Laki-laki tua itu menatap Michael tajam. Penduduk desa melihat arah tatapan si laki-laki tua itu. Mereka lalu berjalan mendekati Michael. Sissy langsung menarik pedangnya, tapi Michael langsung memegang tangannya. Sissy terkejut. Pipinya bersemu merah. "Mundur!" ujar Michael tanpa memandang Sissy. Dia memimpin semua orang untuk mundur dan berusaha menjaga jarak dari penduduk desa."Siapa kamu?"Laki-laki tua itu melangkah keluar dari kerumunannya. Dia menatap Michael dan yang lainnya dengan sorot mata waspada. "Aku Michael. Aku dan anggota kelompokku sedang melewati tempat ini. Hari sudah malam. Kami ingin beristirahat di sini malam ini," Michael buru-buru menjelaskan pada si laki-laki tua, "Kami tidak punya niat jahat."Laki-laki tua itu mengerutkan dahi. Dia menatap Michael dari atas ke bawah. Kemudian dia menatap kerumunan di belakang Michael.“Mau bermalam di sini?” tanyanya dengan nada tidak puas.“Mereka semua adalah murid-muridku,” ujar Michael."Kami adalah Kelompok
"Silakan ikut aku," utusan itu berbalik dan memimpin jalan menuju desa. "Michael!" Danu berusaha mengimbangi langkah Michael, "Apa kamu tidak takut kalau mereka menyerang kita? Tadi mereka mengusir kita. Sekarang mereka mengundang kita masuk lagi sementara malam sudah datang. Ini sudah pasti jebakan!”“Kamu lihat sendiri bagaimana mereka melakukan prosesi yang aneh. Menurutku lebih baik kita tolak saja undangan mereka.""Ya. Orang-orang desa itu akan menjadi masalah buat kita. Kita tinggalkan saja utusan itu dan pergi ke lereng gunung untuk beristirahat.""Michael …."Danu dan yang lainnya mendesak Michael. Michael tersenyum mendengar keluhan anggota kelompoknya. Tentu saja Michael tahu kemungkinan itu, tapi pertanyaannya adalah apakah dia punya pilihan?“Jika orang-orang desa ini ingin membuat masalah dengan kita, apakah lereng gunung akan menjadi tempat yang aman buat kita?” Michael tertawa pelan."Tentu saja, kita bisa mengatur strategi perlawanan jika mereka datang menyer
"Desa ini berada di wilayah terpencil. Hanya sedikit orang asing yang datang ke sini. Kemudian kamu dan anggota kelompokmu muncul tanpa berita. Karena itulah aku mengusirmu. Sebenarnya itu adalah sebuah ujian untuk kalian. Kalian bisa pergi tanpa menimbulkan masalah. Ini pertanda baik yang berarti kalian bukan orang jahat. Itu sebabnya aku menyuruh utusan untuk mengejarmu dan mengundangmu kembali ke desa," si laki-laki tua menjelaskan niatnya pada Michael. Kalau laki-laki itu adalah orang biasa, Pam dan yang lainnya tentu akan menerima penjelasan itu. Sayangnya mereka sudah menyaksikan prosesi pernikahan dan pemakaman yang cukup aneh. Rasa curiga mereka tidak bisa hilang begitu saja. Hanya Michael yang tersenyum dan berkata, "Jadi begitu rupanya ...."Laki-laki itu membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada Michael."Lucky!"“Di sini!” Laki-laki tua menghampiri Lucky. "Pahlawan muda ini bawa banyak orang. Desa kita sederhana tapi kita harus menyediakan apa yang mereka but
Ucapan si laki-laki tua itu membuat Sissy dan lainnya terpana. Mereka sudah tahu apa yang biasanya dilakukan pada orang-orang yang putra-putrinya meninggal. Tentu saja para orang tua itu menyayangi anak mereka. Karena itu, meskipun Sissy dan lainnya tidak tahu alasan pasti kenapa diadakan pernikahan, tapi mereka menangkap maksud prosesi itu sebagai tindakan kasih sayang. Namun, kalau dilihat dari sudut pandang si pengantin laki-laki, mungkin dia merasa tersiksa menikah dengan sosok mayat. Anak mereka melangsungkan pernikahan. Bagaimana mungkin ada yang ingin membuat anak sendiri menderita? Seharusnya laki-laki tua itu mengerti kalau prosesi pernikahan ini membuat putranya jijik, tapi kenyataannya tidak seperti itu.Sissy dan lainnya masih memikirkan ucapan laki-laki tua itu. Namun, hanya Michael yang menyadari kemiripan wajah si pengantin laki-laki dengan si laki-laki tua itu. Bisa jadi pengantin laki-laki itu memang putranya sendiri. "Aku adalah kepala desa. Aku bukan oran
Sebelumnya kepala desa terlihat seperti ingin bercerita, tapi dia lalu mengurungkan niatnya, "Kalian makan saja. Memang tampilan makanan ini tidak membuat kalian berselera, tapi percaya padaku, ini makanan biasa."“Oh!” Kepala desa teringat sesuatu. Dia berkata pada orang di sampingnya, “Lucky!”“Ya!” Lucky menjawab. "Temani para tamu makan. Kalau mereka tidak mau makan, kamu bisa langsung mengantarkan mereka ke tempat istirahat," kepala desa menatap Michael, "Aku sudah tua. Tubuhku memintaku untuk beristirahat. Aku tidak bisa menemanimu lagi."Michael mengangguk. Kepala desa membalikkan badan dan berjalan menuju sisi pondok yang lain. Michael terdiam. Sebetulnya dia ingin mencari tahu lebih banyak. "Mari semua, silakan makan," ajak Lucky. Kepergian kepala desa membuat suasana di pondok itu menjadi lebih dingin. Orang-orang desa makan tanpa berbicara satu sama lain. Makanan yang disediakan ini tidak bisa Michael makan. Jadi dengan sopan dia meminta Lucky untuk mengantarkan
Michael menggelengkan kepalanya begitu mendengar ucapan Pam. Dia sendiri juga tidak tahu!"Bukankah penduduk desa ini tidak suka dengan kita? Apa yang sebenarnya terjadi?" Sissy juga terlihat bingung. Kalau mereka berkumpul secara diam-diam, seharusnya aktivitas mereka tidak gampang terlihat. Sekarang kejadiannya malah sebaliknya. Para penduduk desa berjalan terburu-buru sambil membawa obor. Mereka tidak mungkin bersikap terang-terangan seperti itu, kecuali ada yang tidak beres dengan otak mereka. "Apa yang sedang terjadi?" tanya Mark. Michael mempunyai dugaan sendiri. Kemudian dia berkata, "Bulan, Harry, Pam.""Ya!" Ketiga orang itu menjawab panggilan Michael."Kalian dampingi para murid dulu. Hati-hati. Tidak boleh ada yang pergi tanpa perintah dariku.""Baik!" Mereka bertiga mengangguk. Kemudian mereka pergi ke tempat para murid beristirahat dengan pedang di tangan masing-masing. "Yang lain, ikuti aku," Michael memimpin yang lain untuk menuju pusat desa.Ketika Micha
"Wuzz!"Sissy melihat reaksi para penduduk desa. Sebelum Michael mengetahuinya, Sissy mengeluarkan pedang. Begitu juga anggota kelompok Michael lainnya. Baik Sissy dan penduduk desa sama-sama memasang kuda-kuda. Situasi menjadi semakin tegang. "Hentikan. Masukkan senjata kalian," Michael memberikan perintah dengan nada dingin. Sissy dan yang lainnya bingung, tapi mereka mematuhi Michael begitu melihat sikap Michael yang tidak bisa dibantah. Michael menatap kepala desa dan berkata, "Kepala Desa, kenapa reaksimu seperti itu? Siapa orang yang ada di dalam peti mati sehingga membuatmu begitu waspada?""Pahlawan Muda, jangan main-main denganku! Jika kamu dan anggota kelompokmu bukan salah satu dari mereka, bagaimana kamu bisa tahu ada orang hidup di dalam peti mati itu? Aku tidak percaya denganmu. Pasti kamu anggota kelompok mereka! Tangkap mereka," kepala desa segera memberikan perintah pada warga desa. Tanpa buang waktu, mereka segera menerjang Michael dan yang lainnya.Situasi m
"Kepala Desa, katakan saja permasalahanmu. Dengan begitu salah paham ini bisa hilang. Mungkin kami bisa membantumu.""Kepala Desa, kamu sudah lihat kan kemampuan Michael?"Mark dan yang lainnya berusaha membujuk kepala desa.Kepala desa itu menatap orang-orang di belakangnya. Mereka mengangguk. Ucapan Mark berhasil meyakinkan kepala desa. “Baiklah,” kepala desa menghela napas berat dan menatap Michael, “Orang di dalam peti mati yang kamu lihat adalah Yanti!”"Yanti adalah menantu perempuanku. Dia berusia dua puluh tahun!"“Menantu perempuan?” Semua orang, termasuk Michael langsung tercengang. Mereka jadi semakin bingung. Bukannya mayat itu adalah menantu perempuan kepala desa? Michael dan lainnya mengira seperti itu. Apalagi mereka melihat sendiri bagaimana anak muda itu menggendong mayat pengantin perempuan.Sekarang orang yang ada di peti mati menantu perempuan juga? Bagaimana informasi ini tidak bikin bingung?!Sissy segera mengutarakan kebingungannya, "Maksudmu, putramu