Mula-mula, ketika Richard telah membuka separuh bingkisannya dan mempertontonkan sebentuk patung Sphinx kuno, seorang tamu undangan yang memiliki keahlian di bidang Arkeologi berjalan maju ke depan. Hal itu membuat tamu undangan lain berdebar khawatir karena ahli arkeolog tersebut tampak tak bisa berhenti menggelengkan kepala.Mengetahui ada seorang ahli arkeologi yang mengamati patungnya, Richard mengangguk lalu mengelus permukaan patung Sphinx di atas meja.“Ketika kamu mengusapkan telapak tanganmu ke pipinya, sebuah sensasi asing akan menggelayut di kepalamu. Kota bawah laut tertua, Pavlopetri, akan tergambar otomatis bersamaan dengan saat kau menikmati lekuk-lekuk artefak ini.” Richard mulai memperkenalkan kado yang ia persembahkan untuk Albert Shawn.Jika sebelumnya para tamu undangan tak sabar ingin mempermalukan Richard, kali itu mereka semua terpaku diam mendengarkan cerita panjang dari Richard tentang kejayaan kota yang telah tenggelam. Para tamu undangan melamun membayangkan
“Ehm… Maaf, bahkan, tanpa melihat dengan detail pun, kami sudah bisa memastikan bahwa artefak milikmu itu palsu, Tuan Forger!”Laurie bergumam sembari membenarkan tatanan kaca matanya yang sedikit melorot. Tak lupa, ia membungkuk memberi hormat kepada Albert Shawn bersama dengan dua rekannya yang lain.“Nona pakar, sepertinya anda salah mengenakan kaca mata.” Richard masih terlihat cukup tenang meski para hadirin telah gaduh setelah Laurie mengeluarkan statement yang tegas. “Atau, coba kemarikan kaca mata anda, mungkin ada debu atau semut yang menempel di kaca depannya.” Richard yang mulai mencium aroma kelicikan Julius, tampak mulai tak mau diintimidasi oleh tiga pakar.“Ha ha! Ada debu di kaca mataku katamu?! Kaca mataku ini bahkan jauh lebih berharga dari harga dua ginjalmu! Asal kau tahu saja, andai ada ketombe dari rambutmu yang jatuh ke permukaan tuxedomu, aku akan bisa menyaksikannya dari sini!”Richard Forger bertepuk tangan, melihat wajah sinis yang Laurie tunjukkan kepadanya
Petugas keamaan membawa masuk bingkisan dari Julius Maxwell. Karena Julius menyebutkan bahwa arca yang ia hadiahkan untuk Albert Shawn bernilai puluhan juta dollar, maka petugas keamanan memperlakukan bingkisan itu dengan teramat hati-hati. Mereka sadar, harga nyawa mereka sepertinya jauh lebih murah ketimbang harga benda antik tersebut.Menghela napas dalam, seorang petugas keamaan mengusap keringat di keningnya setelah krunya telah berhasil meletakkan bingkisan milik Julius Maxwell di atas meja. “Akhirnya…” ucapnya sembari tersengal-sengal karena gugup. “Tuan Julius, ini bingkisan anda.”Julius Maxwell merapikan dasinya, senyum pongah tergambar jelas di wajah pemuda itu kala ia berjalan mendekati meja tempat bingkisannya diletakkan. Sebagai pemuda arogan yang haus kehormatan, Julius tak bisa menyembunyikan rasa bangganya saat ia menyaksikan para tamu undangan seolah menahan napas demi menanti bingkisannya dibuka.“Richard, aku sudah menghubungi pengawalku untuk berjaga di depan aula
“Julius menang?!! Sudah kuduga!”“Yosh! Apa kataku, pemenangnya pastilah Julius!”“Itu artinya, Richard harus bercerai dari istrinya. Sungguh, ini adalah taruhan yang mengguncang adrenalin! Aku suka pertunjukan ini!”Para tamu undangan tentu saja saling bergembira sebab mereka rata-rata juga turut mengikuti taruhan. Jika Julius Maxwell yang menang, mereka akan mendapat keuntungan dari pembagian aset milik Jacquie Loid.“Tidak semudah itu, Tuan Shawn. Mari kita minta tiga pakar ini untuk mengevaluasi keduanya.” Jacquie Loid tak mau melepaskan asetnya dengan mudah. Ia berjalan menghampiri tiga pakar, Zayn, Hopkins, dan Laurie.“Semuanya… Tenang dulu… Mari kita dengar penjelasan dari para pakar.” Jacquie Loid mengangkat ke dua tangannya ke atas, meminta para tamu undangan untuk menutup mulut mereka.“Tuan Loid, penjelasan apa lagi yang anda harapkan? Rekanku, Hopkins sudah memberi kesimpulan beberapa waktu lalu.” Laurie melipat dua tangan di dada, tatapan sinisnya tertuju pada Jacquie Lo
Tamu-tamu yang hadir di pester Crown Castle Group merasa beruntung karena mereka telah diberi tontonan gratis yang menyenangkan. Melihat seorang ibu menjual putrinya sendiri di depan umum demi uang, membuat tamu-tamu lain kian takjub pada kekuasaan dan harta milik Albert Shawn.Beberapa tamu undangan berkhayal, andai mereka yang diberi kekayaan dan kekuasaan seperti Albert Shawn, mereka juga akan merasakan sensasi disembah-sembah oleh orang lain yang membutuhkan uang. Mereka berkhayal, betapa indahnya melihat ketidakberdayaan orang lain di hadapan sosok yang berharta dan bertahta.“Tuan Shawn tak mungkin bisa menolak pesona Daisy! Bukankah di usianya yang sudah lansia, dia memang masih senang bermain-main dengan wanita muda?” Seorang tamu undangan berbisik pada rekannya.“Ya, andai aku berada di posisi Tuan Shawn, aku akan segera menyeret Daisy dan membawanya ke Penthouse! Lihat, Daisy memiliki semua yang dibutuhkan oleh fantasi pria!”Ketika para tamu undangan terlihat saling berbisi
“Suami? Kau sebut Richard Forger sebagai suami Daisy?! Dia bahkan lebih pantas disebut sebagai parasit!” Hillary menjerit, ia memang sangat tidak setuju atas perjodohan putrinya dengan Richard Forger. “Kalian kira putriku bahagia hidup dengan laki-laki parasite itu? Oh, andai Daisy menyukainya, mereka berdua pasti sudah tidur satu ranjang! Asal kalian tahu saja selama ini Daisy menjaga jarak dengan Richard! Akan jauh lebih baik jika putriku bersama dengan pria lain yang bisa membahagiakan dia, seperti Tuan Shawn ini!”Albert Shawn terkekeh seraya bertepuk tangan. Mendengar namanya diunggulkan di atas Richard Forger yang berstatus sebagai suami sah Daisy Miller, Albert Shawn merasakan sebuah kebanggaan yang sulit dijelaskan.“Richard Forger! Tak kusangka jika nasib pernikahan kalian sungguh sangat menyedihkan! Kupikir karena kau tampan, lantas Daisy tergila-gila padamu! Oh, ternyata kalian bahkan pisah ranjang? Bukankah ini kabar yang mengejutkan?! Ha ha ha!” Julius Maxwell tampak cuku
“Tuan Hopkins, Tuan Zayn, dan Nona Laurie, aku ingin memberi kesempatan lagi untuk kalian bertiga. Amati baik-baik dua patung Sphinx ini dan silakan buat pengumuman yang benar, mana patung yang asli dan mana patung yang palsu!”Richard memanggil tiga pakar untuk mengevaluasi dua patung Sphinx identik miliknya dan milik Julius Maxwell. Tetapi, tentu saja perintah Richard dianggap angin lalu oleh para pakar.‘Oh…. Jadi aura intimidasinya lenyap setelah kemarahannya menyusut? Hm… Dia sepertinya memang belum menyadari bahwa tubuhnya bisa mengeluarkan aura intimidasi!’ Seorang pria dari Black Triad membatin dan mengangguk-anggukkan kepala menyadari bahwa sensasi mencekam yang beberapa waktu lalu muncul, kini berangsur-angsur telah lenyap. Itu disebabkan karena Richard mulai bisa mengelola emosinya.“Richard, jangan harap kau bisa mengelabui kami dengan tipu dayamu itu!” Julius Maxwell menepuk pundak Richard dari belakang. “Seharusnya kau bersikap jantan. Kalau kalah, akui kekalahanmu! Seba
“Hopkins, kau hampir membuat jantungku copot. Yang jelas, kalian bertiga sudah melakukan evaluasi dan menyatakan milikku yang asli, bukan?”Zayn, Laurie, dan Hopkins tampak saling berpandangan sebelum ketiganya menganggukkan kepala. Tetapi, anggukan kepala mereka terlihat sedikit dipaksakan. Seolah dalam hati mereka, mereka saling bertanya-tanya.‘Bukankah Tuan Boslay sudah menjelaskan bahwa artefak yang palsu dimasukkan ke dalam bingkisan Richard sementara yang asli berada di dalam bingkisan Julius? Tapi, mengapa kenyataannya seperti bukan demikian?’ Zayn membatin tetapi sama seperti Laurie dan Hopkins, Zayn memilih untuk tetap melanjutkan sesuai scenario. Richard harus kalah dan Julius harus menang!“Well, sepertinya tugas kami sudah usai. Jadi…” Kalimat Zayn terhenti karena Richard membuat gerakan isyarat agar Zayn menahan kalimatnya.“Antiques Appraisal Association!” Richard bergumam sembari mengetik sesuatu di ponselnya. Beberapa orang tak memahami ucapan Richard, tetapi Zayn, Ho