Tom Haley tersedak oleh napasnya sendiri, ia melirik ke arah Richard sebab tak berani mengambil keputusan apapun sebelum Richard terlebih dahulu memberi keputusan.“Bagaimana menurut anda, Tuan Forger?” tanya Tom Haley pada Richard.Richard tampak berpikir sesaat lalu menoleh ke suatu arah kemudian ia berujar, “lihat, ada Lesley di sebelah sana. Morgan, bagaimana jika kau tanya pendapat Lesley tentang apa yang kau sebutkan tadi? Mengingat Lesley adalah Manager dari Phoenix Hotel, kukira aku akan menghormati semua keputusan Lesley.”Morgan menoleh ke arah yang dituju Richard, di sana, ia menyaksikan Lesley tengah berdiri sembari mengobrol dengan pria paruh baya yang sepertinya adalah pelanggan VIP di Phoenix Hotel. Morgan menelan ludah, sosok Lesley adalah sosok yang terbilang sangat disegani di Phoenix Hotel. Menyadari hal itu, Morgan menarik napas berkali-kali sebab ia akan segera berbicara secara langsung dengan tokoh penting dari Phoenix Hotel.“Lesley…” Richard melambaikan tangann
“Mengusir orang yang mentraktir gala dinner?” Giselle memiringkan kepala ketika mencoba mengulang kalimat yang baru saja diucapkan oleh Lesley.Morgan dan teman-teman Giselle pun saling mengerutkan kening, pertanda bahwa mereka juga tak memahami makna ucapan Lesley.“Manager Ley, bukankah ini tidak ada hubungannya dengan Gala Dinner?” tanya Morgan pada Lesley.“Apakah kalian semua sudah gila?!” Lesley tampak bertanya setengah membentak kepada Giselle dan teman-teman Giselle. “Jika Tuan Forger memberi izin, aku benar-benar akan memukuli mulut kalian menggunakan high heels yang sedang kupakai!”Melihat ekspresi serius di wajah Lesley, Giselle dan Morgan memaksa diri mereka untuk menaruh perhatian penuh kepada semua kata-kata yang terucap oleh bibir Lesley. Hanya saja, sekuat apapun mereka mengingat dan menganalisa ucapan Giselle, mereka berpikir pada satu simpulan yang sama: Lesley telah salah paham…“Manager Ley, kami kira ada sedikit kesalahpahaman di sini. Manager, kami tidak sedang
Daisy melihat perubahan ekspresi di wajah suaminya. Tak butuh waktu lama bagi Daisy untuk memahami bahwa Richard sedang terburu-buru.‘Ah, bukankah suami hebatku sedang berada dalam misi?!’ celetuk Daisy dalam hati. Ia melirik Richard lalu menganggukkan kepala dan berkata, “Sayang, jika urusanmu lebih penting dari gala dinner ini, pergilah. Lain hari kita bisa mengadakan Gala Dinner lagi dengan mengundang seribu tamu undangan.”Saat itu, Daisy sengaja melirik sedikit ke arah Giselle ketika ia menyebutkan tentang agenda gala dinner dengan seribu tamu undangan.“Nona Lesley, apakah kami bisa memesan Gala Dinner untuk seribu tamu undangan di Phoenix Hotel?” Richard menimpali ucapan Daisy dengan beralih bertanya pada Lesley selaku manager Phoenix Hotel.Lesley menunduk dalam lalu menjawab, “Jika Tuan Forger ingin memesan gala dinner lagi, kami tentu akan mempersembahkan yang jauh lebih meriah dari yang ini. Anda adalah pelanggan prioritas kami sejak hari ini dan seterusnya.”‘Memesan gala
“Jadi, apa kalian masih ingin mengusirku dari gala dinner ini?” tanya Daisy kepada kelompok Giselle yang tentu saja segera dijawab dengan gelengan kepala. Bagaimana bisa mereka hendak mengusir orang yang sudah mengundang dan membiayai gala dinner yang mereka ikuti.Bahkan, sosial media Giselle sempat diserbu teman-teman onlinenya, mereka semua merasa iri sebab Giselle berhasil menjadi tamu terpilih dalam gala dinner yang diadakan oleh Phoenix Hotel.Jika menjadi tamu terpilih saja sudah merupakan pencapaian yang luar biasa, bukankah sosok yang menggelar acara itu dan membiayai semuanya bahkan jauh lebih luar biasa?Daisy Miller dan Richard Forger adalah sosok yang luar biasa?‘Tetapi, bukankah ini terlalu tidak mungkin untuk terjadi?’ Giselle menarik napas dalam sebelum akhirnya dia maju selangkah lalu menunduk kepada Lesley.“Nona Lesley, saya memiliki bukti bahwa Daisy Miller adalah cucu termiskin dari keluarga Miller. Saya juga bisa meminta bukti kepada sepupu Daisy untuk menunjukk
Luna Swan. Itulah nama yang tertulis di secarik kertas yang diberikan oleh gadis cantik di lorong Hotel Phoenix kepada Richard. Gadis itu menyebut nama Richard King hingga lebih dari tiga kali dan hal tersebut benar-benar membuat Richard penasaran. Kemungkinan besar, kasus yang dimaksud oleh Alexander King memang sesuatu yang mungkin diketahui oleh Luna Swan.Oleh sebab itu, ketika Luna Swan mengajak Richard bertemu di Ironwoods Casino, tak ada alasan bagi Richard untuk menolak. Justru, ini merupakan kesempatan emas yang ia dapatkan untuk menggali lebih cepat tentang konflik apa yang terjadi di South River hingga membuat Alexander King berniat menyeretnya pulang ke Manoko.“Tuan Forger, kita sudah hampir sampai…” Tom Haley mengingatkan Richard agar memperlambat laju mobilnya karena mereka akan segera memasuki kawasan Ironwoods Casino.Richard mengangguk lalu memperingatkan sesuatu pada Tom Haley. “Malam ini aku adalah drivermu, Tom. Saat di dalam casino nanti, panggil saja aku dengan
Sebelumnya, Luna Swan telah membisiki Richard beberapa informasi yang perlu diketahui oleh Richard. Yang pertama adalah, Luna Swan merupakan kakak kandung dari remaja pelaku pembunuhan pegawai pajak di kota South River.Luna Swan menganggap kasus yang menimpa adiknya terbilang janggal. Adiknya tak pernah memiliki riwayat kriminal apapun dan seharusnya tak memiliki motif apapun untuk membunuh seorang pejabat tinggi.Anehnya, dalam persidangan yang digelar, semua bukti menunjukkan bahwa adik Luna memang pelakunya meski berkali-kali, Jerry – adik Luna, juga mengatakan bahwa ia hanya dijebak. Di sel tahanan, Jerry mencoba melakukan bunuh diri. Sebelum Jerry meninggal, Luna yang menjenguk Jerry di rumah sakit mendengar satu nama yang disebut oleh Jerry.‘Pelakunya kemungkinan adalah, Richard King…’Mendengar itu, Luna Swan segera meminta pihak polisi untuk mencari tahu tentang ‘Richard King’ tetapi kepolisian telah menutup kasus karena semua bukti sudah lengkap dan bisa dipertanggungjawabk
Bruce Lazar dan Luna Swan secara bersamaan menarik napas dalam tanda terkejut atas ucapan Richard. Nama yang baru saja diucapkan Richard seolah merupakan nama keramat yang tak bisa sembarangan diucapkan.“Forger!” Luna membentak Richard dan ingin mengeluarkan sumpah serapah. Hanya saja, Luna juga bingung harus memulai dari mana, ia hanya memberi tatapan luar biasa marah kepada Richard.Sementara itu, Bruce Lazar menampakkan senyum licik kepada Richard. Ia mengamati Richard dari atas ke bawah, sebelum akhirnya membuat keputusan yang berada di luar dugaan Luna Swan.“Nona Swan, apa boleh buat, kekasihmu sudah terlanjur tahu tentang nama itu. Entah disengaja atau tidak, dia sudah melibatkan dirinya dalam kasus ini.”Luna Swan tak memiliki power untuk melawan keputusan Bruce Lazar.“Ingat apa yang sudah kusampaikan, Nona Swan, nyawa anda saat ini sedang berada dalam genggaman Richard King. Maka, jika kekasih anda ini memang benar mengetahui sesuatu tentang Richard King, bisa dipastikan ny
Luna Swan merasa canggung sekaligus tenang ketika menyadari ada tangan Richard yang kini melingkar di pundaknya. Mereka berdua saat ini sedang mengikuti Bruce Lazar yang sedang membawa mereka ke sebuah ruangan tersembunyi di dalam Ironwoods Casino.Pada akhirnya, keduanya telah tiba di depan sebuah toilet ‘unisex’ yang diberi keterangan bahwa toilet itu rusak. Melihat Bruce Lazar merogoh sesuatu ke dalam saku, Richard bisa menebak bahwa pintu toilet yang rusak itu adalah portal menuju ke ruang rahasia yang dimaksud.Dugaan Richard benar, mereka bertiga satu demi satu memasuki bilik sempit kemudian seperti berjalan di dalam lorong dengan pencahayaan yang redup hingga akhirnya tibalah mereka di dalam satu ruangan dengan luas empat kali empat meter persegi.“Nona Swan, duduk di sana, aku akan segera kembali.” Bruce Lazar meminta Luna Swan untuk duduk di sebuah sofa panjang yang berada di tengah ruangan.Luna menurut, ia mengajak Richard untuk duduk bersama selagi Bruce pergi ke ruangan l
Ketika Richard dan Daisy tiba di kota Roxburgh, semua sosok-sosok penting di kota besar itu datang ke bandara demi menyambut kedatangan mereka. Para tokoh penting di kota Roxburgh menunduk memberi hormat, membuat orang-orang awam keheranan dan menerka-nerka sehebat apa latar belakang sosok yang baru saja turun dari pesawat. Daisy merangkul siku Richard, menyatakan betapa bahagianya dia berada di sisi suaminya. Ketika mereka tiba di mansion mewah mereka, Daisy dan Richard menemukan ada tumpukan hadiah yang membanjiri halaman depan rumah mereka. Richard segera menghubungi Wendy Adams, meminta gadis itu untuk membagi-bagikan tumpukan hadiah kepada orang-orang yang membutuhkan. Saat semuanya telah beres, Daisy berujar kepada sang suami sembari membanting tubuhnya ke atas ranjang, “Akhirnya semua selesai juga… Ah… Aku ingin beristiraat.” Richard melirik Daisy lalu tersenyum nakal, “Siapa bilang kau boleh beristirahat?” “Eh?” Daisy menelan ludah saat Richard tiba-tiba telah mendekat ke
Richard dan Daisy telah tiba di ruang pesta beberapa puluh menit sebelum acara dimulai. Karena belum banyak tamu yang datang, Daisy tak begitu menduga jika pesta malam itu akan dihadiri oleh puluhan kepala negara dan ratusan konglomerat dunia.Ketika sedang menikmati anggur dan kudapan-kudapan kecil, mata Richard menangkap pemandangan yang mengejutkan. Ia melihat ada dua sosok perempuan yang sedang bertingkah norak. Richard nyaris tersedak, tetapi bibirnya menyunggingkan senyum jahat, untuk pertama kalinya, Richard merasa tindakan ayahnya cukup berguna.Melihat kedua perempuan itu kini sedang berjalan menuju ke arahnya, Richard segera berbisik kepada Daisy. “Aku ingin ke toilet, nikmatilah semua yang ingin kau nikmati.”Richard pergi begitu saja sementara Daisy tak begitu memedulikan kepergian suaminya sebab pandangannya tertuju pada sekelompok orang yang tengah duduk di meja bundar yang sama.‘Bukankah wajah-wajah mereka tak asing?’ Daisy membatin. Keningnya berkerut saat mencoba mem
Hari masih pagi ketika Richard turun dari mobil dan berjalan menuju ke halaman kastil mendiang ibunya. Saat tiba di halaman kastil, bibir Richard refleks membentuk sebuah senyuman saat ia melihat Daisy sedang mengajari Alexander King menanam bunga.Ketika Daisy melihat kedangan sang suami, wajahnya berbinar-binar gembira. Tangan Daisy melambai-lambai lalu mengajak Richard untuk turut menanam bunga.“Tidak, terima kasih. Itu bukan gayaku,” sahut Richard merespon ajakan Daisy. “Aku akan masuk ke dalam, selesaikan saja kegiatanmu,” imbuh Richard seraya berjalan ke arah kastil. Sudah lama sekali ia tak berkunjung ke kediaman mendiang ibunya.“Menantuku, ayah akan pulang. Temuilah suamimu. Dan, jangan lupa sampaikan padanya tentang acara makan malam kecil-kecilan yang akan kuadakan nanti malam.” Alexander King melepas sarung tangan yang ia kenakan lalu berpamitan untuk kembali pulang ke kastil utama.Daisy mengerutkan dahi karena ada satu poin penting yang membuatnya terkejut. “Ayah belum
Kastil Manoko… Terlepas dari insiden penyerangan Richard kepada Alexander King, proses pemakaman Hazelle King tetap berlangsung dengan khidmat. Daun-daun pohon maple yang berjatuhan menjadi pelengkap prosesi pemakaman Hazelle pada senja hari itu. Satu demi satu para pengiring telah pergi hingga menyisakan dua orang saja yang masih berada di area pemakaman keluarga Naga Langit. Mereka adalah Richard Forger dan Alexander King. Mulanya, Alexander King terlihat ingin meninggalkan makam terlebih dahulu, namun, ucapan Richard menahan langkahnya. “Apa tujuanmu memilihku menjadi pewaris tahta Naga Langit?” tanya Richard tanpa menoleh ke belakang ke arah sang ayah. Alexander King diam mematung, keduanya kini saling memunggungi satu sama lain. Karena Alexander King tak memberi jawaban, Richard bergumam lagi. “Kau meremehkan putra sulungmu, Pak Tua. Hazelle jauh lebih pantas menjadi penerus Naga Langit. Harus kuakui, keputusanmu benar-benar bodoh!” Alexander King tersenyum tipis. “Kau benar
Suara ledakan keras yang baru saja terdengar di telinga Daisy memang bersumber dari kastil utama Naga Langit. Lebih tepatnya, di halaman depan kastil.Tak hanya mendengar satu kali, Daisy dan Rock mendengar ada ledakan yang bertubi-tubi. Meski demikian, Rock sama sekali tak melakukan apa-apa selain membiarkan hal itu terjadi, sebab ia sudah bisa menebak apa yang sedang terjadi di halaman kastil Naga Langit.!!Tubuh Alexander King terhempas menabrak dinding kastil Naga Langit, menciptakan kerusakan parah pada dinding yang terhantam tubuhnya. Karena kekuatan yang menghempaskan tubuhnya begitu kuat, timbul ledakan keras setiap kali tubuh Alexander King menghantam dinding kastil.Bebatuan dan debu-debu menghambur ke udara. Kehancuran demi kehancuran terus terjadi seiring dengan terhempasnya tubuh Alexander King berkali-kali.Tak ada yang berani mengambil sikap atas apa yang menimpa Alexander King, sebab pria itu memang meminta semua pasukannya untuk tak melakukan apa-apa.“Hazelle tewas
Tak hanya mengevakuasi para anggota Red Skull yang nyaris tenggelam ke laut, pasukan Tom Haley juga menemukan Rock yang berada dalam keadaan terikat di salah satu kapal milik Red Skull. Begitu Rock bebas, ia bergerak cepat menghubungi Alexander King yang berada di Manoko, mengabarkan tentang rencana kedatangan Richard dan Daisy ke sana.“Aku sudah tahu. Termasuk, kematian Hazelle, aku juga sudah mengetahuinya.”Itu adalah kalimat yang diucapkan oleh Alexander King saat Rock berhasil menghubunginya. Saat itu, Alexander King menutup telepon Rock lalu melanjutkan menyesap teh hijau sembari menatap langit hitam di balkon kamarnya.Satu demi satu keluarga yang ia cintai telah mati. Hanya menyisakan Richard seorang, tetapi Richard justru memutuskan untuk keluar dari silsilah keluarga Alexander King.“Lucu sekali…” gumam Alexander King seperti sedang menertawai kehidupannya sendiri. Terlepas dari itu semua, ia cukup menikmati keheningan malam itu sembari menanti kedatangan jasad putra kandun
Perlahan-lahan, matahari tenggelam mengiringi kematian Hazelle King. Dalam suasana berkabung, Richard mengirim telepati kepada pasukan Red Skull dan meminta mereka untuk bergegas menjauh dari pulau Sangorufu. Tak lama lagi, bom dipulau itu akan mengeluarkan gelombang kejut yang cukup besar.Beberapa detik sebelum ledakan besar terjadi di pulau Sangorufu, beberapa kapal pasukan Red Skull telah berhasil membuat jarak aman dari ledakan, termasuk kapal Richard yang sedari awal telah digerakkan oleh kekuatan Richard untuk menjauh dari pulau Sangorufu.Namun, beberapa kapal lain mengalami nasib buruk karena gagal membuat jarak aman dan akhirnya terdampak ledakan besar. Penumpang-penumpang kapal itu menjerit lalu berjatuhan ke laut. Puing-puing kapal yang terbakar berserakan di atas permukaan laut, membuat para korban yang jatuh semakin kesulitan untuk menyelamatkan diri.Beruntung, tak lama berselang datanglah tim evakuasi yang dipimpin oleh Tom Haley.Tom Haley yang mendapat laporan adanya
Tanpa diduga oleh siapa pun, terdengar suara letusan tembakan dari arah kapal tempat Richard mengistirahatkan Hazelle dan Daisy. Kekhawatiran Richard kian membesar ketika ia mendengar jeritan Daisy mengiringi suara tembakan itu.Mengingat, suara tembakan tak pernah menjadi pertanda baik bagi siapa pun, Richard melesatkan tubuhnya ke kapal tempat Daisy dan Hazelle berada.Benar saja, ketika Richard telah tiba di dek kapal, ia melihat Daisy dan Hazelle bersimbah darah. Jantung Richard seperti berhenti berdetak saat ia melihat lubang merah menganga di dada Hazelle King.Meski Hazelle menampakkan senyum damai, Richard menghambur menghampiri Hazelle yang terkulai di atas dek kapal.“Hazelle mencoba untuk melindungiku, Richard… Dia terluka karena aku… Ini salahku…” Daisy menundukkan kepala hingga kepalanya nyaris menyentuh lantai kapal. Tangisan Daisy pecah sebagaimana ia merasa bersalah terhadap Hazelle dan Richard.“Daisy…” Hazelle menggelengkan kepala menatap adik iparnya, seolah memberi
Jack Moriarty merasa nyawanya tak mungkin terselamatkan. Ketika ia tahu kematian sudah datang semakin dekat, beberapa waktu lalu dia akhirnya membuat kesepakatan dengan Richard. Jack Moriarty bersedia membantu Richard semampu dirinya, sebagai timbal balik, Jack meminta Richard untuk menyelamatkan Kelly dan janin yang ada di dalam perut Kelly, kekasih Jack.Richard setuju, dan begitulah, keduanya lantas saling bekerja sama untuk menemukan solusi terbaik menyelamatkan orang-orang yang mereka sayangi.‘Jack, cepat katakan apa yang ingin kau katakan!’ Richard tak sabar untuk mendengar pesan telepati dari Jack. Hanya saja, bukannya mendengar pesan dari Jack, Richard justru dikejutkan oleh suara lain.“Richard Forger…!”Hammer Moriarty telah terbebas dari kelumpuhan. Wajahnya berseri-seri saat melihat betapa ambisiusnya Richard yang ingin menyelamatkan Hazelle King. “Hei, bukankah ada obrolan kita yang terputus? Kau lupa?”Richard menoleh ke arah Hammer Moriarty dengan dahi berkerut.“Forge