Ucapan si laki-laki tua itu membuat Sissy dan lainnya terpana. Mereka sudah tahu apa yang biasanya dilakukan pada orang-orang yang putra-putrinya meninggal. Tentu saja para orang tua itu menyayangi anak mereka. Karena itu, meskipun Sissy dan lainnya tidak tahu alasan pasti kenapa diadakan pernikahan, tapi mereka menangkap maksud prosesi itu sebagai tindakan kasih sayang. Namun, kalau dilihat dari sudut pandang si pengantin laki-laki, mungkin dia merasa tersiksa menikah dengan sosok mayat. Anak mereka melangsungkan pernikahan. Bagaimana mungkin ada yang ingin membuat anak sendiri menderita? Seharusnya laki-laki tua itu mengerti kalau prosesi pernikahan ini membuat putranya jijik, tapi kenyataannya tidak seperti itu.Sissy dan lainnya masih memikirkan ucapan laki-laki tua itu. Namun, hanya Michael yang menyadari kemiripan wajah si pengantin laki-laki dengan si laki-laki tua itu. Bisa jadi pengantin laki-laki itu memang putranya sendiri. "Aku adalah kepala desa. Aku bukan oran
Sebelumnya kepala desa terlihat seperti ingin bercerita, tapi dia lalu mengurungkan niatnya, "Kalian makan saja. Memang tampilan makanan ini tidak membuat kalian berselera, tapi percaya padaku, ini makanan biasa."“Oh!” Kepala desa teringat sesuatu. Dia berkata pada orang di sampingnya, “Lucky!”“Ya!” Lucky menjawab. "Temani para tamu makan. Kalau mereka tidak mau makan, kamu bisa langsung mengantarkan mereka ke tempat istirahat," kepala desa menatap Michael, "Aku sudah tua. Tubuhku memintaku untuk beristirahat. Aku tidak bisa menemanimu lagi."Michael mengangguk. Kepala desa membalikkan badan dan berjalan menuju sisi pondok yang lain. Michael terdiam. Sebetulnya dia ingin mencari tahu lebih banyak. "Mari semua, silakan makan," ajak Lucky. Kepergian kepala desa membuat suasana di pondok itu menjadi lebih dingin. Orang-orang desa makan tanpa berbicara satu sama lain. Makanan yang disediakan ini tidak bisa Michael makan. Jadi dengan sopan dia meminta Lucky untuk mengantarkan
Michael menggelengkan kepalanya begitu mendengar ucapan Pam. Dia sendiri juga tidak tahu!"Bukankah penduduk desa ini tidak suka dengan kita? Apa yang sebenarnya terjadi?" Sissy juga terlihat bingung. Kalau mereka berkumpul secara diam-diam, seharusnya aktivitas mereka tidak gampang terlihat. Sekarang kejadiannya malah sebaliknya. Para penduduk desa berjalan terburu-buru sambil membawa obor. Mereka tidak mungkin bersikap terang-terangan seperti itu, kecuali ada yang tidak beres dengan otak mereka. "Apa yang sedang terjadi?" tanya Mark. Michael mempunyai dugaan sendiri. Kemudian dia berkata, "Bulan, Harry, Pam.""Ya!" Ketiga orang itu menjawab panggilan Michael."Kalian dampingi para murid dulu. Hati-hati. Tidak boleh ada yang pergi tanpa perintah dariku.""Baik!" Mereka bertiga mengangguk. Kemudian mereka pergi ke tempat para murid beristirahat dengan pedang di tangan masing-masing. "Yang lain, ikuti aku," Michael memimpin yang lain untuk menuju pusat desa.Ketika Micha
"Wuzz!"Sissy melihat reaksi para penduduk desa. Sebelum Michael mengetahuinya, Sissy mengeluarkan pedang. Begitu juga anggota kelompok Michael lainnya. Baik Sissy dan penduduk desa sama-sama memasang kuda-kuda. Situasi menjadi semakin tegang. "Hentikan. Masukkan senjata kalian," Michael memberikan perintah dengan nada dingin. Sissy dan yang lainnya bingung, tapi mereka mematuhi Michael begitu melihat sikap Michael yang tidak bisa dibantah. Michael menatap kepala desa dan berkata, "Kepala Desa, kenapa reaksimu seperti itu? Siapa orang yang ada di dalam peti mati sehingga membuatmu begitu waspada?""Pahlawan Muda, jangan main-main denganku! Jika kamu dan anggota kelompokmu bukan salah satu dari mereka, bagaimana kamu bisa tahu ada orang hidup di dalam peti mati itu? Aku tidak percaya denganmu. Pasti kamu anggota kelompok mereka! Tangkap mereka," kepala desa segera memberikan perintah pada warga desa. Tanpa buang waktu, mereka segera menerjang Michael dan yang lainnya.Situasi m
"Kepala Desa, katakan saja permasalahanmu. Dengan begitu salah paham ini bisa hilang. Mungkin kami bisa membantumu.""Kepala Desa, kamu sudah lihat kan kemampuan Michael?"Mark dan yang lainnya berusaha membujuk kepala desa.Kepala desa itu menatap orang-orang di belakangnya. Mereka mengangguk. Ucapan Mark berhasil meyakinkan kepala desa. “Baiklah,” kepala desa menghela napas berat dan menatap Michael, “Orang di dalam peti mati yang kamu lihat adalah Yanti!”"Yanti adalah menantu perempuanku. Dia berusia dua puluh tahun!"“Menantu perempuan?” Semua orang, termasuk Michael langsung tercengang. Mereka jadi semakin bingung. Bukannya mayat itu adalah menantu perempuan kepala desa? Michael dan lainnya mengira seperti itu. Apalagi mereka melihat sendiri bagaimana anak muda itu menggendong mayat pengantin perempuan.Sekarang orang yang ada di peti mati menantu perempuan juga? Bagaimana informasi ini tidak bikin bingung?!Sissy segera mengutarakan kebingungannya, "Maksudmu, putramu
"Masalah ini ... dimulai tujuh tahun yang lalu."Pada awalnya, desa ini adalah satu-satunya desa yang berada di antara padang pasir dan hutan. Tanahnya sedikit keras, tapi desa ini dialiri air yang cukup untuk mereka bertahan hidup. Penduduk desa bisa mengambil hasil alam yang ada di pinggir hutan. Meskipun desa ini bukan desa yang makmur tapi setidaknya para penduduk desa bisa hidup dengan aman. Lima belas tahun yang lalu terjadi banjir yang mengganggu ketenangan desa."Banjir itu tidak pernah terjadi dalam seratus tahun. Kamu bisa lihat hutan di depan desa kami bisa menyerap banjir. Begitu juga dengan padang pasir. Namun, banjir itu tetap melanda desa kami!” Kepala desa bercerita sambil menghela napas.Lucky mengangguk, "Hutan desa kami tidak bisa menampung banjir. Kalaupun kami bikin bendungan, banjir itu tetap datang."“Tinggi banjir bisa mencapai puluhan meter. Bendungan tidak bisa menghentikannya. Begitu bendungan itu jebol, desa kami akan hancur. Hewan ternak kami akan ma
"Hari itu, seperti biasa, cuaca mendung selama beberapa hari sebelum banjir melanda. Entah kenapa hari itu suasana lebih menyesakkan."Dewa Agung Huangsha mengumpulkan semua orang di pintu masuk desa.“Dewa berkata awan masih tetap mendung. Hujan akan terus mengguyur desa. Meskipun ada gunung-gunung yang melindungi desa kami, tapi hal itu tidak bisa menahan banjir yang akan datang.”Dewa Agung Huangsha juga sudah lelah mengendalikan gunung. Sebentar lagi perlindungan gunung-gunung akan jebol. Banjir akan melanda desa sehingga ratusan mil.Ketika penduduk desa mendengar penjelasan Dewa Agung Huangsha, mereka menjadi panik dan putus asa.“Kalau mau banjir pergi selamanya, air harus ditekan ke bawah tanah!” ujar Lucky meniru permintaan Dewa Agung Huangsha hari itu.Michael mengerutkan dahi. Apakah ini penyebab terjadinya lumpur yang ada di dalam hutan?!“Demi kesejahteraan desa, kami setuju dengan usulan sang dewa,” kepala desa melihat pertanyaan di wajah Michael, “Lumpur di hut
“Yanti adalah perempuan cerdas dan berani!” Kepala desa memuji menantu perempuannya dengan tulus. "Ya. Kamu benar!" Michael langsung paham, "Kamu bisa memberi tahu Dewa Agung Huangsha bahwa desa ini sudah tidak memiliki perempuan-perempuan muda. Namun, dengan kemampuan sang dewa mungkin dia tahu upaya kalian menyembunyikan para perempuan.""Karena itu kalian ingin menunjukkan pada sang dewa jika ada pernikahan, tapi pasangan perempuannya sudah jadi mayat, maka dia akan tahu kondisi desa yang sudah tidak bisa memberikan yang dia inginkan," Michael membantu menguraikan penjelasan kepala desa.Kepala desa menjawab, "Benar!"“Perempuan cerdas. Dia tahu bagaimana menggunakan taktik diam sebagai bentuk protes,” Michael mengangguk, “Dia yang bersembunyi di peti mati, bukan?”"Sebelumnya aku bingung kenapa upacara pemakaman dan upacara pernikahan diadakan berbarengan. Ini strategi mumpuni," akhirnya Michael mengerti sekarang.Setuju. Sosok mayat yang menikah dan peti mati yang diangka