Bahasa tubuh Richard yang teramat santai, entah bagaimana kini telah membuat Bruce Lazar bergidik ngeri. Untuk sesaat, dia seperti merasa menyesal telah membuat dirinya berada satu ruangan dengan Richard yang misterius dan santai. Satu-satunya yang membuat Bruce Lazar merasa aman adalah, ia mengantongi koneksi dengan seorang Richard King.“Eh… Apa anda mendengarkanku?” tanya Richard pada Bruce yang termenung diam.Bruce secara refleks tersedak oleh napasnya sendiri, ia mengerjapkan mata demi mengingat kalimat yang beberapa waktu lalu diucapkan Richard. Dahi Bruce berkerut saat itu juga, ia berjalan pelan mendekati Richard yang duduk bersantai.‘Apa aku melewatkan sesuatu?’ Bruce mengamati Richard, kalimat Richard seolah mengindikasikan bahwa pertemuan tersebut memang sesuatu yang diharapkan oleh Richard.“Apa kita pernah saling kenal?” tanya Bruce pada akhirnya.Richard menggeleng. “Kita baru bertemu malam ini, Tuan Bruce.”Bruce menyipitkan mata, “lalu? Apa maksud ucapanmu yang tadi?
Tom Haley tentu saja tak mengerti maksud Richard sebab kalimat tersebut berada di luar skenario yang mereka sepakati sebelum memasuki Ironwoods Casino.Untungnya, Tom memang memiliki bakat dalam hal berpura-pura dan juga mengarang cerita. Itulah sebabnya, ketika Tom menyinggung Richard di Phoenix Hotel, Richard memilih untuk memberi hukuman pada Tom berupa misi-misi tak terduga seperti saat ini. Menurut Richard, selain latar belakang Tom yang juga luar biasa, kepandaian Tom dalam bersandiwara juga pantas untuk dimanfaatkan guna memuluskan misi yang diberikan Alexander King kepadanya.“Hei, siapa bilang kalian bisa bertemu dengan Richard King secara langsung?!” Bruce Lazar menengahi percakapan antara Richard dengan Tom Haley. Ia merasa tak mengatakan apapun tentang ‘bertemu dengan Richard King’, bagaimana bisa Richard justru dengan entengnya mengatakan hal itu kepada Tom Haley.“Apa kau bilang?!” Tom Haley tampak memberi tatapan tersinggung atas ucapan Bruce Lazar, hal itu berguna untu
“Tentu, Tuan Haley.” Richard tersenyum lalu meminta Zephys untuk menjauh sedikit. Setelah Zephys mundur beberapa langkah, Richard mulai mencondongkan tubuhnya pada Tom Haley lalu membisikkan beberapa informasi dasar seperti tentang kematian beberapa pejabat sekaligus kasus Jerry yang menjadi korban tuduhan pembunuhan.Melihat Tom Haley yang mengangguk-anggukkan kepala dengan cepat, Richard menarik napas lega karena menyadari bahwa selain pandai bersandiwara, Tom Haley tampaknya juga pandai menyerap informasi, saat sedang dibutuhkan.“Bagus, Forger. Kerja bagus. Kau akan mendapat kenaikan gaji di bulan ini dan seterusnya.” Tom Haley menepuk-nepuk pundak Richard, memberi kesan pada Zephys yang memandangi mereka bahwa sejatinya Richard memang hanya seorang pesuruh dari Tom.Di waktu yang sama, Bruce Lazar kembali datang dengan wajah yang bersinar karena gembira. Bruce masih belum bisa melupakan bagaimana respon bossnya saat mengetahui akan mendapatkan klien dari sosok luar biasa bernama
Rombongan Bruce Lazar yang membawa Richard dan Tom Haley telah tiba di pulau Corvo. Pulau tersebut dipilih sebagai markas Sindikat RK untuk beberapa minggu terakhir. Kabarnya, sindikat yang mengatasnamakan Richard King itu memang memiliki markas nomaden dengan tujuan agar persembunyian mereka susah diendus oleh anggota intel atau kepolisian setempat.Pulau Corvo nyatanya lebih mirip seperti hutan belantara dengan tepian pulau berupa semak belukar yang menjulang tinggi. Tak ada tanda-tanda kehidupan manusia jika seseorang hanya melihat pulau itu dari kejauhan.Saat mulai melangkahkan kaki ke pulau Corvo, Tom Haley sempat beberapa kali melirik Richard, ada kegelisahan yang mulai terasa di hati Tom Haley. Dia dan Richard telah digiring ke kandang singa tanpa diberi kesempatan untuk membawa bekal perlengkapan perang. Jika nantinya mereka dicelakai di pulau Corvo, bukankah mereka berdua tak bisa melakukan perlawanan apapun?Demi menenangkan hatinya, Tom Haley berhenti melangkah, membuat Br
Sebelum Bruce Lazar menjawab pertanyaan Richard, rombongan mereka dikejutkan dengan kemunculan tiga Jeep yang datang menjemput. Akhirnya, mereka segera menaiki Jeep secara terpisah.“Tempatkan mobil Tuan Haley berada di tengah, aku di depan, sementara Zephys di belakang.” Bruce Lazar memberi komando kepada para driver Jeep yang datang menjemput. Ke semuanya mengangguk patuh lalu mulai membentuk barisan.Tiga mobil jeep itu pun berjalan menyusuri semak belukar di dalam pulau Corvo. Sembari mengamati situasi, Richard menggunakan seluruh inderanya untuk mempelajari wilayah tersebut. Sejenak, ia bersyukur karena hasil pengamatannya menunjukkan bahwa tak ada jebakan-jebakan khusus yang dipasang oleh sindikat RK di dalam hutan pulau Corvo.‘Jika dihadapkan dalam keadaan yang mendesak, berada di hutan seperti ini justru akan lebih menguntungkan!’ Richard mengangguk kecil dan tersenyum. Sebuah senyuman yang membuat Tom Haley akhirnya menarik napas lega.“Ssstt… Tuan Forger…” Tom Haley berbisi
Ketika memasuki gua besar di tengah-tengah pulau Corvo, Tom Haley akhirnya mencium aroma-aroma yang tadinya sempat disebutkan oleh Richard. Sebagai laki-laki yang juga mengenal beberapa jenis minuman beralkohol, Tom Haley berkali-kali menelan ludah karena menyadari semua tebakan Richard Forger benar. Hanya saja, Richard telah mengenali aroma itu jauh sebelum mereka tiba di sana.Saat itu, suasana di dalam lorong gua terbilang sunyi sehingga langkah kaki mereka terdengar nyaring di telinga. Richard berniat memecah keheningan dengan bertanya kepada Bruce Lazar yang tengah berjalan memimpi di depan.“Tuan Lazar, anda belum menjawab pertanyaanku beberapa waktu lalu. Apakah anda sudah pernah bertemu dengan Tuan Alexander King?!”Bruce Lazar menoleh sejenak ke belakang lalu tertawa kecil, “Untuk saat ini, kami semua sedang menunggu kesempatan Yang Mulia Richard King untuk memanggil Tuan Alexander datang ke markas kami. Sayangnya, Yang Mulia mengatakan bahwa Tuan Alexander King sedang sibuk
Richard merasa ia sudah pernah mendengar suara seseorang yang baru saja memanggil dari dalam itu. Hanya saja, karena ia memang telah bertemu dengan begitu banyak orang, butuh beberapa waktu baginya untuk mengenali atau menebak siapa pemilik suara itu.“Forger, kau melamun? Yang Mulia sudah memanggil kita…”Richard Forger terkesiap setelah Tom Haley memanggilnya. Keduanya kemudian berjalan pelan-pelan menuju ke sisi dalam ruangan. Suara jeritan dan desahan semakin terdengar memekakkan telinga seiring mereka berjalan semakin dalam. Seharusnya, itu adalah jenis suara-suara yang akan membuat para pria bergairah dan berkeringat, tetapi, dalam situasi tersebut, semuanya justru terlihat jijik dan merasa terganggu.Ternyata, semakin mereka memasuki lorong sempit itu, mereka kini justru tiba di sebuah ruangan luas yang lumayan mewah lengkap dengan singgasana dan tempat tidur berbalut kelambu merah. Interior bagian dalam ruangan tersebut menyerupai desain ruangan ala timur tengah. Tak akan ada
Bruce Lazar menyesal karena ia lupa bercerita bahwa semua anak buah Richard King wajib bersujud ke tanah setiap kali mereka berbicara dengan Richard King. Itu karena derajat orang-orang dari Naga Langit memang lebih tinggi dari masyarakat normal dan mereka layak untuk disembah oleh siapapun yang bukan keluarga Naga Langit, setidaknya, itu yang sering didengar Bruce Lazar dari bossnya.“Hei, apa laki-laki yang di sana itu tuli? Dia tampaknya tak mendengar perintahmu, Bruce!” Richard King palsu memicingkan mata demi memandangi soso pria diborgol yang berdiri dengan kepala memandang ke lantai. Melihat ada borgol di tangan pria itu, Richard King palsu tertawa lalu berteriak lagi, “Ah, dia hanya seorang pesuruh rupanya! Hm… Baiklah, biar kakiku yang membenturkan kepalanya ke tanah!”Dugaan Richard benar, ia memang mengenal sosok yang mengaku sebagai Richard King tersebut. Terakhir ia bertemu dengan pria itu adalah di kota Roxburgh. Hanya saja, sepertinya pria itu memodifikasi beberapa bagi