“Nona, lukamu masih terlihat sangat baru. Apakah itu adalah luka yang diberikan oleh Rowena?” Richard bertanya pada si pelayan wanita tetapi bukannya menjawab, pelayan itu justru terlihat gugup dan gelisah.Si kepala bodyguard tertawa lantang lalu mencibir. “Sebentar lagi kau bahkan akan menderita luka-luka yang jauh lebih mengerikan! Bersiaplah untuk memasuki gerbang neraka!”Ketika masih berada di dalam perjalanan menuju apartemen Rowena, si kepala Bodyguard bercerita bahwa Rowena, selain memiliki deretan Bodyguard yang tangguh, ia sendiri merupakan seorang perempuan pemegang sabuk hitam dalam sebuah cabang bela diri.Kemampuan bela diri Rowena terbilang cukup tinggi apalagi jika dilihat dari gendernya yang merupakan seorang perempuan. Dalam pertarungan satu lawan satu melawan atlet bela diri perempuan di tingkat sabuk hitam, Rowena belum pernah mengalami kekalahan.Bahkan, meski berhadapan dengan musuh dari lawan jenis sekalipun, Rowena juga belum memiliki riwayat kalah. Gadis itu
“Rowena Roemer, aku jarang sekali mengomentari wajah seseorang tetapi sungguh, melihat wajahmu yang seperti itu, aku mulai paham mengapa orang-orang di luar sana menyebutmu sebagai monster buruk rupa!”Richard melontarkan kalimat hinaan tepat ketika Rowena memerintahkan pelayannya untuk membuka baskom berisi sesuatu berbau busuk. Sebenarnya tak ada yang salah dengan wajah Rowena, hanya saja, semua orang bisa langsung menilai bahwa Rowena adalah sosok yang congkak dari ekspresi yang kerap ditampilkan di wajahnya. Beberapa saat lalu, Richard sejatinya mengomentari wajah congkak Rowena yang dianggapnya buruk rupa.“Aku bahkan nyaris muntah hanya karena melihat wajahmu, Rowena Roemer!”Saat itu, mulut Rowena ternganga lebar karena baru kali itu ada orang lain yang secara terang-terangan berani menghina penampilan fisiknya.Rowena tersenyum sinis lalu meludah ke sembarang tempat. “Fleur, tutup kembali baskomnya. Aku ingin bermain sebentar dengan pria sialan yang bernama Richard Forger itu!
Sejenak Rowena Roemer mengedipkan mata lalu membuka matanya secara perlahan-lahan. Seberkas cahaya menyeruak masuk ke mata Rowena. Begitu ia mengerjapkan mata sekali, pandangannya telah normal kembali dan ia bisa melihat sesosok pria bertubuh tinggi semampai telah berdiri tegap di depannya. “Cuih!” Saat itu juga, Rowena berdiri dan meludah keras ke wajah Richard. Dengan gerakan cepat, Richard mengarahkan sikunya ke depan wajah untuk memblokir ludah Rowena mengenai wajahnya. “Rowena, jika melihat wajahmu saja aku merasa mual dan ingin muntah, ludah busukmu sudah barang tentu bisa membuatku mati karena jijik! Aku tahu sekarang, sepertinya pengawal-pengawalmu sengaja melukai diri mereka sendiri karena mengalami patah tulang jauh lebih menyenangkan daripada terpaksa harus melihat wajah burukmu!” Richard saat itu sedang serius dengan ucapannya. Rowena benar-benar wujud dari perempuat tak berhati nurani. Wajah Rowena memberi gambaran bahwa seandainya ia telah menghilangkan nyawa seseorang
Rowena Roemer berniat mengungkapkan rencananya dengan bangga. Namun, terlebih dahulu Rowena ingin menyaksikan wajah pucat pasi dari Ginny Torres dan juga kegelisahan yang samar-samar terlihat di wajah Richard.“Kau telah membuat pilihan yang salah dengan menyinggung Princess agung seperti diriku, rakyat jelata!”Richard menatap Rowena dengan mata yang memandang tajam. “Jangan kau pikir rakyat jelata tidak bisa berbuat apa-apa, Rowena. Aku akan melindungi Ginny Torres!”Saat itu sebenarnya Richard merasa sedikit gugup karena khawatir dugaannya benar. Hanya saja, Richard masih mencoba bersikap optimis untuk memberi kesan pada Rowena bahwa ia tak layak untuk diremehkan.“Ha ha ha! Richard, jangan memperlihatkan kebodohanmu. Siapa yang bisa melindungi Nona Torres dariku? Polisi? Itu hanya akan mempercepat kematian Ginny Torres. Keluarganya? Mereka tidak memiliki kekuatan untuk melindungi putri mereka sendiri jika musuhnya adalah aku. Dan kau, Richard Forger? Kau bahkan tak bisa melindungi
“Princess Rowena, Tolong… Jangan lakukan penyiksaan kepada Tuan Forger! Kumohon, sebutkan nominal kerugian yang kau inginkan, aku akan meminta keluargaku untuk membayar semuanya… lepaskan kami…” Ginny Torres berteriak lagi. Ia tak peduli Rowena hanya merespon permohonannya dengan tawa ledekan, Ginny terus dan terus memohon belas kasihan kepada Rowena.Ketika lima pria kekar hendak maju menyerang Richard, Rowena membuat gerakan isyarat menghentikan anak buahnya. Mata Ginny Torres berbinar sebab ia mengira Rowena akhirnya berbelas kasihan kepada dia dan Richard. Tetapi, tentu saja itu bukan gaya Rowena.“Nona Torres, apa benar kau rela berkorban untuk keselamatan Richard Forger?”Pertanyaan Rowena terdengar seperti sebuah quiz di telinga Ginny Torres. Gadis itu berpikir sejenak apakah seharusnya ia menjawab iya atau tidak atau ada opsi lain yang lebih baik.“Aku berharap aku bisa berjuang untuk menyelamatkan nyawa kami berdua hari ini, Princess Rowena. Jika itu bisa ditebus dengan mater
“Nona Torres, tadi Richard Forger bersedia untuk tulangnya dipatahkan agar aku tak meminta sniper-sniperku menarik pelatuk. Nah, kurasa, jika kau memang ingin menyelamatkan Richard Forger, kau juga bisa berkorban seperti dirinya. Kau berani?”“Jangan! Nona Ginny, kau tak perlu melakukannya! Tulangku lebih kuat darimu dan aku bisa memulihkan luka tulang patah lebih cepat dari tubuhmu! Jangan berkorban apapun!”Richard meneriaki Ginny Torres tetapi itu membuat Rowena tertawa terpingkal-pingkal. “Richard Forger, kapan aku mengatakan jika Ginny harus bersedia dipatahkan tulangnya untuk menebus keselamatanmu? Asal kau tahu saja persyaratan untuk Nona Torres tak akan seberat itu!”Richard menelan ludah. Tak ada kebaikan di wajah Rowena. Bisa dipastikan ucapan Rowena adalah sebuah sarkas yang memiliki makna tidak sederhana.“A… Apa yang harus kulakukan, Princess Rowena?”Rowena Roemer menyentuh pipi Ginny Torres yang mulus, perempuan itu lantas melirik ke arah Richard yang tampak gelisah dan
“Rowena, aku mempertaruhkan diriku untuk menyelamatkan Nona Ginny. Beri aku kepastian, berapa lama aku harus dipukul sehingga kau membebaskan hukuman untuk Nona Ginny?”Kepala Bodyguard tersenyum sinis mendengar pertanyaan Richard, dengan membuat gerakan pelepasan tangan ia menyela, “Kau akan tumbang dalam setengah detik pertama. Jadi, apapun yang terjadi setelahnya, kau bahkan tak akan pernah mengetahuinya, bodoh!”Sementara itu, Rowena tampak berpikir sejenak lalu menjawab. “Kalian berdua berada di dalam situasi sulit sebenarnya.” Senyum Rowena mengembang sekaligus memberi intimidasi kepada dua targetnya. “Kalian berdua telah mengusik kedamaianku dan memberi hukuman terburuk pun belum tentu membuatku puas. Tapi, baiklah aku ikuti permainanmu, Richard.”Kepala Bodyguard mengernyitkan alis, tak menduga bahwa Rowena akhirnya membuat pengecualian untuk pertama kali. Awalnya, bodyguard itu sudah tahu jika Rowena akan tetap memberi hukuman pada Richard dan Ginny Torres tak peduli keduanya
Karena merasa penasaran, Rowena memutar kepala ke belakang dan dia mengikuti ke mana arah mata Ginny Torres memandang. Rowena mengerutkan alis sedikit kebingungan karena tak menemukan sesuatu yang memuaskan rasa penasarannya.“Hei, apa yang ingin kau tunjukkan padaku?! Kau ingin mengalihkan perhatianku lalu kabur dari sini? Bukankah seharusnya kau sadar itu mustahil?”Ginny Torres menggelengkan kepala, ia menelan ludah lalu berusaha mengangkat tangannya untuk bisa menunjuk ke sebuah poster kecil yang terpampang di sudut ruangan. Meski poster itu tak terlalu besar, Ginny yang memiliki mata sehat bisa melihat dengan cukup jelas informasi apa yang ada di dalam poster itu.“Sial! Apa yang sebenarnya ingin kau tunjukkan? Kau melihat hantu di ujung ruangan dan berharap aku percaya, begitu?!”“Ti.. Tida, Princess Rowena. Hanya saja…” Ginny Torres menggeser sedikit jari telunjuknya demi mengepaskannya ke sebuah titik. “Ba… Bagaimana bisa ada foto Tuan Forger di sana?...”Ginny Torres yakin ji
Ketika Richard dan Daisy tiba di kota Roxburgh, semua sosok-sosok penting di kota besar itu datang ke bandara demi menyambut kedatangan mereka. Para tokoh penting di kota Roxburgh menunduk memberi hormat, membuat orang-orang awam keheranan dan menerka-nerka sehebat apa latar belakang sosok yang baru saja turun dari pesawat. Daisy merangkul siku Richard, menyatakan betapa bahagianya dia berada di sisi suaminya. Ketika mereka tiba di mansion mewah mereka, Daisy dan Richard menemukan ada tumpukan hadiah yang membanjiri halaman depan rumah mereka. Richard segera menghubungi Wendy Adams, meminta gadis itu untuk membagi-bagikan tumpukan hadiah kepada orang-orang yang membutuhkan. Saat semuanya telah beres, Daisy berujar kepada sang suami sembari membanting tubuhnya ke atas ranjang, “Akhirnya semua selesai juga… Ah… Aku ingin beristiraat.” Richard melirik Daisy lalu tersenyum nakal, “Siapa bilang kau boleh beristirahat?” “Eh?” Daisy menelan ludah saat Richard tiba-tiba telah mendekat ke
Richard dan Daisy telah tiba di ruang pesta beberapa puluh menit sebelum acara dimulai. Karena belum banyak tamu yang datang, Daisy tak begitu menduga jika pesta malam itu akan dihadiri oleh puluhan kepala negara dan ratusan konglomerat dunia.Ketika sedang menikmati anggur dan kudapan-kudapan kecil, mata Richard menangkap pemandangan yang mengejutkan. Ia melihat ada dua sosok perempuan yang sedang bertingkah norak. Richard nyaris tersedak, tetapi bibirnya menyunggingkan senyum jahat, untuk pertama kalinya, Richard merasa tindakan ayahnya cukup berguna.Melihat kedua perempuan itu kini sedang berjalan menuju ke arahnya, Richard segera berbisik kepada Daisy. “Aku ingin ke toilet, nikmatilah semua yang ingin kau nikmati.”Richard pergi begitu saja sementara Daisy tak begitu memedulikan kepergian suaminya sebab pandangannya tertuju pada sekelompok orang yang tengah duduk di meja bundar yang sama.‘Bukankah wajah-wajah mereka tak asing?’ Daisy membatin. Keningnya berkerut saat mencoba mem
Hari masih pagi ketika Richard turun dari mobil dan berjalan menuju ke halaman kastil mendiang ibunya. Saat tiba di halaman kastil, bibir Richard refleks membentuk sebuah senyuman saat ia melihat Daisy sedang mengajari Alexander King menanam bunga.Ketika Daisy melihat kedangan sang suami, wajahnya berbinar-binar gembira. Tangan Daisy melambai-lambai lalu mengajak Richard untuk turut menanam bunga.“Tidak, terima kasih. Itu bukan gayaku,” sahut Richard merespon ajakan Daisy. “Aku akan masuk ke dalam, selesaikan saja kegiatanmu,” imbuh Richard seraya berjalan ke arah kastil. Sudah lama sekali ia tak berkunjung ke kediaman mendiang ibunya.“Menantuku, ayah akan pulang. Temuilah suamimu. Dan, jangan lupa sampaikan padanya tentang acara makan malam kecil-kecilan yang akan kuadakan nanti malam.” Alexander King melepas sarung tangan yang ia kenakan lalu berpamitan untuk kembali pulang ke kastil utama.Daisy mengerutkan dahi karena ada satu poin penting yang membuatnya terkejut. “Ayah belum
Kastil Manoko… Terlepas dari insiden penyerangan Richard kepada Alexander King, proses pemakaman Hazelle King tetap berlangsung dengan khidmat. Daun-daun pohon maple yang berjatuhan menjadi pelengkap prosesi pemakaman Hazelle pada senja hari itu. Satu demi satu para pengiring telah pergi hingga menyisakan dua orang saja yang masih berada di area pemakaman keluarga Naga Langit. Mereka adalah Richard Forger dan Alexander King. Mulanya, Alexander King terlihat ingin meninggalkan makam terlebih dahulu, namun, ucapan Richard menahan langkahnya. “Apa tujuanmu memilihku menjadi pewaris tahta Naga Langit?” tanya Richard tanpa menoleh ke belakang ke arah sang ayah. Alexander King diam mematung, keduanya kini saling memunggungi satu sama lain. Karena Alexander King tak memberi jawaban, Richard bergumam lagi. “Kau meremehkan putra sulungmu, Pak Tua. Hazelle jauh lebih pantas menjadi penerus Naga Langit. Harus kuakui, keputusanmu benar-benar bodoh!” Alexander King tersenyum tipis. “Kau benar
Suara ledakan keras yang baru saja terdengar di telinga Daisy memang bersumber dari kastil utama Naga Langit. Lebih tepatnya, di halaman depan kastil.Tak hanya mendengar satu kali, Daisy dan Rock mendengar ada ledakan yang bertubi-tubi. Meski demikian, Rock sama sekali tak melakukan apa-apa selain membiarkan hal itu terjadi, sebab ia sudah bisa menebak apa yang sedang terjadi di halaman kastil Naga Langit.!!Tubuh Alexander King terhempas menabrak dinding kastil Naga Langit, menciptakan kerusakan parah pada dinding yang terhantam tubuhnya. Karena kekuatan yang menghempaskan tubuhnya begitu kuat, timbul ledakan keras setiap kali tubuh Alexander King menghantam dinding kastil.Bebatuan dan debu-debu menghambur ke udara. Kehancuran demi kehancuran terus terjadi seiring dengan terhempasnya tubuh Alexander King berkali-kali.Tak ada yang berani mengambil sikap atas apa yang menimpa Alexander King, sebab pria itu memang meminta semua pasukannya untuk tak melakukan apa-apa.“Hazelle tewas
Tak hanya mengevakuasi para anggota Red Skull yang nyaris tenggelam ke laut, pasukan Tom Haley juga menemukan Rock yang berada dalam keadaan terikat di salah satu kapal milik Red Skull. Begitu Rock bebas, ia bergerak cepat menghubungi Alexander King yang berada di Manoko, mengabarkan tentang rencana kedatangan Richard dan Daisy ke sana.“Aku sudah tahu. Termasuk, kematian Hazelle, aku juga sudah mengetahuinya.”Itu adalah kalimat yang diucapkan oleh Alexander King saat Rock berhasil menghubunginya. Saat itu, Alexander King menutup telepon Rock lalu melanjutkan menyesap teh hijau sembari menatap langit hitam di balkon kamarnya.Satu demi satu keluarga yang ia cintai telah mati. Hanya menyisakan Richard seorang, tetapi Richard justru memutuskan untuk keluar dari silsilah keluarga Alexander King.“Lucu sekali…” gumam Alexander King seperti sedang menertawai kehidupannya sendiri. Terlepas dari itu semua, ia cukup menikmati keheningan malam itu sembari menanti kedatangan jasad putra kandun
Perlahan-lahan, matahari tenggelam mengiringi kematian Hazelle King. Dalam suasana berkabung, Richard mengirim telepati kepada pasukan Red Skull dan meminta mereka untuk bergegas menjauh dari pulau Sangorufu. Tak lama lagi, bom dipulau itu akan mengeluarkan gelombang kejut yang cukup besar.Beberapa detik sebelum ledakan besar terjadi di pulau Sangorufu, beberapa kapal pasukan Red Skull telah berhasil membuat jarak aman dari ledakan, termasuk kapal Richard yang sedari awal telah digerakkan oleh kekuatan Richard untuk menjauh dari pulau Sangorufu.Namun, beberapa kapal lain mengalami nasib buruk karena gagal membuat jarak aman dan akhirnya terdampak ledakan besar. Penumpang-penumpang kapal itu menjerit lalu berjatuhan ke laut. Puing-puing kapal yang terbakar berserakan di atas permukaan laut, membuat para korban yang jatuh semakin kesulitan untuk menyelamatkan diri.Beruntung, tak lama berselang datanglah tim evakuasi yang dipimpin oleh Tom Haley.Tom Haley yang mendapat laporan adanya
Tanpa diduga oleh siapa pun, terdengar suara letusan tembakan dari arah kapal tempat Richard mengistirahatkan Hazelle dan Daisy. Kekhawatiran Richard kian membesar ketika ia mendengar jeritan Daisy mengiringi suara tembakan itu.Mengingat, suara tembakan tak pernah menjadi pertanda baik bagi siapa pun, Richard melesatkan tubuhnya ke kapal tempat Daisy dan Hazelle berada.Benar saja, ketika Richard telah tiba di dek kapal, ia melihat Daisy dan Hazelle bersimbah darah. Jantung Richard seperti berhenti berdetak saat ia melihat lubang merah menganga di dada Hazelle King.Meski Hazelle menampakkan senyum damai, Richard menghambur menghampiri Hazelle yang terkulai di atas dek kapal.“Hazelle mencoba untuk melindungiku, Richard… Dia terluka karena aku… Ini salahku…” Daisy menundukkan kepala hingga kepalanya nyaris menyentuh lantai kapal. Tangisan Daisy pecah sebagaimana ia merasa bersalah terhadap Hazelle dan Richard.“Daisy…” Hazelle menggelengkan kepala menatap adik iparnya, seolah memberi
Jack Moriarty merasa nyawanya tak mungkin terselamatkan. Ketika ia tahu kematian sudah datang semakin dekat, beberapa waktu lalu dia akhirnya membuat kesepakatan dengan Richard. Jack Moriarty bersedia membantu Richard semampu dirinya, sebagai timbal balik, Jack meminta Richard untuk menyelamatkan Kelly dan janin yang ada di dalam perut Kelly, kekasih Jack.Richard setuju, dan begitulah, keduanya lantas saling bekerja sama untuk menemukan solusi terbaik menyelamatkan orang-orang yang mereka sayangi.‘Jack, cepat katakan apa yang ingin kau katakan!’ Richard tak sabar untuk mendengar pesan telepati dari Jack. Hanya saja, bukannya mendengar pesan dari Jack, Richard justru dikejutkan oleh suara lain.“Richard Forger…!”Hammer Moriarty telah terbebas dari kelumpuhan. Wajahnya berseri-seri saat melihat betapa ambisiusnya Richard yang ingin menyelamatkan Hazelle King. “Hei, bukankah ada obrolan kita yang terputus? Kau lupa?”Richard menoleh ke arah Hammer Moriarty dengan dahi berkerut.“Forge