Si trenggiling masih belum terbangun sepenuhnya. Dia menatap tubuh si babi yang penuh dengan kotoran dan mendengar suara tawa orang-orang. Babi itu baunya bukan main. Tentu saja dia sangat marah!Michael mencoba menahan si trenggiling tapi si trenggiling tidak menghiraukannya. "Bajingan!" teriak si trenggiling. Dia keluar dari gudang. Matanya penuh amarah dan mengamati semua orang yang hadir."Wah, wah, lihat. Siapa yang keluar dari gudang bobrok itu," Otis tersenyum mengejek. "Kupikir babi itu yang keluar ternyata anjing gila. Lihat saja matanya dan giginya. Pantas disebut anjing gila!" Si cebol ikutan mengejek. "Kamu benar. Anjing gila dan babi itu cocok dikumpulkan di satu tempat," ujar seseorang dengan nada merendahkan. “Kalian biang masalahnya!” Trenggiling itu tidak bisa menahan kesabarannya. Dia segera melangkah maju. Otis memberi isyarat. Si raksasa itu berdiri di depan trenggiling dan memegang bahu si trenggiling dengan erat.“Bang!” Tubuh keras trenggiling terl
"Wuuz!""Baaang!"Terdengar suara hembusan angin disusul dengan suara keras yang mengguncang tanah. Tanah di sekitar mereka bergetar. Orang-orang memejamkan matanya. Dalam bayangan mereka, si raksasa itu pasti sudah mati. Suaranya begitu keras. Ketika itu terjadi, suasana di sekitar mereka tampak hening. Waktu seolah-olah berhenti. Tidak ada yang berani berbicara. Perlahan-lahan mereka membuka mata. Apa yang mereka bayangkan ternyata tidak terjadi. Malahan mereka melihat pemandangan yang tidak mereka duga. Tubuh raksasa itu jatuh!Ternyata suara keras itu bukan karena si raksasa menginjak-nginjak trenggiling, tapi karena tubuhnya yang besar itu jatuh! Orang-orang tidak tahu apa yang menyebabkan si raksasa itu terjatuh. Mereka melihat si raksasa berusaha menarik napasnya susah payah. Darah mengalir keluar dari lutut di raksasa! "Ah!"Si raksasa itu mengerang kesakitan. Mata semua orang melebar. Mereka sangat terkejut melihat pemandangan tersebut. "Ini ....""Apa
Michael mencoba menarik trenggiling ke atas permukaan tanah.“Lama sekali kamu datang. Kupikir kamu diam saja melihatku dipukul sampai mati,” ujar si trenggiling meringis kesakitan. Michael tidak bicara. Dia hanya tersenyum. Si trenggiling adalah salah satu elemen penting dari Batu Lima Elemen. Mereka sudah melewati berbagai macam kejadian. Bagi Michael, trenggiling bukanlah orang asing. Dia adalah temannya.Karena mereka berteman, bagaimana mungkin Michael tidak menyelamatkannya?!Selain itu, si trenggiling tidak melakukan kesalahan apa-apa“Brengsek! Kamu dengar tidak Tuan Otis memanggilmu?” Si cebol jadi kesal ketika Michael mengabaikannya. Terlihat cakar baja di tangan si cebol. Dia melangkah maju. "Ini gawat," ujar seseorang. Si cebol bergerak dengan kecepatan tinggi. Orang-orang sulit melihat di mana tubuh si cebol. “Habislah sudah!” Orang-orang melihat Michael tidak bergerak dari tempatnya seolah-olah dia tidak menyadari kedatangan si cebol. Orang yang bisa men
Mata Otis melebar. Bibirnya sedikit terbuka. Terlihat jelas bahwa kejadian yang terjadi di depan matanya ini sangat mengejutkan. Satu raksasa dan satu cebol. Yang satu kuat dan yang satu gesit. Keduanya adalah anak buah Otis yang paling berpengaruh. Selama bertahun-tahun si raksasa dan si cebol ini sangat patuh mengikuti apa pun perintah Otis. Michael berjalan sambil membawa si trenggiling menuju gudang kayu. Kemudian dia menatap tajam Yogi yang berdiri di tengah-tengah kerumunan.Yogi menyadari tatapan Michael. Dia langsung menundukkan kepalanya sambil ketakutan. Selang beberapa detik, Michael lalu membalikkan badan dan melanjutkan perjalanan. Yogi menghela napas lega.Kalau Michael ingin membuat perhitungan dengannya pasti sudah dilakukan sejak pertama kali melihatnya di restoran. Namun Michael tidak membuat keributan. Orang-orang membiarkan Michael lewat. Mereka tidak berani mengatakan sepatah kata pun."Berhenti!" teriak Otis. “Kamu pikir bisa pergi begitu saja setelah
Si trenggiling melihat jelas ada kemarahan dalam sorot mata Michael.Michael sebenarnya berusaha menahan emosinya, tapi dia memiliki batasannya sendiri. Sebelumnya di Kapal Bunga, Michael sudah diremehkan dan ditantang untuk ikut dalam kompetisi. Meskipun pada awalnya Michael tidak mau, tapi dirinya jadi pemenang! Sekarang hal yang sama terulang kembali. Bahkan level pertarungannya lebih tinggi. Dugaan si trenggiling benar. Michael tidak bisa lagi menahannya.Michael mencoba untuk bersabar. Namun orang-orang bodoh ini bukannya puas malah semakin menginjak harga diri Michael. Bahkan seorang Buddha pun pernah marah. Michael bukanlah seorang Buddha!Booom!Anak buah Otis melangkah maju. Michael tidak bergerak. Di tempat kaki Michael berdiri muncul angin yang bertiup kencang. Lama kelamaan angin itu bertiup semakin kencang.Grroooar!Muncul bayangan hewan buas dari tubuh Michael. Michael tampak seperti Dewa Perang."Bayangan apa itu?""Tampan sekali!"Semua orang terkejut
"Ini ....""Apa-apaan ini?""Apa jangan-jangan aku salah lihat?""Bukankah ada bayangan yang bergerak? Apa dia yang melakukannya?""Sepertinya begitu. Bayangan itu bergerak dengan kecepatan tinggi. Aku sampai tidak bisa melihatnya dengan jelas."Orang-orang tercengang. Bukankah bayangan itu Michael? Tapi kenapa seolah-olah dia tidak bergerak sama sekali dari tempatnya berdiri?Ini sangat sulit dipercaya!Sekarang orang-orang menyadari mengapa si cebol kalah. Mata mereka melebar karena menemukan fakta yang menakutkan! Michael adalah seorang jagoan dengan kekuatan yang tidak bisa dianggap remeh!Tapi kalau memang benar dia jagoan, kenapa baru sekarang dia menunjukkan kemampuannya?"Atau jangan-jangan dia sedang berpura-pura? Nyatanya dia memang tidak bergerak sama sekali?""Atau kekuatannya jauh melampaui yang kita bayangkan?"Tidak ada yang tahu jawabannya. Tidak ada waktu bagi mereka untuk menemukan jawabannya. Otis saat ini benar-benar mengamuk.Harga dirinya seperti d
"Anak muda itu sudah bersikap sombong. Sekarang dia kena batunya. Rasakan itu!""Dia pasti berpikir level kemampuannya sangat tinggi sehingga menjadi sombong. Dia belum tahu di Dunia Bafang ini pasti ada orang yang memiliki level kekuatan lebih tinggi.""Dia akan membayar harga yang mahal untuk kesombongannya. Harganya adalah nyawanya."Si cebol dan si raksasa tidak tahan untuk memaki. "Dia pikir dia adalah jagoan, tapi sebenarnya dia hanyalah orang bodoh.""Bagaimana mungkin dia bisa menghadapi Api Legenda dengan tubuhnya? Apa dia pikir tubuhnya terbuat dari besi? Bahkan besi sekali pun pasti leleh oleh Api Legenda."Para penonton menggelengkan kepala dan menghela napas panjang.“Haha!” Otis tertawa kencang. Dia melihat situasinya berbalik menguntungkan untuk dirinya. Yogi yang berdiri di dalam kerumunan akhirnya bernapas lega. Level kemampuan Michael memang lebih tinggi dari Yogi. Itu adalah fakta yang harus diakui setelah dirinya dikalahkan. Namun satu hal yang jelas, k
Inikah kekuatan Api Legenda?Meskipun itu hanya kata-kata sederhana, tapi bagi Otis pertanyaan Michael itu benar-benar menampar dirinya. Sebelumnya dia sangat gembira melihat jurus kebanggaannya melahap Michael. Detik berikutnya, Api Legenda yang sangat dia banggakan menghilang tanpa jejak.Kejadian ini seperti berbalik mengejek Otis. "Kamu ...." Otis tidak bisa berkata-kata. “Meskipun jurus api ini lumayan, tapi sebenarnya kualitas apinya buruk. Aku akan mengembalikannya padamu,” Michael melemparkan api itu.Api itu terjatuh di atas tanah. Seketika api berkobar lebih tinggi dari sebelumnya. “Apa?” Mata Otis melebar. Dia adalah pemilik jurus Api Legenda. Dia tidak menyangka jurus andalan Keluarga Liu ini akan berbalik melawannya. "Tuan, hati-hati," teriak si raksasa dan si cebol. Mereka berusaha menyelamatkan Otis, tapi apa daya tubuh mereka sendiri mulai terluka. Si raksasa dan si cebol langsung melawan jurus Api Legenda itu. Api itu sangat panas. Tubuh mereka langs
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua