Melihat wajah istrinya menegang, Richard mengusap-usap pundak Daisy. “Sayang, beberapa hari ini kau tampak murung. Sepertinya kau butuh liburan. Bagaimana jika gaji yang kudapatkan besok, lantas kita pergunakan untuk liburan ke Paris?! Sisa uangnya bisa kita gunakan untuk membeli villa mewah di puncak gunung.”“Ha ha ha! Richard, jangan mimpi! Gaji yang diberikan pemerintah kota padamu nantinya akan habis untuk biaya pengobatan!” Bellatrix sengaja mengeraskan suara tawanya untuk menanamkan terror di hati Daisy atau juga Rihcard. “Lihat, temanku baru saja mengabarkan bahwa kemarin, putri wakil presiden telah memukul kemaluan salah seorang bodyguardnya menggunakan tongkat baseball!”Clair tertawa sembari mengangguk-anggukkan kepala bersemangat. “Dan, dia segera dibawa ke rumah sakit terdekat karena telurnya pecah! Ewh… Pasti itu ngilu sekali!” Dua tangan Clair saling mengepal ke dada seolah ia sedang pura-pura ketakutan.Bellatrix melirik Richard dengan wajah sinis lalu beralih menatap
Hari yang ditunggu-tunggu oleh Bellatrix dan Clair akhirnya tiba. Pagi hari itu adalah hari di mana Richard akan datang ke museum kota dan mendapatkan tugas untuk mendampingi Putri Wakil presiden berjalan-jalan ke museum. Ketika Daisy mengantar Richard ke luar rumah, Daisy dikejutkan oleh beberapa karangan bunga yang sudah berjajar rapi di dekat pos satpam.Sepertinya itu adalah karangan bunga yang telah dipesan oleh Bellatrix dan Clair, sebagaimana apa yang mereka katakan di hari sebelumnya. Baik Daisy maupun Richard, mereka sama-sama tak menduga jika sepupu mereka akan benar-benar membeli karangan bunga sebanyak itu.Daisy mengernyitkan kening saat membaca tulisan yang terpampang pada karangan bunga yang berjejer di dekat pos satpam.[Untuk Bellatrix dan Clair yang Sedang Berbahagia!][Selamat untuk Kebahagiaan Clair dan Bellatrix][Turut Bersedih untuk Daisy Miller][Semoga Richard Mengalami Kesialan yang Mengenaskan!][Clair dan Bellatrix Tersenyum Gembira]Itu semua adalah bentuk
Daisy mengangguk. “Kau tak akan bisa membuatku tenang, setidaknya hingga sore hari nanti saat kita bertemu lagi. Jika nanti sore kita bertemu dan kau baik-baik saja, aku baru akan tenang…”Richard menarik napas berat, ia mencoba mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. Sebuah pil berwarna putih kecil-kecil dikeluarkan oleh Richard dan diulurkan kepada Daisy.“Ini adalah obat tidur yang tidak dijual bebas. Aku penderita insomnia dan kerap meminta resep obat penenang ini kepada psikiater. Ambillah, sepertinya kau lebih membutuhkan ini sekarang. Tidur dan beristirahatlah di kamar selagi aku pergi ke museum.”Daisy melonggarkan pelukannya lalu meraih obat tidur yang diberikan Richard. “Richard, berhati-hatilah… Sampai jumpa nanti sore…”Keduanya pun akhirnya berpisah. Richard telah dijemput seorang driver yang dikirim oleh pemerintah kota Roxburgh. Dengan menaiki mobil Porsche, Richard telah dibawa menuju ke museum kota.“Anak muda, kau tahu apa risiko pekerjaanmu hari ini?” tanya sang so
Sudah dua jam lebih Richard hanya mondar-mandir di dalam gedung museum kota. Dua jam lalu saat ia datang, ada banyak pejabat pemerintah yang menyambutnya dan memberi selamat atas terpilihnya Richard sebagai pemandu putri wakil presiden.Setelah penyambutan yang singkat tersebut, Richard diarahkan untuk masuk ke dalam gedung museum dan dikunci dari luar. Sementara itu, beberapa waktu kemudian ia mendengar sedikit keramaian di luar gedung museum, menandakan bahwa putri wakil presiden telah datang.Hanya saja, pintu museum tak juga dibuka, membuat Richard bertanya-tanya apa sebenarnya yang tengah terjadi di luar sana. Pertanyaan yang mengganggu kepala Richard berlangsung hingga dua jam lamanya. Sebelum akhirnya, pintu depan museum berderit karena dibuka dari luar.Richard sedikit gugup mengambil posisi berdiri di sisi samping pintu dan bersiap untuk memberi sambutan hormat kepada sang putri wakil presiden.“Cukup sampai di sini saja, kalian silakan pergi…”Seorang gadis mungil bersuara l
Ginny menepuk lengan Richard sembari memiringkan kepala ke kiri. “Tuan Forger, apakah anda baik-baik saja? Anda terlihat seperti sedang kebingungan…”Richard menggaruk kepala lalu menunduk meminta maaf. “Nona Ginny, aku di sini mendapat tugas untuk memandu anda melihat ragam koleksi di museum Roxburgh. Apakah anda memiliki saran ke mana arah yang harus kita tuju pertama kali?”Ginny tampak berpikir sejenak lalu menganggukkan kepala dengan segera. “Tuan Forger, aku sedang tak ingin melihat koleksi benda antik apapun. Sepertinya, aku hanya sedang ingin berjalan-jalan dan bercengkrama dengan anda dan menanyakan kehidupan sehari-hari anda. Apakah anda berkenan?”‘Sial! Dia bahkan bertutur dengan cara yang teramat sopan!’“Tuan Forger? Anda melamun?”Richard menggelengkan kepala sesegera mungkin. “Nona Ginny, sayangnya aku tak memiliki kehidupan yang menarik untuk diceritakan.”Ginny terlihat tersenyum manis, dengan langkah riang di depan, Ginny berjalan mendahului Richard lalu berbalik ar
‘Dia membenarkan bahwa putri wakil presiden memang memiliki sikap buruk? Tapi, mengapa ekspresinya bahkan semanis itu?’Richard menelan ludah karena masih terkejut. Ia merasa bahwa Ginny ternyata tak sesederhana yang terlihat. Justru, gadis jahat yang hidup dalam fisik yang cantik memiliki serangan yang jauh lebih membahayakan.Segera, Richard memasang kewaspadaan tinggi. Berjaga-jaga jangan-jangan ia akan menerima serangan telak dari arah yang tak pernah ia duga.‘Aura di sini amat sunyi senyap. Apakah Nona Ginny memang memiliki kemampuan untuk mengaburkan aura serangan? Oh, bukankah dia ternyata cukup berbahaya?’ Richard tak membiarkan matanya terpejam karena khawatir jika ia memejamkan mata, saat itulah ia akan menerima serangan mendadak yang sulit diantisipasi.“Tuan Forger…” Ginny memicingkan mata pada Richard Forger yang tampak berkonsentrasi serius. “Mengapa anda tegang seperti itu?! Anda seperti terlihat ketakutan melihatku…”Richard tersenyum kecut. “Ah… Aku tidak sedang tega
Meski pada awalnya Ginny Torres merasa posisinya cukup aman karena ia memiliki koneksi dengan putra tunggal sang presiden, kali ini jantung Ginny berdegup kencang. Ia telah memprediksi jika Rowena Roemer pasti akan menderita diare seharian penuh. Bagaimana bisa, monster itu justru datang kembali ke museum Roxburgh dengan begitu cepat?“Tuan Forger, aku… aku akan menelepon putra presiden…” Ginny Torres mengambil ponselnya lalu dengan tangan gemetar, ia mencari nomor sang putra presiden.“Itu dia!”Tiba-tiba, seorang pria bertubuh kekar datang dengan wajah merah padam. Pria itu memimpin empat pria kekar lain dan memerintahkan empat pria itu untuk bergerak lebih cepat.“Nona Ginny, Princess Rowena telah mengonfirmasi bahwa anda memerintahkan anak buah anda untuk memberi obat pencahar di makanan Princess Rowena. Atas tindakan lancang ini, kami telah mengantongi surat resmi untuk membawa anda ke tempat Princess Rowena sekarang! Jangan berharap anda bisa mendapat perlindungan dari ayah anda
Si kepala bodyguard merasa harga dirinya terhina dengan Richard menyebutnya sebagai ‘kotoran tungau’, tetapi, pria itu juga menyadari bahwa di saat yang sama, ia mengalami sensasi merinding yang sulit dijelaskan setiap kali ia mencoba menatap mata Richard Forger.Maka, kepala bodyguard itu memutuskan untuk memerintah anak buahnya bersegera membawa Ginny dan Richard ke mobil. Ia tak mau berlama-lama di museum sebab berada dekat-dekat dengan Richard membuat kepala bodyguard itu merasa marah tetapi juga merinding ketakutan di waktu yang sama.‘Cih! Kau mungkin bisa bersikap congkak kali ini. Tapi aku yakin, senyum congkakmu itu akan lenyap seketika setelah kau berada di ruangan Princess Rowena!’ si kepala Bodyguard tersenyum sinis di tengah-tengah degup jantungnya yang masih belum stabil.“Cepat bawa mereka ke tempat Princess Rowena! Kita akan mendapat masalah besar jika membuat Princess menunggu!”Empat bodyguard lain mengangguk patuh, mereka lantas menggiring Richard dan Ginny keluar d