Saat maghrib menjelang, Ayra menghubunginya jika akan pulang terlambat karena ada urusan di bimbelnya. Hingga isya, Ayra tak kunjung pulang membuatnya khawatir, tapi Azri mencoba berpikir positif dengan terus menyelesaikan pekerjaannya.Namun gedoran pintu membuat Azri seketika menghentikan pekerjaannya. Ia membuka layar monitor yang menunjukkan CCTV di pintu depan.Dirinya tentu kaget melihat Lisa yang menggedor pintu rumahnya. Dan yang lebih mengagetkan lagi, perempuan itu hanya mengenakan sarung untuk menutupi tubuhnya."Mas! Tolong buka pintunya!" teriakan bercampur tangisan itu membuatnya berjalan ke depan untuk tau apa yang terjadi pada Lisa.Sedetik setelah pintu terbuka, Lisa memeluk Azri erat."Tolong aku, Mas. Aku mau di bunuh." Lisa meraung sambil memeluk Azri erat."Di bunu

  • Suami Pengangguran Pilihan Bapak   48. Cari Perhatian Suami

    "Kak ambar baik-baik ajakan?"Ayra menghampiri Ambar yang terkulai lemas habis mual-mual."Kakak gak apa-apa, Ay. Cuma reaksi hamil ya gini. Suka muntah-muntah."Rasa cemas Ayra berkali lipat setelah kejadian ibunya. Ia takut Kak Ambar kenapa-napa, dan Azri akan sangat murka nantinya.Apalagi mengingat sudah berkali-kali kak Ambar keguguran."Aku udah gak apa-apa, Ay. Setelah melihat Azri sekarang bahagia, aku sudah berhasil melupakan masalalu yang sangat menyedihkan itu. Terlepas, meski kadang ingat, tapi aku tidak apa-apa. Dia juga sepertinya kuat di dalam sana."Ambar mengusap perutnya yang sudah mulai berbentuk."Syukurlah, Kak. Aku gak kebayang akan sesedih apa Azri dan bapak kalau sampai kakak kenapa-napa.""Gak, Ay. Kakak gak kenapa-napa."Ayra mengangguk, lalu menundukkan wajahnya dengan bibir tertutup. Raut wajahnya menimbulkan penasaran Ambar."Tapi muka kamu kenap

  • Suami Pengangguran Pilihan Bapak   47. Putri Yang Tak Pernah diakui

    Mereka pergi ke dapur untuk bicara berdua. Namun baru saja Ayra duduk di kursi meja makan, Azri sudah memotong sebelum bibirnya mengucapkan apapun."Gak bisa Ay. Maaf. Aku gak bisa bagaimanapun bujuk rayumu."Bahkan belum Ayra bicara apa-apa. Azri sudah mengklaim keputusannya.Walau begitu, Ayra menangkap ekspresi tidak enak di wajah Azri."Jadi ibuku harus tetap pergikan?" tanya Ayra.Azri mendekatkan wajahnya, ia menghela nafas pelan."Maaf. Tapi aku gak mau Kak Ambar jadi sakit karena kejadian hari ini. Kau orang berharga dalam hidupku, Ay. Begitupun kak Ambar."Ia tau saat ini Azri sedang merasa sangat serba salah.Ayra mengangguk. "Kalau gitu, tolong siapkan tempat tinggal untuk ibu."Azri tercenung seolah tak menyangka itu yang keluar dari mulut Ayra.Ia pikir akan berdebat panjang karena persoalan ini."Ibu tidak pernah mencintai Bapak. Bahkan sampai saat ini. Ta

  • Suami Pengangguran Pilihan Bapak   46. Serba Salah

    Ayra masuk ke kamar, dari ambang pintu dirinya menyaksikan sang ibu menangis."Bu. Ibu kenapa?" tanya Ayra.Ia duduk di pinggir ranjang tak jauh dari ibunya yang duduk di lantai sambil menangis."Ibu gak tau kenapa bisa sehancur ini, Ayra!" Di usap Ayra pelan punggung ibunya. "Udahlah, Bu. Gak usah di inget lagi. Ikhlasin aja.""Ibu udah kasih apapun yang ibu punya. Bahkan rasanya gak pernah sedetikpun ibu gak mencintai dia. Tapi dia tetap meninggalkan ibu."Rupanya kesedihan ibunya berupa pada bapak tirinya yang sampai di sini Ayra tau telah pergi dengan perempuan lain."Kenapa ibu bisa menikah dengan dia?" tanya Ayra.Sang ibu tampak menoleh pada Ayra. Untuk beberapa saat terdiam."Ibu memcintainya, Ayra. Ini adalah cinta pertama dan terakhir."Sungguh sulit keluar dari mulut Ayra. Tapi, dirinya hanya ingin apa yang orang-orang katakan padanya selama ini tidak benar.

  • Suami Pengangguran Pilihan Bapak   45. Tingkah Bu Riri

    Bahan di dapur habis, opsi termudah untuk membuat makan siang hari ini hanya dengan pergi ketukang sayur yang biasanya di gerumbuni oleh emak-emak yang nyambi beli sayur sambil ngomongin orang.Ia ingat sekali ibu-ibu itu tampaknya golongan yang tidak mengerti teknologi bahkan tidak paham yang namanya kurir."Kemarin saya liat anak Pak Ridwan di kasih cowok barang.""Anak pak Ridwan si bunga itu?""Iya. Katanya itu barang dari jakarta. Sering banget saya liat cowoknya ke rumah nganter-nganterin barang gitu. Mana pake bajunya selalu sama. Merah gitu. Heran sama anak zaman sekarang."Di jelasin juga gak mau tau apa itu kurir dan kerjaannya emang gitu nganter-nganter barang.Ayra sejujurnya malas sekali ke sana. Tapi masa iya dirinya lagi-lagi tidak masak hanya karena tidak mau mendengarkan omongan orang lain.Lagi pula Bu Retno tak akan ada di tukang sayur. Ada bagusnya juga lumpuhnya bu Retno. Ngurang-nguran

DMCA.com Protection Status