“Tidak!” Wajah Julius memerah karena panik. “Aku tidak akan rela dikebiri. Jika dipikir-pikir, bukankah taruhan ini tidak manusiawi? Oh, siapa orang waras yang menganggap taruhan ini sungguhan?”Richard terkekeh lalu menepuk pundak Julius. “Kau yang membuat taruhan ini, kau yang menantangku terlebih dahulu. Kau juga yang memintaku untuk tak lari dari kekalahan beberapa waktu lalu. Karena sekarang terbukti kau yang kalah, sebaiknya kau ucapkan selamat tinggal pada alat vitalmu. Ingat, ini semua idemu sendiri, Julius!”Julius tak bisa berkutik, kepanikannya semakin membesar ketika mengingat hukuman apa yang akan ia terima jika ia kalah. Tak ingin semuanya berakhir mengenaskan, Julius bersujud di kaki Richard menyusul Jordan Boslay yang masih menangis sambil bersujud.“Richard… Kumohon, kasihanilah aku… Aku tak mau dikebiri… Aku masih muda dan masih ingin bersenang-senang dengan para gadis… Kumohon Richard, batalkan taruhan ini…”Richard mundur ke belakang menghindari Julius yang ingin m
Para tamu undangan yang tadinya berwajah muram, kini bersorak gembira. Jika mereka secara serempak menjual sahamnya di Crown Castle Group, kebangkrutan CCG sudah akan terlihat semakin nyata.“Akhirnya kekuasaan Albert Shawn akan berakhir!!!!” Tiba-tiba, salah seorang tamu undangan memekik gembira.“Ya! Tak kusangkan Albert Shawn bisa digulingkan dalam satu malam! Hidup Richard Forger! Hidup Jacquie Loid! Ini adalah kebebasan kita semua!”Kali itu, tamu-tamu undangan lain tampak lebih berani untuk mengungkapkan isi pikiran mereka. Bagaimanapun, di bawah kekuasaan Albert Shawn yang merajai bisnis property di kota Roxburgh, Albert Shawn kerap memonopoli pasar dan merugikan banyak pihak. Kini ia telah lengser, tak akan ada lagi acara anniversary bodoh yang selalu menguras dompet para tamu undangan.“A… Apa? Kalian benar-benar akan menjual saham kalian secara serentak?” tubuh Albert Shawn melorot ke tanah, ia lalu membentak sekretaris pribadinya yang tak kunjung membantunya bangkit berdiri
Awalnya, Richard mengira jika teriakan istrinya disebabkan karena keselamatan istrinya sedang terancam. Begitu Daisy meminta Richard untuk datang ke Roxburgh Charity Building, tanpa basa-basi, Richard bergegas pergi ke tempat tersebut. Setelah ia tiba di Roxburgh Charity Building tepatnya di depan RCB hall, barulah Richard tahu bahwa nyawa istrinya sama sekali tidak sedang dalam keadaan bahaya.“Daisy… Apa yang sebenarnya terjadi? Kau bahkan terlihat sangat baik-baik saja! Mengapa beberapa waktu lalu kau menjerit meminta pertolongan?!”Richard memutar tubuh Daisy beberapa kali untuk memeriksa apakah ada bekas luka yang diderita istrinya. Tetapi, bahkan kulit Daisy tak tergores sedikit pun. “Daisy, katakan padaku! Apa yang membuatmu berteriak minta tolong?”Kali itu, Daisy terlihat panik, gelisah, tetapi juga malu dalam waktu yang sama. Ia ingin mendapat pertolongan dari Richard, tetapi untuk mengungkapkan masalahnya saja, Daisy merasa enggan. Lebih tepatnya, ia malu.Dari arah punggun
“Nona Daisy, kau mendengarku? Jika kau tak segera menyebutkan kelebihan-kelebihan dari bra bekas ini, aku khawatir item ini akan menjadi satu-satunya item yang tak laku di acara lelang ini. Itu akan sangat memalukan untukmu.” Walikota distrik Yorkist bertanya lagi menggunakan pengeras suara. Kali itu, sederet peserta lelang serentak menatap Daisy dengan wajah kesal.Untuk membantu Daisy, Richard mengangkat tangan dan bercerita. “Pak walikota, sepertinya istriku sedang dijebak oleh teman-temannya. Atau mungkin, ini semacam lelucon yang dilakukan dengan sengaja oleh panitia lelang…” Richard mencoba menyelamatkan harga diri istrinya tetapi ia justru diserang balik oleh deretan panitia lelang.“Hei, kau ingin menyebut kami mengerjai istrimu?! Kau keterlaluan! Kami bertujuh telah bersaksi bahwa istrimu memang menyerahkan Bra lusuh itu untuk dilelang!”“Mungkin karena suaminya hanya seorang cleaning service, jadi benda paling berharga yang dimiliki oleh Daisy hanyalah sebuah bra bekas yang
Richard mengangkat tangannya. "$100.000 untuk Bra Daisy!"Ketika Richard menyebutkan nominal yang dia tawarkan, semua orang di ruangan itu terkejut bersamaan.Merasa sangat kesal, seorang peserta lelang berteriak kepada Richard dari barisan paling depan. “Lihat, ada seorang cleaning service payah yang mengira jika acara lelang ini hanyalah sebuah lelucon! Kau berbicara seperti itu seolah-olah kau memiliki uang sebanyak itu?! Menyedihkan sekali!” bentak seorang perempuan berbadan gemuk di barisan depan.“Asal kau tahu saja, Nyonya, andai bibir anda termasuk yang dilelang, aku juga bersedia membelinya secara tunai!” bukannya marah, Richard justru membalas teriakan wanita itu dengan senyuman manis.“Tenang…. Tenang…” walikota meminta penonton untuk diam sejenak. “Anak muda, apakah kau mengatakan bahwa kau menawar $100.000 untuk bra lusuh ini?”Dari barisan belakang, Max mengangkat tangan untuk mendahului Richard. “Jangan percaya apa yang dia katakan, Pak Walikota! Dia tak mungkin punya u
Orang-orang mulai membatin dengan perasaan malu. Nyali mereka menciut, hampir semua orang merasa menyesal karena telah menyinggung Daisy. Jika Bra bekas itu bernilai setara dengan mobil sport, bukankah Bra bekas tersebut adalah Bra yang luar biasa keren?“Wow, angkanya mencapai $300.000 sekarang! Betapa luar biasanya Bra ini!” Walikota berteriak sebagai tanggapan atas penawaran Max. “Ngomong-ngomong, tadi aku hanya bercanda ketika mengatakan bahwa bra ini adalah barang lusuh yang tidak akan laku jika dilelang. Oh, lihat… Kita bahkan bisa menyaksikan keindahannya dengan mata tertutup!” teriak sang walikota karena khawatir akan dinilai sebagai walikota yang tolol sebab tak mampu menangkap pesona estetika bra bekas milik Daisy.Penonton pun menganggukkan kepala tanda setuju.Dalam hati, mereka semua memuji keindahan bra itu, meski jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka juga bingung di mana letak estetikanya.Ketika suasana tampak hening dan belum ada yang menawar lebih tinggi, Max terse
Richard dan Daisy tak begitu mengerti apa yang diucapkan Clair pada walikota. Tetapi, dari cara walikota memperlakukan Richard, jelas Clair telah berbicara buruk tentang Richard. Tentu saja Daisy merasa kesal dengan hal itu tetapi ada hal lain yang lebih membuat Daisy kesal, yaitu, Richard ternyata menerima pengusiran tersebut tanpa membela diri atau mencoba meluruskan.“Richard! Apa kau menyerah secepat ini? Kau tak seperti Richard yang kukenal!” Daisy meluapkan emosinya ketika Richard benar-benar menolak untuk meluruskan keadaan.“Daisy, aku masih Richard yang kau kenal.” Richard menepuk pundak Daisy, dengan tanpa memedulikan ucapan istrinya, Richard bersiap mengikuti dua security yang akan membawanya keluar dari gedung tersebut.Daisy menelan ludah menahan sensasi panas di dadanya. “Richard… Kau membuatku kecewa!” tutur Daisy dengan suara pelan setelah melihat suaminya memang tak berniat memberontak atas pengusiran tak masuk akal itu.Ketika para peserta lelang lantas membicarakan
“Lihat!!! Akun ‘Hero No Limit’ percaya bahwa tak akan ada peserta lain yang sanggup mengungguli penawarannya sehingga ia telah melakukan pembayaran via rekening bersama di laman Lelang Online!” Panitia tersebut menjerit kegirangan, disusul juga dengan panitia-panitia yang lain.Jika pada awalnya mereka merasa iri karena Bra Daisy justru menjadi primadona, kali itu mereka sama sekali tak peduli. Penyelenggara lelang berjanji akan memberi bayaran besar pada para panitia jika mereka berhasil mengumpulkan akumulasi dana senilai $1000.000.Tapi, kali itu mereka bahkan telah mengantongi $5.000.000 saja untuk satu item! Sebuah pencapaian yang luar biasa memuaskan. Sang walikota pun menggeleng-geleng tak percaya.“Sungguh, andai Tuan ‘Hero No Limit’ berada di sini, aku berjanji akan menyembah kakinya untuk memberi hormat! Dia benar-benar luar biasa dermawan!”“Ya… Setidaknya aku tak perlu mengeluarkan banyak uang hari ini!” Max membatin dalam hati. “Ditambah lagi, harga diriku tetap terjaga k
Ketika Richard dan Daisy tiba di kota Roxburgh, semua sosok-sosok penting di kota besar itu datang ke bandara demi menyambut kedatangan mereka. Para tokoh penting di kota Roxburgh menunduk memberi hormat, membuat orang-orang awam keheranan dan menerka-nerka sehebat apa latar belakang sosok yang baru saja turun dari pesawat. Daisy merangkul siku Richard, menyatakan betapa bahagianya dia berada di sisi suaminya. Ketika mereka tiba di mansion mewah mereka, Daisy dan Richard menemukan ada tumpukan hadiah yang membanjiri halaman depan rumah mereka. Richard segera menghubungi Wendy Adams, meminta gadis itu untuk membagi-bagikan tumpukan hadiah kepada orang-orang yang membutuhkan. Saat semuanya telah beres, Daisy berujar kepada sang suami sembari membanting tubuhnya ke atas ranjang, “Akhirnya semua selesai juga… Ah… Aku ingin beristiraat.” Richard melirik Daisy lalu tersenyum nakal, “Siapa bilang kau boleh beristirahat?” “Eh?” Daisy menelan ludah saat Richard tiba-tiba telah mendekat ke
Richard dan Daisy telah tiba di ruang pesta beberapa puluh menit sebelum acara dimulai. Karena belum banyak tamu yang datang, Daisy tak begitu menduga jika pesta malam itu akan dihadiri oleh puluhan kepala negara dan ratusan konglomerat dunia.Ketika sedang menikmati anggur dan kudapan-kudapan kecil, mata Richard menangkap pemandangan yang mengejutkan. Ia melihat ada dua sosok perempuan yang sedang bertingkah norak. Richard nyaris tersedak, tetapi bibirnya menyunggingkan senyum jahat, untuk pertama kalinya, Richard merasa tindakan ayahnya cukup berguna.Melihat kedua perempuan itu kini sedang berjalan menuju ke arahnya, Richard segera berbisik kepada Daisy. “Aku ingin ke toilet, nikmatilah semua yang ingin kau nikmati.”Richard pergi begitu saja sementara Daisy tak begitu memedulikan kepergian suaminya sebab pandangannya tertuju pada sekelompok orang yang tengah duduk di meja bundar yang sama.‘Bukankah wajah-wajah mereka tak asing?’ Daisy membatin. Keningnya berkerut saat mencoba mem
Hari masih pagi ketika Richard turun dari mobil dan berjalan menuju ke halaman kastil mendiang ibunya. Saat tiba di halaman kastil, bibir Richard refleks membentuk sebuah senyuman saat ia melihat Daisy sedang mengajari Alexander King menanam bunga.Ketika Daisy melihat kedangan sang suami, wajahnya berbinar-binar gembira. Tangan Daisy melambai-lambai lalu mengajak Richard untuk turut menanam bunga.“Tidak, terima kasih. Itu bukan gayaku,” sahut Richard merespon ajakan Daisy. “Aku akan masuk ke dalam, selesaikan saja kegiatanmu,” imbuh Richard seraya berjalan ke arah kastil. Sudah lama sekali ia tak berkunjung ke kediaman mendiang ibunya.“Menantuku, ayah akan pulang. Temuilah suamimu. Dan, jangan lupa sampaikan padanya tentang acara makan malam kecil-kecilan yang akan kuadakan nanti malam.” Alexander King melepas sarung tangan yang ia kenakan lalu berpamitan untuk kembali pulang ke kastil utama.Daisy mengerutkan dahi karena ada satu poin penting yang membuatnya terkejut. “Ayah belum
Kastil Manoko… Terlepas dari insiden penyerangan Richard kepada Alexander King, proses pemakaman Hazelle King tetap berlangsung dengan khidmat. Daun-daun pohon maple yang berjatuhan menjadi pelengkap prosesi pemakaman Hazelle pada senja hari itu. Satu demi satu para pengiring telah pergi hingga menyisakan dua orang saja yang masih berada di area pemakaman keluarga Naga Langit. Mereka adalah Richard Forger dan Alexander King. Mulanya, Alexander King terlihat ingin meninggalkan makam terlebih dahulu, namun, ucapan Richard menahan langkahnya. “Apa tujuanmu memilihku menjadi pewaris tahta Naga Langit?” tanya Richard tanpa menoleh ke belakang ke arah sang ayah. Alexander King diam mematung, keduanya kini saling memunggungi satu sama lain. Karena Alexander King tak memberi jawaban, Richard bergumam lagi. “Kau meremehkan putra sulungmu, Pak Tua. Hazelle jauh lebih pantas menjadi penerus Naga Langit. Harus kuakui, keputusanmu benar-benar bodoh!” Alexander King tersenyum tipis. “Kau benar
Suara ledakan keras yang baru saja terdengar di telinga Daisy memang bersumber dari kastil utama Naga Langit. Lebih tepatnya, di halaman depan kastil.Tak hanya mendengar satu kali, Daisy dan Rock mendengar ada ledakan yang bertubi-tubi. Meski demikian, Rock sama sekali tak melakukan apa-apa selain membiarkan hal itu terjadi, sebab ia sudah bisa menebak apa yang sedang terjadi di halaman kastil Naga Langit.!!Tubuh Alexander King terhempas menabrak dinding kastil Naga Langit, menciptakan kerusakan parah pada dinding yang terhantam tubuhnya. Karena kekuatan yang menghempaskan tubuhnya begitu kuat, timbul ledakan keras setiap kali tubuh Alexander King menghantam dinding kastil.Bebatuan dan debu-debu menghambur ke udara. Kehancuran demi kehancuran terus terjadi seiring dengan terhempasnya tubuh Alexander King berkali-kali.Tak ada yang berani mengambil sikap atas apa yang menimpa Alexander King, sebab pria itu memang meminta semua pasukannya untuk tak melakukan apa-apa.“Hazelle tewas
Tak hanya mengevakuasi para anggota Red Skull yang nyaris tenggelam ke laut, pasukan Tom Haley juga menemukan Rock yang berada dalam keadaan terikat di salah satu kapal milik Red Skull. Begitu Rock bebas, ia bergerak cepat menghubungi Alexander King yang berada di Manoko, mengabarkan tentang rencana kedatangan Richard dan Daisy ke sana.“Aku sudah tahu. Termasuk, kematian Hazelle, aku juga sudah mengetahuinya.”Itu adalah kalimat yang diucapkan oleh Alexander King saat Rock berhasil menghubunginya. Saat itu, Alexander King menutup telepon Rock lalu melanjutkan menyesap teh hijau sembari menatap langit hitam di balkon kamarnya.Satu demi satu keluarga yang ia cintai telah mati. Hanya menyisakan Richard seorang, tetapi Richard justru memutuskan untuk keluar dari silsilah keluarga Alexander King.“Lucu sekali…” gumam Alexander King seperti sedang menertawai kehidupannya sendiri. Terlepas dari itu semua, ia cukup menikmati keheningan malam itu sembari menanti kedatangan jasad putra kandun
Perlahan-lahan, matahari tenggelam mengiringi kematian Hazelle King. Dalam suasana berkabung, Richard mengirim telepati kepada pasukan Red Skull dan meminta mereka untuk bergegas menjauh dari pulau Sangorufu. Tak lama lagi, bom dipulau itu akan mengeluarkan gelombang kejut yang cukup besar.Beberapa detik sebelum ledakan besar terjadi di pulau Sangorufu, beberapa kapal pasukan Red Skull telah berhasil membuat jarak aman dari ledakan, termasuk kapal Richard yang sedari awal telah digerakkan oleh kekuatan Richard untuk menjauh dari pulau Sangorufu.Namun, beberapa kapal lain mengalami nasib buruk karena gagal membuat jarak aman dan akhirnya terdampak ledakan besar. Penumpang-penumpang kapal itu menjerit lalu berjatuhan ke laut. Puing-puing kapal yang terbakar berserakan di atas permukaan laut, membuat para korban yang jatuh semakin kesulitan untuk menyelamatkan diri.Beruntung, tak lama berselang datanglah tim evakuasi yang dipimpin oleh Tom Haley.Tom Haley yang mendapat laporan adanya
Tanpa diduga oleh siapa pun, terdengar suara letusan tembakan dari arah kapal tempat Richard mengistirahatkan Hazelle dan Daisy. Kekhawatiran Richard kian membesar ketika ia mendengar jeritan Daisy mengiringi suara tembakan itu.Mengingat, suara tembakan tak pernah menjadi pertanda baik bagi siapa pun, Richard melesatkan tubuhnya ke kapal tempat Daisy dan Hazelle berada.Benar saja, ketika Richard telah tiba di dek kapal, ia melihat Daisy dan Hazelle bersimbah darah. Jantung Richard seperti berhenti berdetak saat ia melihat lubang merah menganga di dada Hazelle King.Meski Hazelle menampakkan senyum damai, Richard menghambur menghampiri Hazelle yang terkulai di atas dek kapal.“Hazelle mencoba untuk melindungiku, Richard… Dia terluka karena aku… Ini salahku…” Daisy menundukkan kepala hingga kepalanya nyaris menyentuh lantai kapal. Tangisan Daisy pecah sebagaimana ia merasa bersalah terhadap Hazelle dan Richard.“Daisy…” Hazelle menggelengkan kepala menatap adik iparnya, seolah memberi
Jack Moriarty merasa nyawanya tak mungkin terselamatkan. Ketika ia tahu kematian sudah datang semakin dekat, beberapa waktu lalu dia akhirnya membuat kesepakatan dengan Richard. Jack Moriarty bersedia membantu Richard semampu dirinya, sebagai timbal balik, Jack meminta Richard untuk menyelamatkan Kelly dan janin yang ada di dalam perut Kelly, kekasih Jack.Richard setuju, dan begitulah, keduanya lantas saling bekerja sama untuk menemukan solusi terbaik menyelamatkan orang-orang yang mereka sayangi.‘Jack, cepat katakan apa yang ingin kau katakan!’ Richard tak sabar untuk mendengar pesan telepati dari Jack. Hanya saja, bukannya mendengar pesan dari Jack, Richard justru dikejutkan oleh suara lain.“Richard Forger…!”Hammer Moriarty telah terbebas dari kelumpuhan. Wajahnya berseri-seri saat melihat betapa ambisiusnya Richard yang ingin menyelamatkan Hazelle King. “Hei, bukankah ada obrolan kita yang terputus? Kau lupa?”Richard menoleh ke arah Hammer Moriarty dengan dahi berkerut.“Forge