Home / Rumah Tangga / Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya / Bab. 115. Pertengkaran Kecil Hime Dan Marci

Share

Bab. 115. Pertengkaran Kecil Hime Dan Marci

Author: Kurnia
last update Last Updated: 2024-11-16 18:52:54

Hime keluar dari lift yang langsung menuju ke ruangan makan. Ia tersenyum begitu melihat Marci yang sedang duduk nyaman di salah satu kursi.

“Sarapan apa hari ini?” tanya Hime menghampiri Marci.

“Koki masak nasi goreng,” jawab Marci.

Hime menganggukkan kepala sambil duduk di samping Marci.

“Nasi goreng, makanan favoritku,” ucap Hime basa-basi.

“Tapi, tidak untuk sarapan. Terlalu berat,” balas Marci.

Hime melihat piring Marci yang berisi telur, dan kentang rebus.

“Kamu masih menjaga pola makanmu? Wah, kamu mengagumkan.” Hime mencibir Marci.

“Tidak ada yang mencintai tubuhku, sehebat aku,” timpal Marci.

Hime tertawa kecil mendengar perkataan Marci.

“Kamu masih muda. Tidak perlu terlalu berlebihan,” balas Hime menggelengkan kepala, heran dengan gaya hidup Marci.

“Nikmati saja hidupmu,” tambah Hime mengambil satu centong nasi ke piringnya.

“Kamu lah yang harus menikmati hidupmu, selagi kamu tinggal di sini,” sahut Marci.

“Negara ini sangat aman, dan menyenangkan,” terang Marci.

“Bagiku, t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
riankustiana.rk
akhir nya gak jelas
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 116. Hantaman Kuat Dari Istri Sah

    "Mas Han, aku pengen kayak gini terus," ucap Cani sambil mengelus dada sang suami yang terekspos. Han tersenyum dengan memejamkan matanya. Ia makin mengeratkan pelukannya pada pinggang Cani yang sangat pas di genggaman Han. "Kamu senang, Sayang?" tanya Han terkesan menggoda istrinya. "Senang ples puas, Mas. Apalagi, Mas Han kuat banget, bisa main beronde-ronde, sampai bikin aku lemas tak berdaya," ungkap Cani bangga pada suaminya. Perkataan Cani sukses membuat Han tersipu malu. Niatnya ingin menggoda, malah tergoda balik. "Terima kasih, Mas Han. Aku senang sekali," imbuh Cani menggerakkan kepalanya, mencari posisi ternyaman di bahu Han."Syukurlah ... Sayang puas, Mas lemas," kelakar Han diselingi suara tawa kecil. Mereka berdua baru saja selesai mengaduk kasih di atas ranjang. Saling menukar cinta dalam balutan adegan panas yang dipenuhi gerakan erotis. "Gimana engga lemas?" kekeh Cani menepuk-nepuk pela

    Last Updated : 2024-12-13
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 117. CEO Cani

    Kedua mata Victory yang berkaca-kaca terbuka dengan lebar. Badan Victory juga bergetar hebat, menandakan jika sang pemilik tubuh tengah diliputi rasa takut yang amat luar biasa.Victory tahu betul bagaimana sakitnya saat lidahnya dipotong oleh Indra. Dan sekarang, Hime akan mengambil hidungnya? Victory memang pasrah apabila ia harus mati. Namun, Victory sama sekali tidak siap jika ia disiksa terlebih dahulu sebelum dibunuh.“Aku bakal bikin hidung kamu mancung kayak hidungku,” desis Hime kesetanan.Hime sengaja tak langsung melukai wajah Victory dengan pisau. Ia masih menikmati ekspresi takut yang terpantri di wajah elok Victory.“Kamu sangat suka mencibir, dan mengolok orang lain. Kamu pasti sangat menderita saat kehilangan lidahmu. Aku turut prihatin,” cerocos Hime.Suara lirih Hime masih mampu didengar oleh telinga Victory yang tidak tuli.“Bisa dibilang kamu sudah kehilangan senjatamu. Jadi, sekarang kamu tidak mung

    Last Updated : 2024-12-14
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 118. Hime Menemui Haily

    “Dimakan? Memangnya Mas Han kanibal?” Cani menimpali perkataan nyeleneh Marci.“Mungkin saja,” balas Marci seadanya. Cani menggelengkan kepalanya, dan lebih memilih untuk tak melanjutkan obrolan yang menurutnya tidak akan ada ujungnya jika terus diladeni.“Setelah ini apa?” tanya Han seakan tidak sabar ingin mempermainkan Indra.“Sabar dulu. Kita harus menunggu waktu yang pas. Seperti ketika kebun kelapa sawit Indra mulai panen,” jawab Marci menyeringai lebar.***Haily keluar dari dalam kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil. Ia baru saja membersihkan tubuhnya, setelah seharian menjalani aktivitas yang cukup melelahkan.Haily duduk santai di meja rias. Ia sangat terkejut, bahkan sempat berteriak, ketika melihat sosok Hime dari pantulan cermin di depannya. Sontak Haily langsung menoleh ke belakang. “Ngapain kamu di sini? Kok kamu bisa masuk ke dalam kamarku?” sungut Haily

    Last Updated : 2024-12-15
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 119. Kehancuran Indra

    Cani tak mampu menutupi keterkejutannya. Apa mungkin, Indra menyiksa Victoru karena memergoki hubungan terlarang yang pernah terjalin antara Marci dan Victory? Tapi, tetap saja, kekerasan dalam rumah tangga, tidak pernah bisa dibenarkan. Apalagi sampai membuat adiknya cacat permanen. Indra harus mendapat ganjaran atas perbuatannya. Keputusan Cani sudah bulat. Tidak mungkin berubah. "Bapak Indra yang terhormat. Aku pertegas sekali lagi. Mulai sekarang, perusahaan ini tidak menjalin kerja sama apa pun dengan perkebunan milikmu."Mendengar pernyataan itu, Indra jadi naik pitam. Kedua tangannya yang terkepal sudah siap untuk menghantam kepala Cani. Indra melangkahkan kakinya mendekati Cani, begitu ada di dekat Cani, Indra mengayunkan tangannya, berniat untuk memukul Cani. Namun, tangannya terhenti, ada seseorang yang menahan. "Berani memukul istriku?" tekan Han. Han mendorong Indra hingga membuat tubuh Indra mundur ke

    Last Updated : 2024-12-16
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 120. Tindakan Mematikan Han

    Suasana di rumah Cani dan Han terasa berat. Cani, dengan tegar, memeluk Victory erat-erat, meyakinkan adiknya bahwa ia tetap dicintai dan didukung. Air mata Victory mengalir deras, tanpa suara, menceritakan kesedihan yang tak terucapkan. Cani terus mengusap punggung Victory, membisikkan kata-kata penghiburan, berharap bisa sedikit meringankan beban batin adiknya yang terluka. Han duduk di samping mereka, tangannya terulur untuk ikut mengusap rambut Victory dengan lembut, sentuhan yang penuh empati dan pengertian. Ekspresi wajah Han sulit diartikan. Ia terlihat tenang, namun ada semburat kekhawatiran yang terpancar dari sorot matanya. Bukan berarti Han tidak mendukung Victory, tetapi keheningan Victory, ketiadaan suara untuk menjelaskan semuanya, membuat Han semakin sulit untuk sepenuhnya memahami situasi.Han mengerti bahwa ada yang disembunyikan, lebih banyak lagi yang tak bisa diungkapkan oleh Victory karena keterbatasanny

    Last Updated : 2025-01-01
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 121. Selamat Menikmati Penderitaanmu, Indra

    Persidangan atas kasus penyebaran video tak senonoh yang dilakukan oleh Indra telah membuahkan hasil. Semua sesuai dengan keinginan Han. Indra hanya dihukum selama tiga tahun kurungan penjara, dan denda sebanyak satu juta rupiah.Bagi Cani dan Victory, hukuman tersebut sangatlah ringan, tak sebanding dengan kerugian yang diderita oleh Victory. Belum lagi, Indra juga melaporkan Victory atas tuduhan perzinahan.Sepertinya Cani tak mau kalah. Ia juga berniat untuk melaporkan Indra karena Indra telah melakukan kekerasan terhadap Victory. Akan tetapi, Victory tidak ingin masalah ini makin panjang. Sehingga Cani terpaksa menahan diri.“Hanya dihukum tiga bulan? Hakim itu pasti sudah disuap sama Indra!” Sedari tadi Cani ngedumel. Menunjukkan ketidakterimaannya terhadap putusan sang hakim agung.“Indra sudah tidak memiliki uang. Mustahil jika ia bisa menyuap hakim,” sahut Marci membela hakim yang ternyata kenalannya sendiri.“Sebelum memutuskan h

    Last Updated : 2025-01-02
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 122. Rio?

    Seiring berjalannya waktu, akhirnya hari ini Indra bebas dari penjara. Indra merasa sangat lega. Ias sempat mengumpat, dan bersumpah tidak akan sudih kembali lagi ke tempat mengerikan seperti penjara. Indra turun dari mobil yang ia tumpangi tepat di depan gerbang rumahnya. Baru saja Indra membuka gerbang, ia dikejutkan dengan dua buldoser yang terparkir di halaman rumahnya. "Apa-apaan ini!" geram Indra mengetahui jika tamanan hias ratusan juta miliknya telah digilas oleh roda buldoser. Seorang pria bertubuh tinggi turun dari buldoser. Ia tersenyum menyambut kedatangan Indra. "Han?" lirih Indra terkejut. "Ngapain kamu di sini?" sungutnya risih. "Aku ingin menyambutmu. Aku sudah menyiapkan hadiah yang bagus untukmu," ringis Han. "Tutup mulutmu! Pergi dari rumahku!" usir Indra. "Rumahmu? Sepertinya kamu melupakan sesuatu. Sebelum kamu di penjara, rumahmu sudah disita pihak bank, karena kamu tidak sanggup membayar hutang," ujar Han. Indra tak mampu menutupi keterkejutannya, kedua

    Last Updated : 2025-01-03
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 123. Rio Mulai Bertingkah

    Kedatangan Rio membuat Han makin memperketat penjagaannya. Terutama pada Cani yang sepertinya diincar oleh Rio. Han ingin melakukan pertemuan kembali dengan Rio, guna mempertanyakan maksud, dan tujuan Rio datang ke Indonesia. Akan tetapi, Rio seperti belut yang licin. Tak mudah untuk bertemu Rio lagi. Bahkan Han tak mampu melacak keberadaan Rio. "Ke mana si keparat itu?" geram Han meremas gelas yang ia genggam. "Entah lah, apa mungkin dia kembali? Tapi, aku sudah mengecek di seluruh bandara, dan pelabuhan. Rio belum keluar dari negara ini," jelas Marci. "Mungkin Rio hanya menggertak saja," sahut Hime. Semua orang tampak panik, dan gelisah saat mengetahui Rio mengunjungi Han, kecuali Hime yang terlihat biasa saja, malah cenderung ke santai. "Rio itu pembisnis, kalau boleh menebak, mungkin ada pekerjaan di sini, berhubung dia tahu kamu bersembunyi di sini, Rio mengunjungimu," urai Hime. Han menyipitkan matanya saat mendengar celoteh Hime. "Jadi, Rio sudah tahu aku bersembunyi d

    Last Updated : 2025-01-08

Latest chapter

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 149. Karena Han Lupa

    “Sebenarnya siapa kau?” Albert mendesak Eila supaya lekas menjawab pertanyaannya. Eila yang gelagapan pun menjelaskan bahwa ia tidak memiliki hubungan khusus dengan Rio. Soal dirinya dan Rio yang berciuman mesra, itu hanya sekedar keisengan yang dilakukan Rio untuk mempermainkan harga diri dan memberinya tekanan. “Aku adalah mantan pelayan di rumah Tuan Rio, sebelumnya aku pernah membuatnya ingin membunuhku. Untungnya, aku diselamatkan oleh Nyonya Cani,” imbuh Eila menundukkan kepala. Albert memandang Eila dengan menyipitkan mata. “Jadi, kamu bukan mata-mata yang dikirim Rio?” tanyanya. “Mata-mata? Saya tidak berani macam-macam, Tuna ....” Eila menyanggah dengan cepat. “Hidup saya, saya dedikasikan seluruh hidup saya untuk mengabdi pada Nyonya Cani,” tandasnya menggebu sambil menepuk dadanya. Tak mendapati gelagat kebohongan dari Eila, Mau tak mau Albert melepaskan cengkeram

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 148. Rio Ikut Turun Tangan

    Sebelumnya, Rio sudah menyerahkan sempel DNA Haily yang dimiliki pihak Kartel, agar dokter bisa mencocokkan apakah kepala yang ditemukan benar Haily atau bukan.Dan ... Setelah menunggu berjam-jam, akhirnya penantian mereka membuahkan hasil yang mengejutkan. Dokter penyatakan jika kepala tersebut milik Haily, terbukti dengan hasil DNA yang 100 persen cocok. Data tersebut juga membuktikan bahwa asumsi Han bukan hanya bualan. Kini, tak ada alasan bagi Rip untuk tidak memercayai Han. "Jadi, Haily benar-benar sudah tewas? Pantas ia sulit dihubungi pemimpin," gerutu Rio menyentuh dagunya. "Sekarang yang menjadi teka-teki, siapa pelakunya?" sambung Han setelah menghembuskan napas lelah. Berhunung Haily berada di bawah kendali dan tanggung jawab Kartel nomor satu, di mana Rio menjadi petinggi di sana, Rio tak mungkin tinggal diam, dan membiarkan masalah ini sampai ke tangan pemimpin Kartel sebelum berhasil dipecahkan. "Ak

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 147. Penemuan Kepala

    Setelah mendengar kabar mengerikan itu—penemuan kepala manusia di pantai pangkalan militer milik Kartel Black Ice—Han langsung bergegas.Mobil jipnya meluncur cepat, meninggalkan Cani yang berdiri di balik pintu rumah mewah mereka.Sebelum Han benar-benar pergi, Cani meminta Han untuk mengirim pesan apabila sudah mengetahui identitas dari si pemilik kepala. Setelah Han menyanggupi, barulah Cani membiarkan suaminya berlalu. Cani, dengan gaun sutra biru lautnya yang berkilauan, menatap kepergian Han dengan mata berkaca-kaca. Kecemasannya menggunung. "Kepala itu ... Mungkinkah milik Mbak Hime?" Hime, wanita yang telah dianggapnya sebagai kakak sendiri. Kenangan bersama Hime berputar di benak Cani. Tawa mereka, air mata mereka, pelukan hangat di bawah pohon randu ....Kemungkinan terburuk itu menghantui pikiran Cani. Rumah mewah milik Keluarga Ditmer terasa seperti penjara. Sedari tadi Cani tak berhenti mondar-mandir,

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 146. Keisengan Rio Pada Eila

    Eila berdiri di ambang pintu kamar Rio, jantungnya berdebar-debar seperti drum perang. Udara di dalam terasa dingin, menusuk hingga ke tulang, seakan mencerminkan sikap dingin mantan majikannya itu. Seragam pelayannya yang sederhana terasa semakin mencolok di tengah kemewahan ruangan yang dipenuhi perabotan antik dan karya seni bernilai jutaan dolar. Aroma parfum mahal yang menyengat hidungnya tak mampu menutupi bau samar ketakutan yang menyelimuti dirinya. Suara Kepala Pelayan, nyaring dan tegas, masih bergema di telinganya. Perintah itu, singkat dan lugas, telah mengantarnya ke tempat ini, ke hadapan bayangan masa lalunya yang kelam. Ia menghela napas, mencoba menenangkan diri sebelum melangkah masuk. Rio duduk di kursi besar berlapis kulit, siluetnya terukir jelas oleh cahaya redup yang menerpa dari jendela besar di belakangnya.Tatapan Rio tajam, menusuk, seperti pisau yang siap menghujam. Eila merasakan bulu kuduknya merinding. I

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 145. Xander, Pria pengagum Hime

    Sosok itu tertawa keras. "Aku sudah berjanji padamu. Siapa pun yang menghambat jalanmu, pasti akan aku singkirkan."Hime tercengang mendengar jawaban pria tersebut. "Xander ... Kamu gila. Xixu adalah adik kandungmu." Hime tak habis pikir. "Meskipun itu ibuku, jika ia membuatku jengkel, aku tak 'kan ragu untuk melenyapkannya," tandas Xander. Xander menarik pinggang Hime hingga kedua tubuh menempel. "Aku dengar, kamu sudah bercerai dengan Marci," bisik Xander menyatukan kedua kening. Hime menyeringai. "Kamu selalu mengetahui semua tentangku. Dasar penguntit," katanya mendorong pundak Xander agar menjauh. Hime tahu jika Xander sudah lama tergila-gila padanya. Bahkan sejak mereka masih belia, namun sayang, Hime selalu menolak cinta Xander, dan justru lebih memilih menikah dengan Marci yang juga pernah menyatakan cintanya pada Hime. “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Hime. 

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 144. Kematian Xixu

    Pernyataan Albert mengenai Xixu yang pernah melenyapkan seseorang lewat makanan mungkim benar. Terbukti dengan beberapa remaja yang jatuh pingsan setelah memakan masakan Xixu dan Eila. Mereka langsung dilarikan ke rumah sakit milik Keluarga Ditmer. Untungnya kondisi mereka baik-baik saja, setelah menerima perawatan. Sementara di rumah, Cani tak memperbolehkan Xixu maupun Eila untuk memasak lagi. Dua wanita itu menunduk, menunjukkan rasa bersalah mereka. "Ada masalah apa?" tanya Hime menghampiri Cani yang duduk bersama dua pelayannya. "Bukan masalah besar. Kamu tidak perlu tahu," sahut Xixu. "Aku tidak berbicara dengan bawahan," timpal Hime melemar tatapan sengit ke arah Xixu."Kamu juga bawahan," celetuk Xixu tak mau kalah dari Hime. Eila yang tak ingin ikut campur, memutuskan untuk pergi secara diam-diam. "Sejak kapan aku menjadi bawahan?" sungut Hime meremehkan Xixu. Cani menepuk punggung tang

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 143. Cani Sakit?

    "Maya siapa?" tanya Cani pada Xixu. "Nama asli wanita di depan anda adalah Maya," jawab Xixu. Hime terkekeh, "Suami palsu?" Ia berhenti sejenak, lalu kembali melanjutkan, "Sayangnya, aku dan Marci benar-benar menikah."Dilihat dari cara mereka berdua berinteraksi, Cani bisa menyimpulkan bahwa Hime dan Xixu sepertinya tidak saling menyukai satu sama lain. "Tapi aku bersyukur, aku sudah bebas sekarang," imbuh Hime. "Bebas gimana, Mbak?" tanya Cani merasa aneh dengan perkataan Hime. Sebelum menjawab, Hime mengalihkan pandangannya pada Cani. "Aku dan Marci sudah resmi bercerai. Aku yang menceraikannya."Pernyataan tegas Hime membuat Cani dan Xixu terkejut. Awalnya mereka mengira jika Hime hanya sekedar bercanda, namun setelah Hime membeberkan beberapa bukti dari ponselnya, barulah dua wanita itu percaya. "Ke-kenapa, Mbak?" tanya Cani khawatir. "Gara-gara Pak Marci yang disuruh menjaga Victory?" Tak s

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 142. Kebebasan Xixu Dari Cengkeraman Rio

    Tanpa basa-basi lebih lama, Han menyalurkan nafsunya seperti orang kesetanan. Ia tidak peduli meski Cani memintanya untuk lembut. Han tidak bisa, ia menggebu-gebu. Cani hanya pasrah, menerima segala kenikmatan yang diberikan Han, sambil terus mendesah, memanggil-manggil nama suaminya tercinta. Respons Cani membuat gairah Han makin naik. Goyangannya jadi tak beraturan. Di sini Han menunjukkan sisi egoisnya, ia hanya mementingkan kepuasannya saja. Seakan menjadikan Cani sebagai objek belaka. Namun ... Cani justru bertingkah lebih binal dari biasanya. Ia seperti lenih senang jika Han beringas. "Mas Han ... Enak!" racaunya. Kedua matanya juling, berubah menjadi warna putih. Han mencengkeram pinggang Cani agar miliknya tertanam lebih dalam. Sambil sesekali menampar pantat berisi Cani. Keduanya terlena dalam suasana panas penuh gairah. Ketika sedang asyik mendesah, Cani terkejut dengan kedatangan anak buah Han. Namun begitu mereka melihat Cani dan Han yang sedang bercinta, mereka lan

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 141. Perceraian Hime dan Marci

    Hime terlihat begitu menikmati suasa pedesaan Meksiko di sore hari. di mana matahari mulai tenggelam, langit berwarna jingga dan ungu. Udara hangat dan tenang. Hime duduk di atas tembok rendah, memandang ke arah ladang jagung yang luasSetelah puas dengan apa yang ia lakukan, Hime beranjak dari tempatnya untuk menemui Han. Ada sesuatu yang ingin ia katakan pada lelaki yang sudah ia snggap sebagai keluarganya itu. Begitu sampai di ruang kerja Han, tanpa membuang-buang waktu, Hime langsung memberitahu Han mengenai keinginannya untuk pergi ke Indonesia. "Beri aku alasan yang tepat," pinta Han. "Aku sangat merindukan suamiku. Bolehkah aku bertemu dengannya?" dalih Hime. "Aku juga akan membawa beberapa anak buah," imbuhnya. Han memandang Hime, ada kecurigaan yang terlihat dari raut wajahnya. Hal itu wajar, mengingay Hime yang pernah bermain di belakanhnya. Namun, pada akhirnya Han tetap mengizinkan Hime untuk menemui suaminya. "Terima kasih," ucap Hime. Sebelum Hime meninggalkan rua

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status