Bab-bab selanjutnya OTW hari ini...
Pertama-tama, Richard menanyakan pada Zephys tentang peta kekuatan seluruh pasukan Luis Jung yang sedang berada di pulau Corvo. Lalu, Richard juga menanyakan tentang gambaran geografis pulau Corvo agar Richard bisa memperkirakan langkah-langkah selanjutnya andai ia dihadapkan pada pertarungan di hutan Corvo.Hal lain yang membuat Richard penasaran adalah tata ruang ruangan Luis Jung yang tak tampak seperti gua. Ternyata, itu memang bukan bagian dari Gua Corvo. Berkat pengakuan Zephys, Richard akhirnya tahu beberapa hal yang berkaitan dengan ruangan itu termasuk di dalamnya, pintu darurat, system pencahayaan dan system ventilasi udara.“Oh, jadi begitu rupanya…” gumam Richard dengan senyum tipis setelah ia mendengar beberapa pengakuan Zephys.Ada beberapa hal penting lain yang telah Richard tanyakan kepada Zephys, sebagian besar Richard telah berhasil mendapatkan jawabannya tetapi sebagian kecil lainnya, Zaphys belum sempat memberi jawaban karena terinterupsi oleh kedatangan puluhan pa
-- nomor bab sebelum ini salah ketik, tapi isinya benar, seharusnya Bab 214--Bab 215Berbagai macam praduga mulai menggelayuti beberapa pikiran para pasukan Luis Jung.“Ditipu?! Apa maksudmu? Jangan harap kau bisa bicara sembarangan pada kami!”Richard menyeringai lebar. “Jika aku mati di sini, tak satu pun dari kalian akan keluar hidup-hidup. Ingat, jika aku bisa datang ke ruangan ini dan menghajar boss kalian, bagaimana bisa kalian berpikir aku hanya datang sendirian?!”Richard mulai membual, dalam situasi kalah jumlah seperti itu, membual adalah salah satu cara terbaik untuk mengintimidasi musuh. Menciptakan kegelisahan dan rasa was-was di hati pasukan itu.“Ha ha ha, apa kau pikir kami takut, huh?!” si kepala pasukan mencoba untuk mempertahankan kewarasannya dan menolak intimidasi dari Richard. “Lebih baik kau mati sekarang juga!”Si kepala pasukan menodongkan senjata api ke arah Richard dan bersiap untuk melepas tembakan. Saat itu terjadi, Richard berteriak lantang.“Sekarang!!!
“Kalian bersepuluh, masih ada puluhan entah ratusan jebakan yang sudah kupersiapkan. Belum lagi, beberapa pasukanku juga mengintai gua ini. Tak ada kesempatan bagia kalian untuk hidup, kecuali kalian bersedia menjalankan perintahku!”“Kami bersedia…”“Tuan, kami bersedia…”“Sungguh, kami akan melakukan apapun asal Tuan tidak menghabisi nyama kami…”Sepuluh sisa pasukan itu melempar senjata yang mereka miliki, mereka lantas bersujud ke tanah demi memohon kesempatan kedua pada Richard.“Pilihan yang bijak,” seru Richard dengan wajah menyunggingkan senyum tipis.“Terima kasih atas kemurahan hati anda, Tuan…”“Jadi, apa yang harus kami lakukan, Tuan?”Richard menarik napas dalam, lalu menoleh pada Tom Haley dan berkata, “Tom, pastikan Luis Jung tak hanya pingsan. Habisi nyawanya!”Tom Haley merasakan tubuhnya membeku. Ia tak menduga Richard yang ia pandang sebagai sosok yang terkesan santai dan cuek, ternyata memiliki sisi gelap seperti itu.“Apa anda yakin akan menghabisi nyawa pria ini?
Keputusan Richard untuk menghabisi Luis Jung adalah hal yang sangat tepat. Semua musuh yang berani menukar nyawa mereka dengan keberlangsungan misi merupakan musuh yang memiliki tingkat bahaya tinggi. Memperpendek usia mereka akan mengurangi berbagai macam risiko fatal yang mungkin terjadi.Itulah mengapa, dulu Alexander King pernah meminta Richard untuk menghabisi seluruh anggota Red Skull karena kelompok tersebut berpotensi menjadi musuh yang merepotkan di masa depan. Hanya saja, sepertinya memang tak semua anggota Red Skull berhasil dihabisi oleh Richard.Saat itu, sudah hampir sore hari di pulau Corvo. Richard yang berada di dalam ruangan Luis Jung saat ini sudah menemukan cara terbaik untuk keluar dari tempat itu.“Zephys,” panggil Richard pada Zephys yang berdiri kaku di ujung ruangan.Zephys mengangguk dengan tubuh gemetaran, dia berjalan pelan menghampiri Richard seraya bibirnya mencoba menyuarakan sesuatu. “Tuan Muda… Saya tak mengetahui siapa itu Red Skull dan tak tahu jika
Hari sudah hampir senja saat Bruce Lazar terlihat keluar dari gua Corvo dengan didampingi oleh sepuluh pasukan Level SSS. Tentu saja, kemunculan Bruce Lazar segera disambut dengan pertanyaan oleh pemimpin pasukan yang berjaga di luar gua.“Apa yang terjadi di dalam, Tuan Lazar? Mengapa alat komunikasi Yang Mulia tak bisa kami hubungi?”Bruce Lazar tampak menunduk dengan tatapan sedih. “Ada penyusup yang masuk ke pasukan kita. Yang Mulia terluka. Tapi tak perlu khawatir, Zephys sudah mempersiapkan helicopter untuk mengantar Yang Mulia ke suatu tempat.”Bruce Lazar lantas menceritakan bahwa ia mendapat mandat dari sang Boss untuk mengawal perjalanan Zephys dari jalur darat bersama dengan sepuluh pasukan level SSS.“Satu lagi, Yang Mulia ingin kalian tetap menjaga gua ini dengan ketat demi menjaga harta berharga Yang Mulia yang diincar musuh. Yang Mulia khawatir jika musuh membawa pasukan dan menyerbu gua, jadi, kuharap kalian akan menjalankan tugas ini dengan baik.” Bruce Lazar menepuk
Hari sudah malam saat Richard akhirnya tiba di hotel Phoenix. Ia sudah menghubungi Rock D Xebec dan memintanya untuk datang ke rumah sakit. Sekaligus, Richard juga memberi tahu Rock bahwa misinya telah selesai dengan menemukan satu fakta baru, Red Skull masih berdiri.Saat hendak memasuki lift, ponsel Richard bergetar dan membunyikan notifikasi pesan masuk. Richard merogoh ponselnya seraya memasuki lift. Matanya menyipit saat ia mulai membuka pesan tersebut.[Selamat, atas keberhasilan anda, Tuan Muda. Seperti biasanya, Naga Langit akan mengirimkan reward misi ke rekening Tuan Muda yang aktif. Satu lagi, karena Tuan Muda juga berjanji akan membersihkan nama anda yang sempat tercemar, Naga Langit juga akan memberikan reward tambahan saat misi itu selesai.]Richard tersenyum sesaat lalu meletakkan ponselnya kembali ke saku. Ada rasa gembira dan bersemangat di hatinya setiap kali ia berhasil menyelesaikan satu misi, tetapi, untuk saat itu ia mencoba untuk menghapus rasa bersemangat itu.
Alexander King menampar pipi Richard dengan cukup keras. Ia baru saja merasa tersanjung saat Richard kembali bersedia memanggilnya ayah. Tetapi, mendengar kembali keputusan Richard yang ingin keluar dari Naga Langit, membuat tangan Alexander King tak bisa menahan diri untuk tak menampar Richard. “Persetan dengan janji-janjimu! Kau kira aku tak tahu apa saja yang kau lakukan di kota Roxburgh?!” Alexander King bersiap menampar pipi Richard lagi, tetapi kali itu satu tangan kanan Richard menahannya. “Cukup.” Richard bergumam dengan nada pelan tapi serius. “Ayah, aku sudah menerima pukulan-pukulanmu untuk kesalahan yang sudah kulakukan. Saat ini, ada janji yang telah kuikrarkan. Maka, kau hanya boleh memukulku lagi, nanti, jika janji itu gagal kulaksanakan.” Tangan Richard mengendur setelah ia merasakan otot-otot di tangan Alexander King juga mengendur. Pertanda bahwa Alexander King menerima argument Richard. ‘Bagaimana bisa aku menyayangi anak yang susah diatur seperti dia?’ Alexander
“Richard, mengapa kalian berkelahi?” tanya Daisy setelah Alexander King menghilang dari pandangan.Richard mengerutkan dahi sembari menatap Daisy dengan tajam. “Berkelahi katamu? Daisy, seandainya aku membalas pukulan ayahku, kau mungkin berpikir Phoenix Hotel sedang mengalami gempa.”Richard tersenyum tipis lalu memilih untuk masuk ke dalam kamar. Ada banyak hal yang perlu ia persiapkan mulai hari itu juga.“Baiklah, aku tak akan menanyakan apapun soal kejadian tadi. Tapi, apa kau berkenan memberiku izin untuk merawat luka lebammu?” tanya Daisy yang saat itu sedang berjalan cepat mengikuti Richard yang terlebih dahulu memasuki ruangan.Daisy melihat wajah Richard tampak rumit, ia kesulitan menerka apa yang ada di hati dan di kepala suaminya. Tapi yang jelas, Daisy yakin bahwa lebam-lebam di wajah Richard pastilah terasa ngilu.Saat itu, Richard berbalik badan setelah Daisy melontarkan pertanyaan kepadanya. Tanpa memberi jawaban, Richard merentangkan ke dua tangannya seolah mengundang
Ketika Richard dan Daisy tiba di kota Roxburgh, semua sosok-sosok penting di kota besar itu datang ke bandara demi menyambut kedatangan mereka. Para tokoh penting di kota Roxburgh menunduk memberi hormat, membuat orang-orang awam keheranan dan menerka-nerka sehebat apa latar belakang sosok yang baru saja turun dari pesawat. Daisy merangkul siku Richard, menyatakan betapa bahagianya dia berada di sisi suaminya. Ketika mereka tiba di mansion mewah mereka, Daisy dan Richard menemukan ada tumpukan hadiah yang membanjiri halaman depan rumah mereka. Richard segera menghubungi Wendy Adams, meminta gadis itu untuk membagi-bagikan tumpukan hadiah kepada orang-orang yang membutuhkan. Saat semuanya telah beres, Daisy berujar kepada sang suami sembari membanting tubuhnya ke atas ranjang, “Akhirnya semua selesai juga… Ah… Aku ingin beristiraat.” Richard melirik Daisy lalu tersenyum nakal, “Siapa bilang kau boleh beristirahat?” “Eh?” Daisy menelan ludah saat Richard tiba-tiba telah mendekat ke
Richard dan Daisy telah tiba di ruang pesta beberapa puluh menit sebelum acara dimulai. Karena belum banyak tamu yang datang, Daisy tak begitu menduga jika pesta malam itu akan dihadiri oleh puluhan kepala negara dan ratusan konglomerat dunia.Ketika sedang menikmati anggur dan kudapan-kudapan kecil, mata Richard menangkap pemandangan yang mengejutkan. Ia melihat ada dua sosok perempuan yang sedang bertingkah norak. Richard nyaris tersedak, tetapi bibirnya menyunggingkan senyum jahat, untuk pertama kalinya, Richard merasa tindakan ayahnya cukup berguna.Melihat kedua perempuan itu kini sedang berjalan menuju ke arahnya, Richard segera berbisik kepada Daisy. “Aku ingin ke toilet, nikmatilah semua yang ingin kau nikmati.”Richard pergi begitu saja sementara Daisy tak begitu memedulikan kepergian suaminya sebab pandangannya tertuju pada sekelompok orang yang tengah duduk di meja bundar yang sama.‘Bukankah wajah-wajah mereka tak asing?’ Daisy membatin. Keningnya berkerut saat mencoba mem
Hari masih pagi ketika Richard turun dari mobil dan berjalan menuju ke halaman kastil mendiang ibunya. Saat tiba di halaman kastil, bibir Richard refleks membentuk sebuah senyuman saat ia melihat Daisy sedang mengajari Alexander King menanam bunga.Ketika Daisy melihat kedangan sang suami, wajahnya berbinar-binar gembira. Tangan Daisy melambai-lambai lalu mengajak Richard untuk turut menanam bunga.“Tidak, terima kasih. Itu bukan gayaku,” sahut Richard merespon ajakan Daisy. “Aku akan masuk ke dalam, selesaikan saja kegiatanmu,” imbuh Richard seraya berjalan ke arah kastil. Sudah lama sekali ia tak berkunjung ke kediaman mendiang ibunya.“Menantuku, ayah akan pulang. Temuilah suamimu. Dan, jangan lupa sampaikan padanya tentang acara makan malam kecil-kecilan yang akan kuadakan nanti malam.” Alexander King melepas sarung tangan yang ia kenakan lalu berpamitan untuk kembali pulang ke kastil utama.Daisy mengerutkan dahi karena ada satu poin penting yang membuatnya terkejut. “Ayah belum
Kastil Manoko… Terlepas dari insiden penyerangan Richard kepada Alexander King, proses pemakaman Hazelle King tetap berlangsung dengan khidmat. Daun-daun pohon maple yang berjatuhan menjadi pelengkap prosesi pemakaman Hazelle pada senja hari itu. Satu demi satu para pengiring telah pergi hingga menyisakan dua orang saja yang masih berada di area pemakaman keluarga Naga Langit. Mereka adalah Richard Forger dan Alexander King. Mulanya, Alexander King terlihat ingin meninggalkan makam terlebih dahulu, namun, ucapan Richard menahan langkahnya. “Apa tujuanmu memilihku menjadi pewaris tahta Naga Langit?” tanya Richard tanpa menoleh ke belakang ke arah sang ayah. Alexander King diam mematung, keduanya kini saling memunggungi satu sama lain. Karena Alexander King tak memberi jawaban, Richard bergumam lagi. “Kau meremehkan putra sulungmu, Pak Tua. Hazelle jauh lebih pantas menjadi penerus Naga Langit. Harus kuakui, keputusanmu benar-benar bodoh!” Alexander King tersenyum tipis. “Kau benar
Suara ledakan keras yang baru saja terdengar di telinga Daisy memang bersumber dari kastil utama Naga Langit. Lebih tepatnya, di halaman depan kastil.Tak hanya mendengar satu kali, Daisy dan Rock mendengar ada ledakan yang bertubi-tubi. Meski demikian, Rock sama sekali tak melakukan apa-apa selain membiarkan hal itu terjadi, sebab ia sudah bisa menebak apa yang sedang terjadi di halaman kastil Naga Langit.!!Tubuh Alexander King terhempas menabrak dinding kastil Naga Langit, menciptakan kerusakan parah pada dinding yang terhantam tubuhnya. Karena kekuatan yang menghempaskan tubuhnya begitu kuat, timbul ledakan keras setiap kali tubuh Alexander King menghantam dinding kastil.Bebatuan dan debu-debu menghambur ke udara. Kehancuran demi kehancuran terus terjadi seiring dengan terhempasnya tubuh Alexander King berkali-kali.Tak ada yang berani mengambil sikap atas apa yang menimpa Alexander King, sebab pria itu memang meminta semua pasukannya untuk tak melakukan apa-apa.“Hazelle tewas
Tak hanya mengevakuasi para anggota Red Skull yang nyaris tenggelam ke laut, pasukan Tom Haley juga menemukan Rock yang berada dalam keadaan terikat di salah satu kapal milik Red Skull. Begitu Rock bebas, ia bergerak cepat menghubungi Alexander King yang berada di Manoko, mengabarkan tentang rencana kedatangan Richard dan Daisy ke sana.“Aku sudah tahu. Termasuk, kematian Hazelle, aku juga sudah mengetahuinya.”Itu adalah kalimat yang diucapkan oleh Alexander King saat Rock berhasil menghubunginya. Saat itu, Alexander King menutup telepon Rock lalu melanjutkan menyesap teh hijau sembari menatap langit hitam di balkon kamarnya.Satu demi satu keluarga yang ia cintai telah mati. Hanya menyisakan Richard seorang, tetapi Richard justru memutuskan untuk keluar dari silsilah keluarga Alexander King.“Lucu sekali…” gumam Alexander King seperti sedang menertawai kehidupannya sendiri. Terlepas dari itu semua, ia cukup menikmati keheningan malam itu sembari menanti kedatangan jasad putra kandun
Perlahan-lahan, matahari tenggelam mengiringi kematian Hazelle King. Dalam suasana berkabung, Richard mengirim telepati kepada pasukan Red Skull dan meminta mereka untuk bergegas menjauh dari pulau Sangorufu. Tak lama lagi, bom dipulau itu akan mengeluarkan gelombang kejut yang cukup besar.Beberapa detik sebelum ledakan besar terjadi di pulau Sangorufu, beberapa kapal pasukan Red Skull telah berhasil membuat jarak aman dari ledakan, termasuk kapal Richard yang sedari awal telah digerakkan oleh kekuatan Richard untuk menjauh dari pulau Sangorufu.Namun, beberapa kapal lain mengalami nasib buruk karena gagal membuat jarak aman dan akhirnya terdampak ledakan besar. Penumpang-penumpang kapal itu menjerit lalu berjatuhan ke laut. Puing-puing kapal yang terbakar berserakan di atas permukaan laut, membuat para korban yang jatuh semakin kesulitan untuk menyelamatkan diri.Beruntung, tak lama berselang datanglah tim evakuasi yang dipimpin oleh Tom Haley.Tom Haley yang mendapat laporan adanya
Tanpa diduga oleh siapa pun, terdengar suara letusan tembakan dari arah kapal tempat Richard mengistirahatkan Hazelle dan Daisy. Kekhawatiran Richard kian membesar ketika ia mendengar jeritan Daisy mengiringi suara tembakan itu.Mengingat, suara tembakan tak pernah menjadi pertanda baik bagi siapa pun, Richard melesatkan tubuhnya ke kapal tempat Daisy dan Hazelle berada.Benar saja, ketika Richard telah tiba di dek kapal, ia melihat Daisy dan Hazelle bersimbah darah. Jantung Richard seperti berhenti berdetak saat ia melihat lubang merah menganga di dada Hazelle King.Meski Hazelle menampakkan senyum damai, Richard menghambur menghampiri Hazelle yang terkulai di atas dek kapal.“Hazelle mencoba untuk melindungiku, Richard… Dia terluka karena aku… Ini salahku…” Daisy menundukkan kepala hingga kepalanya nyaris menyentuh lantai kapal. Tangisan Daisy pecah sebagaimana ia merasa bersalah terhadap Hazelle dan Richard.“Daisy…” Hazelle menggelengkan kepala menatap adik iparnya, seolah memberi
Jack Moriarty merasa nyawanya tak mungkin terselamatkan. Ketika ia tahu kematian sudah datang semakin dekat, beberapa waktu lalu dia akhirnya membuat kesepakatan dengan Richard. Jack Moriarty bersedia membantu Richard semampu dirinya, sebagai timbal balik, Jack meminta Richard untuk menyelamatkan Kelly dan janin yang ada di dalam perut Kelly, kekasih Jack.Richard setuju, dan begitulah, keduanya lantas saling bekerja sama untuk menemukan solusi terbaik menyelamatkan orang-orang yang mereka sayangi.‘Jack, cepat katakan apa yang ingin kau katakan!’ Richard tak sabar untuk mendengar pesan telepati dari Jack. Hanya saja, bukannya mendengar pesan dari Jack, Richard justru dikejutkan oleh suara lain.“Richard Forger…!”Hammer Moriarty telah terbebas dari kelumpuhan. Wajahnya berseri-seri saat melihat betapa ambisiusnya Richard yang ingin menyelamatkan Hazelle King. “Hei, bukankah ada obrolan kita yang terputus? Kau lupa?”Richard menoleh ke arah Hammer Moriarty dengan dahi berkerut.“Forge