Keputusan Richard untuk menghabisi Luis Jung adalah hal yang sangat tepat. Semua musuh yang berani menukar nyawa mereka dengan keberlangsungan misi merupakan musuh yang memiliki tingkat bahaya tinggi. Memperpendek usia mereka akan mengurangi berbagai macam risiko fatal yang mungkin terjadi.Itulah mengapa, dulu Alexander King pernah meminta Richard untuk menghabisi seluruh anggota Red Skull karena kelompok tersebut berpotensi menjadi musuh yang merepotkan di masa depan. Hanya saja, sepertinya memang tak semua anggota Red Skull berhasil dihabisi oleh Richard.Saat itu, sudah hampir sore hari di pulau Corvo. Richard yang berada di dalam ruangan Luis Jung saat ini sudah menemukan cara terbaik untuk keluar dari tempat itu.“Zephys,” panggil Richard pada Zephys yang berdiri kaku di ujung ruangan.Zephys mengangguk dengan tubuh gemetaran, dia berjalan pelan menghampiri Richard seraya bibirnya mencoba menyuarakan sesuatu. “Tuan Muda… Saya tak mengetahui siapa itu Red Skull dan tak tahu jika
Hari sudah hampir senja saat Bruce Lazar terlihat keluar dari gua Corvo dengan didampingi oleh sepuluh pasukan Level SSS. Tentu saja, kemunculan Bruce Lazar segera disambut dengan pertanyaan oleh pemimpin pasukan yang berjaga di luar gua.“Apa yang terjadi di dalam, Tuan Lazar? Mengapa alat komunikasi Yang Mulia tak bisa kami hubungi?”Bruce Lazar tampak menunduk dengan tatapan sedih. “Ada penyusup yang masuk ke pasukan kita. Yang Mulia terluka. Tapi tak perlu khawatir, Zephys sudah mempersiapkan helicopter untuk mengantar Yang Mulia ke suatu tempat.”Bruce Lazar lantas menceritakan bahwa ia mendapat mandat dari sang Boss untuk mengawal perjalanan Zephys dari jalur darat bersama dengan sepuluh pasukan level SSS.“Satu lagi, Yang Mulia ingin kalian tetap menjaga gua ini dengan ketat demi menjaga harta berharga Yang Mulia yang diincar musuh. Yang Mulia khawatir jika musuh membawa pasukan dan menyerbu gua, jadi, kuharap kalian akan menjalankan tugas ini dengan baik.” Bruce Lazar menepuk
Hari sudah malam saat Richard akhirnya tiba di hotel Phoenix. Ia sudah menghubungi Rock D Xebec dan memintanya untuk datang ke rumah sakit. Sekaligus, Richard juga memberi tahu Rock bahwa misinya telah selesai dengan menemukan satu fakta baru, Red Skull masih berdiri.Saat hendak memasuki lift, ponsel Richard bergetar dan membunyikan notifikasi pesan masuk. Richard merogoh ponselnya seraya memasuki lift. Matanya menyipit saat ia mulai membuka pesan tersebut.[Selamat, atas keberhasilan anda, Tuan Muda. Seperti biasanya, Naga Langit akan mengirimkan reward misi ke rekening Tuan Muda yang aktif. Satu lagi, karena Tuan Muda juga berjanji akan membersihkan nama anda yang sempat tercemar, Naga Langit juga akan memberikan reward tambahan saat misi itu selesai.]Richard tersenyum sesaat lalu meletakkan ponselnya kembali ke saku. Ada rasa gembira dan bersemangat di hatinya setiap kali ia berhasil menyelesaikan satu misi, tetapi, untuk saat itu ia mencoba untuk menghapus rasa bersemangat itu.
Alexander King menampar pipi Richard dengan cukup keras. Ia baru saja merasa tersanjung saat Richard kembali bersedia memanggilnya ayah. Tetapi, mendengar kembali keputusan Richard yang ingin keluar dari Naga Langit, membuat tangan Alexander King tak bisa menahan diri untuk tak menampar Richard. “Persetan dengan janji-janjimu! Kau kira aku tak tahu apa saja yang kau lakukan di kota Roxburgh?!” Alexander King bersiap menampar pipi Richard lagi, tetapi kali itu satu tangan kanan Richard menahannya. “Cukup.” Richard bergumam dengan nada pelan tapi serius. “Ayah, aku sudah menerima pukulan-pukulanmu untuk kesalahan yang sudah kulakukan. Saat ini, ada janji yang telah kuikrarkan. Maka, kau hanya boleh memukulku lagi, nanti, jika janji itu gagal kulaksanakan.” Tangan Richard mengendur setelah ia merasakan otot-otot di tangan Alexander King juga mengendur. Pertanda bahwa Alexander King menerima argument Richard. ‘Bagaimana bisa aku menyayangi anak yang susah diatur seperti dia?’ Alexander
“Richard, mengapa kalian berkelahi?” tanya Daisy setelah Alexander King menghilang dari pandangan.Richard mengerutkan dahi sembari menatap Daisy dengan tajam. “Berkelahi katamu? Daisy, seandainya aku membalas pukulan ayahku, kau mungkin berpikir Phoenix Hotel sedang mengalami gempa.”Richard tersenyum tipis lalu memilih untuk masuk ke dalam kamar. Ada banyak hal yang perlu ia persiapkan mulai hari itu juga.“Baiklah, aku tak akan menanyakan apapun soal kejadian tadi. Tapi, apa kau berkenan memberiku izin untuk merawat luka lebammu?” tanya Daisy yang saat itu sedang berjalan cepat mengikuti Richard yang terlebih dahulu memasuki ruangan.Daisy melihat wajah Richard tampak rumit, ia kesulitan menerka apa yang ada di hati dan di kepala suaminya. Tapi yang jelas, Daisy yakin bahwa lebam-lebam di wajah Richard pastilah terasa ngilu.Saat itu, Richard berbalik badan setelah Daisy melontarkan pertanyaan kepadanya. Tanpa memberi jawaban, Richard merentangkan ke dua tangannya seolah mengundang
Usai menutup telepon dari Rock, Richard menghampiri Daisy lalu menggenggam pergelangan tangan Daisy kuat-kuat. Bibir Richard melengkung ke atas, namun tampak sedikit kaku. Daisy melihat ekspresi tersebut sebagai sebuah senyuman yang memiliki maksud untuk menyembunyikan kekhawatiran, itu pun jika tebakan Daisy benar.“Apa aku boleh tahu tentang kekhawatiranmu, suamiku?” tanya Daisy hati-hati. Richard nyaris selalu santai dalam segala situasi, jika ada hal yang membuatnya gelisah, bukankah itu artinya keadaan sedang tidak baik-baik saja?Richard lagi-lagi tersenyum kaku, satu tangannya yang lain menepuk-nepuk kepala Daisy dengan lembut. “Istri manisku sedang menjadi incaran organisasi berbahaya. Umumnya, kesempatan hidup manusia biasa di tangan ancaman organisasi ini adalah di bawah 10%. Sebenarnya ini membuatku tertantang, tapi tetap saja, aku tak bisa untuk bersikap santai.”Daisy tertawa kecil, andai suaminya bukanlah Richard Forger, ketika mendengar kabar seperti itu, ia yakin ia ta
Dua jam berselang, Richard dan Daisy telah berada di titik lokasi yang dimaksud oleh Rock D Xebec. Di tempat itu, Rock beserta lima belas pasukan khusus telah berbaris rapi demi menyambut kedatangan Richard dan Daisy.Daisy terkejut, ia mengetahui identitas Rock D. Xebec sebagai pemilik baru Lezon Company yang dulu dimiliki oleh Alex. Lantas, bagaimana bisa orang perposisi tinggi seperti Rock D Xebec lantas membungkuk rendah kepada Richard, suaminya yang hanya seorang cleaning service di Lezon Company?“Sayang, mengapa Tuan Xebec begitu hormat padamu?” tanya Daisy berbisik.“Karena dia adalah tangan kananku.”Napas Daisy terasa sesak karena terkejut lagi. Ia menggandeng tangan Richard kuat-kuat saat melihat pasukan Rock menunduk memberi hormat atas kedatangan mereka. Daisy menarik siku Richard lalu berbisik, “Mengapa kau tak pernah memperlihatkan kepaada keluargaku jika kau memiliki pasukan seperti ini, Sayang? Keluargaku pasti akan bersujud di kakimu jika mereka tahu identitasmu sehe
Richard berhenti sejenak demi melihat kepergian pesawat Jet pribadi yang membawa Daisy. Rombongan Rock dan Daisy akan mengungsi ke sebuah pulau rahasia yang telah ditunjuk oleh Richard sebelumnya. Sebuah pulau yang tak mungkin bisa dijangkau oleh siapapun kecuali anak buah Rock dan Richard sendiri.Bahkan, andai saat itu ada mata-mata pasukan Red Skull yang mengintai pesawat jet pribadi milik Rock, Richard yakin, anggota elite Red Skull sekalipun tetap tidak akan mampu mengetahui tujuan akhir pasukan Rock yang membawa Daisy.“Sekarang saatnya mengatur rencana baru…” Richard mendesis pelan seraya merogoh ponselnya, ia hendak menghubungi Tom Haley yang masih berada di kota South River.Ketika sambungan telepon terhubung, Tom Haley terdengar memberi salam hormat kepada Richard lalu menanyakan apakah ada hal penting yang perlu ia lakukan.“Tom Haley, sebelumnya aku ingin bertanya.” Richard memulai pembicaraannya dengan Tom Haley. “Aku sudah resmi memutus hubungan dengan Naga Langit…”Rich