Laki-laki tua itu mengangkat tangannya. Dia berkata, "Hari ini adalah hari baik. Mari kita mulai.""Kedua pengantin sudah tiba. Mempelai laki-laki menyambut mempelai perempuan. Mempelai perempuan keluar dari tandu!"Suara terompet terdengar kencang sehingga menembus langit!Dari belakang pondok muncul seorang perempuan yang membantu seorang laki-laki muda berjalan. Laki-laki muda itu menggunakan mahkota.Kulit laki-laki muda gelap dan kasar. Pakaian yang dia pakai tidak mewah, tapi wajahnya cukup tampan dan muda. "Brengsek, apa maksudnya ini? Ini si pengantin laki-laki? Dia yang ada di peti mati?" Spence tercengang.Spence pikir orang yang berada di dalam peti mati itu diikat. Ternyata orang itu muncul di upacara nikah ini. Orang-orang jadi bingung.“Mungkinkah ini tradisi? Peti mati digunakan orang yang masih hidup?” Vivian mengerutkan dahi.Memang ada kemungkinan beberapa suku kuno mempertahankan beberapa kebiasaan aneh. Michael tidak setuju dengan kebiasaan ini.Jika ada o
Laki-laki tua itu menatap Michael tajam. Penduduk desa melihat arah tatapan si laki-laki tua itu. Mereka lalu berjalan mendekati Michael. Sissy langsung menarik pedangnya, tapi Michael langsung memegang tangannya. Sissy terkejut. Pipinya bersemu merah. "Mundur!" ujar Michael tanpa memandang Sissy. Dia memimpin semua orang untuk mundur dan berusaha menjaga jarak dari penduduk desa."Siapa kamu?"Laki-laki tua itu melangkah keluar dari kerumunannya. Dia menatap Michael dan yang lainnya dengan sorot mata waspada. "Aku Michael. Aku dan anggota kelompokku sedang melewati tempat ini. Hari sudah malam. Kami ingin beristirahat di sini malam ini," Michael buru-buru menjelaskan pada si laki-laki tua, "Kami tidak punya niat jahat."Laki-laki tua itu mengerutkan dahi. Dia menatap Michael dari atas ke bawah. Kemudian dia menatap kerumunan di belakang Michael.“Mau bermalam di sini?” tanyanya dengan nada tidak puas.“Mereka semua adalah murid-muridku,” ujar Michael."Kami adalah Kelompok
"Silakan ikut aku," utusan itu berbalik dan memimpin jalan menuju desa. "Michael!" Danu berusaha mengimbangi langkah Michael, "Apa kamu tidak takut kalau mereka menyerang kita? Tadi mereka mengusir kita. Sekarang mereka mengundang kita masuk lagi sementara malam sudah datang. Ini sudah pasti jebakan!”“Kamu lihat sendiri bagaimana mereka melakukan prosesi yang aneh. Menurutku lebih baik kita tolak saja undangan mereka.""Ya. Orang-orang desa itu akan menjadi masalah buat kita. Kita tinggalkan saja utusan itu dan pergi ke lereng gunung untuk beristirahat.""Michael …."Danu dan yang lainnya mendesak Michael. Michael tersenyum mendengar keluhan anggota kelompoknya. Tentu saja Michael tahu kemungkinan itu, tapi pertanyaannya adalah apakah dia punya pilihan?“Jika orang-orang desa ini ingin membuat masalah dengan kita, apakah lereng gunung akan menjadi tempat yang aman buat kita?” Michael tertawa pelan."Tentu saja, kita bisa mengatur strategi perlawanan jika mereka datang menyer
"Desa ini berada di wilayah terpencil. Hanya sedikit orang asing yang datang ke sini. Kemudian kamu dan anggota kelompokmu muncul tanpa berita. Karena itulah aku mengusirmu. Sebenarnya itu adalah sebuah ujian untuk kalian. Kalian bisa pergi tanpa menimbulkan masalah. Ini pertanda baik yang berarti kalian bukan orang jahat. Itu sebabnya aku menyuruh utusan untuk mengejarmu dan mengundangmu kembali ke desa," si laki-laki tua menjelaskan niatnya pada Michael. Kalau laki-laki itu adalah orang biasa, Pam dan yang lainnya tentu akan menerima penjelasan itu. Sayangnya mereka sudah menyaksikan prosesi pernikahan dan pemakaman yang cukup aneh. Rasa curiga mereka tidak bisa hilang begitu saja. Hanya Michael yang tersenyum dan berkata, "Jadi begitu rupanya ...."Laki-laki itu membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada Michael."Lucky!"“Di sini!” Laki-laki tua menghampiri Lucky. "Pahlawan muda ini bawa banyak orang. Desa kita sederhana tapi kita harus menyediakan apa yang mereka but
Ucapan si laki-laki tua itu membuat Sissy dan lainnya terpana. Mereka sudah tahu apa yang biasanya dilakukan pada orang-orang yang putra-putrinya meninggal. Tentu saja para orang tua itu menyayangi anak mereka. Karena itu, meskipun Sissy dan lainnya tidak tahu alasan pasti kenapa diadakan pernikahan, tapi mereka menangkap maksud prosesi itu sebagai tindakan kasih sayang. Namun, kalau dilihat dari sudut pandang si pengantin laki-laki, mungkin dia merasa tersiksa menikah dengan sosok mayat. Anak mereka melangsungkan pernikahan. Bagaimana mungkin ada yang ingin membuat anak sendiri menderita? Seharusnya laki-laki tua itu mengerti kalau prosesi pernikahan ini membuat putranya jijik, tapi kenyataannya tidak seperti itu.Sissy dan lainnya masih memikirkan ucapan laki-laki tua itu. Namun, hanya Michael yang menyadari kemiripan wajah si pengantin laki-laki dengan si laki-laki tua itu. Bisa jadi pengantin laki-laki itu memang putranya sendiri. "Aku adalah kepala desa. Aku bukan oran
Sebelumnya kepala desa terlihat seperti ingin bercerita, tapi dia lalu mengurungkan niatnya, "Kalian makan saja. Memang tampilan makanan ini tidak membuat kalian berselera, tapi percaya padaku, ini makanan biasa."“Oh!” Kepala desa teringat sesuatu. Dia berkata pada orang di sampingnya, “Lucky!”“Ya!” Lucky menjawab. "Temani para tamu makan. Kalau mereka tidak mau makan, kamu bisa langsung mengantarkan mereka ke tempat istirahat," kepala desa menatap Michael, "Aku sudah tua. Tubuhku memintaku untuk beristirahat. Aku tidak bisa menemanimu lagi."Michael mengangguk. Kepala desa membalikkan badan dan berjalan menuju sisi pondok yang lain. Michael terdiam. Sebetulnya dia ingin mencari tahu lebih banyak. "Mari semua, silakan makan," ajak Lucky. Kepergian kepala desa membuat suasana di pondok itu menjadi lebih dingin. Orang-orang desa makan tanpa berbicara satu sama lain. Makanan yang disediakan ini tidak bisa Michael makan. Jadi dengan sopan dia meminta Lucky untuk mengantarkan
Michael menggelengkan kepalanya begitu mendengar ucapan Pam. Dia sendiri juga tidak tahu!"Bukankah penduduk desa ini tidak suka dengan kita? Apa yang sebenarnya terjadi?" Sissy juga terlihat bingung. Kalau mereka berkumpul secara diam-diam, seharusnya aktivitas mereka tidak gampang terlihat. Sekarang kejadiannya malah sebaliknya. Para penduduk desa berjalan terburu-buru sambil membawa obor. Mereka tidak mungkin bersikap terang-terangan seperti itu, kecuali ada yang tidak beres dengan otak mereka. "Apa yang sedang terjadi?" tanya Mark. Michael mempunyai dugaan sendiri. Kemudian dia berkata, "Bulan, Harry, Pam.""Ya!" Ketiga orang itu menjawab panggilan Michael."Kalian dampingi para murid dulu. Hati-hati. Tidak boleh ada yang pergi tanpa perintah dariku.""Baik!" Mereka bertiga mengangguk. Kemudian mereka pergi ke tempat para murid beristirahat dengan pedang di tangan masing-masing. "Yang lain, ikuti aku," Michael memimpin yang lain untuk menuju pusat desa.Ketika Micha
"Wuzz!"Sissy melihat reaksi para penduduk desa. Sebelum Michael mengetahuinya, Sissy mengeluarkan pedang. Begitu juga anggota kelompok Michael lainnya. Baik Sissy dan penduduk desa sama-sama memasang kuda-kuda. Situasi menjadi semakin tegang. "Hentikan. Masukkan senjata kalian," Michael memberikan perintah dengan nada dingin. Sissy dan yang lainnya bingung, tapi mereka mematuhi Michael begitu melihat sikap Michael yang tidak bisa dibantah. Michael menatap kepala desa dan berkata, "Kepala Desa, kenapa reaksimu seperti itu? Siapa orang yang ada di dalam peti mati sehingga membuatmu begitu waspada?""Pahlawan Muda, jangan main-main denganku! Jika kamu dan anggota kelompokmu bukan salah satu dari mereka, bagaimana kamu bisa tahu ada orang hidup di dalam peti mati itu? Aku tidak percaya denganmu. Pasti kamu anggota kelompok mereka! Tangkap mereka," kepala desa segera memberikan perintah pada warga desa. Tanpa buang waktu, mereka segera menerjang Michael dan yang lainnya.Situasi m
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua