“Sandiwara?!” Albert Shawn adalah orang pertama yang mempertanyakan ucapan Zayn.“Kalian adalah pakar bersertifikat, semua ucapan kalian seharusnya mencerminkan kejujuran, bisa jelaskan pada kami maksud dari ucapan Tuan Zayn?” Jacquie Loid mendesak Zayn untuk berterus terang.Tetapi, sebelum Zayn menanggapi permintaan Jacquie, terlebih dahulu Julius menghampiri Zayn. “Zayn, apa maksud ucapanmu? Kapan kita bersandiwara?!” Dahi Julius berkerut kebingungan. Julius Maxwell tentu saja turut dibuat gelisah oleh ucapan Zayn sebab ia merasa tak sedang bersandiwara tentang apa pun.Zayn memijit keningnya lalu meminta pertimbangan kepada Hopkins dan Laurie. Saat itu, keangkuhan Laurie lenyap entah ke mana, bibir perempuan itu bergetar hebat saat ia mencoba untuk mengatakan sesuatu.“Za… Zayn… Akumulasi pendapatan kita selama setahun penuh sepertinya masih berada di bawah harga Sphinx itu… Jika Lord Yaakov benar-benar akan mengusut ini, kita akan jatuh miskin…” Laurie mencengkeram rok pendeknya
“Boslay sialan! Di mana dirimu?!” Julius sudah melepaskan cengkramannya pada Hopkins. Kali itu, Julius berjalan cepat seperti orang kesurupan, menyibak kerumunan tamu undangan untuk menemukan keberadaan Jordan Boslay.Ketika Julius sudah menemukan Jordan Boslay, segera Julius menyeret pria tua itu di tengah-tengah aula. Jordan Boslay ingin memberontak tetapi kemarahan yang menguasai kepala Julius membuat pemuda itu seolah memiliki kekuatan berlipat kali dari keadaan sebelumnya.“Julius… jangan libatkan aku dalam masalahmu…” Jordan Boslay berusaha melepaskan cengkraman Julius di sikunya.“Boslay! Bagaimana bisa para pakar menyebut patungku palsu?! Jelaskan padaku karena aku membeli patung itu darimu!”Jordan Boslay khawatir ia akan terlibat dalam kekacauan itu sehingga ia hanya menggeleng-gelengkan kepala memilih untuk menjawab tidak tahu. Bagaiamanapun, sebentar lagi Jordan Boslay akan mencalonkan diri sebagai walikota Distrik Boston, jika namanya terseret dalam permasalahan ini, ia y
“Tidak!” Wajah Julius memerah karena panik. “Aku tidak akan rela dikebiri. Jika dipikir-pikir, bukankah taruhan ini tidak manusiawi? Oh, siapa orang waras yang menganggap taruhan ini sungguhan?”Richard terkekeh lalu menepuk pundak Julius. “Kau yang membuat taruhan ini, kau yang menantangku terlebih dahulu. Kau juga yang memintaku untuk tak lari dari kekalahan beberapa waktu lalu. Karena sekarang terbukti kau yang kalah, sebaiknya kau ucapkan selamat tinggal pada alat vitalmu. Ingat, ini semua idemu sendiri, Julius!”Julius tak bisa berkutik, kepanikannya semakin membesar ketika mengingat hukuman apa yang akan ia terima jika ia kalah. Tak ingin semuanya berakhir mengenaskan, Julius bersujud di kaki Richard menyusul Jordan Boslay yang masih menangis sambil bersujud.“Richard… Kumohon, kasihanilah aku… Aku tak mau dikebiri… Aku masih muda dan masih ingin bersenang-senang dengan para gadis… Kumohon Richard, batalkan taruhan ini…”Richard mundur ke belakang menghindari Julius yang ingin m
Para tamu undangan yang tadinya berwajah muram, kini bersorak gembira. Jika mereka secara serempak menjual sahamnya di Crown Castle Group, kebangkrutan CCG sudah akan terlihat semakin nyata.“Akhirnya kekuasaan Albert Shawn akan berakhir!!!!” Tiba-tiba, salah seorang tamu undangan memekik gembira.“Ya! Tak kusangkan Albert Shawn bisa digulingkan dalam satu malam! Hidup Richard Forger! Hidup Jacquie Loid! Ini adalah kebebasan kita semua!”Kali itu, tamu-tamu undangan lain tampak lebih berani untuk mengungkapkan isi pikiran mereka. Bagaimanapun, di bawah kekuasaan Albert Shawn yang merajai bisnis property di kota Roxburgh, Albert Shawn kerap memonopoli pasar dan merugikan banyak pihak. Kini ia telah lengser, tak akan ada lagi acara anniversary bodoh yang selalu menguras dompet para tamu undangan.“A… Apa? Kalian benar-benar akan menjual saham kalian secara serentak?” tubuh Albert Shawn melorot ke tanah, ia lalu membentak sekretaris pribadinya yang tak kunjung membantunya bangkit berdiri
Awalnya, Richard mengira jika teriakan istrinya disebabkan karena keselamatan istrinya sedang terancam. Begitu Daisy meminta Richard untuk datang ke Roxburgh Charity Building, tanpa basa-basi, Richard bergegas pergi ke tempat tersebut. Setelah ia tiba di Roxburgh Charity Building tepatnya di depan RCB hall, barulah Richard tahu bahwa nyawa istrinya sama sekali tidak sedang dalam keadaan bahaya.“Daisy… Apa yang sebenarnya terjadi? Kau bahkan terlihat sangat baik-baik saja! Mengapa beberapa waktu lalu kau menjerit meminta pertolongan?!”Richard memutar tubuh Daisy beberapa kali untuk memeriksa apakah ada bekas luka yang diderita istrinya. Tetapi, bahkan kulit Daisy tak tergores sedikit pun. “Daisy, katakan padaku! Apa yang membuatmu berteriak minta tolong?”Kali itu, Daisy terlihat panik, gelisah, tetapi juga malu dalam waktu yang sama. Ia ingin mendapat pertolongan dari Richard, tetapi untuk mengungkapkan masalahnya saja, Daisy merasa enggan. Lebih tepatnya, ia malu.Dari arah punggun
“Nona Daisy, kau mendengarku? Jika kau tak segera menyebutkan kelebihan-kelebihan dari bra bekas ini, aku khawatir item ini akan menjadi satu-satunya item yang tak laku di acara lelang ini. Itu akan sangat memalukan untukmu.” Walikota distrik Yorkist bertanya lagi menggunakan pengeras suara. Kali itu, sederet peserta lelang serentak menatap Daisy dengan wajah kesal.Untuk membantu Daisy, Richard mengangkat tangan dan bercerita. “Pak walikota, sepertinya istriku sedang dijebak oleh teman-temannya. Atau mungkin, ini semacam lelucon yang dilakukan dengan sengaja oleh panitia lelang…” Richard mencoba menyelamatkan harga diri istrinya tetapi ia justru diserang balik oleh deretan panitia lelang.“Hei, kau ingin menyebut kami mengerjai istrimu?! Kau keterlaluan! Kami bertujuh telah bersaksi bahwa istrimu memang menyerahkan Bra lusuh itu untuk dilelang!”“Mungkin karena suaminya hanya seorang cleaning service, jadi benda paling berharga yang dimiliki oleh Daisy hanyalah sebuah bra bekas yang
Richard mengangkat tangannya. "$100.000 untuk Bra Daisy!"Ketika Richard menyebutkan nominal yang dia tawarkan, semua orang di ruangan itu terkejut bersamaan.Merasa sangat kesal, seorang peserta lelang berteriak kepada Richard dari barisan paling depan. “Lihat, ada seorang cleaning service payah yang mengira jika acara lelang ini hanyalah sebuah lelucon! Kau berbicara seperti itu seolah-olah kau memiliki uang sebanyak itu?! Menyedihkan sekali!” bentak seorang perempuan berbadan gemuk di barisan depan.“Asal kau tahu saja, Nyonya, andai bibir anda termasuk yang dilelang, aku juga bersedia membelinya secara tunai!” bukannya marah, Richard justru membalas teriakan wanita itu dengan senyuman manis.“Tenang…. Tenang…” walikota meminta penonton untuk diam sejenak. “Anak muda, apakah kau mengatakan bahwa kau menawar $100.000 untuk bra lusuh ini?”Dari barisan belakang, Max mengangkat tangan untuk mendahului Richard. “Jangan percaya apa yang dia katakan, Pak Walikota! Dia tak mungkin punya u
Orang-orang mulai membatin dengan perasaan malu. Nyali mereka menciut, hampir semua orang merasa menyesal karena telah menyinggung Daisy. Jika Bra bekas itu bernilai setara dengan mobil sport, bukankah Bra bekas tersebut adalah Bra yang luar biasa keren?“Wow, angkanya mencapai $300.000 sekarang! Betapa luar biasanya Bra ini!” Walikota berteriak sebagai tanggapan atas penawaran Max. “Ngomong-ngomong, tadi aku hanya bercanda ketika mengatakan bahwa bra ini adalah barang lusuh yang tidak akan laku jika dilelang. Oh, lihat… Kita bahkan bisa menyaksikan keindahannya dengan mata tertutup!” teriak sang walikota karena khawatir akan dinilai sebagai walikota yang tolol sebab tak mampu menangkap pesona estetika bra bekas milik Daisy.Penonton pun menganggukkan kepala tanda setuju.Dalam hati, mereka semua memuji keindahan bra itu, meski jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka juga bingung di mana letak estetikanya.Ketika suasana tampak hening dan belum ada yang menawar lebih tinggi, Max terse