Hari sudah malam saat Richard akhirnya tiba di hotel Phoenix. Ia sudah menghubungi Rock D Xebec dan memintanya untuk datang ke rumah sakit. Sekaligus, Richard juga memberi tahu Rock bahwa misinya telah selesai dengan menemukan satu fakta baru, Red Skull masih berdiri.Saat hendak memasuki lift, ponsel Richard bergetar dan membunyikan notifikasi pesan masuk. Richard merogoh ponselnya seraya memasuki lift. Matanya menyipit saat ia mulai membuka pesan tersebut.[Selamat, atas keberhasilan anda, Tuan Muda. Seperti biasanya, Naga Langit akan mengirimkan reward misi ke rekening Tuan Muda yang aktif. Satu lagi, karena Tuan Muda juga berjanji akan membersihkan nama anda yang sempat tercemar, Naga Langit juga akan memberikan reward tambahan saat misi itu selesai.]Richard tersenyum sesaat lalu meletakkan ponselnya kembali ke saku. Ada rasa gembira dan bersemangat di hatinya setiap kali ia berhasil menyelesaikan satu misi, tetapi, untuk saat itu ia mencoba untuk menghapus rasa bersemangat itu.
Alexander King menampar pipi Richard dengan cukup keras. Ia baru saja merasa tersanjung saat Richard kembali bersedia memanggilnya ayah. Tetapi, mendengar kembali keputusan Richard yang ingin keluar dari Naga Langit, membuat tangan Alexander King tak bisa menahan diri untuk tak menampar Richard. “Persetan dengan janji-janjimu! Kau kira aku tak tahu apa saja yang kau lakukan di kota Roxburgh?!” Alexander King bersiap menampar pipi Richard lagi, tetapi kali itu satu tangan kanan Richard menahannya. “Cukup.” Richard bergumam dengan nada pelan tapi serius. “Ayah, aku sudah menerima pukulan-pukulanmu untuk kesalahan yang sudah kulakukan. Saat ini, ada janji yang telah kuikrarkan. Maka, kau hanya boleh memukulku lagi, nanti, jika janji itu gagal kulaksanakan.” Tangan Richard mengendur setelah ia merasakan otot-otot di tangan Alexander King juga mengendur. Pertanda bahwa Alexander King menerima argument Richard. ‘Bagaimana bisa aku menyayangi anak yang susah diatur seperti dia?’ Alexander
“Richard, mengapa kalian berkelahi?” tanya Daisy setelah Alexander King menghilang dari pandangan.Richard mengerutkan dahi sembari menatap Daisy dengan tajam. “Berkelahi katamu? Daisy, seandainya aku membalas pukulan ayahku, kau mungkin berpikir Phoenix Hotel sedang mengalami gempa.”Richard tersenyum tipis lalu memilih untuk masuk ke dalam kamar. Ada banyak hal yang perlu ia persiapkan mulai hari itu juga.“Baiklah, aku tak akan menanyakan apapun soal kejadian tadi. Tapi, apa kau berkenan memberiku izin untuk merawat luka lebammu?” tanya Daisy yang saat itu sedang berjalan cepat mengikuti Richard yang terlebih dahulu memasuki ruangan.Daisy melihat wajah Richard tampak rumit, ia kesulitan menerka apa yang ada di hati dan di kepala suaminya. Tapi yang jelas, Daisy yakin bahwa lebam-lebam di wajah Richard pastilah terasa ngilu.Saat itu, Richard berbalik badan setelah Daisy melontarkan pertanyaan kepadanya. Tanpa memberi jawaban, Richard merentangkan ke dua tangannya seolah mengundang
Usai menutup telepon dari Rock, Richard menghampiri Daisy lalu menggenggam pergelangan tangan Daisy kuat-kuat. Bibir Richard melengkung ke atas, namun tampak sedikit kaku. Daisy melihat ekspresi tersebut sebagai sebuah senyuman yang memiliki maksud untuk menyembunyikan kekhawatiran, itu pun jika tebakan Daisy benar.“Apa aku boleh tahu tentang kekhawatiranmu, suamiku?” tanya Daisy hati-hati. Richard nyaris selalu santai dalam segala situasi, jika ada hal yang membuatnya gelisah, bukankah itu artinya keadaan sedang tidak baik-baik saja?Richard lagi-lagi tersenyum kaku, satu tangannya yang lain menepuk-nepuk kepala Daisy dengan lembut. “Istri manisku sedang menjadi incaran organisasi berbahaya. Umumnya, kesempatan hidup manusia biasa di tangan ancaman organisasi ini adalah di bawah 10%. Sebenarnya ini membuatku tertantang, tapi tetap saja, aku tak bisa untuk bersikap santai.”Daisy tertawa kecil, andai suaminya bukanlah Richard Forger, ketika mendengar kabar seperti itu, ia yakin ia ta
Dua jam berselang, Richard dan Daisy telah berada di titik lokasi yang dimaksud oleh Rock D Xebec. Di tempat itu, Rock beserta lima belas pasukan khusus telah berbaris rapi demi menyambut kedatangan Richard dan Daisy.Daisy terkejut, ia mengetahui identitas Rock D. Xebec sebagai pemilik baru Lezon Company yang dulu dimiliki oleh Alex. Lantas, bagaimana bisa orang perposisi tinggi seperti Rock D Xebec lantas membungkuk rendah kepada Richard, suaminya yang hanya seorang cleaning service di Lezon Company?“Sayang, mengapa Tuan Xebec begitu hormat padamu?” tanya Daisy berbisik.“Karena dia adalah tangan kananku.”Napas Daisy terasa sesak karena terkejut lagi. Ia menggandeng tangan Richard kuat-kuat saat melihat pasukan Rock menunduk memberi hormat atas kedatangan mereka. Daisy menarik siku Richard lalu berbisik, “Mengapa kau tak pernah memperlihatkan kepaada keluargaku jika kau memiliki pasukan seperti ini, Sayang? Keluargaku pasti akan bersujud di kakimu jika mereka tahu identitasmu sehe
Richard berhenti sejenak demi melihat kepergian pesawat Jet pribadi yang membawa Daisy. Rombongan Rock dan Daisy akan mengungsi ke sebuah pulau rahasia yang telah ditunjuk oleh Richard sebelumnya. Sebuah pulau yang tak mungkin bisa dijangkau oleh siapapun kecuali anak buah Rock dan Richard sendiri.Bahkan, andai saat itu ada mata-mata pasukan Red Skull yang mengintai pesawat jet pribadi milik Rock, Richard yakin, anggota elite Red Skull sekalipun tetap tidak akan mampu mengetahui tujuan akhir pasukan Rock yang membawa Daisy.“Sekarang saatnya mengatur rencana baru…” Richard mendesis pelan seraya merogoh ponselnya, ia hendak menghubungi Tom Haley yang masih berada di kota South River.Ketika sambungan telepon terhubung, Tom Haley terdengar memberi salam hormat kepada Richard lalu menanyakan apakah ada hal penting yang perlu ia lakukan.“Tom Haley, sebelumnya aku ingin bertanya.” Richard memulai pembicaraannya dengan Tom Haley. “Aku sudah resmi memutus hubungan dengan Naga Langit…”Rich
Ketika baru saja menutup telepon dari Tom Haley, Richard dikejutkan dengan kedatangan seorang cleaning maid yang tampak sengaja mendatanginya. Cleaning maid perempuan itu masih menggenggam alat kebersihan di tangan kirinya saat ia bertanya kepada Richard, “Apakah benar anda adalah Tuan Richard King?”Tentu saja Richard nyaris tersedak saat mendengar pertanyaan dari Cleaning Maid tersebut. Bagaimana bisa perempuan tua itu menyebut nama aslinya sementara hanya ada segelintir saja orang yang mengetahui identitas asli Ricgard Forger.“Siapa itu Richard King?” tanya Richard yang tak mau buru-buru memberi jawaban.Cleaning maid itu terlihat menggeleng-gelengkan kepala seraya memandangi sepucuk kertas yang ada di genggaman tangan kanannya.“Saya juga tak tahu siapa itu Richard King. Hanya saja, tadi ada seorang perempuan yang menitipkan ini kepada saya.” Cleaning Maid itu berujar sembari menatap sepucuk gulungan kertas di tangannya. Ia lantas menoleh ke belakang, seolah berharap perempuan ya
Saat itu, pandangan orang-orang yang awalnya tertuju pada si gadis cantik, kini secara serentak mereka beralih memandang ke arah Richard Forger. Menyaksikan bagaimana gadis itu menyapa Richard, beberapa pria diam-diam membayangkan diri mereka ada di posisi Richard. Beberapa lagi tampak menunjukkan ekspresi iri sekaligus kesal.Sementara itu, Richard justru tak memberi jawaban apapun bahkan setelah si gadis cantik itu berdiri dengan jarak kurang dari satu meter darinya.“Tuan Forger, mengapa wajah anda terkejut begitu? Asal anda tahu saja, aku ikut turnamen ini khusus agar bisa bertemu anda lagi,” sergah si gadis, seolah berharap pengakuannya akan membuat Richard sedikit menaruh perhatian kepadanya.Namun, bukannya terharu atau semacamnya, Richard justru menarik napas dalam lalu menggelengkan-gelengkan kepala. "Luar biasa! Kau tak hanya meracuni Rowena Roemer demi bertemu denganku, tapi sekarang kau juga ikut turnamen bela diri agar bisa bertemu lagi dengan diriku? Wah, jangan marah ji