Awalnya, Richard mengira jika teriakan istrinya disebabkan karena keselamatan istrinya sedang terancam. Begitu Daisy meminta Richard untuk datang ke Roxburgh Charity Building, tanpa basa-basi, Richard bergegas pergi ke tempat tersebut. Setelah ia tiba di Roxburgh Charity Building tepatnya di depan RCB hall, barulah Richard tahu bahwa nyawa istrinya sama sekali tidak sedang dalam keadaan bahaya.“Daisy… Apa yang sebenarnya terjadi? Kau bahkan terlihat sangat baik-baik saja! Mengapa beberapa waktu lalu kau menjerit meminta pertolongan?!”Richard memutar tubuh Daisy beberapa kali untuk memeriksa apakah ada bekas luka yang diderita istrinya. Tetapi, bahkan kulit Daisy tak tergores sedikit pun. “Daisy, katakan padaku! Apa yang membuatmu berteriak minta tolong?”Kali itu, Daisy terlihat panik, gelisah, tetapi juga malu dalam waktu yang sama. Ia ingin mendapat pertolongan dari Richard, tetapi untuk mengungkapkan masalahnya saja, Daisy merasa enggan. Lebih tepatnya, ia malu.Dari arah punggun
“Nona Daisy, kau mendengarku? Jika kau tak segera menyebutkan kelebihan-kelebihan dari bra bekas ini, aku khawatir item ini akan menjadi satu-satunya item yang tak laku di acara lelang ini. Itu akan sangat memalukan untukmu.” Walikota distrik Yorkist bertanya lagi menggunakan pengeras suara. Kali itu, sederet peserta lelang serentak menatap Daisy dengan wajah kesal.Untuk membantu Daisy, Richard mengangkat tangan dan bercerita. “Pak walikota, sepertinya istriku sedang dijebak oleh teman-temannya. Atau mungkin, ini semacam lelucon yang dilakukan dengan sengaja oleh panitia lelang…” Richard mencoba menyelamatkan harga diri istrinya tetapi ia justru diserang balik oleh deretan panitia lelang.“Hei, kau ingin menyebut kami mengerjai istrimu?! Kau keterlaluan! Kami bertujuh telah bersaksi bahwa istrimu memang menyerahkan Bra lusuh itu untuk dilelang!”“Mungkin karena suaminya hanya seorang cleaning service, jadi benda paling berharga yang dimiliki oleh Daisy hanyalah sebuah bra bekas yang
Richard mengangkat tangannya. "$100.000 untuk Bra Daisy!"Ketika Richard menyebutkan nominal yang dia tawarkan, semua orang di ruangan itu terkejut bersamaan.Merasa sangat kesal, seorang peserta lelang berteriak kepada Richard dari barisan paling depan. “Lihat, ada seorang cleaning service payah yang mengira jika acara lelang ini hanyalah sebuah lelucon! Kau berbicara seperti itu seolah-olah kau memiliki uang sebanyak itu?! Menyedihkan sekali!” bentak seorang perempuan berbadan gemuk di barisan depan.“Asal kau tahu saja, Nyonya, andai bibir anda termasuk yang dilelang, aku juga bersedia membelinya secara tunai!” bukannya marah, Richard justru membalas teriakan wanita itu dengan senyuman manis.“Tenang…. Tenang…” walikota meminta penonton untuk diam sejenak. “Anak muda, apakah kau mengatakan bahwa kau menawar $100.000 untuk bra lusuh ini?”Dari barisan belakang, Max mengangkat tangan untuk mendahului Richard. “Jangan percaya apa yang dia katakan, Pak Walikota! Dia tak mungkin punya u
Orang-orang mulai membatin dengan perasaan malu. Nyali mereka menciut, hampir semua orang merasa menyesal karena telah menyinggung Daisy. Jika Bra bekas itu bernilai setara dengan mobil sport, bukankah Bra bekas tersebut adalah Bra yang luar biasa keren?“Wow, angkanya mencapai $300.000 sekarang! Betapa luar biasanya Bra ini!” Walikota berteriak sebagai tanggapan atas penawaran Max. “Ngomong-ngomong, tadi aku hanya bercanda ketika mengatakan bahwa bra ini adalah barang lusuh yang tidak akan laku jika dilelang. Oh, lihat… Kita bahkan bisa menyaksikan keindahannya dengan mata tertutup!” teriak sang walikota karena khawatir akan dinilai sebagai walikota yang tolol sebab tak mampu menangkap pesona estetika bra bekas milik Daisy.Penonton pun menganggukkan kepala tanda setuju.Dalam hati, mereka semua memuji keindahan bra itu, meski jauh di dalam lubuk hati mereka, mereka juga bingung di mana letak estetikanya.Ketika suasana tampak hening dan belum ada yang menawar lebih tinggi, Max terse
Richard dan Daisy tak begitu mengerti apa yang diucapkan Clair pada walikota. Tetapi, dari cara walikota memperlakukan Richard, jelas Clair telah berbicara buruk tentang Richard. Tentu saja Daisy merasa kesal dengan hal itu tetapi ada hal lain yang lebih membuat Daisy kesal, yaitu, Richard ternyata menerima pengusiran tersebut tanpa membela diri atau mencoba meluruskan.“Richard! Apa kau menyerah secepat ini? Kau tak seperti Richard yang kukenal!” Daisy meluapkan emosinya ketika Richard benar-benar menolak untuk meluruskan keadaan.“Daisy, aku masih Richard yang kau kenal.” Richard menepuk pundak Daisy, dengan tanpa memedulikan ucapan istrinya, Richard bersiap mengikuti dua security yang akan membawanya keluar dari gedung tersebut.Daisy menelan ludah menahan sensasi panas di dadanya. “Richard… Kau membuatku kecewa!” tutur Daisy dengan suara pelan setelah melihat suaminya memang tak berniat memberontak atas pengusiran tak masuk akal itu.Ketika para peserta lelang lantas membicarakan
“Lihat!!! Akun ‘Hero No Limit’ percaya bahwa tak akan ada peserta lain yang sanggup mengungguli penawarannya sehingga ia telah melakukan pembayaran via rekening bersama di laman Lelang Online!” Panitia tersebut menjerit kegirangan, disusul juga dengan panitia-panitia yang lain.Jika pada awalnya mereka merasa iri karena Bra Daisy justru menjadi primadona, kali itu mereka sama sekali tak peduli. Penyelenggara lelang berjanji akan memberi bayaran besar pada para panitia jika mereka berhasil mengumpulkan akumulasi dana senilai $1000.000.Tapi, kali itu mereka bahkan telah mengantongi $5.000.000 saja untuk satu item! Sebuah pencapaian yang luar biasa memuaskan. Sang walikota pun menggeleng-geleng tak percaya.“Sungguh, andai Tuan ‘Hero No Limit’ berada di sini, aku berjanji akan menyembah kakinya untuk memberi hormat! Dia benar-benar luar biasa dermawan!”“Ya… Setidaknya aku tak perlu mengeluarkan banyak uang hari ini!” Max membatin dalam hati. “Ditambah lagi, harga diriku tetap terjaga k
Melihat gelagat kepanikan di wajah dua panitia itu, sang walikota mencibir. “Biar kutebak, apakah dia mengaku sebagai sosok di balik Hero no Limit?” tanya sang walikota seraya menudingkan jari telunjuknya ke arah Richard.Dua panitia itu mengangguk bersamaan. “Dia memang Hero No Limit, Pak Walikota.”Sang walikota tertawa dan menganggap dua panitia yang membawa masuk Richard tak lebih dari dua orang bodoh yang mudah diperdaya. Menggunakan pengeras suara, sang walikota menantang panitia lain untuk melakukan perintahnya agar ia bisa membuktikan bahwa Richard telah melakukan penipuan. Walikota itu pun mengarahkan pandangannya pada panitia yang bertanggung jawab mengakses Laman Lelang Online.“Hei, Angel, Lakukan perintahku dan kita semua akan menyaksikan bahwa Richard telah melakukan kebohongan besar!” Sang Walikota menunjuk Angel dari atas panggung.Angel mengangguk gugup. Sang walikota lantas tersenyum lebar dan berkata, “Angel, bacakan aku nomor ponsel Hero No Limit yang tertera di in
Si walikota tersentak kaget atas statement lugas yang disampaikan oleh ketua pelaksana. Itu adalah untuk ke sekian kalinya dia diusir dari sebuah acara publik. Kepemimpinannya yang buruk dan masa jabatannya yang akan segera berakhir, membuat si ketua pelaksana lelang merasa tak perlu khawatir telah menyinggung sang walikota.“Berani-beraninya kau berbicara kasar pada walikota sepertiku?!!!” sang walikota membentak ketua pelaksana lelang. Namun, bentakan tersebut justru dibalas dengan tawa mengejek.“Pak walikota, kami sudah mendengar reputasi buruk kepemimpinan anda. Di akhir masa jabatan anda, anda datang ke acara lelang amal ini seolah-olah anda ingin membuktikan bahwa anda peduli pada acara amal. Nyatanya, anda meminta bayaran yang cukup tinggi sebagai ganti atas kedatangan anda di acara ini!”Si ketua pelaksana akhirnya meluapkan kejengkelannya saat itu juga. Beberapa jam sebelum acara lelang dimulai, sang walikota sengaja mengundang beberapa jurnalis untuk datang ke Roxburgh Char